Anda di halaman 1dari 9

EPIDEMIOLOGI

MERS CO-
CO-V
DEFINISI
Coronavirus adalah famili besar virus yang menyebab-
kan sejumlah penyakit pada manusia, dari flu hingga
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Middle-East
respiratory syndrom coronavirus adalah penyakit yang
disebabkan oleh salah satu strain coronavirus. Penyakit
ini diidentifikasi pertama kali di Saudi Arabia pada
tahun 2012.
PENULARAN
Rangkaian genetik MERS-CoV pada manusia dan unta di
Mesir, Oman, Qatar dan Saudi Arabia menunjukkan
hubungan erat antara virus yang ditemukan di unta dan
manusia di area geografi yang sama. Hasil penyelidikan di
Qatar menunjukkan bahwa orang yang bekerja dekat
dengan unta mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena
MERS-CoV.
Pola penyakit saat ini menunjukkan adanya paparan ulang
virus dari unta ke manusia yang mengakibatkan adanya
penularan antar manusia, walaupun bukan merupakan
transmisi yang menetap. Oleh karena itu, penemuan rute
transmisi, langsung ataupun tak langsung, antara unta ke
manusia, merupakan hal penting untuk menghentikan
transmisi virus.
PENULARAN
Wabah MERS-CoV pertama kali terjadi pada tahun 2012 di
Saudi Arabia. Wabah tersebut terus berlanjut hingga saat ini.
Sebagai contoh wabah yang terjadi pada bulan Oktober –
Desember 2014. Pada kurun waktu 12 – 16 Oktober 2014,
International Health Regulation (IHR) Saudi Arabia
melaporkan 5 kasus MERS-CoV termasuk 2 kasus yang
meninggal. Tiga dari lima kasus tersebut tidak mempunyai
riwayat kontak dengan unta, meminum susu unta mentah
ataupun berpergian ke daerah peternakan unta selama 14
hari sebelum sakit. Pada tanggal 18 – 26 Oktober 2014, IHR
Saudi Arabia kembali melaporkan adanya 12 kasus MERS-
CoV termasuk lima kasus yang meninggal. Pada kurun waktu
28 – 30 Oktober 2014, IHR Saudi Arabia kembali melaporkan
adanya 12 kasus dengan 3 kasus meninggal. Hingga 30
Oktober 2014, tercatat 933 kasus yang secara laboratorium
dikonfirmasi sebagai MERS-CoV dan 339 diantaranya
meninggal.
PENCEGAHAN
Berdasarkan informasi saat ini dan ketersediaan
informasi, WHO mendorong semua negara anggota
untuk melanjutkan surveilans infeksi pernafasan
akut dan melakukan review secara hati-hati untuk
tiap pola yang tidak biasa. Langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian infeksi sangat
penting untuk mencegah kemungkinan penyebaran
MERS-CoV di fasilitas kesehatan. Bukan hal yang
selalu mungkin untuk secara dini mengidentifikasi
pasien dengan MERS-CoV, karena seperti infeksi
pernafasan lainnya, gejala awal MERS-CoV tidak
spesifik.
PENCEGAHAN
Oleh karena itu, petugas kesehatan harus selalu
menerapkan kewaspadaan standar yang konsisten
terhadap semua pasien, terlepas dari diagnosis
mereka. Tindakan pencegahan droplet harus
ditambahkan ke kewaspadaan standar saat
memberikan pelayanan kepada pasien dengan gejala
infeksi pernafasan akut; tindakan pencegahan
kontak dan perlindungan mata saat merawat kasus
atau tersangka MERS-CoV; kewaspadaan penularan
melalui udara harus diterapkan pada saat
melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol.
PENCEGAHAN
Hingga diperoleh pengetahuan lebih mengenai MERS-
CoV, orang dengan diabetes, gagal ginjal, penyakit paru
kronis dan kelainan kekebalan; merupakan orang
dengan risiko tinggi untuk terkena MERS-CoV. Oleh
karena itu, orang-orang tersebut dilarang kontak yang
dekat dengan binatang, khususnya unta, pada saat
mengunjungi peternakan, pasar atau pertanian; di
mana diketahui virus berpotensi untuk bersirkulasi.
Langkah-langkah kebersihan umum, seperti mencuci
tangan sebelum dan setelah menyentuh hewan serta
menghindari kontak dengan hewan sakit, harus
dipatuhi.
PENCEGAHAN
Praktik kebersihan makanan juga harus diamati. Hindari
munum susu unta mentah, minum air seni unta serta
makan daging unta yang tidak dimasak dengan benar.
WHO tidak menyarankan skrining khusus pada titik-titik
masuk yang berkaitan dengan MERS-CoV.
WHO hingga saat ini juga tidak menerapkan
pembatasan perjalanan ataupun pembatasan
perdagangan.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai