D. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator kemampuan dan kualitas sumber
daya (alam dan manusia) suatu negara pada periode tertentu. Sebab, besarnya pendapatan
nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam perekonomian, antara lain :
1. Besarnya Pendapatan Nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien
sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja,barang modal,uang,dan
kemampuan wirausahawan). (Lela, 2012 : 19)
2. Besarnya pendapatan nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan
tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati tentang tingkat kemakmuran
adalah pendapatan perkapita. (Lela, 2012 : 19)
3. Besarnya pendapatan Nasional merupakan gambaran awal tentang masalah masalah
struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagaian besar
pendapatan nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian
tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. (Lela, 2012 : 19)
E. Pengangguran
Dalam standard pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang
dimaksudkan dengan pengangguran adalah: seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan
kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak
dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Berdasarkan kepada definisi ini, seperti telah
dikatakan, ibu-ibu rumah tangga, para mahasiswa, dan anak-anak orang kaya yang sudah dewasa
tetapi tidak bekerja, tidak digolongkan sebagai penganggur. Sebabnya adalah karena mereka
tidak secara aktif mencari pekerjaan. (Muchtolifah,2012 : 41)
Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara
langsung dan merupakan yang paling berat. Kebanyakan orang kehilangaan pekerjaan berarti
penurunan standar kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika
pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politis
sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan
lapangan kerja (Mankiw,2013 : 11)
F. Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang (Alam,2007 : 46). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. (Dwivedi,2001 : 286)
G. Model Ekonomi Makro
1. Permintaan agregat-Penawaran agregat
Model AD-AS (Aggregate Demand-Aggegat Supply) telah menjadi model
panduan standar untuk menjelaskan ekonomi makro (Healey,2002 : 12). Model ini
menunjukkan indeks harga dan indeks keluaran aktual di titik temu pada permintaan
agregat dan penawaran agregat. Kurva permintaan agregat yang melandai ke bawah
menandakan bahwa banyak keluaran yang diminta pada tingkat harga yang lebih rendah.
(Healey,2012 : 13)
Kurva melandai ke bawah ialah hasil yang terjadi karena tiga efek: Efek Pigou,
yang menyatakan bahwa ketika harga asli jatuh, kemakmuran asli naik, sehingga
mengakibatkan naiknya permintaan barang oleh konsumen; Efek Keynes, yang
menyatakan bahwa ketika harga turun maka permintaan uang akan turun dan akan
mengakibatkan turunnya suku bunga, pinjaman investasi dan konsumsi akan naik; dan
efek ekspor bersih, yang menyatakan bahwa ketika harga naik, barang domestik menjadi
lebih mahal apabila dilihat dari sisi komparatif dengan konsumen asing dan akibat dari
itu, ekspor menurun. (Heijdra, 2002 : 334-335)
2. Pasar Uang dan Pasar Barang
Model IS-LM (Investation Saving-Liquidity Money)memunculkan titik
ekuilibrium tentang suku bunga dan pengeluaran diberikan oleh ekulibrium di dalam
pasar barang dan uang (Mises,1912 : 154). Pasar barang diwakilkan oleh ekuilibrium
antara investasi dan tabungan (IS), dan pasar uang diwakilkan oleh penawaran uang dan
preferensi likuiditas (Howard,2002 : 386-387). Kurva IS termasuk oleh titik-titik di mana
investasi, berdasarkan suku bunga, setara dengan tabungan, berdasarkan keluaran.
(Howard,2002 : 387).
Kurva IS melandai ke bawah karena
keluaran dan suku bunga memiliki hubungan
berbanding terbalik di pasar barang: Apabila
keluaran meningkat maka akan lebih banyak
uang yang ditabung, yang artinya suku bunga
haruslah diturunkan untuk mendorong
investasi yang cukup sehingga sepantaran
dengan tabungan (Brian,2005 : 437). Kurva
LM melandai ke atas karena suku bunga dan
keluaran memiliki relasi positif di pasar uang.
Dengan meningkatknya keluaran, permintaan
untuk uang akan naik, dan suku bunga akan
turut naik. (Brian,2005 : 438)
Dalam contoh grafik IS/LM ini, kurva IS bergerak ke kanan, menyebabkan suku bunga
meningkat (i) dan ekspansi dari ekonomi "asli" (GDP asli, atau Y) (Brian,2005 : 438)
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, Olivier. 2011. Macroeconomics Updated (edisi ke-5th). Englewood Cliffs : Prentice
Hall
Chandra, Teddy & Priyono. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo : Zifatama Publisher
Dinar, M. & Hasan, M,. 2018. PENGANTAR EKONOMI : Teori dan Aplikasi. Makassar :
Pustaka Taman Ilmu
Dwivedi, D.N. 2001. Macroeconomics : Theory and Policy. New Delhi : Tata McGraw-Hill
Friedman, Milton. 1953. Essays in Positive Economics. London : University of Chicago Press
Healey, Nigel M. 2002. "AD-AS model". Dalam Snowdon, Brian & Vane, Howard. An
Encyclopedia of Macroeconomics. Northhampton Massachusetts : Edward Elgar
Publishing
Heijdra, B. J. 2002. Foundations of Modern Macroeconomics. Oxford : Oxford University Press
Mankiw, G., Quah, E. & Wilson, P. 2013. Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi Asia (Volume 2).
Jakarta : Salemba Empat
Mises, Ludwig Von . 1912. Theory of Money and Credit. New Haven : Yale University Press
Mishkin, Frederic S. 2004. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Boston :
Addison-Wesley
Muchtolifah. 2012. Ekonomi Makro. Surabaya : Unesa University Press
S., Alam. 2007. Ekonomi 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Snowdon, Brian. 2005. Modern Macroeconomics: Its Origins, Development And Current State.
Northhampton Massachusetts : Edward Elgar Publishing
Snowdon, Brian & Howard R. Vane (ed). 2002. An Encyclopedia of Macroeconomics.
Northhampton Massachusetts : Edward Elgar Publishing
Wati, N. Lela. 2012. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : STIE Muhammadiyah Jakarta