Anda di halaman 1dari 7

PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

STUDI KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA TANAH DI


AREA KONSERVASI KURA-KURA Manouria emys
UNIVERSITAS BENGKULU DAN PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN SISWA SMA

Meri Suterisni1*, Bhakti Karyadi2, Endang Widi Winarni3


1,2
Pascasarjana Pendidikan IPA Universitas Bengkulu, Bengkulu
3
Pascasarjana Pendidikan Dasar Universitas Bengkulu, Bengkulu
*Email: merisuterisni44@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini terdiri dari dua studi. Studi pertama bertujuan untuk mengetahui Indeks Keanekaragaman
Arthropoda pada area Konservasi Kura-kura Manouria emys Universitas Bengkulu .Hasil Studi pertama
dikembangkan sebagai bahan ajar Biologi Berbasis Lingkungan di SMA Negeri 1 Ujan Mas Kabupaten
Kepahiang Bengkulu. Dalam penelitian pertama dilakukan observasi terhadap hewan Arthropoda dengan
mengidentifikasi dan inventarisasi jenis sampai tingkat Ordo.Parameter yang diamati adalah indeks
keanekaragaman (H dengan nilai 1,17), kemerataan (E) dengan nilai 0,67, indeks dominansi Arthropoda
(C) dengan nilai 1 dan Kepadatan Populasi (KP) 5,761. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Jenis Arthrpoda
tanah yang ditemukan di Area Konservasi Kura-kura Monuora emys Universitas Bengkulu berjumlah 11
ordo, 2) Keanekaragaman jenis arthropoda tanah yang diperoleh dari Area Konservasi Kura-kura Baning
tergolong dalam kategori sedang,3) Spesies yang mendominasi yang tergolong dalam ordo Hymenoptera,
dan 4) faktor abiotik pada Area Konservasi Kura-kura Baning termasuk ke dalam kategori normal dengan
ekosistem yang seimbang.Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan dapat menumbuhkan
Keterampilan berpikir kritis peserta didik yang tinggi.
Kata kunci: Keanekaragaman, Arthropoda, Area Konservasi, Kura-kura, Manouria emys, Universitas
Bengkulu, Keterampilan berpikir kritis.

PENDAHULUAN tanah subur yang menyediakan unsur hara yang


Konservasi merupakan upaya-upaya diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
pelestarian lingkungan dengan memperhatikan berkembang menjadi bahan makanan bagi
manfaat yang dapat diperoleh pada saat ini dan makhluk hidup seperti kura-kura.
tetap mempertahankan keberadaan setiap Arthropoda meliputi serangga yang
komponen lingkungan untuk pemanfaatannya di merupakan bagian dari keanekaragaman hayati,
masa yang akan datang. Dengan kata lain yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan
konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya.
manusia untuk dapat melestarikan alam. Dengan Serangga memiliki nilai penting antara lain nilai
demikian kegiatan konservasi meliputi seluruh ekologi, endemisme, konservasi, pendidikan,
kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan budaya, estetika dan ekonomi (Silviana, 2014).
situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk Serangga juga merupakan spesies hewan yang
pemanfaatan lebih lanjut. jumlahnya paling dominan diantara spesies
Dalam mengembangkan area konservasi hewan lainnya. Tarumingkeng (2003)
diperlukan adanya daya dukung lingkungan mengungkapkan bahwa ada sekitar 10 juta
artinya keberadaan hewan-hewan lain sebagai spesies serangga yang belum dideskripsikan.
satu kesatuan dalam ekosistem perlu diperhatikan Keberadaan area konservasi ex-situ kura-
termasuk arthropoda tanah yang berperanan kura di Universitas Bengkulu merupakan salah
sebagai debtrivor yang mempunyai peranan satu sumber belajar Biologi di SMA yang
penting dalam ekosistem. Peranan Arthropoda berbasis lingkungan diharapkan dapat
tanah menguraikan serasah menjadi bagian yang mempermudah pemahaman siswa dalam
halus membentuk humus yang menyebabkan

