Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN KELAINAN MATA LUAR
DiajukanSebagai

Tugas Mata Kuliah KMB II

Di Susun Oleh:

1. Arinda Dwi Apriliani (18.003)


2. Diana Elfira (18.006)
3. Oby Iwan Susilo (18.025)
4. Nur Azizah (18.041)

AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang
kami harapkan.

Makalah “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kelainan Mata Luar”


merupakan bahasan yang akan kami uraikan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah KMB II, yang menjadi pembelajaran bagi kami agar bertambahnya
wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada kesehatan manusia.

Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan
prestasi belajar para mahasiswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Kami mohon
maaf bila ada kesalahan, olah karena itu saran yang baik sangat kami harapkan bagi para
mahasiswa guna meningkatkan kualitas makalah selanjutnya.

Mojokerto, 17 Maret 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1          Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 JENIS KELAINAN KELOPAK MATA............................................................................5
2.2     KONSEP DASAR PENYAKIT............................................................................................7
2.3     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................13
BAB III...............................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................17
3.2 Saran.........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang


Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga
memunculkan masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah
satunya adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini
karena mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak
ditangani dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini seperti
Blefaritis salah satunya. Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu pencitraan dirinya.
Disinilah peran tenaga medis sangat dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki
tingkat kesehatan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.1 Apa Definisi Blefaritis?
1.2 Jelaskan Faktor faktor yang menjadi penyebab blefaritis?
1.3 Jelaskan Tanda dan gejala dari penyakit blefaritis?
1.4 Jelaskan klasifikasi dari blefaritis?
1.5 Jelaskan Faktor Faktor pencetus dari blefaritis?

1.3       Tujuan Penulisan


1.1 Dapat mengetahui pengertian blefaritis
1.2 Mampu menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis
1.3 Dapat menyebutkan bagaimana tanda dan gejala dari  penyakit blefaritis
1.4 Mengetahui tentang klasifikasi dari blefaritis
1.5 Mampu menyebutkan faktor pencetus dari penyakit blefaritis

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 JENIS KELAINAN KELOPAK MATA

1. Hordeolum
Merupakan infeksi akut dan supuratif pada tepi kelopak mata yang mengenai kelenjar
meibom biasanya akut oleh kuman staphylococcus. Bila mengenai kelenjar meibom disebut
hordeolum internum.
Ada 2 macam :
a. Hordeolum Internum (meibom)
Adalah suatu abses yang disebabkan infeksi kuman staphylacococcus akut dari kelenjar
meibom.
b. Hordeolum Externum (zeis, mol)
Adalah suatu abses akut dari folikel rambut dan berhubungan dengan kelenjar zeiss dan moll.
Bengkak dan merah pada margo palpebra diikuti perubahan warna kekuningan.
Gejala :
-     Bengkak
-     Mengganjal
-     Merah
-     Ptosis
Penatalaksanaan :
- Tanpa pengobatan bisa sembuh spontan atau abses pecah sendiri
- Kompres hangat bila sudah tambah fluktasi dan bintik kuning
- Insisi dan kuretase dibutuhkan bila infeksi telah mereda tetep terhadap nodul

2. Kalazion
Peradangan kronik lipogranulomatosa kelenjar meibom yang berakibat terjadinya
sumbatan duktus. Bisa dijumpai beberapa buah pada waktu yang sama. Cenderung
berulang teruama pada penderita dermatitis seboroik.
Gejala :
- Benjolan kelopak mata

5
- Proses lambat, tidak nyata
- Setelah beberapa minggu tampak benjolan sebesar kacang dan keras
Penatalaksanaan :
- Jika bnjolan kecil : kompres hangat + massage + salep
- Jika benjolan sedang : injeksi triamnosolon asetat
- Jika benjolan besar : operasi mel konjungtiva engan insisi vertikal dan kuretase
(anestesi topikal)
 
3. Blefaritis
Infeksi kronik pada pinggir kelopak mata. Onset dapat akut, sembuh spontan dalam 2-4
minggu (dengan hygiene yang baik) tapi lebih sering berlangsung dalam waktu lama.
Ada 2 macam :
a.       Skuamosa → disebabkan oleh ketombe dan sering menempel pada bulu mata.
b.      Ulseratif (Staphylococ) → merusak pangkal bulu mata. Terjadi ulkus dan berdarah
Gejala :
- Iritasi
- Rasa panas
- Gatal.
Penatalaksanaan :
- Margo palpebra dibersihkan dari krusta
- Epilasi bila perlu
- Anti biotik yang sesuai, topikal dan sistemik

4. Meibomitis
Peradangan  kronik kelenjar meibom.
Gejala : mata merah, iritasi, sekret sedikit tapi terus-menerus, pinggir margo merah,
konjungtiva berbusa.
Perawatannya sama ditambah dengan antibiotik.

5. Abses palpebra
Nanah yang luas dan perlu penanganan serius.
Komplikasi dari : Hordeolum, Bleparitis.

6
6. Herpes zoster oftalmik
Etiologi : Ulnes Herpes Zoster
Gangguan :
-     Panas pada kelopak mata
-     Odema
-     krusta
- Nyeri hebat
Perawatan : Dibersihkan dengan NaCl ditambah diisi dengan salep asiklopir.
Kelainan Posisi Kelainan Kelopak Mata
1.   Entropion
      Margo palpebra mengarah ke dalam bola mata.
2.   Ektropion
      Margo palpebra mengarah ke luar.
3.   Ptosis
      Jatuhnya palpebra superior dalam keadaan mata terbuka.

2.2     KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Definisi
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan
tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata,
biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak
bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan
minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang
disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan
kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta,
pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif,
dan blefaritis angularis.

7
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat
lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.Biasanya
blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian
diberikan antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis,
keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.
Ada 2 macam blefaritis :
1. Blefaritis anterior :
mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata).
Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik. Blefaritis stafilokok dapat
disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau
Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik
(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pitvrosporum ovale.
2. Blefaritis posterior :
mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang
bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak. Dua
penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe
pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Blefaritis Ulseratif
Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).
2. Blefaritis Non-Ulseratif
Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.
Secara umum :
a. Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom.
Contoh : Debu, asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.
b. Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok,
psedomonas, demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale.
c. Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.
d. Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).

8
C. Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun
atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim.
Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan
kelainan fungsi kelenjar meibom.

D. Klasifikasi
1. Blefaritis Superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan
yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum
pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun
maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar
Meibom (Meibormianitis).

2. Blefaritis Sereboik
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.
Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari
kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10
menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat
timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan
madarosis.

3. Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada
pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan
peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering
terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik
seboroik.

4. Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang

9
bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu
mata.

5. Blefaritis Angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut
kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus
eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum
lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus.

6. Meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda
peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres
hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.

E.    Gambaran klinik


Gejala :
1. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan
keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
2. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan
kelopak mata terasa gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan
kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk
keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa
terjadi pendarahan.
4. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar
dibuka.
Tanda :
1. Skuama pada tepi kelopak
2. Jumlah bulu mata berkurang
3. Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
4. Sekresi Meibom keruh
5. Infeksi pada tepi kelopak
6. Abnormalitas film air mata.

10
F. Pemeriksaan Penunjang
           Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:
a.       Uji Laboratorium
b.      Radiografi
-         Fluorescein Angiografi
-         Computed Tomografi
-         Pemeriksaan dengan slit lamp
                                                                                           
G.    Pengobatan
            Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis
blefaritis adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat
dianjurkan untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam
penyembuhan blefaritis, karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga
kelopak mata tetap bersih. Kompres dengan air hangat untuk mengurangi kerak. Bila belum
terjadi komplikasi bahan pembersih seperti campuran air dan shampo bayi atau dengan
menggunakan produk pembersih kelopak mata dapat pula  dipergunakan. Untuk kasus yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik dapat dipergunakan sedangkan untuk membasmi
bakteri terkadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythroicyn atau sulfacetamide) atau
antibiotik per oral (misalnya tetracycline).
            Jika terdapat dermatitis seboroik maka harus diobati terlebih dahulu. Jika terdapat
kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan dengan jeli petroleum pada dasar bulu mata. Jika
kelenjar kelopak mata tersumbat, maka perlu dilakukan pemijitan pada kelopak mata untuk
mengeluarkan sisa yang mengumpul sehingga bisa menghambat aliran kelenjar kelopak mata.
Cairan air mata buatan atau minyak pelembut disarankan pada beberapa kasus. Jika pasien
menggunakan lensa kontak, sebaiknya disarankan untuk menghentikan pemakaiannya
terlebih dahulu selama proses pengobatan. Blefaritis tidak dapat disembuhkan secara
sempurna meski pengobatan telah berhasil, kemungkinan kembali terserang penyakit ini
sangat mungkin terjadi.

H. Komplikasi

11
             Komplikasi yang berat karena lefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering
terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankan untuk
sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis
hilang.

1. Syndrome mata kering


Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome mata kering
(keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata
yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air
dan menjadi meradang. Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis,
dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas air
mata yang kurang baik.
Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada yang mengganjal di dalam
mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala tersebut dapat dihilangkan dengan
menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan
air mata.

2. Konjungtivitis
Adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak mata. Kondisi
ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak kasus konjungtivitis akan hilang
setelah dua atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata
disarankan untuk mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang. Akan tetapi,
pada beberapa kasus masih didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes tidak lebih cepat
memperbaiki kondisi dibanding dengan menunggu sampai kondisi itu kembali lagi tanpa
pengobatan apapun.

3. Kista meibom
Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu
kelenjar meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit,
kecuali jika disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres
hangat untuk kista bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang
dengan sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana dengan
anastesi lokal. 

12
4. Bintil pada kelopak mata
Bintil pada  kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar kelopak
mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata ( yang berlokasi di dasar
bulu mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah sekitar
bintil. Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.

2.3     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a)       Data Subjektif
-        Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal
-        Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata
-        Lakrimasi (mata selalu berair)
-        Sensitif terhadap cahaya (fotopobia)
-        Kejang kelopak mata (blepharospasme)
-        Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri
-        Penderita merasa ada sesuatu di matanya
-        Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu
mata rotok dan tidak terganti)
-        Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun

b)      Data objektif


-        Kemerahan
-        Edema kelopak mata
-        Pengeluaran pus
-        Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

B. Diangnosa dan intervensi keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan iritasi,peningkatan secret dan


fotobia sekunder akibat peradangan di margo palpebra.

13
Hasil yang di harapkan,klien akan:

- Mengalami perbaikan keluhan


- Menjelaskan tanda-tanda perbaikan keluhan

Intervensi:

- Kompres tepi kelopak mata 3x sehari atau sesuai kebutuhan,sambil menekan-nekan


kelenjar untuk mengeluarkan isinya.Rasionalnya:kompres membersihkan tepi kelopak
mata dari krusta skuama.

- Olesi kelopak mata yang sudah dibersihkan dengan obat salep mata,menggunakan
aplikator kapas (yang meliputi antibiotika antistafilokok,sulfonamide,AgNO 1%-2%
untuk blefaritis ulseratif, kortikostiroid untuk penanganan).

2. Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang berhubungan


dengan keterbatasan informasi.

hasil yang di harapkan:

- Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keadaan umum,penggunaan obat-obatan.

Intervensi:

- Tekankan dan beritahu klien tentang pentingnya perbaikan keadaan umum,meliputi


kebersihan perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.rasional:blefaritis dapat
timbul karena penurunan status kesehatan dan malnutrisi.
- Anjurkan klien untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu
lama.rasionalnya:akomodasi mata yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan pada
mata.
- Anjurkan klien untuk tidak merokok.rasionalnya:pemajanan asap pada mata akan
memperhebat iritasi pada mata.

14
- Beritahu klien bahwa pengobatan harus dilakukan secara teratur dan
tuntas.rasionalnya:pengobatan yang tidak memadai akan membuat blefaritis dari
kedua tipe bercampur dan menjadi menahun serta menimbulkan berbagai macam
komplikasi dan kerusakan kornea kerena timbulnya trikiasis.

- Beritahu klien yang menderita blefaritis seboreik bahwa kulit kepala,alis mata dan
telinga juga harus selalu dibersihkan dengan shampoo obat.rasionalnya:menjamin
pengobatan tuntas.

3. Ansietas yang berhubungan dengan perjalanan penyakit

Tujuan:

- Klien tidak cemas lagi dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya.

intervensi:

- kaji tingkat ansietas,pengalaman dan pengetahuan klien tentang kondisi saat


ini.rasional:ansietas,pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi klien
terhadap penyakit,penerimaan klien dan upaya klien untuk mengontrol penyakit.
- Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang penyakitnya dan beritahu bahwa
pengawasan dan pengontrolan dapat mencegah gangguan penglihatan
tambahan.rasional:mengurangi ansietas dan memberikan dasar fakta untuk menerima
informasi tentang pengobatan.
- Dorong klien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan
perasaannya.rasional:memberi kesempatan menerima situasi nyata,mengklarifikasi
salah konsepsi dan pemecahan masalah.

C. Evaluasi
1. Untuk diagnosa pertama :
- Evaluasi              Tujuan tercapai
-                                   Iritasi berkurang, sekret menurun
-                        Nyeri berkurang sampai hilang
-                        Bulu mata tidak lengket

15
2. Untuk diagnosa kedua :
- Evaluasi              Tujuan tercapai
-                                   Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya
-                                   Gatal berkurang sampai hilang
-                                   Bulu mata tidak lengket

3. Untuk diagnosa ketiga :


- Evaluasi              Tujuan tercapai
-                                  Mendemonstrasikan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas
dalam cara yang aman
-                                Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan yang
dibutuhkan
-                                   Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang
harus dilakukan untuk meningkatkan keadaan umum,
penggunaan obat – obatan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan kelopak mata
yang berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan virus atau juga karena gangguan
aliran kelenjar meibom pada kelopak mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair
dan nyeri, serta rontoknya bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan,
karena prinsip utama pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk
membantu mempercepat penyembuhan biasanya diberikan theraphy khusus sesuai dengan
penyebab dari blefaritis tersebut.

3.2 Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa bisa mempelajari terapan ilmu
keperawatan khususnya pada system persepsi sensori mengenai penyakit Blefaritis.
Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami
mengenai penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita dapat
lebih menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat terhindar dari
penyakit mata.

17
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.

Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC;
Jakarta.

Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya.

18

Anda mungkin juga menyukai