Disusun oleh:
LIYA MEGA KRISTANTI
14.401.17.052
4. Klasifikasi
Stadium Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingka Kriteria
t
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah stroma tidak >3mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh
limfe atau pembuluh darah.
Ib Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan
histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina
dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding
panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak
dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat
antara tumor dengan dinding panggul.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa
rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul
ketempat yang jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah
keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.
[ CITATION Ami16 \l 1057 ]
5. Patofisiologi Kanker Serviks
Penyebab langsung Karsinoma Uterus belum diketahui. Factor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks uteri
adalah smegma, infeksi virus human papilloma virus (HPV), dan
spermatozoa. Karsinoma Serviks Uteri timbul disambungan
skoamokolumner serviks. Factor resiko yang berhubungan dengan
karsinoma serviks ialah prilaku seksual berupa mitra seks multiple, paritas,
nutrisi, rokok, dan lain-lain [ CITATION Has17 \l 1033 ].
Factor-faktor resiko kejadian kanker serviks adalah pasangan sekual
lebih dari 1 oarang, riwayat peralinan usia dini, pemanjangan terhadap
human papilloma virus (HPV), infeksi HIV, merokok, dan pemanjanan
terhadap dietilstilbestrol (DES) in utero [ CITATION Has17 \l 1033 ].
Proses perkembangan Ca Serviks lambat, diawali dengan adanya
displasia yang perlahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila
ada aktifitas regresi epitel yang meningkat, trauma mekanik dengan
kimiawi, infeksi viru dan bakteri, dan gangguan keseimbangan hormone
dalam 7-10 tahun. Perkembangan tersebut menjadi bentuk invasive,
karsinoma in situ yang diawali dengan fase statis. Dari bentuk pre invasife,
karsinoma berulang menjadi bentuk invasife pada struma serviks dengan
adanya proses keganasan. Perluaan lesi ini menimbulkan luka,
perkembangan yang eksotik dan dapat berinfiltrasi kekanalis servikalis, lesi
meluas ke fronik jaringan pada serviks parametria dan akhirnya dapat
menginvasi ke rektum dan vesika urinaria. Karsinoma serviks dapat meluas
kesegmen bawah, uterus, dan cavum uteri. Penyebaran ini ditentukan oleh
stadium dan ukuran tumor, jenis histologik dan ada atau tidaknya invasi ke
pembuluh darah, hipertensi, anemia dan adanya demam. Penyebaran dapat
pula melalui metastase limfatik dan hematogen. Secara hematogen tempat
penyebaran ke paru-paru, kelenjar getah bening, mediastinum atau
supraclavikula, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak [ CITATION Has17 \l
1033 ].
Pathway
Ca serviks
psikologis Pengobata
Penekanan Infeksi n Perdarahan
Kurang pervagina
urinaria Keputihan radiasi
berlebih hipovolemia
Hidroureter Nyeri
Cemas
hidronefrosis Depresi Mulut
Perdarahan sum-sum stoma Resti
pada saat tulang titis terjadiny
Statis urin berhubungan a syok
suami istri hipovole
HB turun mik
Penuruna
n nafsu
makan
Resti Anemia
Gangguan kerusakan
pola seksual integritas Kelemahan,
kulit Sel- sel kurang
oksigen keletihan
6. Komplikasi
Komplikasi kanker serviks dapat terjadi karena adanya efek
samping pengobatan atau hasil dari kanker serviks stadium lanjut
(NHL Wales, 2013).
1. Menopause dini
2. Penyempitan vagina
3. Nyeri
4. Gagal ginjal
5. Perdarahan
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut [CITATION Ded15 \l 1057 ], didapatkan pemeriksaan
penunjang sebagai berikut:
Kanker serviks merupakan alah satu kanker yang dapat
disembuhkan bila terdeteksi pada tahap awal. Dengan demikian,
deteksi dini kanker serviks sangat diperlukan. Ada beberapa tes yang
dapat dilakukan untuk pada deteksi dini kanker serviks, yaitu sebagai
berikut:
a. Pap smear
Tes papanicolou smear atau diebut tes pap smear merupakan
pemeriksaan sitology untuk sel diarea serviks. Sampel sel-sel
diambil dari serviks wanita untuk memeriksa tanda-tanda
perubahan pada sel. Tes pap dapat mendeteksi dysplasia serviks
atau kanker serviks.
b. Tes IVA
Tes IVA (inpeksi visual dengan asam asetat) adalah
pemeriksaan skrining alternative pap smear karena biaya murah,
praktis, sangat mudah untuk dilakukan dengan peralatan
sederhana dan murah, dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
selain dokter ginekologi.
Tes IVA merupakan salahsatu deteksi dini kanker serviks
dengan menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan
dilihat dengan pengamatan langsung. Serviks (epitel) abnormal
jika diolesi dengan asam asetat 3-5% akan berwarna putih (epitel
putih).
c. Biopsi serviks
Sebuah penyedia layanan kesehatan mengambil sampel
jaringan, atau biopsy, dari serviks untuk memeriksa kanker serviks
atau kondii lainnya. Biopsy serviks sering dilakukan selama
kolpuskopi.
d. Kolpuskopi
Sebuah tes tindak lanjut untuk tes pap abnormal. Serviks dilihat
dengan kaca pembesar, yang dikenal sebagai kolpuskopi, dan dapat
mengambul biopi dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.
e. CT Scanner
CT scanner membutuhkan beberapa sinar X, dan computer
menciptakan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya dalam
perut dan panggul. CT scan sering digunakan untuk menentukan
apakah kanker serviks telah menyebar dan jika demikian seberapa
jauh.
f. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebuah scanner MRI menggunakan magnet bertenaga tinggi
dan computer untuk membuat gambar resolusi tinggi dari serviks
dan struktu lainnya dalam perut dan panggul. Seperti CT scan, MRI
dapat dilakukan untuk mencari penyebaran kanker serviks.
g. Tes DNA HPV
Sel erviks dapat diuji untuk kehadiran DNA dari human
papilloma virus (HPV) melalui tes ini. Tes ini dapat
mengidentifikasi apakah tipe HPV yang dapat menyebabkan
kanker serviks yang hadir.
8. Penatalaksanaan
Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosis telah
dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang
matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan
pengamatan lanjutan (tim kanker / tim onkologi). Pemilihan
pengobatan kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana
penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah daerah biasanya tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut, tertama jika daerah yang
abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaanbiopsi.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan),
kauterisasi (pembakaran, juga disebut diametri), pembedahan laser
untuk menghancurkan sel – sel yang abnormal tanpa melukai jaringan
yang sehat disekitarya dan LEEP (Loop Electrosurgical Excision
Prosedur ) atau konisasi[ CITATION Ami16 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA
Winarni, K. &. (2011). Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA di
wilayah kerja puskesmas Ngoresan Surakarta Gaster, Vol.8.