PENDAHULUAN
Proses Komunikasi
1. Encoding
Encoding dalam komunikasi massa terjadi ketika sumber informasi
menerjemahkan pemikiran dan ide dalam sebuah bentuk yang dapat
ditangkap atau dimengerti oleh pancaindera orang yang menerima pesan.
Ketika seseorang bermaksud menyampaikan pesan maka otak dan lidahnya
bekerjasama membentuk kata-kata dan kalimat untuk diucapkan. Ketika
seseorang menulis surat maka otak dan jari-jarinya bekerjasama dalam
memproduksi tulisan sehingga bisa dilihat dalam kertas dan dibaca.
Encoding dalam komunikasi dapat terjadi sekali atau beberapa kali. Contoh
dalam komunikasi massa adalah pekerjaan seorang produser film yang harus
menjelaskan idenya kepada penulis naskah untuk diterjemahkan menjadi
sebuah skrip. Kemudian, skrip tersebut harus diterjemahkan kembali oleh
sang sinematografer menjadi sebuah gambar bergerak.
2. Pesan (Message)
Pesan merupakan informasi yang sudah diolah dan disampaikan oleh
sumber informasi. Ketika kita berbicara maka pesan adalah apa yang kita
katakan. Ketika kita menulis surat maka apa yang kita tulis di kertas adalah
pesan. Pesan dapat diproduksi secara mudah melalui kata-kata yang
diucapkan dalam komunikasi tatap muka atau tulisan yang diterbitkan dalam
bentuk buku. Pesan atau informasi dalam komunikasi massa sudah pasti
bersifat publik. Setiap orang yang memiliki sarana media massa tentu dapat
menerima pesan yang sama.
3. Saluran (Channel)
Saluran merupakan medium atau sistem transmisi yang digunakan untuk
menyebarkan pesan atau informasi dari orang yang satu ke orang lain, dari
satu sumber ke receiver atau dari satu tempat ke tempat lain, seperti
informasi tentang bencana alam yang terjadi di suatu daerah yang disiarkan
lewat televisi atau radio ke audiens di kota lain.
4. Decoding
Proses ini terjadi ketika receiver menerjemahkan atau menginterpreta-
sikan pesan ke dalam sebuah bentuk yang mempunyai makna baginya.
Contoh, ketika Anda membaca kalimat-kalimat ini, Anda sedang melakukan
proses decoding. Kalau Anda sedang mendengarkan radio ketika membaca
modul ini maka berarti Anda melakukan decoding terhadap dua informasi
(pesan) secara bersamaan. Dalam hal ini, yang disebut decoder, dapat saja
berbentuk mesin atau orang. Adapun contoh decoder dalam bentuk mesin
adalah radio, videotape, CD player, proyektor film yang menerjemahkan
gelombang cahaya menjadi gelombang suara untuk sistem pendengaran kita
dan televisi yang menghasilkan transmisi audio dan visual.
Gambar 1.1
Model SMCR
2. Komunikasi Massa
Bila definisi komunikasi massa yang diberikan Potter menekankan pada
karakter audiens maka Dominick (2005:11) mendefinisikannya dengan
menekankan pada institusi media. Menurutnya, komunikasi massa
merupakan proses yang sangat kompleks yang dilakukan dengan
menggunakan mesin untuk memproduksi dan menyebarkan pesan yang
ditujukan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan terpencar.
Wright (Harris, 2009:3-4) menjelaskan mengapa komunikasi massa
diberi label ‗massa‘ karena pertama, audiensnya luas, anonim, dan beragam.
Kedua, sumber komunikasinya adalah institusi, organisasi atau perusahaan,
seperti jaringan televisi, jaringan suratkabar, kantor berita atau konglomerat
yang memiliki perusahaan media. Ketiga, institusi media massa memiliki
fungsi ekonomi atau mendapatkan profit dengan cara mempertahankan
jumlah audiens yang besar sebagai sarana untuk mendapatkan pendapatan
dari para pengiklan.
Komunikasi Massa adalah salah satu bentuk komunikasi yang akan kita
dalami pada modul ini. Jenis-jenis lainnya adalah komunikasi intrapersonal,
interpersonal, small group, dan large group. Pengategorian ini dibuat
berdasarkan jumlah target audiensnya dan proses unik yang terjadi pada
masing-masing jenis, sebagaimana terlihat dalam gambar 2 berikut ini.
Sumber: Straubhaar, 2008:20
Gambar 1.2
Tipe-Tipe
Komunikasi
4. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi ini terdiri atas dua orang atau lebih, namun acap kali hanya
melibatkan dua orang. Tipe komunikasi ini sering disebut sebagai
komunikasi one-to-one. Contohnya adalah percakapan antara 2 orang, atau
komunikasi yang dilakukan dengan cara menulis surat untuk seorang teman.
Contoh komunikasi interpersonal yang melibatkan alat elektronik adalah
percakapan lewat telepon, lewat twitter, internet, dan facebook. Pada
hakikatnya, komunikasi interpersonal, atau komunikasi antarpribadi
merupakan komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Dilihat dari
segi efektivitasnya, komunikasi ini dapat dikatakan paling efektif adalah
komunikasi yang mampu mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
Umpan balik (feedback) dalam komunikasi interpersonal terjadi secara
langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga
karena ia berada pada tempat dan waktu yang sama dengan receiver sehingga
komunikator juga dapat mengetahui secara pasti apakah komunikasinya
efektif atau tidak. Komunikasi interpersonal memungkinkan komunikator
untuk segera mengevaluasi pesan yang disampaikannya terhadap komunikan.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi ini melibatkan orang-orang dalam sebuah organisasi
sehingga struktur organisasi serta jabatan dan pekerjaan seseorang akan
sangat mempengaruhi jalannya komunikasi ini. Misalnya, komunikasi yang
terjadi di banyak perusahaan bersifat satu arah: dari atasan kepada stafnya,
dan mungkin kepada staf di bagian lain. Sebaliknya, terjadi juga komunikasi
dari bawahan ke atasan.
6. Komunikasi dalam Kelompok
Komunikasi yang terjadi dalam kelompok setidaknya melibatkan tiga
orang atau lebih yang dilakukan melalui interaksi secara tatap muka. Namun,
tidak semua komunikasi yang dilakukan di tempat yang ramai dapat
dikategorikan sebagai group communication. Misalnya, 2 orang yang sedang
melakukan percakapan di ruang kelas, tidak dikategorikan dalam kelompok
ini, melainkan termasuk dalam komunikasi interpersonal.
Contoh komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh
beberapa siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok belajar, atau
kelompok diskusi ataupun pada kelompok yang lebih besar contohnya
kelompok pengendara motor Harley Davidson, kelompok pengguna Kereta
Listrik di Jakarta, kelompok pendukung (supporter) klub olahraga sepak bola
tertentu. Di sini, para anggota kelompok itu berbagi informasi, memecahkan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengenal lawan bicaranya.
Pada dasarnya, komunikasi kelompok memiliki dua tujuan yakni untuk
menyelesaikan tugas kelompok dan memelihara norma atau moral anggota-
anggota kelompoknya.
Dalam tipe komunikasi ini ada kelompok kecil dan kelompok besar.
Komunikasi dalam kelompok kecil biasanya melibatkan kurang dari dua
belas orang. Faktor penting dalam komunikasi ini adalah dinamika yang
terjadi dalam kelompok. Misalnya, adanya giliran berbicara bagi setiap orang
dalam kelompok. Komunikasi seperti disebut juga sebagai komunikasi many-
to-many. Sementara itu, komunikasi dalam kelompok besar melibatkan lebih
banyak orang, misal di atas dua belas orang hingga ratusan orang. Kondisi
seperti ini tentu akan membatasi masing-masing individu untuk punya
kesempatan berbicara karena jumlah orang yang berpartisipasi terlalu
banyak. Namun, komunikasi ini masih memungkinkan terjadinya feedback
dari receiver. Contohnya dalam kampanye, atau pertunjukkan musik dan seni
lainnya, audiens dapat memberikan pujian atau kritikan, beberapa orang dari
audiens juga bisa mengajukan pertanyaan.
7. Media Massa
Secara general, medium adalah sarana untuk menyampaikan sebuah
pesan dari sumber kepada penerima pesan (―medium‖ adalah bentuk tunggal
dan ―media‖ adalah bentuk jamak). Ketika kita membicarakan
komunikasi massa maka kita juga membutuhkan media massa.
Media massa adalah saluran (channel) yang digunakan dalam
komunikasi massa. Definisi media massa tidak saja mencakup perlengkapan
mekanik yang mentransmisikan dan dapat juga menyimpan informasi
(kamera tv, radio, mikrofon, percetakan), tetapi juga meliputi institusi yang
menggunakan peralatan mekanis itu untuk mentransmisikan pesan. Ketika
kita membicarakan media televisi, radio, suratkabar, majalah, musik, dan
film, kita juga menunjuk pada pekerja media, kebijakan, organisasi dan
teknologi yang memproduksi dan mendistribusikan komunikasi massa.
Menurut McQuail, media massa dalam kajian komunikasi massa sering
dipahami sebagai perangkat-perangkat yang terorganisir untuk
berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada
khalayak luas dalam waktu yang singkat. Dalam konteks ini, media akan
memiliki pengertian mediasi karena mampu menjembatani jarak antara
khalayak dan dunia.
3. Biaya Operasional
Tidaklah mudah untuk membangun sebuah organisasi komunikasi massa
dan mempertahankan keberadaannya karena dibutuhkan modal yang besar.
Biaya memproduksi suratkabar pada tahun 2000 akan berbeda dengan biaya
produksi saat ini. Berbeda pula dengan jumlah yang dibutuhkan stasiun
televisi. Misal, sebuah stasiun televisi yang merupakan 10 stasiun besar di
AS bisa mengeluarkan US$ 10 juta per tahun untuk mempertahankan
keberadaannya. Inilah sebabnya mengapa, hanya organisasi-organisasi yang
mempunyai sistem dan biaya yang besar, yang akhirnya dapat memproduksi
komunikasi massa. Oleh karenanya, terbentuklah sebuah tren yang
sebenarnya muncul pada abad ke-20, yaitu pemusatan kepemilikan. Hanya
perusahaan yang mempunya kekuatan finansial besar yang dapat bersaing.
Akibatnya, pada tahun 2007 banyak sekali media-media besar yang
mendominasi pasar.
C. INTERNET
Sumber: Dominick,
2005:21
Gambar 1.3
Model Komunikasi Massa Tradisional
Gambar 1.4
Model Komunikasi Massa melalui Internet
A. MASYARAKAT INFORMASI
Gambar 1.5
Media Komunikasi dari Waktu ke Waktu
1. Telepon
Media komunikasi digital pertama adalah telepon pada tahun 1962. Saat
ini, telepon pun sudah berkembang dan memiliki berbagai fitur. Telepon kini
tidak hanya membantu manusia untuk bercakap-cakap satu sama lain.
Dengan telepon atau handphone, kita juga dapat mengakses internet di
manapun dan kapan pun.
2. Media Cetak
Digitalisasi akhirnya mendorong kelahiran media cetak di penghujung
tahun 1960. Tidak seperti dulu, kini sistem percetakan media sangatlah
mudah. Versi online-nya pun tersedia demi mengikuti tren perkembangan
media seraya tetap menjaga para audiensnya. Sebut saja majalah-majalah
remaja, seperti Gadis, Kawanku, GoGirl yang sekarang dapat dijumpai versi
online-nya, bahkan kini terdapat beberapa media yang hanya berjalan online
(media online). Contoh media online ini dapat kita lihat pada situs-situs
penyedia informasi, seperti Kapanlagi, Detik, dan Okezone.
3. Film
Saat ini, pengeditan film berlangsung di komputer. Teknologi yang
mendukung pembuatan film juga sudah semakin canggih. Misalnya, sound
system yang memakai model digital, serta video disc (DVD) yang
menggantikan videotape analog. Industri film Hollywood di AS mulai
menggunakan special effects bagi film Star Wars yang diproduksinya, dan
film yang dihasilkan dengan menggunakan animasi komputer, seperti Toy
Story pada tahun 1995 menjadi semakin lumrah.
Sumber: http://planetill.com/2010/11/15-years-ago-toy-story-changed-the-world/
Gambar 1.6
Toy Story
4. Recording
Compact disc (CD) digital pertama dibuat pada tahun 1982. Namun,
seiring perkembangan zaman, musik tidak lagi mengandalkan CD, melainkan
internet. Saat ini, setiap orang dapat mengunduh musik yang mereka sukai di
internet.
Sumber: (http://crave.cnet.co.uk/homecinema/tivo-announces-premiere-and-
premiere-xl-pvrs-us-rejoices-uk-weeps-49305178/)
Gambar 1.7
Tivo
Gambar 1.8
Tahapan Perkembangan Masyarakat
1. Masyarakat Pre-agrikultur
Sebelum kehidupan agrikultur berkembang, pada umumnya orang hidup
dalam kelompok kecil, mengumpulkan makanan, dan berburu hewan.
Komunikasi lisan menjadi andalan untuk menyampaikan pesan kepada
sesamanya, bahkan kepada generasi selanjutnya. Dengan tradisi lisan itulah,
cerita rakyat, upacara-upacara ritual, atau lagu-lagu daerah sampai diingatan
kita saat ini. Hingga sekarang pun sebenarnya tradisi lisan masih melekat
pada masyarakat kita. Buktinya, kita masih suka bercakap-cakap dan berbagi
pengalaman dengan keluarga, teman, dan orang lain.
2. Masyarakat Agrikultur
Ketika masyarakat pertanian mulai berkembang, hampir semua
pekerjaan berkaitan dengan kebun dan tanah pertanian: menggali tambang,
memancing, dan juga menebang pohon. Dibandingkan masyarakat pre-
agrikultur, masyarakat agrikultur lebih terorganisir, namun lebih kompleks.
Dari sinilah masyarakat Sumerian (yang terletak di Irak) berasal. Masyarakat
ini dikenal sebagai penemu tulisan 4000 tahun sebelum masehi. Di dalam
masyarakat agrikultur, komunikasi adalah hal yang istimewa karena
kebanyakan dari mereka baik petani maupun bangsawan tidak mampu
membaca dan menulis. Orang-orang pertama yang melakukan tugas-tugas
yang berkaitan dengan membaca dan menulis biasanya hanya pemuka
agama/kepercayaan dan para pedagang. Oleh karena itu, kurir-kurir yang
memiliki kemampuan menghafal pesan yang sangat panjang akan sangat
dihormati masyarakat.
Media massa yang pertama muncul dalam masyarakat ini adalah buku
yang ditulis dengan tangan. Namun, jumlahnya sangat terbatas karena
penggandaan buku adalah pekerjaan yang sangat melelahkan. Alhasil,
kebanyakan buku hanya beredar pada kalangan elit dan agamawan. Pada
masa itu, negara Amerika masih merupakan negara agrikultur, dan saat ini
para pekerja agrikultur di sana hanya berjumlah 2% dari total populasi
negara. Sementara itu, di negara berkembang lainnya masih banyak
masyarakat yang mempunyai penghasilan utama dalam bidang pertanian.
3. Masyarakat Industri
Walaupun awal revolusi industri acap kali dikaitkan dengan penemuan
mesin uap oleh Thomas Newcomen tahun 1712, tetapi dalam hal komunikasi
lebih dikaitkan dengan publikasi Injil (bible) oleh Johannes Guttenberg tahun
1455. Dengan penemuan mesin cetaknya, ia membuat perubahan besar di
Eropa. Produksi buku semakin cepat dan meningkat sehingga tidak
membutuhkan waktu dan tenaga yang besar untuk menggandakan pesan.
Ribuan buku pun tercetak dengan harga yang murah sehingga lingkup
audiensnya pun menjadi semakin besar.
Revolusi industri pun kemudian mengikuti jejak Gutenberg. Industri-
industri yang berada di tengah kota menggaet masyarakat desa untuk pindah
ke kota; dari masyarakat agrikultur ke masyarakat industri. Pada tahun 1910,
Amerika menjadi sebuah negara industri; pabrik-pabrik mengalahkan para
pekerja agrikultur. Hal ini menyebabkan persyaratan memasuki dunia kerja
lebih kompleks dan kebutuhan hidup menjadi besar. Pada tahun 1830,
urbanisasi, literasi, dan kebutuhan untuk mengiklankan barang-barang baru
secara besar-besaran mulai memberi tempat pada media massa, surat kabar
perkotaan. Segera setelah itu, metode produksi massal diaplikasikan untuk
meningkatkan proses pencetakan, dan menemukan hiburan yang baru bagi
masyarakat urban, termasuk peningkatan peran film, radio, televisi
bersamaan dengan surat kabar dan majalah. Peningkatan ini kemudian
menjadi karakteristik media dalam masyarakat industri.
2. Konvergensi Media
Konvergensi dapat dikatakan sebagai proses penyatuan berbagai bidang.
Meski bukan barang baru, dewasa ini konvergensi banyak dibicarakan dan
dianggap akan menjadi sebuah tren komunikasi massa di masa depan. Salah
satu jenisnya adalah konvergensi korporasi yang muncul di AS pada tahun
1980an dengan suatu sinergi. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi ide
(konten), seperti perusahaan rekaman dan film, membutuhkan sebuah sarana
untuk mendistribusikan karyanya. TV misalnya, dengan teknologi digital
yang dimilikinya, tv mengubah sinergi-sinergi tersebut menjadi konvergensi.
Inilah tujuan perusahaan-perusahaan serupa lainnya: membuat segala
sesuatunya terlihat. Akankah konvergensi korporasi tetap bertahan dengan
adanya internet? Mungkin, namun, sepertinya konvergensi ini akan
tergantikan oleh divergensi.
Jenis konvergensi lainnya adalah konvergensi operasional. Hal ini terjadi
ketika pemilik beberapa properti media menggabungkan media-medianya
dalam satu sistem. Contohnya adalah grup Tempo, tidak hanya memiliki
koran dan majalah, mereka juga membentuk pusat budaya, seperti Salihara.
Konvergensi macam inilah yang berpotensi menjadi tren. Keuntungan sistem
ini jelas. Konvergensi operasional akan menghemat banyak uang, dengan
menggabungkan staf-stafnya. Misalnya, reporter yang sama dapat
menerbitkan liputannya pada majalah, website, dan stasiun televisi yang
sama. Ditambah lagi, masing-masing dapat mempromosikan ―partner‖nya:
Tempo mempromosikan Salihara, Salihara mempromosikan Tempo.
Namun, tentu ada beberapa hal yang menjadi kelemahan. Misalnya, seorang
reporter harus menguasai beragam media. Inilah yang sering kali menjadi
perdebatan. Tidak semua reporter media cetak dapat menguasai media
elektronik, dan sebaliknya. Akibatnya, konsumen yang dirugikan.
Jenis terakhir adalah konvergensi alat (device convergence).
Konvergensi ini menggabungkan beberapa peralatan ke dalam satu
mekanisme. Misalnya, dalam satu telepon genggam terdapat MP3 player,
kamera, dan koneksi internet. Kelemahan sistem ini ada ketika seseorang
tidak dapat mengoperasikan alat tersebut karena dianggap terlalu rumit untuk
dioperasikan. Konvergensi inilah yang sebenarnya diyakini oleh banyak
media massa: surat kabar, dan majalah yang memiliki edisi online, tayangan
televisi yang dapat diunggah di internet, serta film dan buku yang dapat
disaksikan dalam versi digital.
3. Kontrol Audiens
Saat ini, kita hidup pada era yang setiap orang dapat mengontrol
medianya. Segala bentuk teknologi, mulai dari internet hingga iPod, radio
digital, juga perangkat mobile yang lebih kompleks, telah dikuasai manusia.
Mereka bebas menentukan apa yang mereka butuhkan. Mari lihat televisi.
Awalnya, setiap penonton bergantung kepada jadwal televisi. Mereka tidak
dapat memilih dan menonton program-program televisi, sesuai dengan
kebutuhan dan waktu mereka. Namun, perkembangan teknologi yang ada
saat ini semakin memanjakan konsumen: teknologi VCR yang
memungkinkan kita merekam tayangan yang kita sukai dan memutarnya
kembali kapan pun kita inginkan; remote kontrol yang memudahkan kita
untuk memilih tayangan yang kita gemari, munculnya saluran-saluran baru
yang menyajikan beragam jenis tayangan; serta fasilitas video maker untuk
membuat video sendiri di rumah.
Digital Video Recorders (DVRs) seperti TiVo juga menciptakan berbagai
kemudahan. Para penonton dapat menghentikan siaran tv yang sedang
berlangsung dengan hanya menekan tombol pause, mempercepat bagian
iklan, dan merekam hingga 80 tayangan. Dengan kata lain, kekuatan beralih
dari source ke receiver. Televisi biasa juga kini terintegrasi dengan internet
dan melahirkan teknologi baru yang dikenal dengan internet tv. Hal ini juga
terjadi pada liputan-liputan berita. Dulu, masyarakat hanya bergantung pada
surat kabar atau siaran tv. Namun sekarang, mereka dapat memperoleh
kumpulan informasi yang mereka inginkan di internet; mencarinya dari
berbagai sumber. Kondisi ini belum terjadi pada produk CD atau kaset karena
masyarakat harus membeli satu album, walaupun hanya satu atau dua lagu
yang ingin didengarkan. Kesuksesan Napster dan program sejenis lainnya ini
lah yang membuktikan bahwa konsumen tidak menyukai sistem seperti itu.
Oleh karena itu, di zaman ini setiap orang dapat mengunduh musik yang
mereka inginkan di internet. Hal lain yang terjadi, jika sebelumnya setiap
orang bergantung pada pengelompokan iklan yang dibuat oleh surat kabar
maka sekarang mereka pun dapat membuat dan mengelompokkan iklan pada
website-nya sendiri.
Pembahasan berikutnya akan lebih mendalami hal ini. Namun, yang
sudah jelas di sini adalah, audiensi-lah yang memiliki kontrol besar atas
proses komunikasi.
4. Multiple Platform
―Everything Everywhere” sering kali digunakan para korporasi
media untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi
media. Kuncinya adalah membuat setiap orang dapat mengakses informasi
pada setiap media yang mereka miliki.
Sumber: http://www.mydigitallife.info/new-samsung-sgh-l760-youtube-enabled-
cellphone/
Gambar 1.9
Telepon Genggam dengan Fitur Youtube
Video musik adalah contoh yang tepat. Pada mulanya, orang hanya dapat
menonton video di MTV, VH1, atau saluran cable lainnya. Namun kemudian,
datanglah Yahoo! Music, Youtubedan web-web lainnya yang menyediakan
fasilitas streaming. Survei membuktikan, pada tahun 2005, terdapat empat
miliar orang yang menggunakan fasilitas tersebut. Industri sadar, bahwa
menyaksikan video di layar kaca bukan lagi tren terkini. Telepon genggam
pun menjadi sasaran empuk mengeruk keuntungan lebih. Berbagai video
musik kini dapat disaksikan di dalamnya.
Televisi juga tidak mau ketinggalan. Mereka membuat setiap
tayangannya dapat diakses lewat internet, satu hari setelah penayangannya di
tv, bahkan beberapa tayangan di tv Amerika sudah dapat diunduh sebelum
jadwal tayangnya. Surat kabar dan majalah juga melakukan ini. Mereka
memiliki website yang biasanya dapat memuat video. Bahkan, media-media
tersebut kemudian membuat aplikasi tertentu untuk telepon genggam (seperti
Blackberry dan Android) sehingga orang dapat mengaksesnya kapan pun dan
di mana pun. Kesimpulannya adalah, industri akan selalu memakai medium
sebanyak-banyaknya demi menimba laba.
5. User-Generated Content
Saat ini, kita berada dalam era new digital democracy, terdapat banyak
website yang menampung karya, tulisan, atau ide-ide lain dari masyarakat.
Situs-situs, seperti Youtube, Facebook, atau Kompasiana adalah bukti dari era
demokrasi digital tersebut, bahkan salah satu tv di San Fransisco bergantung
pada kiriman konsumennya. Dari sinilah kemudian muncul istilah Jurnalisme
Warga (citizen journalists). Sistem ini dirancang sedemikian rupa agar
masyarakat dapat ambil bagian di dalamnya. Teknologi yang sangat
sederhana memungkinkan siapa pun dapat menggunakannya.
6. Mobile Media
Di zaman modern ini, media massa menjalankan fungsi mobilenya.
Setiap orang dapat mengakses informasi kapan pun dan di mana pun mereka
berada. Jarak dan waktu kini bukan lagi penghalang untuk menikmati konten
media massa. Televisi, surat kabar, majalah, ataupun media lainnya
melakukan hal ini; mereka membuat sistem tertentu sehingga dapat diakses
lewat telepon genggam. Video atau film yang tadinya hanya dapat disaksikan
di tv, sekarang dapat diunduh ke telepon genggam, tanpa perlu
menyambungkannya pada DVD player. Hal inilah yang berperan penting
dalam perkembangan komunikasi.
Hal ini karena sasaran komunikasi massa adalah masyarakat yang relatif
besar serta memiliki sifat yang heterogen dan anonim. Masyarakat ini
tidak dapat diukur berapa banyak jumlahnya, bagaimana latar belakang
pendidikan, usia, agama, suku, jenis pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal
yang dapat menjadikan semua perbedaan ini melebur adalah kesamaan
minat dan kepentingan yang sama.
Efek ini berkaitan erat dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang.
Masyarakat akan menilai berdasarkan pembawaan, interaksi, serta cara
berfikir seseorang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh media. Media
massa secara tidak langsung akan ‘mengajak’ masyarakat untuk
memberikan penilaian yang sama terhadap seseorang berdasarkan
penilaian dari media massa itu sendiri.
Kerap kali hal yang ditampilkan dalam media, baik media cetak, media
elektronik, maupun media digital akan berbeda bagi setiap kebudayaan
yang dianut oleh masing-masing daerah. Misalnya saja mengenai cara
berbusana. Gaya berbusana di masing-masing negara tentu berbeda,
namun ketika media massa menayangkannya, hal tersebut akan
mempengaruhi selera fashion di daerah lain.
1. Efek Kognitif
2. Efek Konatif
3. Efek Afektif
Mengenai teori komunikasi massa, hal ini disampaikan oleh seorang tokoh
yaitu Schramm. Model komunikasi massa Schramm mengemukakan
bahwa dalam komunikasi massa, memerlukan tiga unsur penting yaitu
sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination). Schramm
memunculkan sebuah model dalam komunikasi massa. Model adalah
gambaran untuk menjelaskan dan menerapkan sebuah teori, dan model
ini bermanfaat untuk merumuskan sebuah teori yang baru. Model
komunikasi massa menurut Wilbur Schramm menjelaskan bahwa
komunikasi adalah interaksi antara dua orang melalui tafsiran, kode,
maupun sebuah interpretasi. Model komunikasi massa Schramm adalah
teori yang dapat menjelaskan sebuah komunikasi berdasarkan model
yang tersaji dalam bentuk gambar yang menonjolkan hal-hal yang
dianggap penting.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Dean Barnalus, yaitu bahwa komunikasi
antar pribadi biasanya dilakukan melalui pertemuan dua atau lebih orang
yang dilakukan secara spontan dan tidak terstruktur. Pendapat ini juga
didukung oleh De Vito (Liliweri, 1991 : 13) yang mengemukakan bahwa
komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian pesan yang
diterima secara langsung dan memiliki efek berupa timbal balik secara
langsung.