Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERMASALAHAN GURU DI INDONESIA

Disusun oleh :
1. Davi Maya M.A.
1. Umi Hatanti
2. Elif Hidayah
3. Razifa Syifqi Z.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah PPG.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A.    Latar Belakang...............................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A.     Pengertian Problema Pendidikan Guru.........................................................................................5
B.     Masalah-masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan Program Belajar Mengajar. 5
C.     Masalah-masalah Khusus yang Dihadapi Guru. Masalah-masalah itu antara lain.........................7
D.     Tanda-tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi...........................................................9
E.      Problema Yang Di Hadapi Guru................................................................................................10
F.      Kesulitan yang Sering Timbul yang Di Hadapi Oleh Guru........................................................10
G.     Moral Kerja Yang Rendah..........................................................................................................11
H.     Moral Kerja Yang Tinggi............................................................................................................11
I.       Cara Mengatasi Masalah............................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
A.     Kesimpulan.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu
faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu,
dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat
dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi
dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di
posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut tidak hanya
sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan,
tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru
dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan
secara global.
Saat ini setidak-tidaknya ada empat hal yang berkaitan dengan permasalahan
yang dihadapi guru di Indonesia, yaitu : pertama, masalah kualitas/mutu guru, kedua,
jumlah guru yang dirasakan masih kurang, ketiga, masalah distribusi guru dan masalah
kesejahteraan guru.

B.            Rumusan Masalah


1.        Bagaimana permaslahan yang di hadapi guru?
2.        Bagaimana mengatasi/solusi penyelesaian malasah guru?

C.           Tujan
1.        Untuk mengetahiu permaslahan yang di hadapi guru
2.        Untuk mengetahui mengatasi/solusi penyelesaian malasah guru
BAB II

PEMBAHASAN

A.           Pengertian Problema Pendidikan Guru

Problema adalah perkara sulit (yang di hadapi); persoalan, masalah, perkara sulit.
Pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia. Kata membantu disini
mempunyai arti agar manusia itu berhasil menjadi manusia. Manusia akan dikatakan
berhasil apabila memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menujukkan bahwa tidaklah
mudah menjadi manusia.
Pendidikan menurut Hadi supeno adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan tujuan pendidikan itu sendiri adalah mampu menolong atau membantu
proses peserta didik dalam menentukan jati dirinya. Pendidikan dalam hakikat
sebenarnya adalah penumpukan pengetahuan yang besar yang ditambahkan kedalam
warisan para pemikir dan praktis dari generasi ke generasi.
Guru adalah figur sumber manusia yang menempati posisi dan memegang
peranan penting dalam pendidikan.
Problema pendidikan guru adalah permasalahan-permasalahan yang harus
dihadapi oleh seorang guru guna membantu proses peserta didik dalam menentukan jati
dirinya.

B.            Masalah-masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan Program


Belajar Mengajar

1.        Model rancangan proses belajar mengajar


Dalam bukunya Peter F. Olivia (1984: 84-87) mengemukakan beberapa model
rancangan proses  mengajar antara lain:
a.    Model sederhana
Model ini sangat sederhana
1)        Perencanaan. Isinya mengenai segala apa yang akan diajarkan
2)        Pelaksanaan. Menetapkan bagaimana cara menyajikan pelajaran
3)        Evaluasi. Menyusun evaluasi hasil belajar
b.      Model empat bagian
Pada tahap ini telah dikembangkan lebih dahulu dua kegiatan, yaitu perimusan
tujuan dan penentuan pretes

2.        Menyiapkan Bahan Pelajaran


Menyiapkan bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Ada dua persoalan dalam menguasai bahan pelajaran ini, yakni,
penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Menurut Dr.
Suharsimi Arikunto (1990) bahwa pelajaran merupakan unsur inti yang ada
didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang
diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu, guru khususnya atau
pengembang kurikulum umumnya, harus memikirkan bahan-bahan yang topiknya
tertera dalam silabi berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada usia dan dalam
lingkungan tertentu. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan
sesuai dengan kebutuhan anak didik.  

3.        Kegiatan Mengajar


Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah
interaksi dengan bahan pelajaran sebagai media umumnya. Dalam interaksi itulah
anak didik yang lebih aktif, bukan guru, guru hanya berperan sebagai motivator
dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan
individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, inteleqtual dan psikologis.
Kerangka berfikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan
pendekatan kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap tiga
aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga
memudahkan dalam melakukan pendekatan “Mastery Learning” dalam mengajar
  
4.        Metode Megajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian
anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan
menggantungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan
sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak
didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak
selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengunaannya.

C.           Masalah-masalah Khusus yang Dihadapi Guru. Masalah-masalah itu antara


lain

1.        Membantu Guru Dalam Menghadapi Kesulitan Dalam Mengajarkan Bidang


Studi
Menghadapi masalah khusus seperti ini kepala sekolah yang berfungsi
sebagai supervisor dapat menggunakan orang dijadikan sebagai sumber. Orang
sumber itu boleh seorang guru kunci yang sudah dibina ditingkat nasional atau
orang sumber dari perguruan tinggi IKIP.
Beberapa contoh masalah yang dihadapi guru-guru dalam bidang studi
tertentu sebagai rancangan untuk dikembangkan sendiri.
a.         Pelajaran IPA
Dalam pembelajaran IPA kemungkinan guru dapat mengemukakan pandangan
ahli ilmu pengetahuan tentang perkembangan makhluk budaya dengan prnsip-
prinsip keagamaan dan norma-norma ethis. Kemampuan dan keterbatasan
guru/ sekolah dalam memberikan teori disebabkan alat-alat untuk mengadakan
percobaan tidak lengkap. Kesulitan cara menganilisis maslaah luas dan ke
dalam materi, kekurangan waktu dalam mengajar suatu materi, serta
kekurangan buku sumber pada daerah-daerah tertentu.
b.         Pelajaran IPS
Dalam mengajarkan IPS pada tiga bahan kajian, yaitu geografi, ekonomi dan
sejarah. Di t empat yang kekurangan guru maka ketiga bahan itu disajikan oleh
seorang guru. Bagaimana mengatasi masalah itu  
c.         Pelajaran Matematika
Bagaimana cara mengajarkan matematika sehingga anak Indonesia itu lebih
banyak punya minat dan kemampuan matematika yang tinggi. Pada umumnya
ada anak yang cederung untuk belajar bidang sosial daripada matematika dan
tekhnik.

2.        Membantu Guru Dalam Memecahkan Masalah-Masalah Pribadi (Personal


Problem)
Sebagai manusia biasa guru-guru sering mempunyai masalah-masalah
pribadi. Masalah pribadi bepengaruh besar terhadap ketenagakerjaan, diantaranya
adalah: 
a.         Perbedaan yang ada pada guru-guru
Masing-masing individu guru berbeda-beda dalam hal:
1)        Latar belakang pendidikan
a)    Banyaknya ijazah
b)   Intelegensi dan scholarship
c)    Kursus-kursus yang pernah diikuti
d)   Orientasi profesi
2)        Sifat-sifat pribadi
a)    Kemampuan untuk self analysis
b)   Kesehatan dan vitalitas
c)    Penampilan pribadi
d)   Kemampuan bekerja sama
3)        Pengalaman
a)    Pengalaman mengajar seluruhnya
b)   Pengalaman dalam pekerjaan sekarang
c)    Pengalaman lain
4)        Kompetensi mengajar
a)    Pengetahuan tentang murid-murid dan mata pelajaran
b)   Keterampilan metodologis
c)    Progresifitas
5)        Sikap professional
a)    Pelaksanaan etika jabatan
b)   Aktivitas-aktivitas dalam jabatan
c)    Sikap terhadap pengajaran, sekolah dan masyarakat
6)        Guru yang tidak berpengalaman
a)    Belum banyak mempunyai pandangan, pengetahuan atau simpati
terhadap permasalahan
b)   Minat terhadap pekerjaan kurang positif, dan oleh karena itu minat
jabatan dan moralnya perlu dikembangkan
c)    Guru baru  hendaknya lebih banyak menerima saran-saran dan
informasi yang menjamin keberhasilan kerjanya
d)   Guru hendaknya mengenal hal ikhwal tentang murid, misalnya
prestasi belajar, minat, tingkah laku, sikap dan sifat-sifat pribadi
mereka
e)    Kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, misalnya:
menstimulir belajar anak, memelihara disiplin yang baik,
mneyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual dan memilih
bahan kepustakaan
7)        Bantuan khusus bagi guru yang lemah
a)    Mengadakan study terhadap aktivitas-aktivitas dan kesanggupan guru
tersebut yang dilakukan oleh supervisor
b)   Berusaha mengadakan perbaikan, bisa melalui diskusi, diklat bagi
guru yang lemah dan intervisition
8)        Guru-guru yang tidak cocok dengan pembinaan pengajaran masa
sekarang, biasanya memiliki ciri-ciri:
a)    Tak pernah menimbangkan metode dan prosedur pengajaran yang
baru secara serius
b)   Memiliki konsep-konsep yang salah tentang falsafah, prinsip-prinsip
dan tekhnik-tekhnik pengajaran modern
c)    Guru-guru yang pernah memperoleh sedikit pengetahuan tentang
metode modern yang menyamakannya dengan taraf moderniasi metode
lainnya.

D.           Tanda-tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi

1.        Bila di sekolah duduk dengan tidak tenang, berbicara atau mengajar dengan
tidak tenang, malah sering marah-marah terhadap murid atau orang lain.
2.        Bila seorang guru dalam keadaan sehari-hari aktif gembira tapi tiba-tiba diam.
3.        Bila guru selalu mengalami ketegangan dengan murid atau dengan rekan guru
atau kepala sekolah.
4.        Bila guru sedang menyiapkan tugasnya selalu salah menulis atau waktu
mengajar selalu salah mengucapkan sesuatu.
5.        Bila menceritakan selalu dengan nada yang sama tentang seseorang tertentu atau
sutau masalah tertentu. Misalnya: selalu membicarakan uang gaji yang tidak
cukup.
6.        Bila ada rapat ia tidak dapat menungu orang lain berbicara terlalu lama dan
sering mengadakan interupsi.
7.        Bila seorang guru semula suka bergaul kemudian mengasingkan diri.
8.        Bila seorang guru selalu cinta pada tugasnya dan aktif mengerjakan tugas
dengan penuh kegembiraan. Tiba-tiba tidak puas dalam pekerjaan dan
menunjukkan reaksi penolakan. 

E.            Problema Yang Di Hadapi Guru

1.        Kebanyakan murid-murid nampak kurang berinisiatif dalam kerja


2.        Kebanyakan murid nampkanya kurang punya minat dalam belajar
3.        Masyarakat kurang menyediakan fasilitas rekreasi seperti yang diharapkan
4.        Gaji yang kurang cukup sehingga bisa mengcukupi kebutuhan hidup yang
memadai sehingga kebutuhan guru cukup menyenangkan
5.        Kehidupan sosial dalam masyarakat yang menyebabkan guru merasa selalu
kekurangan
6.        Sedikit sekali kesempatan untuk menemukan teman yang cocok dari yang
berbeda jenis
7.        Mencapai djisiplin yang baik nampaknya merupakan hal yang khusus
8.        Murid-murid bosan dan kurang sopan
9.        Beberapa murid ada yang tidak mandi dan mengenakan pakaian yang agak kotor
10.    Fasilitas perpustakaan yang kurang memadai  
F.            Kesulitan yang Sering Timbul yang Di Hadapi Oleh Guru

1.        Kesulitan dalam memperlengkapi perbedaan individu di antara murid-murid


2.        Kesulitan dalam metode mengajar
3.        Kesulitan dalam disiplin, pengawasan, perkembangan sosial tiap siswa
4.        Kesulitan dalam motivasi, menumbuhkan minat siswa, dan membina kerjasama
5.        Kesulitan dalam cara belajar siswa
6.        Kesulitan dalam menorganisir dan mengadministrasikan kelas
7.        Kessulitan dalam memilih materi pelajaran yang tepat
8.        Kurangya waktu selama jam pelajaran untuk melakukan apa yang harus
dikerjakan
9.        Kesulitan dalam mengorganisir pelajaran
10.    Kesulitan dalam merencanakan dan mengerjakan tugas-tugas
11.    Kesulitan dalam tes dan evaluasi
12.    Kesulitan pribadi dari guru-guru
13.    Kesulitan dalam mengajar membaca
14.    Kesulitan dalam merancangkan rencana pelajaran

