Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program bidang kesehatan adalah bertujuan agar setiap individu, keluarga
dsn masyarakat dapat mengatasi maslah kesehatannya secara mandiri.
Perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah
dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat perlu memperoleh pendidikan dan pengetahuan serta bimbingan
dari tim kesehatan. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu
mengatasi masalah kesehatan yang ada. Hal ini sesuai dengan visi Kementrian
Kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”. Agar mampu
melakukan bimbingan serta mampu memberikan pengetahuan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat selama mengikuti pendidikan
dibekali ilmu keterampilan yang memadai.
Masalah kesehatan bukan sekedar masalah sakit atau tidak sakit serta
penanggulangannya, tetapi lebih luas dan majemuk dari yang diperkirakan
baik dari segi penanggulangan maupun dari segi pencegahan. Banyak yang
telah dicapai dalam pengamatan serta penanggulanga masalah kesehatan oleh
para ahli, namun hanya sebagian kecil yang mampu ditanggulangi.
Perilaku masyarakat salah satu faktor yang menentukan penyakit, serta
budaya yang menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan keadaan
lingkungan yang sesuai, bagaimana sekelompok masyarakat memperlakukan
lingkungan air, udara, dan sebagainya. Sehingga untuk menjadi sehat, tidak
cukup hanya pencegahan penyakit secara perorangan, tetapi harus melihat dan
mengelola massyarakat sebgai salah satu kesatuan bersama lingkungan
hidupnya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subjek dan objek
pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya dan
mengikuti seluruh kegiatan kesehtan komunitas. Hal ini dimulai dari
pengenalan massalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga, dan kelompok masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja sama dengan individu,
keluarga, dan kelompok masyarakat di tatanan pelayanan kesehatan
komunitass dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, serta sebagi salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat
profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai maka mahasiswa Politeknik Kesehatan
Palangkaraya melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas di Desa
Luwuk Kiri Kecamatan Tasik Payawan Kabupaten Kasongan dengan
menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan keluarga, kelompok lansia,
dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa(i)
mempunyai satu keluarga binaan. Pendekatan secara kelompok dilakukan
dengan cara kerjasama dengan institusi terkait, dan seluruh komponen
masyarakat untuk mengikuti sertakan warga dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan. Diharapkan masyarakat dapat mengenal masalah
pencegahan dan peningkatan kesehtan. Diharapkan masyarakat dapat
mengenal masalah kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan
tindakan kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakatnya mampu
memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa(i)
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerja sama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatan status kesehatannya.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam ragka membekali ilmu dan
ahli/kecakapan mahasiswa diberinkesempatan untuk dapat melaksanakan
praktek keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik
di lapangan dalam bentuk Praktek Klinik Komunitas Terpadu (PKKT)
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangkaraya, sehingga
mahasiswa memperoleh pengalaman nyata tentang penanganan masalah
kesehatan di masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan
komunitas, diharapkan mahasiswa(i) mampu menerapkan dan
mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah didapat diperkuliahan
maupun dilahan praktek kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan konsep
dan proses keperawatan komunitas, asuhan keperawatan gerontik, dan
asuhan keperawatan keluarga serta pengorganisasian komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa(i) mendapatkan pengalaman nyata di lapangan
dengan segala kondisi kesehatan yang ada di masyarakat dan mampu
memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan
konsep dan proses keperawatan.
b. Agar mahasiswa(i) mampu mengidentifikasi atau membantu
masyarakat mengenal masalaah-masalah kesehatan di masyarakat dan
berupaya menanggulangi permasalahan yang ada bersama dengan
masyarakat.
c. Agar mahasiswa(i) mampu melakukan pengkajian kepada seluruh
anggota keluarga dalam situasi dan kondisi kesehatan keluarga.
d. Agar mahasiswa(i) mampu mengidentifikasi atau membantu keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan yang ada di keluarga dan berupaya
menanggulangi bersama keluarga.
e. Agar mahasiswa(i) mampu melaksanakan perencanaan asuhan
keperawatan keluarga dengan memberdyakan sumber daya yang ada di
keluarga.
f. Agar mahasiswa(i) mampu melaksanakan penyuluhan kesehatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan masyarakat dan keluarga
kepada masyarakat
g. Agar mahasiswa(i) mengerti dan memahami tentang konsep gerontik
dan kecenderungan masalah gerontik dalam lingkup lokal.
h. Agar mahasiswa(i) mendapatkan pengalaman nyata dan mampu
merencanakan dan melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada
individu, kelompok, kelompok khusus (gerontik) dan masyarakat.
Mendemonstrasikan kemampuan dalam memberikan penyuluhan
(pendidikan kesehatan) baik secara pribadi maupun kelompok lansia.
i. Agar mahasiswa(i) mampu mendemonstrasikan kemampuan dalam
komunikasi terapeutik dalam setiap aktivitas keperawatan komunitas
j. Agar mahasiswa(i) berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan terapi
kepada lansia contohnya senam lansia.
k. Agar mahasiswa(i) mengerti dan memahami pelayanan kegiatan
pemeriksaan secara massal kepada para lansia bersama dengan kader
posyandu lansia.

C. Manfaat Laporan
1. Untuk Mahasiswa
a. Mampu mengaplikasikan konsep keperawatan kesehatan komunitas
secara nyata pada masyarakat
b. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir kritis dan analitis untuk
menghadapi masalah di komunitas masyarakat
c. Mampu melakukan tindakan promotif dan preventif dalam
menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat
d. Mampu menjalin hubungan yang personal maupun interpersonal yang
baik dengan masyarakat
e. Mampu berkolaborasi dengan masyarakat untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan di masyarakat
2. Untuk masyarakat
a. Masyarakat mengetahui status kesehatan yang ada disekitarnya dan
mampu untuk menyelesaikan permaslahan tersebut
b. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan laporan Akhir Praktek Keperawatan
Komunitas di Kampung Jomblang Dusun Dukuh Rt 2 / Rw 09 Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.
Bab 1 : Membahas tentang pendahuluan yang meliputi : latar
belakang, tujuan, manfaat, sistematika penulisan.
Bab II : Menguraikan tentang tinjauan teoritis yang terdiri dari :
keperawatan kesehatan komunitas, sasaran, ruang lingkup, kegiatan praktik
keperawatan komunitas, asumsi dasar, falsafah, dan metode asuhan
keperawatan komunitas.
Bab III : Membahas tentang penerapan praktik klinik komunitas, meliputi :
pengkajian, analisa data, penentuan masalah kesehatan, perencanaan kegiatan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Bab IV : Berisi pembahasan yang menguraikan tentang hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan.
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan kesehatan Utama


Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan
kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran
masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan
Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi pelayanan
kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas,
mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan
banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:
1. Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
2. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan
kesehatan atau kombinasi dari padanya.
3. Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara
umum dapat dibedakan atas dua, yaitu:
a) Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan
cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau
secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk
dalam kelompok kesehatan masyarakat (public health service) ditandai
dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama
dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya
untuk kelompok dan masyarakat.

B. Konsep keperawatan komunitas


Berdasarkan pernyataan dari American Nurses Association (2004) yang
mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan
keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif
dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak
terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. Definisi keperawatan
kesehatan komunitas menurut American Public Health Association (2004)
yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan
komunitas.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya (Depkes, 2006). Keperawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif)
dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan
kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan keperawatan diberikan secara
langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang sehat–sakit dengan
mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi termasuk kelompok/
masyarakat penduduk di daerah kumuh, terisolasi, berkonflik, dan daerah yang
tidak terjangkau pelayanan kesehatan. Keperawatan kesehatan masyarakat,
merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang sudah ada sejak konsep
Puskesmas di perkenalkan.
Perawatan Kesehatan Masyarakat sering disebut dengan PHN (Public
Health Nursing) namun pada akhir-akhir ini lebih tepat disebut CHN
(Community Health Nursing). Perubahan istilah public menjadi community,
terjadi di banyak negara karena istilah “public” sering kali di hubungkan
dengan bantuan dana pemerintah (government subsidy atau public funding),
sementara keperawatan kesehatan masyarakat dapat dikembangkan tidak
hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta, khususnya
pada sasaran individu (UKP), contohnya perawatan kesehatan individu di
rumah (home health nursing) (Depkes, 2006).
C. Peran perawat komunitas
1. Peran Perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social
(Robbins, 2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan
oleh perawat kesehatan masyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah (Widyanto, 2014):
a) Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)
Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan
masyarakat yang utuh (holistic) serta berkesinambungan
(komprehensif). Asuhan keperawatan dapat diberikan secara langsung
maupun secara tidak langsung pada berbagai tatanan kesehatan
meliputi puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling sekolah, panti, posyandu, dan keluarga.
b) Peran Sebagai Pendidik (Educator)
Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang optimal.
Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji
kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok
masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun
program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik sehat maupun
sakit. Misalnya penyuluhan tentang nutrisi, senam lansia, manajemen
stress, terapi relaksasi, gaya hidup bahkan penyuluhan mengenai
proses terjadinya suatu penyakit.
Membimbing pasien membaca Al-Quran. Membimbing pasien
dengan membaca Al-Quran terutama dengan ayat-ayat dengan orang
sakit, rahmat allah dan karunia Allah, dengan begitu pasien akan
termotivasi untuk sembuh. Dan memberikan pengertian bagi pasien
supaya membaca Al-Quran daripada mengeluh atas penyakit yang
dideritanya.
c) Peran sebagai konselor (Counselor)
Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai
usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat
dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d) Peran sebagai panutan (Role Mode)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
e) Peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan social yang ada pada masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
f) Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat
sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
g) Peran sebagai kolaborator
Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja
sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
h) Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadapat status kesehatan melalui kunjugan rumah,
pertemuan-pertemuan observasi dan pengumpulan data. (Widyanto,
2014).
i) Peran Pada Invidu Atau Keluarga
1) Sebagai pelaksana kesehatan
2) Sebagai pendidik
3) Sebagai konselor
4) Sebagai peneliti
j) Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada
anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986). Fokus utama perawat
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader.
k) Peran dalam bidang kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan. Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan industry,
pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain.
l) Perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian
perawatan kesehatan umum yang disediakan pada individu dan
keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan memulihkan
kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan
penyakit (Ilmi, 2011).
2. Fungsi perawat komunitas
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sistem organ
fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini dilakukan dengan
diprakarsai oleh perawat dan perawat bertanggung jawab serta
bertanggung gugat atas rencana keputusan tindakannya.
a. Fungsi Dependen yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan
oleh seorang perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya
(dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya).
b. Fungsi Interdependen, fungsi ini berupa kerja tim (Astuti, 2014).

D. Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2005) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
a. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk.
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi.
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi
dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan penyakit.
h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan
Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat.
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2005) :
1) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran.
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu : kegiatan timbale balik berupa tanya
jawab
b) Pengamatan yaitu : melakukan observasi dengan panca
indra
c) Pemeriksaan fisik : melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu
4) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
2. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
a. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
b. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan
komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
d. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi
yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan
komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005)
e. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
f. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata
c. adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. Pengkajian Keperawatan Komunitas


1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka
perlu adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani
masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan
pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga,
tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan
keperawatan komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan.
2. Data demografi
a. Usia
Berdasarkan diagram dibawah, dapat disimpulkan bahwa 57% dewasa (66
orang) , 21% Anak dan remaja (25 orang) , 15% lansia (16 orang), dan 7%
Balita (7 orang).
I.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia dengan n=114

b. Pendidikan
Berdasarkan diagram dibawah, dapat disimpulkan bahwa 42% (48 orang)
SD, 20% SMA (23 orang), 15% SMP (17 orang) , 11% tidak sekolah (13
orang), 5% belum sekolah (6 orang), 4% TK (5 orang), dan 3% Perguruan
tinggi (3 orang).
I.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia dengan n = 114

c. Pekerjaan
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 30% Buruh (34
oang), 19% wiraswasta (22 orang), 17% swasta (19 orang), 16% pelajar
(18 orang) , 8% belum bekerja (9 orang) , 6% tidak bekerja (7 orang), dan
4% petani (5 orang).
I.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan dengan n=114

3. Lingkungan Fisik
a. Jenis Rumah
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 83%
tersendiri (33 rumah), dan 17% petak (7 rumah).
1.4 Distribusi Jenis Rumah dengan n=40
b. Jenis Bangunan
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 97%
permanen (39 rumah), 3% semi permanen dan tidak ada jenis
bangunan non permanen (1 rumah).
1.5 Distribusi Jenis Bangunan dengan n=40

c. Status Kepemilikan Rumah


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 100% status
kepemilikan rumah milik sendiri (40 rumah) .
1.6 Distribusi Status Kepemilikan Rumah dengan n=40
d. Penerangan
Berdasarkan diagram dibawah dapat dsimpulkan bahwa 100%
penerangan menggunakan listrik (40 rumah).
1.7 Distribusi Penerangan dengan n=40

e. Lantai
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 77% ubin (31
rumah) , 20% plester (8 rumah) , dan 3% tanah (1 rumah).
1.8 Distribusi Lantai dengan n=40
f. Vector Yang Membahayakan Kesehatan
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 68% nyamuk
(27 rumah), 13% tikus (5 rumah) , 11% kecoa (4 rumah) , 4% lalat (2
rumah) , dan 4% kucing (2 rumah).
1.9 Distribusi Vektor yang Membahayakan Kesehatan dengan n=40

g. Kebersihan didalam Rumah


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 50% bersih
(20 rumah) , 47% cukup bersih (19 rumah) , dan 3% tidak bersih(1
rumah) .
1.10 Distribusi Kebersihan Didalam Rumah dengan n=40
h. Kebersihan halaman
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan 58% tidak bersih (23
rumah) dan 42% bersih (17 rumah) .
1.11 Distribusi Kebersihan Halaman dengan n=40

i. Kepemilikan Jendela
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 94%
memiliki (38 rumah) dan 6% tidak memiliki (2 rumah) .
1.12 Distribusi Kepemilikan Jendela dengan n=40

j. Keadaan Jendela
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 69% dibuka
(28 orang) dan 31% tidak dibuka (12 orang) .
1.13 Distribusi Keadaan Jendela dengan n=40

4. Sumber Air
a. Kepemilikan Sumber Air
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 97%
memiliki (39 rumah) dan 3% tidak memiliki sumber air (1 rumah).
1.14 Distribusi Kepemilikan Sumber Air dengan n=40

b. Tempat Penympanan Air


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 72% tertutup
(29 orang) dan 28% terbuka penyimpanan air (11 orang).
1.15 Distribusi Tempat Penyimpanan Air dengan n=40

c. Pengurasan Tempat Penyimpanan Air


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 61% > 3 hari
(24 rumah) , 36% < 3 hari (14 rumah) , dan 3% tidak pernah
pengurasan tempat penampungan air (1 rumah).
1.16 Distribusi Pengurasan Tempat Penampungan Air

d. Penggunaan Air Minum


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 92% air
minum dimasak (37 rumah) dan 8% air minum tidak dimasak (3
rumah).
1.17 Distribusi Penggunaan Air Minum

5. Pembuangan Air Limbah


a. Status Kepemilikan Air Limbah
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 100% (n=40)
memiliki saluran pembuangan air limbah.
1.18 Distribusi Kepemilikan Pembuangan Air Limbah

b. Kondisi Pembuangan Air Limbah


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 75% terbuka
lancer (30 rumah) , 14% tertutup lancer (6 rumah), dan 11% terbuka
tergenang (4 rumah) .
1.19 Distribusi Kondisi Pembuangan Air Limbah
6. Pembuangan Sampah
a. Cara Pembuangan Sampah
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 50% sampah
ditimbun (20 rumah) dan 50% sampah dibakar (20rumah).
1.20 Distribusi Cara Pembuangan Sampah

b. Keadaan Tempat Pembuangan Sampah


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 69% tempat
pembuangan sampah terpelihara (28 rumah) dan 31% tidak terpelihara
(12 rumah).
1.21 Distribusi Keadaan Tempat pembuangan Sampah

7. Kepemilikan Kandang Ternak


a. Status Kepemilikan kandang ternak
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 69% tidak
punya kandang ternak (28 rumah) dan 31% memiliki (12 rumah).
1.22 Distribusi Status Kepemilikan kandang ternak dengan n=40

b. Posisi Kandang Ternak


Berdasarkan diagram dibawah dapatdisimpulkan bahwa 55% diluar
rumah (22 rumah), 27% menempel dirumah (11 rumah) dan 18%
didalam rumah (7 rumah).
1.23 Distribusi Posisi Kandang Ternak dengan n=40

c. Pemanfaatan Kotoran
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 37% lain-lain
(15 rumah), 27% ditimbun (11 rumah), 18% ditampung (7 rumah), 9%
dibiarkan (4 rumah) dan 9% dibuang sembarangan (4 rumah).
1.24 Distribusi Pemanfaatan Kotoran dengan n=40

8. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


a. Keluarga yang Sakit
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 74% tidak
ada yang sakit (30 rumah) dan 26% ada yang sakit (10 rumah).
1.25 Distribusi Sakit dalam 1 bulan Terakhir dengan n=40

b. Jenis Penyakit
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 64%
Hipertensi (24 orang), 18% ISK (7 orang), 9% batuk pilek (3 orang)
dan 9% DM (3 orang).
1.26 Distribusi Jenis Penyakit dengan n=38

c. Cara Mengatasi penyakit


Berdasarkan diagram dibaah dpat disimpulkan bahwa 45%
perawat/bidan (17 orang), 22% puskesmas (8 orang), 22% lain-lain (8
orang) dan 11% dibiarkan (4 orang).
1.27 Distribusi Cara Mengatasi Penyakit dengan n=38

d. Mendapatkan Informasi Kesehatan


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 86%
mendapatkan informasi (33 orang) dan 14% tidak (5 orang).
1.28 Distribusi Informasi Kesehatan dengan n=38

9. Masalah Kesehatan Pasangan Usia Subur


a. Pasangan Usia Subur
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 55% tidak
ada (22 rumah) dan 45% ada pasangan subur dikeluarga (18 rumah).
1.29 Distribusi Pasangan Subur dengan n=40

b. Akseptor KB
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 54% ada yang
menggunakan KB (10 pasang) dan 46% tidak menggunakan KB (8
pasang).
1.30 Distribusi Akseptor KB dengan n=18

c. Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 50% suntik
KB (9 orang), 25% pil KB (5 orang), 13% lian-lain (2 orang) dan 12%
susuk (2 orang).
1.31 Distribusi Jenis Kontrasepsi dengan n=18

10. Masalah Kesehatan Ibu Hamil


Anggota Ibu Hamil
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 94% tdak ada
ibu hamil (38 rumah) dan 6% ada yang anggota keluarga hamil (2
rumah).
1.32 Distibusi Anggota Keluarga Hamil dengan n=40 rumah

11. Masalah Kesehatan Ibu Menyusui


a. Ibu Menyusui
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 97% tidak
ada ibu menyusui (39 rumah) dan 3% ada ibu menyusui (1 rumah).
1.33 DistribusiIbu Menyusui dengan n=40

12. Balita
a. Balita
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa jumlah balita
sebanyak 6% (7 orang) dari total warga.
1.34 Distribusi Balita dengan n=114

b. Posyandu
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 100% balita
diabwa keposyandu setiap bulannya (7 orang).
1.36 Distribusi Setiap Bulan Dibawa Posyandu dengan n=7

c. Imunisasi
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 100% balita
dilakukan imunisasi (7 orang).
1.37 Distribusi Imunisasi dengan n=7

d. Jenis Imunisasi
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 29%
imunisasi DPT (3 orang), 18% polio (1 orang), 18% BCG (1 orang),
18% Campak (1 orang), dan 17% hepatitis (1 orang).
1.38 Distribusi jenis Imunisasi dengan n=7

13. Anak dan Remaja


a. Usia Anak
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 50% 6-10 th
(12 orang), 36% 16-21 th (9 orang) dan 14% 11-15 th (4 orang).
1.40 Distribusi Usia Anak dengan n=25

14. Usia Lanjut


a. Lansia Didalam Rumah
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 63% tidak
ada lansia (25 rumah) dan 37% memiliki lansia (15 rumah).
1.42 Distribusi Lansia Didalam Rumah dengan n=40

b. Keluhan Penyakit Lansia


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 73%
memiliki keluhan penyakit (12 orang) dan 27% tidak memiliki keluhan
(4 orang).
1.43Distribusi Penyakit pada lansia dengan n=16

c. Penyakit Lansia
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 64%
hipertensi (10 orang), 27% rheumatic (4 orang) dan 9% DM (2 orang).
1.44 Distribusi Penyakit Lansia dengan n=16

d. Keikutsertaan Lansia di Posyandu


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 93%
mengikuti posyandu lansia (15 orang) dan 7% tidak mengikuti
posyandu lansia (1 orang).
1.45 Distribusi keikutsertaan Lansia Dalam Posyandu dengan n=16

15. Ekonomi
a. Sumber Pendapatan
Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 54% buruh
(22 rumah), 27% wiraswasta (11 rumah), 8% petani (3 rumah), 8%
karyawan swasta (3 rumah), dan 3% tidak bekerja (1 rumah).
1.46 Distribusi Sumber Pendapatan dengan n=40

b. Status Kepemilikan Asuransi


Berdasarkan diagram dibawah dapat disimpulkan bahwa 58%
memiliki asuransi kesehatan (23 rumah) dan 42% tidak memiliki
asuransi kesehatan (17 rumah).
1.47 Distribusi Kepemilikan Asuransi Kesehatan dengan n=40
II. Analisa Data dan Penegakan Diagnosa Keperawatan Komunitas

No. Data Fokus Diagnosa Keperawatan

1. DS : Ketidakefektifan
- Dari hasil wawancara dengan warga pemeliharaan kesehatan :
sebagian besar warga mengeluhkan kebersihan lingkungan
tentang kebersihan lingkungan, terutama (00099)
tentang pemeliharaan sampah.
- Dari hasil wawancara dengan warga tidak
ada pengecekan jentik-jentik nyamuk
secara berkala.
DO :
- Dari hasil angket didapatkan data vector
yaitu 68% nyamuk, 13% tikus, 11%
kecoa, 4% lalat, dan 4% kucing,
keberihan didalam rumah yaitu 50%
bersih, 47% cukup bersih, dan 3% tidak
bersih, kebersihan halaman yaitu 58%
tidak bersih dan 42% bersih, cara
pembuangan sampah yaitu 50% sampah
ditimbun dan 50% sampah dibakar, dan
pengurasan tempat penyimpanan air 61%
> 3 hari, 36% < 3 hari, dan 3% tidak
pernah pengurasan tempat penampungan
air (1 rmh).
- Dari hasil observasi data yang dilakukan
terdapat penunpukan sampah diselokan,
sehingga terdapat banyak genangan air
dan berpotensi berkembangnya jentik-
jentik nyamuk.
- Dari hasil observasi data yang dilakukan
tidak terdapat tanaman yang bisa
menyimpan air yang menyebabkan
munculnya jentik-jentik nyamuk.

2. DS : Ketidakefektifan
Dari hasil wawancara didapatkan data pemeliharaan kesehatan :
bahwa sebagian besar warga mengeluhkan hipertensi (00099)
tekanan darah tinggi terutama pada lansia.
DO:
- Hasil angket pada dusun jomblang Rt 02
Rw 09 kelurahan dukuh kec. Sukoharjo,
kab. Sukoharjo didapatkan data 64%
hipertensi, 27% rheumatic dan 9% DM.
Dan data pendidikan yaitu 42% SD, 20%
SMA, 15% SMP, 11% tidak sekolah, 5%
belum sekolah, 4% TK, dan 3%
Perguruan tinggi.

III.Prioritas Masalah Keperawatan


Kriteria untuk menentukan scoring ukuran masalah kesehatan
Prioritas / Urutan Masalah

Masalah Keperawatan Komponen BPR Skor Urutan/

A B C (A+2B) X C Rangking

Ketidakefektifan 10 10 8 240 1
pemeliharaan kesehatan :
kebersihan lingkungan
(00099)

Ketidakefektifan 10 5 4 80 2
pemeliharaan kesehatan :
hipertensi (00099)

Keterangan :
A : Presentasi Populasi yang mengalami masalah kesehatan
B : Keseriusan masalah
C : Kefektifan intervensi

Diagnose keperawatan berdasarkan urutan prioritas masalah :


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan : kebersihan lingkungan (00099)
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan : hipertensi (00099)

IV. Intervensi Keperawatan

No. Dx Masalah Tindakan

1 Ketidakefektifan 1. Kerja bakti


pemeliharaan kesehatan : 2. Memberikan pendidikan kesehatan
kebersihan lingkungan mengenai PHBS
(00099) 3. Penanaman tumbuhan sereh
4. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang jenis-jenis nyamuk dan
cara terhindar dari gigitan nyamuk
5. Memberikan edukasi pengolahan
sampah
2 Ketidakefektifan 1. Membuka posko kesehatan
pemeliharaan kesehatan : 2. Memberikan pendidikan kesehatan
hipertensi (00099) kepada lansia di Posyandu lansia
3. Memberikan terapi senam
hipertensi

V. Implementasi Keperawatan
VI. Evaluasi Keperawatan
VII. Rencana Tindak Lanjut
BAB IV
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai