Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada zaman sekarang ini banyak yang membicarakan mengenai ilmu


pengetahuan dan teknologi, Begitu juga dengan Al-Qur’an yang membicarakan
perkembangan kehidupan manusia secara ilmiah. Allah SWT dapat menciptakan
makhluk dengan hanya “kun fayakun”. Namun sebagai pembelajaraan kepada
manusia, Allah SWT menciptakan sesuatu yang dijelaskan dengan proses-
prosesnya. Seperti dalam (QS, Al-An’am: 165)
)‫ت) لِ) يَ) ْب) لُ) َو) ُك) ْم) فِ) ي) َم) ا) آ)تَ) ا) ُك) ْم‬ َ )‫ض) ُك) ْم) فَ) ْ)و‬
ٍ )‫ق) بَ) ْع‬
ٍ )‫ض) َد) َر) َج) ا‬ ِ )‫ف) ا)أْل َ) ْ)ر‬
)َ )‫ض) َ)و) َر) فَ) َع) بَ) ْع‬ )َ )ِ‫َ)و) هُ) َو) ا)لَّ) ِذ) ي) َج) َع) لَ) ُك) ْم) َخ) اَل ئ‬
)‫ب) َو) إِ) نَّ)هُ) لَ) َغ) فُ) و) ٌر) َر) ِ)ح) ي) ٌم‬ِ )‫ك) َس) ِر) ي) ُع) ا) ْل) ِ)ع) قَ) ا‬
)َ )َّ)‫ۗ) إِ) َّن) َر) ب‬

Yang artinya :

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia


meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. Nah, Manusia ialah makhluk Allah  yang paling mulia dan
diciptakan untuk memimpin kehidupan di bumi ini,dan juga di katakana dalam
(QS. At-Tin: 4). Yaitu berbunyi

)‫لَ) قَ) ْد) َخ) لَ) ْق) نَ) ا) ا)إْل ِ) ْن) َس) ا) َ)ن) فِ) ي) أَ) ْ)ح) َس) ِ)ن) تَ) ْق) ِو) ي) ٍم‬

Yang artinya

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya. Maka allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya yang terdiri atas unsur jasmani dan unsur rohani yang dapat kita rasakan
sekarang ini. Manusia perama yang diciptakan oleh allah ialah nabi Adam lalu siti

1
hawa. Nabi adam diharapkan dapat meneruskan apa-apa yang telah digariskan
oleh Al-Quran. Walaupun  dalam Al-Quran ayat-ayat yang berkaitan dengan
manusia sangat banyak, namun dalam pidato yang saya tulis ini saya ingin
menguraikan tentang beberapa istilah manusia perspektif dalam Al-Quran dan
hadist

2
BAB II

PEMBAHASAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

Alhamdulilah segala puji kita tuturkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kita semua sehingga kita
dapat berkumpul di kelas yang kita cintai ini, shalawat beriringan salam tidak lupa
pula kita panjatkan puji dan syukur atas kehadiran nabi besar kita yakni nabi
Muhammad yang telah membawa kita dari zaman kebodohan sampai pada zaman
yang terang menerang dan penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang
ini.

Hadiri yang terhormat Terima kasih, saya ucapkan atas waktu dan tempat
yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato saya yang berjudul
“manusia perspektif al-quran dan hadist.”

Dalam kehidupan di muka bumi ini banyak hal yang dapat kita temukan
tas penciptaan allah swt. Seperti malaikat,syetan, manusia, bumi dan seisi-isinya.
Manusia diciptakan allah sebagai khalifah di muka bumi ini. Dalam beberapa
hadits Rasulullah SAW telah mengisyaratkan tentang kepemimpinan khilafah
setelah beliau wafat.

Antara lain adalah hadits berikut ini:

 ‫َت بَنُو إِ ْس َرائِي َل تَسُو ُسهُ ْم‬ ْ ‫ِّث ع َْن النَّبِ ِّي قَا َل َكان‬ ُ ‫س ِسنِينَ فَ َس ِم ْعتُهُ يُ َحد‬َ ‫خَ ْم‬    َ‫ت أَبَا هُ َر ْي َرة‬ ِ ‫ع َْن أَبِي َح‬
ُ ‫از ٍم قَا َل قَا َع ْد‬
‫ي بَ ْع ِدي َو َستَ ُكونُ ُخلَفَا ُء تَ ْكثُ ُر قَالُوا فَ َما تَأْ ُم ُرنَا قَا َل فُوا بِبَ ْي َع ِة ْاألَو َِّل‬ َ َ‫ْاألَ ْنبِيَا ُء ُكلَّ َما هَل‬
َّ ِ‫ك نَبِ ٌّي خَ لَفَهُ نَبِ ٌّي َوإِنَّهُ الَ نَب‬
‫فَاْألَ َّو ِل َوأَ ْعطُوهُ ْم َحقَّهُ ْم فَإ ِ َّن هللاَ َسائِلُهُ ْم َع َّما ا ْستَرْ عَاهُ ْم‬

Abu Hazim berkata: "Aku belajar kepada Abu Hurairah selama lima tahun. Aku
pernah mendengarnya menyampaikan hadits dari Nabi SAW yang bersabda:
"Kaum Bani Israil selalu dipimpin oleh para nabi. Setiap ada nabi meninggal,

3
maka akan diganti oleh nabi berikutnya. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku.
Dan akan ada para khalifah yang banyak." Mereka bertanya: "Apakah perintahmu
kepada kami?" Beliau menjawab: "Penuhilah dengan membai'at yang pertama,
lalu yang pertama. Penuhilah kewajiban kalian terhadap mereka, karena
sesungguhnya Allah akan menanyakan mereka tentang apa yang menjadi
tanggung jawab mereka."

Hadirin yang berbahagia,Banyak para ahli berpendapat tentang sudut padang


manusia.misalnya saja Menurut M. Dawam Raharjo istilah manusia yang
diungkapkan dalam al-Qur’an seperti basyar, insan, unas, ins, ‘imru’ atau yang
mengandung pengertian perempuan seperti imra’ah, nisa’ atau niswah atau dalam
ciri personalitas, seperti al-atqa, al-abrar, atau ulu al-albab, juga sebagai bagian
kelompok sosial seperti al-asyqa, zu al-qurba, al-du‘afa atau al-mustad‘afin yang
semuanya mengandung petunjuk sebagai manusia dalam hakekatnya dan manusia
dalam bentuk kongkrit. Namun didalam al-qur’an dan hadist juga di jelaskan
tentang sudut pandang manusia. Istilah Manusia dalam Al-Qur’an terdapat 3 kata
yang di gunakan al-quran untuk menunjuk kepda manusia yaitu:

1.   Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan sin seperti insan, ins,
nas atau unas.

2.   Menggunakan kata basyar.

3.   Menggunakan kata Bani Adam dan zuriyat Adam.

Kata insan terambil dari akar kata “uns” yang berarti jinak, harmonis dan tampak.
Pendapat ini jika ditinjau dari sudut pandang Al-Qur’an lebih tepat dari yang
berpendapat bahwa ia terambil dari kata nasiya (lupa) atau nasa – yanusu
(berguncang). Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata
basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas,
dan berbeda dengan kulit binatang yang lain.

Terbacanya kalimat “Al-Basyar” di beberapa tempat pada Al-Qur’an memberikan


pengertian bahwa yang dimaksud dengan kalimat itu adalah anak Adam (manusia)

4
yang biasa makan dan berjalan di pasar, dan di pasar itulah mereka saling bertemu
atas dasar mumatsalah (persamaan jenis makhluk yaitu sama-sama manusia), ini
menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan Al-Basyar dalam Al-Qur’an adalah
“manusia”.

Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan
sekali dalam bentuk mustanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriyahnya
serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.

Hadirin yang saya hormati

Bint Syathi’ mengatakan bahwa kalimat “Al-Basyar” yang merupakan


nama dari sekelompok makhluk (manusia) terdapat pada 35 tempat di dalam Al-
Qur’an, di antaranya terdapat pada 25 tempat yang mengemukakan bahwa para
Rasul dan Nabi itu adalah manusia (Al-Basyar). Kemudian yang disertai dengan
keterangan nash juga sama-sama manusia yang mempunyai sifat-sifat
kemanusiaan terdapat pada 13 tempat di dalam Al-Qur’an, baik melalui ucapan-
ucapan orang kafir maupun melalui pernyataan dan ketetapan Allah sendiri,
sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Anbiya ayat 3.

)‫ظ) لَ) ُم) و)ا) هَ) ْ)ل) ٰ)هَ) َذ) ا) إِ) اَّل بَ) َش) ٌر) ِم) ْث) لُ) ُك) ْم) ۖ) أَ) فَ) تَ) أْ) تُ) و) َ)ن) ا)ل)س)ِّ ْ)ح) َر‬
َ )‫اَل ِه) يَ) ةً) قُ) لُ) و)بُ) هُ) ْم) ۗ) َ)و) أَ) َس) ر)ُّ) و)ا) ا)ل)نَّ) ْ)ج) َ)و) ى) ا)لَّ) ِذ) ي) َ)ن‬
)‫ص) ُر) و) َن‬ ِ )‫َ)و) أَ) ْن) تُ) ْم) تُ) ْب‬

Artinya: (lagi) hati mereka dalam Keadaan lalai. dan mereka yang zalim itu
merahasiakan pembicaraan mereka: Orang ini tidak lain hanyalah seorang
manusia (jua) seperti kamu, Maka Apakah kamu menerima sihir itu, Padahal
kamu menyaksikannya? (QS. al-Anbiya [21]: 3)

Dalam ayat lain disebutkan:

ِ ‫وحى إِلَ َّي أَنَّ َما إِلَ ُه ُك ْم إِلَهٌ َو‬


‫اح ٌد‬ َ َ‫قُ ْل إِنَّ َما أَنَا ب‬
َ ُ‫ش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم ي‬

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya.(QS. al-Kahfi [18]: 110

5
Dan terdapat pula ayat-ayat yang di dalam mengemukakan bahwa Rasul –
para Nabi – dan orang-orang kafir itu sama-sama manusia, tidak disertai dengan
kata-kata yang jelas, tetapi menurut susunan katanya dalam Al-Qur’an
menunjukkan bahwa kedua golongan itu (para Rasul/Nabi dan orang-orang kafir)
benar-benar manusia atau “Al-Basyar” sebagaimana halnya dengan manusia-
manusia yang lain, hal ini terdapat pada nash Al-Qur’an:

)‫ تُ) نَ) زِّ) َل) َع) لَ) ْي) ن)َ)) ا‬  )‫ك) َح) تَّ) ٰ)ى‬ َ ِّ)‫ف) أَ) ْ)و) تَ) ْ)ر) قَ) ٰ)ى) فِ) ي) ا)ل)س)َّ) َم) ا) ِء) َو) لَ) ْ)ن) نُ) ْ)ؤ) ِم) َ)ن) لِ) ُر) قِ) ي‬
)ٍ )‫ت) ِم) ْ)ن) ُ)ز) ْ)خ) ُر‬ َ )َ‫أَ) ْ)و) يَ) ُك) و) َ)ن) ل‬
)ٌ )‫ك) بَ) ْي‬
‫ت) إِ) اَّل بَ) َش) ًر) ا) َ)ر) ُس) و)اًل‬ )ُ )‫ِك) تَ) ا)بً) ا) نَ) ْق) َر) ُؤ) هُ) ۗ) قُ) ْ)ل) ُس) ْب) َح) ا) َ)ن) َر) ب)ِّ ي) هَ) ْ)ل) ُك) ْن‬

Artinya: Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas atau kamu naik ke
langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu
turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca”. Katakanlah: “Maha Suci
Tuhanku bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul?”. (QS. 17
Al-Israa: 93)

“Al-insan” mempunyai beberapa bentuk kalimat yang berbeda-beda dengan ciri-


ciri tertentu sehingga diyakini, bahwa kalimat-kalimat yang berbeda itu bermakna
satu, seperti kalimat: “Al-Basyar”, “An-Nas” dan “Al-Insi”. Kebanyakan para
Ahli Tafsir mengartikan bahwa kalimat-kalimat itu merupakan kalimat muradif
(sinonim), yakni kalimat-kalimatnya berbeda tetapi bermakna satu. Sedangkan
menurut asal kata Bahasa Arab tidaklah demikian, tetapi Al-Quranlah yang
menjelaskannya.

Berbeda dengan kalimat “Al-Basyar” yang diberi arti dengan manusia, maka
kalimat-kalimat: “An-naas” – Al-Insi” – dan “Al-Insan”, yang tercantum dalam
Al-Qur’an, maka arti manusia bagi kalimat-kalimat itu ada tinjauan secara khusus
yang dapat membedakan satu sama lain bagi masing-masing kalimat.

Sedangkan kalimat “Al-Insi” dan “Al-Insan” mempunyai tinjauan yang sama di


antara keduanya, yaitu dari asal kata : “anisa” yang artinya “jinak” kebalikan dari
kalimat “wahsyi” yang berarti “buas”.  Kemudian Al-Quran mengkhususkan
bahwa di antara dua kalimat itu mempunyai arti sendiri-sendiri secara khusus.
Kalimat “Al-insi” selamanya selalu dikaitkan dengan kata “Al-Jinni” sebagai
lawan katanya dan berturut-turut tidak pernah berpisah dalam setiap ayat yang ada
kalimat “Al-insi” yang berjumlah 18 ayat, [5] contoh salah satunya ialah

6
3.      Surat Al-Israa’ ayat 88.
۟ ُ‫ت ٱإْل نسُ َو ْٱل ِج ُّن َعلَ ٰ ٓى أَن يَ))أْت‬
ُ ‫وا بِ ِم ْث) ِل ٰهَ) َذا ْٱلقُ)رْ َءا ِن اَل بِ ِم ْثلِ ِهۦ َولَ)وْ َك))انَ بَع‬
‫ْض‬
ٍ ‫ْض)هُ ْم لِبَع‬ ِ ِ ‫قُ))ل لَّئِ ِن ٱجْ تَ َم َع‬
َ‫ظَ ِهيرًايَأْتُون‬ 

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain".

Hadirin yang berbahagia ,terdapat perbedaan di antara kalimat Al-Insi dan Al-
Insan walaupun artinya sama yakni jinak tetapi dapat dibedakan, manusia yang
disebut dalam Al-Quran dengan kalimat Al-Insi selalu dirangkaikan dengan
kalimat Al-Jinni sebagai lawan katanya, itu menunjukkan bahwa manusia tidak
buas seperti jin.hal ini terdapat pada (QS. Al-Hijr: 26),

َ )‫ص) ْل‬
)‫ص) ا) ٍل) ِم) ْ)ن) َح) َم) إٍ) َم) ْس) نُ) و) ٍن‬ َ )‫َ)و) لَ) قَ) ْد) َخ) لَ) ْق) نَ) ا) ا)إْل ِ) ْن) َس) ا) َ)ن) ِم) ْ)ن‬

Yang artinya Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Kalimat Al-Insan memberikan arti bahwa manusia patut ditingkatkan


martabatnya sampai kepada tingkatan untuk memiliki keahliannya untuk
menduduki jabatan khilafah (penguasa) di atas bumi ini dan kemungkinan untuk
dibebani kewajiban-kewajiban dan kepercayaan atau amanat. Sebab hanya
manusialah yang secara khusus dilengkapi dengan akal fikiran, kecakapan dan
kecerdasan serta hal-hal yang bertalian dengan itu semua, seperti adanya cobaan,
yang baik maupun yang buruk, adanya ujian yang menipunya karena sudah
mampu dan kuat, dan adanya keangkuhan karena sudah mencapai derajat,
pangkat, kedudukan dan jabatan yang tinggi.

Hadirin yang saya sayangi,Kata insan digunakan Al-Qur’an untuk


menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia
berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, mental dan
kecerdasan. Terdapat 65 tempat di dalam al-Quran kalimat Al-Insan  disebut-
sebut jika direnungkan, memang kalimat al-Insan itu mengandung arti manusia

7
yang sempurna, sampai tiga kali kalimat al-Insan itu diulang di dalam surat Al-
Alaq:

Pertama  :  Menengok asal kejadian manusia itu dari segumpal darah

Kedua    : Menunjukkan bahwa manusia itu memiliki kekhususan dikaruniai ilmu

Ketiga    : Memperingatkan bahwa manusia itu mempunyai watak menganiaya


diri sendiri sehingga bila telah sampai pada puncak, dia bersikap angkuh tidak
membutuhkan lagi kepada Tuhan khaliqnya.

Firman Allah, dalam surah Al-Alaq [96]: 1-8

‫إقرأ باسم ربك الذى خلق خلق اال نسان من علق إقرأ وربك األكرم الذى علم بلقلم علم االنسان م))الم يعلم كال‬
‫ان االنسان ليطغى ان راه استغنى ان الى ربك الرجعى‬

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Hadirin yang berbahagia,

Menggunakan kata Bani Adam dan zuriyat Adam terdalapat juga dalm hadist
seperti hadist dibawah ini:

1. Dalam hadits Qudsi dijelaskan bahwa Allah Ta’ala berfirman: “Hai anak Adam,
kamu tidak adil terhadap-Ku. Aku mengasihimu dengan kenikmatan-kenikmatan
tetapi kamu membenciKu dengan berbuat maksiat-maksiat. Kebajikan kuturunkan
kepadamu dan kejahatan-kejahatanmu naik kepada-Ku. Selamanya malaikat yang
mulia datang melapor tentang kamu tiap siang dan malam dengan amal-amalmu
yang buruk. Tetapi hai anak Adam, jika kamu mendengar perilakumu dari orang
lain dan kamu tidak tahu siapa yang disifatkan pasti kamu akan cepat
membencinya.” (Ar-Rafii dan Ar-Rabii’).

2. Anak Adam mengganggu Aku, mencaci-maki jaman (masa), dan Akulah


jaman. Aku yang menggilirkan malam dan siang. (HR. Bukhari dan Muslim)

8
3Allah ‘Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Hai anak Adam, Aku
menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu tidak
mengindahkan, dan Aku menutup-nutupi (kesalahan-kesalahan)mu tetapi kamu
tambah berani, dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak mempedulikan Aku.
Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya, dan
bila diseru oleh Yang Maha Besar (Allah) dia berpaling dan mengesampingkan,
ketahuilah, apabila kamu minta Aku memberimu, jika kamu berdoa kepada-Ku
Aku kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu berserah
diri Aku memberimu rezeki, dan jika kamu mendatangiKu Aku menerimamu, dan
bila kamu bertaubat Aku ampuni (dosa-dosa)mu, dan Aku Maha Penerima Taubat
dan Maha Pengasih.” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)

Menurut Wikipedia Adam (Ibrani: ‫;ָאדָ ם‬ Arab: ‫آدم‬,


berarti tanah, manusia atau cokelat muda) adalah tokoh dari Kitab
Kejadian, Perjanjian Lama, Al-Quran dan Kitáb-i-Íqán.
Menurut mitos penciptaan dari agama-agama Abrahamik dia adalah manusia
pertama dan menurut agama samawi pula merekalah orang tua dari semua
manusia yang ada di dunia. Sedangkan kata dzurriyah berasal dari kata kerja dzara
artinya mencipta dan berarti juga membanyakan.Atau bisa jadi di ambil dari kata
kerja dzara artinya terbang dan mencecer.Atau boleh bisa di ambil dari kata
dzarara artinya anak-anak kecil.
Kata dzurriyah di pergunakan untuk arti anak-anak dan keturunan hingga hari
kiamat,tidak terbatas hanya pada anak langsung.

Bani Adam di sebutkan dalam Al Quran sebanyak 9 kali. Di antaranya


pada surat Yasin ayat 60. Adam di dalam Al Quran mempunyai pengertian
manusia dengan keturunannya yang mengandung pengertian basyar, insan dan an-
nas.Kata Bani Adam lebih ditekankan pada aspek amaliah manusia,.

Jadi zuriyat ialah anak-anak dan keturunan nabi adam hingga hari
kiamat,tidak terbatas hanya pada anak langsung

Hadirin yang berbahagia,

9
Nah, oleh karena itu kita sebagai manusia di muka bumi ini yang telah
terpilih menjadi khalifah, bahkan derjat kita lebih tinggi dari malaikat,jin,syetan
dan para penciptaan Allah maka kita patut bersyukur dan munuruti apa yang telah
di perintahkan oleh allah, dan meneladani apa yang dilakukan nabi atau pun rasul
kita

Sebuah awal Pasti ada akhirnya, itu lah kenyataan dari dunia fana ini, begitu juga
dalam pidato saya yang saya sampaikan sekurang-kurangnya dapat memberikan
pencerahan dan dapat dimengerti bagi para audiensi, ada pula ketidak sempurnaan
datang dari saya sebagai makhluk yang tidak sempurna,saya mohon maaf,
demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat,

Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb..

10
DAFTAR PUSTAKA

http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/04/penciptaan-manusia-dalam-
perspektif-al.html

https://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=2&id=266

https://id.wikipedia.org/wiki/Adam_dan_Hawa

Kementerian Agama RI, Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an dan


Sains, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012

http://portalkurikulum.blogspot.com/2016/09/bagian-bagian-pidato-dan-
contohnya.html

11

Anda mungkin juga menyukai