NIM : 1816440003
DISCOVERY LEARNING
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa,
dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses
belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi.
Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana
siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan
agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk
memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi
bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan
pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir
(merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap
enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami
lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan
pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar
melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic,
seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia
sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan
sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin
matang seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara
sederhana teori perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak
menjelaskan sesuatu melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau kebelakang di papan
mainan untuk menyesuaikan beratnya dengan berat temannya bermain) ini fase enactive.
Kemudian pada fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada gambar atau bagan dan
akhirnya ia menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase
symbolic.
Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan
oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan tuas (pengungkit)
C. Dasar Teori
Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas
digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan kedua, dan
tuas golongan ketiga.
a. Tuas Golongan Pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara
beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting,
linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku.
b. Tuas Golongan Kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titik tumpu
dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda
satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.
c. Tuas Golongan Ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu
dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan
untuk memindahkan pasir.
D. Langkah Percobaan
1. Siapkan alat tulis dan lembar kerja yang diperlukan
2. Isilah tabel pengamatan dalam lembar kerja yang disediakan
E. Pengamatan
2 Pembuka Tutup
Botol
3
Penjepit
2. Pembahasan
Gunting memiliki titik tumpu di...................., merupakan contoh tuas
ke.................... Pembuka tutup botol memiliki titik beban di....................,
merupakan contoh tuas ke.................... Penjepit memiliki titik kuasa
di...................., merupakan contoh tuas ke....................
SOAL SOAL PESAWAT SEDERHANA
3. Manakah diantara pesawat berikut yang termasuk pesawat sederhana jenis kedua?
A. gunting kuku
B. gerobak pasir
C. gunting
D. lengan
4. Bila titik beban adalah B, titik kuasa adalah K dan titik tumpu adalah T, maka susunan
ketiga titik tersebut pada pengungkit jenis kedua adalah ...
A. B – K – T
B. T – B – K
C. K – T – B
D. T – K – B
5. Bila titik beban adalah B, titik kuasa adalah K dan titik tumpu adalah T, maka susunan
ketiga titik tersebut pada pengungkit jenis ketiga adalah ...
A. B – K – T
B. T – B – K
C. K – T – B
D. K – B – T
6. Bila perbandingan panjang lengan beban dan lengan kuasa adalah 1: 2, berapakah gaya
yang diperlukan untuk mengangkat beban seberat 100 N dengan menggunakan
pengungkit jenis
pertama?
A. 50 N
B. 100 N
C. 150 N
D. 200 N
9. Seorang anak mengambil seember air dengan berat 50 N. Bila anak tersebut
menggunakan sebuah katrol bebas (bergerak), berapakah gaya yang diperlukan anak
tersebut?
A. 10 N
B. 25 N
C. 50 N
D. 100 N
Bila berat beban yang hendak diangkat adalah 600 N, berapakah gaya yang diperlukan
untuk mengangkat beban tersebut?
A.100 N
B. 300 N
C. 600 N
D.1200 N