Anda di halaman 1dari 4

TERMODINAMIKA KIMIA

 Pengertian Termodinamika

Termodinamika kimia adalah kajian matematika tentang keterkaitan antara kalor


dan kerja dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisik dalam batas-batas
hukum-hukum termodinamika. Termodinamika kimia dapat dipahami sebagai terapan
metode matematika untuk mengkaji permasalahan kimia dan khususnya memiliki
perhatian pada kespontanan proses.

 Gas Tidak Ideal / Gas Nyata


 Pengertian
Gas nyata merupakan gas yang tidak mematuhi hukum seperti halnya gas
sempurna Pengamatan bahwa gas-gas nyata menyimpang dari hukum gas ideal
terutama sangat terlihat pada tekanan tinggi dan temperatur rendah (relatif mendekati
titik kondensasi gas).Gas nyata berbeda dari gas ideal karena terdapat interaksi di
antara molekul-molekulnya.
 Sifat Gas
a.volume molekul gas nyata tidak dapat diabaikan
b.Terdapat gaya tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan
diperbesar atau volum diperkecil
c.Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat kuat,
menyebabkan gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan ke dinding menjadi kecil,
lebih kecil daripada gas ideal.
d.memenuhi persamaan
P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT
P = tekanan absolut gas (atm)
V =volume spesifik gas (liter)
R = konstanta gas (0,082 L.atm/mol atau 8,314J/Kmol)
T =suhu /temperatur absolut gas (K)
n =jumlah mol gas
a,b =konstanta Van der Waals

Persamaan gas ideal yang diperoleh secara empiric dari hasil pengamatan boyle, Gay
Lussac, serta yang lainnya hanya sesuai untuk keadaaan gas pada temperature agak
tinggi dan tekanan rendah. Pada percobaan yang lebih seksama untuk meneliti
hubungan P-V suatu gas ditemukan,bahwa perilaku gas yang sebenarnya (gas nyata)
tidaklah sesuai dengan yang telah dibahas, tetapi terjadi penyimpangan dari keadaan
ideal , karena adanya gaya Tarik menarik antar molekul atau berinteraksi (terutama
pada tekanan tinggi) dan Volume molekul-molekulnya tidak dapat diabaikan begitu
saja.

Untuk menggambarkan penyimpangan secara jelas, dapat dinyatakan dengan


perbandingan volume molarnya (volume untuk 1 mol gas), Ṽ, terhadap volume molar

RT
gas ideal Ṽid = . Perbandingan ini disebut faktor kompresibilitas, biasa
P
dilambangkan dengan Z, yang dinyatakan sebagai berikut.

Ṽ PṼ PV
Z= = ,jika n=1 maka Z=
Ṽ id nRT RT

PV
Bila gas bersifat ideal PV=nRT/ =1, berarti Z=1 pada semua tekanan,namun
nRT
sesungguhnya setiap gas memiliki ciri sendiri.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan Z masing-masing gas untuk berbagai tekanan
yang menunjukan adanya penyimpangan terhadap keadaan ideal.

 Persamaan Rumus
I. Persamaan keadaan Van der Waals
Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum Charles, yakni hukum gas
ideal , disebut gas ideal. Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas
nyata, tidak secara ketat mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas
pada temperatur tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal. Semakin tinggi
tekanan gas, atau dengan kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin
besar deviasinya.
Paling tidak ada dua alasan yang menjelaskan hal ini. Peratama, definisi
temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil sehingga
bisa diabaikan. Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin sangat
kecil. Selain itu, ketika jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi
antarmolekul akan muncul.
Fisikawan Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923) mengusulkan
persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der
Waals atau persamaan van der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan
cara sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada P untuk mengkompensasi
interaksi antarmolekul; mengurangi dari suku V yang menjelaskan volume real
molekul gas. Sehingga didapat:
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT
Keterangan :

P = tekanan
V = volume
n = jumlah mol zat
Vm = V/n = volume molar, volume 1 mol gas atau cairan
T = temperatur (K)
R = tetapan gas ideal (8.314472 J/(mol·K))
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT (6.12)
a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan
disebut dengan tetapan van der Waals . Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan
bahwa perilaku gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini
juga berhbungan dengan kemudahan gas tersebut dicairkan.
II. Persamaan Virial
Persamaan Virial dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi tekanan atau sebagai
funsi volume, yaitu
B C D
pV =RT (1+ + + +…)
V V2 V3

B C D
pV =RT (1+ p+ P+ 3 p+ …)
RT RT 2
RT

Dimana B,C,D,....... adalah koefisien virial kedua, ketiga, keempat dan dapat
ditentukan dengan bantuan mekanika statistik, hasil percobaan atau persamaan van
der waals. Tentu saja semuanya mempunyai haraga yang berbeda beda.
III. Faktor Kompresi
Persamaan van der Waals dan persamaan-persamaan keadaan lain agak rumit.
Maka untuk menjaga agar persamaan keadaan tetap sederhana ( untuk menggambar
sifat gas nyata dan akhirnya menyamakan persamaan keadaan ini untuk gas ideal),
digunakan suatu faktor kompresi (Z). Persamaan keadaan menjadi :
pV = ZnRT
untuk gas ideal
pV
=Z=1
nRT

Dan untuk gas – gas nyata

pV
=Z=1
nRT

P0

Anda mungkin juga menyukai