G.           Moral Kerja Yang Rendah

1.        Sering melamun


2.        Suka mengganggu
3.        Sering meninggalkan tugas
4.        Sering datang terlambat

H.           Moral Kerja Yang Tinggi

1.        Penuh kegembiraan


2.        Ketetapan hati
3.        Antusiasme
4.        Rasa senasib seperjuangan
5.        Ingin bekerja sama
6.        Selalu mengambil inisiatif
I.              Cara Mengatasi Masalah

1.        Masalah Umum


Guru harus bisa menganalisis gaya belajar siswa, antara lain :
a.         Gaya belajar tahap demi tahap.
b.         Gaya belajara yang mengutamakan salah satu alat indera.
c.         Gaya belajar dengan menggunakan macam-macam alat indera
d.        Gaya belajar dengan melibatkan emosi
e.         Gaya belajar tetap, sehingga anak mengeksplorasi sendiri secara releven
f.          Gaya belajar melalui kegagalan yang telah dialami
g.         Gaya beajar yang berbeda-beda.
h.         Guru harus bisa memperhatikan keluh kesah siswa
i.           Guru harus memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
j.           Guru haru memperlakukan siswa secara adil
k.         Guru harus memberi pujian dan dorongan positif pada anak
l.           Guru harus bersifat riang, harmonis, dan demokratis
m.       Guru harus tegas, wibawa, dan menguasai kelas.

2.        Masalah Persoalan Pribadi


a.         Rasa aman dan hidup layah
b.         Kondisi kerja yang menyenangkan
c.         Rasa diikutsertakan
d.        Pelakuan yang wajar dan jujur
e.         Rasa mampu
f.          Pengakuan dan penghargaan atas prestasi
g.         Ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah
h.         Memperoleh kesempatan untuk mempertahankan self-respect

3.        Masalah Pada Saat Belajar Mengajar


a.         Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan bahan
ajarnya dan merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan
diberikan kepada siswa.
b.         Mempersiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran,
biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Media dapat diambil dari
bahan-bahan bekas atau yang ada di sekitar lingkungan sekolah, atau rumah
siswa.
c.         Sering-seringlah membawa siswa melihat langsung objek pembelajaran
yang sedang dipelajari agar dapat merasakan kejadian-kejadian penting, hal-
hal penting dalam kehidupan mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari
lingkungan sekitar mereka.
d.        Kuasailah berbagai macam metode-metode dalam mengajar seperti :
Contextual Teaching Learning, Quantum Teaching, Inquiry, project based
learning, pictur and pictur dan lain-lain.
e.         Gunakan metode pembelajaran yang menggunakan keterpaduan dan asah
kemampuan untuk menghubung-hubungkan pelajaran dengan pelajaran lain.
Sehingga manfaatnya dapat menambah wawasan dan ilmu anak secara
optimal.
BAB III

PENUTUP

A.           Kesimpulan

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di
sekolah maupun di luar sekolah.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
interaksi edukatif. Sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat menciptakan dan
mempertahankan konsisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif,
misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau
penetapan norma kelompok yang produktif
Mutu pendidikan adalah persoalan mikro di sekolah, bahkan perorangan. Hal ini
bisa terwujud jika proses pendidikan di sekolah benar-benar menjadikan siswa belajar
dan belajar sebanyak mungkin serta harus dilihat dari meningkatnya kemampuan
belajar siswa secara mandiri.
Ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses belajar mengajar, yaitu
perkembangan anak didik, Kemandirian anak, vitalisasi model hubungan demokratis,
vitalisasi jiwa eksploratif, kebebasan, menghidupkan pengalaman anak, kecerdasan
emosional dan Spiritual, keseimbangan pengembangan aspek personal dan sosial.

 
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya: 1994


Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2006
http, // Filosouf Gaul, Wordpress. Com
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis, Rineka Cipta, Jakarta: 2005
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Rosdakarya, Bandung: 2005
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta:
2008
Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara,
Jakarta: 1988

Anda mungkin juga menyukai