106
PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

mempelajari materi Ekosistem sub topik and Carey. Alat yang digunakan dalam penelitian
komponen-komponen dalam ekosistem. keanekaragaman arthropda tanah, yaitu :pitfall
Pembelajaran secara umum merupakan trap, mikroskop, meteran, botol objek dan bahan
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk yang digunakan yaitu formalin, air, detergen,
mengubah tingkah laku siswa kearah yang lebih alkohol dan tali plastik. Penangkapan Arthropoda
baik . Upaya peningkatan sumber daya manusia tanahdengan metode purposive sampling, yaitu
yang berkualitas diperlukan strategi belajar lokasi area konservasi kura-kura di belakang
mengajar yang mampu memperbaiki sistem Gedung Program Pascasarjana (S2) FKIP
pendidikan yang telah berlangsung selama ini. Universitas Bengkulu. Langkah penelitian
Salah satu tolak ukur keberhasilan seorang guru dimulai dari pembuatan Plot sebanyak 3 plot
dalam pembelajaran adalah apabila hasil belajar yang ukurannya 3x3 m, kemudian meletakkan
siswa mencapai hasil belajar yang optimal. perangkap jebak atau pitfall trap dengan metode
Keberhasilan ini sangat bergantung pada baris, pengamatan dilakukan setiap seminggu
kemampuan guru dalam mengelola proses belajar sekali, sebanyak empat kali pengamatan untuk
mengajar. Sasaran pembelajaran dengan menangkap Arthropoda tanah, gelas plastik yang
pendekatan keterampilan proses mencakup diameter permukaannya berukuran 7 cm,
pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan kedalaman 10 cm, yang bagian permukaan
keterampilan berpikir kritis yang dielaborasi perangkap tersebut sejajar dengan permukaan
untuk setiap satuan pendidikan. tanah. Air yang telah dicampurkan dengan
Keterampilan berpikir kritis dikelompokkan detergen sebanyak 10 gr dituangkan ke dalam
menjadi keterampilan berpikir dasar dan gelas sebanyak ± 60 ml. Pada lokasi perangkap
kerampilan berpikir kritis tingkat ini dipasang menyebar dengan menggunakan
tinggi.Keterampilan berpikir dasar meliputi metode baris dengan 16 buah perangkap
menghubungkan sebab akibat, mentransformasi, dipasang dalam setiap lokasi, sehingga total
menemukan hubungan dan menemukan perangkap jebak adalah 32 buah. Perangkap
kualifikasi. Sedangkan berpikir kritis tingkat jebak ini dibiarkan selama 24 jam dan diambil
tinggi meliputi pemecahan masalah, membuat besoknya pada jam yang sama. Sampel yang
keputusan, berpikir kritis dan kreaktif. Berfikir diambil yaitu Arthropoda yang terperangkap
kritis merupakan salah satu tujuan pendidikan dimasukkan ke dalam botol plastik yang berisi
maka merencanakan pembelajaran Biologi yang cairan alkohol dan selanjutnya dibawa ke
mengembangkan berpikir kritis merupakan laboratorium SMP N 1 Ujan Mas untuk
keharusan karena pada saat proses belajar siswa diidentifikasi. Identifikasi Arthropoda
akan memperlihatkan pikiran-pikiran dan proses permukaan tanah dilakukan dengan
bertanya, membedakan antara observasi dan menggunakan mikroskop Binokuler dan
kesimpulan, memerlukan bukti yang cukup untuk mikroskop cahaya, dan diamati ciri morfologi
menarik sebuah kesimpulan dan memberikan arthropoda tanah tersebut kemudian
penjelasan . (Winarni, 2012) diidentifikasi menggunakan buku identifikasi
Pengamatan Arthropoda tanah di Area Borror (1992). Kunci determinasi serangga
Konservasi Kura-kura menjadikan area tersebut Subiyanto dan Sulthoni (1980) di laboratorium
sebagai sumber pembelajaran bagi siswa kemudian dianalisa sampai tingkat famili.
sehingga perlu dikaji lebih lanjut mengenai
kekayaan dan kelimpahan Arthropoda pada Prosedur Pengembangan Perangkat
ekosistem area Konservasi. Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dengan
METODE PENELITIAN menggunakan model pengembangan research
Penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yaitu and development menggunakan uji coba skala
penelitian Keanekaragaman Arthropoda Tanah di kecil (Dick & Carey, 2005) pada kelas X SMA
area konservasi kura kura Baning (Manouria Negeri 1 Ujan Mas Kabupaten Kepahiang,
emys) di belakang gedung Pascasarjana (S2) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
FKIP Universitas Bengkulu dan penelitian a. Tahap I (Perencanaan) dengan kegiatan antara
pembelajaran dengan pengembangan model Dick lain melakukan Identifikasi Tujuan

107
PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

Pembelajaran, Analisis materi Pembelajaran, (1980). Pengenalan serangga dasar Borror dkk
Analisis Karakteristik Siswa, (1992)
Mengembangkan Strategi Pembelajaran,
menyusun dan mengembangkan Perangkat Berdasarkan data-data pada tabel diatas
Pembelajaran (Silabus, RPP, LKPD, diperoleh hasil 463 individu dengan 11 ordo.
Instrumen dan Rubrik Penilaian Keterampilan Jumlah individu yang terbanyak yang diperoleh
Berpikir Kritis), adalah ordo Hymenoptera, Dermaptera, dan
b. Tahap 2 (Validasi) Pada tahap ini perangkat colembola. Ordo hymenoptera memiliki
perangkat pembelajaran yang telah disusun kebiasaan berkoloni sehingga saat dilakukan
dan dikembangkan dilakukan validasi oeh ahli pengambilan dengan mengunakan pitfall trap
dan praktisi (Dosen dan Guru senior). Adapun diperoleh jumlah terbesar dihuni oleh famili
Perangkat pembelajaran yang divalidasi Formicideae contohnya: semut yang dapat hidup
adalah Silabuss, RPP, LKPD dan Instrumen di semua tempat, seperti juga dalam penelitian
Penilaian. Suwondo (2015) menyatakan ordo Hymenoptera
c. Tahap 3 (Revisi) Pada tahap ini akan ditemukan didaerah persawahan, hutan, dan
dilakukan revisi atau perbaikan terhadap daerah terbuka sehingga jumlahnya sangat
Perangkat Pembelajaran yang telah di validasi banyak, selain itu ketersedian bahan makanan
oleh validator. serta habitat yang cocok juga mempengaruhi
d. Tahap 4 (Uji coba Skala kecil) Pada Tahap ini jumlah semut yang ada diarea konservasi.
dilakukan uji coba pembelajaran yang Sedangkan ordo serangga tanah lainnya
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ujan Mas orthoptera, coleoptera, diptera,
yang berjumlah 20 orang siswa. Kegiatan Scolopendromorpha, dan Spirobolida ditemukan
ujicoba ini bertujuan untuk mengukur dalam jumlah sedikit karena bersifat mobile atau
Kemampuan berpikir kritis siswa dari aspek tidak permanen sehingga sering berpindah
kognitif dan aspek kinerja dengan tempat (Suwondo 2015). Jumlah individu
menggunakan dimensi dan indikator Ennis Collenbola berjumlah 41 individu yang sangat
(2011) dalam winarni (2012). diperlukan dalam ekosistem karena peranannya
sebagai dekomposisi. Ordo Dermaptera di area
HASIL DAN PEMBAHASAN konservasi kura-kura baning Universitas
Keanekaragaman Arthropoda Tanah Bengkulu menduduki urutan ketiga dengan
Tabel 1. Keanekaragaman arthropoda tanah di jumlah 24 individu.
area konservasi kura-kura Manouria emys Meskipun fauna tanah khususnya
Arthropoda Jumlah Peranan dalam
NO
tanah (ordo)
Nama Jenis
Individu Ekologi mesofauna tanah sebagai penghasil senyawa-
1 Hymenoptera
Semut hitam
kecil
153
Predator senyawa organik tanah dalam ekosistem tanah,
Semut hitam
66
Predator namun bukan berarti berfungsi sebagai subsistem
besar
Semut rang-
135
Predator produsen. Tetapi, peranan ini merupakan nilai
rang
2 Dermaptera Species x 24 Predator tambah dari mesofauna sebagai subsistem
3 Diptera Lalat 11 Herbivor konsumen dan subsistem dekomposisi. Sebagai
Nyamuk 13
subsistem dekomposisi
4 Araneae Laba-laba 5 Predator Mesofauna sebagai organisme perombak
5 Colembola Spesies y 41 Dekomposer awal bahan makanan, serasah, dan bahan organik
6
Acarina Tungau
4
Parasit lainnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi
7 Orthoptera Jangkrik 4 Herbivor bahan-bahan tersebut dengan cara melumatkan
8 Scolopendomorpha Kelabang 1 Predator dan mengunyah bahan-bahan tersebut.
9 Spirobolida Ulat kaki seribu 1 Herbivor Mesofauna tanah akan melumat bahan dan
10 Coleoptera Kumbang 3 Detrivor mencampurkan dengan sisa-sisa bahan organik
11 Blattaria Kecoa 2 Detrivor lainnya, sehingga menjadi fragmen berukuran
Jumlah 463 kecil yang siap untuk didekomposisi oleh
Keterangan: Penentuan kunci determinasi kelas mikrobio tanah (Arief, 2001).
insecta disusun oleh Subianto dan A.Sulthoni

108
PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

Analisis Indeks Keanekaragaman (H), Indeks Indeks Kemerataan (E) spesies yaitu 0,67
Kemerataan (E), Indeks Dominansi (C) dan kreteria kemerataannya rendah ada dominansi
Kepadatan populasi Arthropoda Tanah spesies menurut kreteria indeks kemerataan
Pielous jika E < 0,5 Kemerataan tinggi
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman (H) ,Indeks sedangkan E> 0,5 dan kepadatan populasi
Kemerataan (E), Indeks Dominansi (C) dan 5,7610. Ekosistem dikatakan seimbang dengan
Kepadatan populasi Arthropoda Tanah di Area demikian untuk menjadikan area konservasi
Konservasi Kura-kura Baning Gajah Universitas kura-kura Baning komponen pendukung dalam
Bengkulu. ekosistem berupa faktorbiotik dalam hal ini
Arthrop
Jumlah arthropoda tanah sudah mendukung namun
Nama Individu E C KP
oda
individu
H demikian tetap perlu propaganda pada civitas
(ordo)
Semut hitam 0.37 0.14 0.33045 1.8888
akademika untuk lebih peduli terhadap
153
Hymeno
kecil lingkungan terutama pengolahan sampah
Semut hitam 0.28 0.11 0.14255 0.8141
ptera
besar
66 organik.
Semut merah 135 0.36 0.14 0.29158 1.4466
Dermapt Species x 0.15 0.06 0.05184 0.2962 Berdasarkan tabel 4.2.jumlah Ordo dan
24
era
Lalat 11 0.09 0.03 0.02376 0.1358
individu arthropoda tanah permukaan tanah dari
Diptera
Nyamuk 13 0.10 0.04 0.02808 0.1604 Ordo Hymenoptera, Collembola, dan
Araneae Laba-laba 5 0.05 0.02 0.01080 0.0617
Collemb Spesies y
41
0.21 0.08 0.08855 0.5061 Dermaptera lebih banyak ditemukan
ola
Tungau 4 0.04 0.02 0.00864 0.049 dibandingkan dengan ordo yang lain. Hal ini
Acarina
Orthoptera
Jangkrik
4
0.04 0.02 0.00864 0.049 dapat disebabkan karena arthropoda tanah
Scolopen Kelabang 0.01 0.01 0.00216 0.0123
tersebut merupakan arthropoda tanah yang umum
domorph
a
1 beraktivitas di permukaan tanah (Borror,1996)
Spiroboli Ulat kaki
1
0.01 0.01 0.00216 0.0123 Banyaknya jumlah Ordo arthropoda tanah
da seribu
Coleopte Kumbang
3
0.03 0.01 0.00648 0.0370 yang didapatkan karena lingkungan yang sesuai
ra
Blattaria Kecoa 2 0.02 0.01 0.00432 0.0246
untuk mendukung kehidupannya dan pengaruh
Jumlah 463 1.17 0.67 1.000 5.7610 komponen pendukung dalam ekosistem yang ada
Keterangan : H : Indeks Keanekaragaman, E : disekitar lahan tersebut. Keberadaan arthropoda
Indeks Kemerataan C : Indeks Dominansi KP tanah di suatu tempat tergantung dengan faktor
:Kepadatan populasi dalam Plot 3m x3m lingkungannya yaitu abiotik (Pelawi, 2010).
Faktor abiotik yang keadaanya berbeda dan
Arthropoda tanah yang terinventarisasi berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan
berjumlah 11 ordo yaitu Hymenoptera, waktu. Suhu diarea konservasi kura-kura Baning
Dermaptera, Diptera, Araneae,Collembola, Gajah 27°C merupakan suhu yang
Acarina, Orthoptera, Scolopendomorpha, menguntungkan bagi biota tanah karena menurut
Spirobolida, Coleoptera dan blattaria. dengan Hanafiah,(1995) menyatakan bahwa temperatur
463 individu dengan frekuensi kehadiran dan (suhu) sangat mempengaruhi aktivitas biota
kelimpahan terbanyak ada pada ordo tanah, laju optimum aktivitas biota tanah terjadi
Hymenoptera dengan indeks keanekaragam pada temperatur 18°C sampai dengan 30°C.
arthropoda tanah sebesar 1,17 menunjukkan Kelembaban udara dipengaruhi tegakkan
indeks keanekaragaman sedang berdasarkan pohon dengan tajuk yang rapat sehingga cahaya
kriteria indeks keanekaragaman (Suwondo, yang masuk kepermukaan tanah sedikit maka
1991) indeks keanekaragaman H < 1 kategori kelembaban udara tinggi akan menguntungkan
rendah, 1<H < 3 kategori sedang dan H = 3 bagi kehidupan arthropoda tanah. Dari hasil
kategorinya tinggi berarti jika nilainya lebih dari pengamatan faktor abiotik area konservasi sangat
1 maka tingkat keanekaragamannya sedang, mendukung
Indeks dominansi (C) yaitu 1,0 menunjukkan
tingkat dominansi tinggi menurut odum Hasil Analisis Validasi Perangkat Pembelajaran
kreterianya C < 0,5= dominansi rendah Implementasi hasil penelitian Arthoropoda
sedangkan C> 0,5 dominansi tinggi yaitu Tanah di Area Konservasi kura-kura Baning
didominasi oleh ordo Hymenoptera Universitas Bengkulu dilanjutkan dengan
pembelajaran berbasis lingkungan dengan topik

109
PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

Ekosistem yang dilakukan kedalam kegiatan langkah dalam pembelajaran perlu ditulis secara
pembelajaran Biologi pada peserta didik kelas X runut,logis, efektif dan efisien dan
SMAN 1 Ujan Mas Kabupaten Kepahiang. mempermudah tindakan yang akan dilakukan
Siswa yang dilibatkan untuk uji coba serta perlu perbaikan bahasa sesuai dengan EYD
berjumlah 20 orang. Instrument penelitian ini Komponen dalam LKPD perlu perbaikan
berupa LKPD dengan pendekatan lingkungan dalam kelayakkan isi yaitu : materi pembelajaran
yang merupakan aplikasi penelitian jangan terlalu dangkal karena tidak dapat
keanekaragaman Arthoropda tanah di Area menyajikan informasi yang dibutuhkan dalam
konservasi kura-kura Baning Universitas kegiatan pembelajaran serta komponen
Bengkulu dan penilaian keterampilan berpikir kegrafisan perlu diperbaiki proporsi warna latar
kritis secara kognitif serta kinerja siswa. belakang jangan sampai menutupi tulisan
Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan sehingga menghalangi siswa untuk membaca dan
adalah silabus, RPP, dan LKPD yang terlebih memahami soal atau materi, peneliti mengikuti
dahulu di validasi oleh Tenaga ahli (Akademisi) saran dari akademisi untuk memperbaiki
dan Praktisi (guru mata pelajaran biologi SMA). komponen perangkat pembelajaran , yaitu pada
Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat materi yang masih dangkal peneliti
pembelajaran layak untuk diujicobakan dengan menambahkan penjelasan mengenai komponen-
seperti tabel 3. berikut ini: komponen penyusun dalam ekosistem serta
hubungan antara setiap komponen dalam
Tabel 3: Hasil validasi rata-rata skor dan ekosistem tersebut agar lebih jelas dan peserta
prosentase perangkat pembelajaran oleh didik dapat lebih memahami dan gambar latar
akademisi dan praktisi. belakang pada gambar yang warnanya lebih
Skor
Perangkat Aspek rata- % mencolok penulis menggantikaanya dengan
Pembelajaran Penilaian
Kelayakan
rata Kriteria
Sangat
nilai Keterangan
Sangat
warna putih agar tidak mengganggu tulisan yang
isi 25,5 Baik 91,07 Layak akan dibaca peserta didik . Setelah diperbaiki
Bahasa 3 Baik 75 Layak
Format dan perangkat pembelajaran diujicobakan pada skala
SILABUS identitas 7 Baik 87,5 Layak
Layak kecil di SMA negeri 1 Ujan Mas.
Kelayakan dengan
isi 13,75 Cukup 68,75 Revisi
Layak
digunakan
Hasil Analisis Uji Coba Skala Kecil Penilaian
RPP Bahasa 10 Baik 83,33 tampa revisi Kemampuan Berpikir Kritis
Kelayakan layak
isi 10 Baik 86,63 digunakan
layak
Bahasa 10,5 Baik 87,5 digunakan Data hasil penelitian dilakukan dalam dua
Penyajian 10,25 Baik 83,3
layak
digunakan
tahapan yaitu di SMAN 1 Ujan Mas pada kelas X
layak dengan jumlah peserta didik 20 orang pada
LKPD Kegrafisan 12,5 Baik 83,3 digunakan

Keterangan : Skala nilai : K< 60 kurang, tidak materi Ekosistem dan submateri Komponen
layak digunakan, 60 ≤ c ≤ 75 : cukup, layak penyusun dalam ekosistem dan pelaksanaan
digunakan dengan revisi, 75 ≤ B ≤ 90 Baik , pembelajaran berbasis lingkungan untuk menilai
layak digunakan tampa revisi dan 90 ≤ A ≤100 : kemampuan berpikir kritis pada aspek kognitif
dan kinerja siswa dilakukan di Area konservasi
Amat baik, sangat layak digunakan.
kura-kura Baning Universitas Bengkulu
Berdasarkan kelayakan isi pada silabus dinilai diperoleh hasil seperti pada grafik dibawah ini.
sangat baik, sedangkan bahasa dan format
identitas dinilai baik sedangkan pada RPP
kelayakkan isi bernilai cukup dan LKPD dinilai
baik dan layak digunakan tanpa revisi. Pada
lembar validasi untuk kesempurnaan perangkat
pembelajaran akademisi memberikan saran agar
RPP diperjelas kembali penyusunan sesuai
dengan kegiatan yang akan dilakukan dan
kurikulum yang telah ditetapkan, perumusan

110
PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

Grafik 1 . Presentase kemampuan Grafik 3. Kemampuan berpikir kritis


berpikir kritis pada aspek kognitif 15 dari aspek kognitif

jumlah siswa
peserta didik 10
Memberikan
penjelasan
5 sederhana
5% 11% Memberikan
(sangat kurang
kritis) 0 penjelasan
lanjut
26% 21% kurang kritis Menyimpulkan

37% cukup kritis kriteria


Gambar 3. Kemampuan berfikir kritis dari spek
kognitif
Gambar 1. Presentase kemampuan berfikir kritis
pada aspek kogniif Berdasarkan Grafik diatas peneliti membagi
aspek kinerja dalam dua kelompok kritis dan
Dari analisis uji coba skala kecil tentang kurang kritis secara klasikal diperoleh hasil
kemampuan berpikir kritis secara kognitif dan prentase sebagai berikut:
kinerja berpikir kritis diperoleh data yaitu 5%
pada interval 51-60 dengan kategori sangat Grafik 4. Presentase Kemampuan
kurang kritis, 21% pada interval 61-70 dengan berpikir kritis pada aspek kinerja
kategori kurang kritis , 37% pada interval 71-80
kategori cukup kritis, 26% pada interval 81-90 Keterampilan
51% 49%
kategori kritis , 11% pada interval 91-100 dengan dasar
kategori sangat kritis . Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa tingkat ketercapaian
peserta didik dengan kreteria sangat baik (A) 86- Gambar 4. Presentase kemampuan berfikir kritis
100,71-85 kreteria sedang dan kreteria rendah pada aspek kinerja
kurang dari 70 , (permendikbud nomor 53 tahun
2015). Penilaian keterampilan berpikir secara Berdasarkan analisis data penelitian
kognitif dan kinerja berpikir kritis termasuk menunjukkan bahwa secara keseluruhan
kreteria sangat baik 11 % , sedang dan tinggi26% kemampuan berpikir kritis siswa SMA Negeri 1
rendah 26%. Hasil data ini penulis kelompokkan Ujan Mas di Kabupaten Kepahiang tergolong
lagi secara klasikal peserta didik kelompokkan kritis baik pada keterampilan dasar maupun pada
dalam dua kategori yaitu kritis dan kurang kritis mengatur strategi hal ini terlihat dari hasil yang
memperoleh hasil seperti pada grafik berikut ini. diperoleh peserta didik pada saat pelaksanaan
pembelajaran berbasis lingkungan dengan kritis
sampai sangat kritis pada aspek (1) Memberikan
Grafik.2 Presentase Kemampuan penjelasan sederhana (2) Membangun
Berpikir Kritis Pada Aspek keterampilan dasar (3) Memberikan penjelasan
Kognitif Peserta didik lanjut (4) Mengatur strategi dan taktik tetapi
kurang pada aspek (5) Menyimpulkan terutama
menyimpulkan dari mendeduksi.
31% kritis Berdasarkan uraian diatas kemampuan
berpikir kritis peserta didik SMA Negeri 1 Ujan
69% kurang kritis Mas dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran
berbasis lingkungan dimana peserta didik dapat
melihat langsung arthropoda tanah dan
bagaimana arthropoda tanah itu berinteraksi
Gambar 2. Presentase kemampuan berfikir kritis
langsung dengan komponen abiotiknya. Dengan
pada aspek kognitif
demikian peserta didik dapat menghubungkan

