Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengikat menambah kohesivitas serbuk sehingga memberikan ikatan untuk membentuk granul yang
dibawah proses pengempaan untuk membentuk suatu massa kohesif tablet

2. Bahan Penghancur (Disintegrant)

Disintegran bekerja dengan menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah
menjadi bagian-bagian kecil.

Bahan Pengisi (Filler)

Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet, yang berfungsi untuk meningkatkan
atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa campuran sehingga dapat dikompresi/dicetak.
Selain itu, bahan pengisi pada kapsul berfungsi untuk mengisi kapsul yang digunakan. Bahan pengisi juga
berfungsi untuk menetapkan berat sediaan yang akan diproduksi, dan memperbaiki laju alir massa
sehingga mudah dikempa.

Pemilihan bahan pengisi harus mempertimbangkan syarat-syarat eksipien yang meliputi inert, stabil
secara fisik dan kimia, bebas dari mikroba perusak dan pathogen, mendukngbioavailabilitas, tersedia
dalam perdagangan dan harga relatif murah.

Bahan Pengikat (Binder)

Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet yang memberikan
gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang
kompak dan kuat setelah pencetakan. Bahan pengikat tidak boleh menghalangi disintegrasi tablet
maupun pelepasan zat aktif untuk diabsorbsi. Bahan ini dapat ditambahkan dalam bentuk kering, pasta
(mucilago), cairan atau larutan.

Penggunaan binder dalam jumlah yang tidak sesuai akan mengakibatkan berbagai permasalahan, jika
jumlahnya kurang dalam tablet akan menyebabkan capping, lamination, sticking, picking dan filming.
Namun bila penggunaannya berlebihan dapat meningkatkan kekerasan tablet yang mengakibatkan
tablet sukar hancur.

Ada beberapa mekanisme aksi disintegran, yaitu:


Swelling: Masuknya air ke dalam tablet menyebabkan disintegrant mengembang dan tekanan diseluruh
bagian tablet mengakibatkan ikatan partikel dalam tablet akan pecah. Sejumlah disintegrant akan
mengembang hingga derajat tertentu, tetapi swelling atau mengembang bukanlah menkanisme tunggal
dari sebuah disintegrant.

Heat of Wetting: disintegran bila terbasahi air atau kelembaban menimbulkan panas akibat reaksi. Panas
menyebabkan udara yang terperangkap dalam tablet bergerak memperbesar volume yang
menimbulkan desakan berupa tekanan pada granul sehingga tablet menjadi pecah/hancur.

Deformation Recovery: Partikel disintegrant akan berubah bentuk saat dikempa menjadi tablet. Pada
saat ada kelembapan, partikel disintegrant akan kembali ke bentuk semula, sehingga akan merubah
bentuk (deformasi) dari tablet, sehingga tablet pecah.

Repulsion Theory: masuknya air secara kapiler ke dalam tablet menyebabkan rusaknya ikatan hydrogen
sehingga ikatan adhesif berkurang diikuti dengan bertambahnya sifat kohesif intrapartikel. Keadaan ini
menyebabkan partikel-partikel tang berlainan saling tolak menolak dan tablet menjadi hancur.

Water Wicking: masuknya air ke dalam tablet diikuti dengan pembentukan lorong-lorong seperti rajutan
atau anyaman di dalam tablet. Air yang terus bergerak membentuk lorong yang lebih besar sehingga
dinding lorong tersebut terkikis. Keadaan ini menyebabkan tablet menjadi rapuh dan hancur.

Baca : Hal Penting yang Harus Diperhatikan untuk Obat Berbentuk Emulsi

Bahan Pelincir (Lubrikan)

Suatu pelincir diharapkan dapat mengurnagi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die pada saat
tablet akan ditekan ke luar. Mekanisme pelincir ada 2 jenis, yaitu:

Pelincir dengan cairan, karena adanya dua permukaan tampak terpisah menjadi lapisan yang dibatasi
oleh cairan yang merupakan fase kontinu (cairan lubrikan).

Pelincir dengan pelapisan, dihasilkan oleh sifat menempel pada gugus polar molekul dengan karbon
rantai panjang pada permukaan logam dinding dies.

Pemberian lubrikan harus sesuai jumlahnya. Kekurangan lubrikan yang relatif banyak dapat
menyebabkan tablet mengalami goresan pada tepinya, sehingga kurang halus dan dapat menyebabkan
fraktur/pecah pada bagian atas. Kelebihan lubrikan dapat menyebabkan tablet pecah berkeping-keping
saat dikeluarkan.
Antilekat (Anti-adherent)

Antilekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul pada permukaan punch
atau dinding die. Antilekat yang efisien untuk permukaan punch namun tidak larut air adalah DL-leusin.

Bahan Pelicin (Glidant)

Pelicin bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan di antara
partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi adhesivitas, sehingga mengurangi gesekan antar
partikulat dari sistem secara menyeluruh. Seperti lubrikan, glidan diperlukan pada permukaan partikel
sehingga harus dalam keadaan halus dan secara tepat dimasukkan ke dalam cmapuran massa tablet.

Penggunaan glidan yang terlalu sedikit akan mengakibatkan sticking, yang ditunjukkan oleh permukaan
tablet menjadi lembab. Tahap awal dari sticking biasanya adalah filming pada permukaan punch. Kondisi
yang lebih parah dari sticking yaitu picking, terjadi ketika bagian permukaan tablet terangkat atau keluar
dan menempel pada permukaan punch.

Contoh eksipien menurut fungsinya antara lain:

Pengisi : laktosa

Keuntungan :Laktosa merupakan eksipien yang baik sekali digunakan dalam tablet yang mengandung zat
aktif konsentrasi kecil karena mudah melakukan pencampuran yang homogen. Harga laktosa lebih
murah dari pada bahan pengisi lainnya (Siregar, 2010). Umumnya formulasi memakai laktosa
menunjukkan laju pelepasan obat yang baik, granulnya cepat kering, dan waktu hancurnya tidak terlalu
peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet. Laktosa menghasilkan kompresibilitas yang baik, tidak
berbau dan bersifat inert (Lachman, 1994).

Kerugian :laktosa tidak dapat bergabung (inkompatibel) dengan asam askorbat, salisilamida,
pirilaminmaleat, dan fenil efrin hidroklorida (Siregar, 2010). Laktosa adalah bahan yang bersifat
kompresibel, sifat alirnya kurang baik, dapat menyerap kelembapan dari udara sehingga kemungkinan
dapat berpengaruh pada sifat fisik tablet (Sulaiman, 2007). Laktosa dapat berubah warna dengan adanya
basa amin dan Mg-stearat (Lachman, 1994).

2. Pengikat : PVP (PolivinilPirolidon)

Keuntungan :Sebagai perekat yang baik dalam larutan air atau alkohol, mempunyai kemampuan sebagai
pengikat kering (Banker and Anderson, 1986). Berdasarkan penelitian Muktamar (2007), PVP bagus
untuk proses penggranulan, hasil granul lebih cepat kering, memiliki sifat alir yang baik, sudut diam
minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompatibilitasnya lebih baik sehingga dapat
menghasilkan tablet yang lebih bagus. PVP dapat membentuk ikatan kompleks dengan bebagai molekul
obat sehingga banyak obat-obat yang kelarutannya meningkat dengan adanya PVP, dimana ikatan PVP
lebih lemah sehingga lebih mudah melepaskan obatnya. Tidak mengeras selama penyimpanan
(Lachman, 1994).

Baca : Mengenal Penemu Vaksin Polio, Jonas Edward Salk

Kerugian :jika menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan isopropanol anhidrat
karena meninggalkan bau pada granul. PVP sifatnya higroskopis sehingga dapat mengakibatkan tablet
menjadi basah (Lachman, 1994).

3. Lubrikan : Magnesium stearat

Keuntungan: Menurut penelitian Deniar (2010), magnesium stearate memiliki keuntunganya itu tidak
higroskopis.

Kerugian :Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat (yang
mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau halus akan terselimuti olehl
ubrikan). Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminatin
(Lachman, 1994). Sifat hidrofobik dari magnesium stearat akan menghalangi proses pecahnya tablet
sehingga obat akan sulit terdispersi dalam medium air (Deniar, 2010)

4. Glidan : Talk
Kelebihan : dapat memperbaiki daya aliran bahan yang akan ditabletisasi, mengurangi penyimpangan
massa, meningkatkan ketepatan ukuran tabet dan dapat mengurangi keterikatan antar partikel pada
saat di cetak sehingga dapat memberikan sifat alir yang baik.

kekurangan : tidak dapat dicampurkan dengan komponen ammonium kuartener, dapat menurunkan
disintegrasi dan disolusi tablet

5. Desintegran :amylum

kelebihan : sebagai bahan penghancur karena granulnya mampu mengembang apabila kontak dengan
air dan amilosa, aksi kapiler yang lebih dominan dari pengembangan, dan juga dapat menghasilkan gaya
tolak antar partikel antara konstituen tablet apabila kontak dengan air dan bagian hidrofilik dari amilum

Kerugian :Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan
adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada
suhu 70 °C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum (Siswandono, 1988). Penggunaan
amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena
kompresibilitasnya sangat jelek. Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet
terdisintegrasi dengan cepat (Lachman, 1994)Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi
tinggi menunjukkan tablet yang rapuh dan sukar dikeringkan. Amilum yang tidak dimodifikasi tidak
mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya
capping pada tablet jika digunakan dalam jumlah besar. Amilum harus dalam keadaan kering, jika
fungsinya sebagai penghancur. Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang
(Banker and Anderson, 1994).

6. Absorben : aerosil

Keuntungan :Terdispersi tinggi, memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan terbukti sangat
menguntungkan sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama
lainnya sehingga mengurangi gesekan antar partikel. Selain itu aerosol mampu mengikat lembab,
melalui gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya) dan sebagai serbuk masih mampu
mempertahankan daya alirnya yang baik (Voigt, 1984). Penambahan aerosol pada tablet akan
menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat (Lachman,1994).

Baca : Prinsip Bacterial Endotoxin Test (BET) Untuk Mendeteksi Pirogen dalam Produk Farmasi

Kerugian :Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosol bersifat voluminous
dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama (Parrott,
1971).

7. Pengawet : metil benzoate

Keuntungan: Metil paraben lebih sering digunakan karena zat ini mudah larut dalam air sehingga mudah
menyatu dengan bahan-bahan lain ketika dalam pembuatannya, Mencegah pertumbuhan bakteria dan
menghindari produk kosmetik daripada berkulat

Kerugian : Sabun cepat terhakis apabila direndam atau terdedah pada udara, Bertindak balas dengan UV
B hingga boleh mengakibatkan peningkatan kerosakan DNA dan penuaan kulit jika digunakan secara
berlebihan

8. Antioksidan : asam askorbat

Keuntungan: mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler (Lachman, 1994).

Kerugian :Pengunaan avicel akan mempercepat oksidasi vitamin C. Metode dengan granulasi basah akan
menyebabkan waktu hancuryang tidak baik (Lachman, 1994).

Anda mungkin juga menyukai