111
PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(1), 106-112 ISSN 2086-9363

apa yang akan terjadi jika komponen abiotik dan mempertimbangkan hasil observasi,
biotik mengalami gangguan. sedangkan dari aspek kognitif termasuk
Erat kaitannya dengan keaktifan siswa kedalam 4 kriteria yaitu sangat kritis, kritis,
dalami belajar adalah suatu dorongan internal cukup kritis, dan kurang kritis dan dengan
dan eksternal yang mendorong individu untuk persentase nilai tertinggi pada dimensi
berbuat sehingga perubahan tingkah laku dalam memberikan penjelasan sederhana dan
diri siswa untuk belajar meningkat. Selanjutnya memberikan penjelasan lanjut.
berdasarkan hasil observasi peserta didik dapat
menemukan dengan sendiri dan manjawab
berdaskan fakta-fakta yang ada sehingga mampu DAFTAR PUSTAKA
merumuskan dan menyelesaikan masah yang
sehingga mampu berpikir kritis karena Arief, A. (2001). Hutan & kehutanan. Kanisius.
sebelumnya siswa SMA Negeri 1 Ujan Mas Borror, D. J; C. A. Tripleron, N. F. Jhonson.
jarang melakukan pembelajaran berbasis (1996). Pengenalan Pelajaran Serangga.
lingkungan di luar kelas sehingga ketika diajak Terjemahan oleh S. Partosoedjono.
ke Area Konservasi Kura-kura Baning Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Universitas Bengkulu mendorong siswa belajar Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2005). The
dengan senang dan bersungguh-sungguh, lebih systematic design of instruction.
berhati-hati dalam menggunakan alat. Menurut Hanafiah, A. (1995). Peningkatan Nilai Nutrisi
Fisher (2009) dalam vandalita mengungkapkan Empulur Sagu (Metroxylon sp) sebagai Bahan
bahwa kemampuan berpikir kritis dapat Pakan Monogastrik melalui Teknologi
mempengaruhi hasil belajar siswa, kemampuan Fermentasi Menggunakan Aspergillus
bepikir kritis dapat menggali dan memadukan niger. Skripsi. IPB, Bogor, Indonesia.
fakta-fakta, prinsip, konsep, dan teori sehingga Pelawi, A. P. (2010). Indeks Keanekaragaman
materi pelajaran yang dipelajari menjadi Jenis Serangga Pada Beberapa Ekosistem Di
bermakna. Areal Perkebunan PT. Umbul Mas Wisesa
Kabupaten Labuhanbatu. Indeks
Keanekaragaman Jenis Serangga Pada
KESIMPULAN Beberapa Ekosistem Di Areal Perkebunan
PT. Umbul Mas Wisesa Kabupaten
1. Jenis Arthropoda tanah yang ditemukan di Labuhanbatu.
Area Konservasi Kura-kura Baning Silviana, F. (2014). Perancangan dan
Universitas Bengkulu berjumlah 11 ordo Implementasi Aplikasi Pembelajaran
2. Keanekaragaman jenis arthropoda tanah yang Kingdom Animalia Sekolah Menengah Atas
diperoleh dari Area Konservasi Kura-kura (SMA) pada Platform Android (Doctoral
Baning tergolong dalam kategori sedang dan dissertation, Program Studi Teknik
ada spesies yang mendominasi yang tergolong Informatika FTI-UKSW).
dalam ordo Hymenoptera. Suwondo, Elya Febrita,Andri Hendrizal, (2015).
3. Keadaan faktor abiotik pada Area Konservasi Komposisi dan Komposisi dan
Kura-kura Baning termasuk kedalam kategori Keanekaragaman Serangga Tanah Di
normal dengan ekosistem yang seimbang Arboretum Universitas Riau sebagai Sumber
4. Perangkat pembelajaran berbasis lingkungan Belajar Melalui Model Inkuiri, Jurnal
yang dirancang termasuk kedalam kategori Biogenesis Vol.11 (2): 93-98,2015: Program
sangat layak digunakan untuk mengukur Biologi FKIP Universitas Riau ISSN : 1829 -
kemampuan berpikir kritis siswa 5460.
5. Kemampuan berpikir kritis peserta didik dari Tarumingkeng, R. C. (2003). Serangga dan
aspek kinerja termasuk kedalam dua kriteria Lingkungan.
yaitu sangat kritis dan kritis dengan persentasi Winarni, E.W. (2012). Inovasi Dalam
nilai tertinggi terdapat pada dimensi Pembelajaran IPA.Bengkulu : FKIP
membangun keterampilan dasar dengan Universitas Bengkulu
indikator mengobservasi dan

112

Anda mungkin juga menyukai