Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HELMINTHOLOGI (Taenia Saginata)

Laporan ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Parasitologi II

Yang dibina oleh : Erni Yohani Mahtuti, S.Pd.,M.Kes

Disusun oleh :

Sofia Jamal (1714313453030)

Cinthya Gita Paramitha (1814313453006)

Febby Ethalia A (1814313453010)

Herlina Novita Sari (1814313453016)

Shinta Wahyu Lestari (1814313453028)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan laporan tentang Helminthes ( Taenia saginata .)

Dengan berjalannya laporan ini, saya ucapkan terimakasih kepada pembimbing yang
telah membantu menyelesaikan Helminthes ( Taenia saginata )dengan baik mulai dari awal
hingga akhir, dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang menjadikan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik atau saran yang
membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya laporan ini.

Malang, Maret 2020

Kelompok 6

i
“Cacing Taenia Saginata yang ada pada sapi di RPH (Rumah Pemotongan Hewan)”
Kota Malang

1. Tanggal & Waktu pelaksanaan


Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 23 Februari 2020 pada pukul 23.00 – 05.00.
Pemotongan hewan dilakukan pada jam tersebut bertujuan untuk memperoleh daging hewan
yang masih fresh jika akan dijual dipasaran.

2. Tempat
Tempat yang kami kunjungi untuk mendapatkan cacing jenis Taenia Saginata adalah
RPH Gadang yang beralamatkan di Jl. Raya Gadang No.176, Gadang, Kec. Sukun, Kota
Malang, Jawa Timur 65148

3. Tujuan
Tujuan dilakukannya Kegiatan ini agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran cacing
Taenia Saginata pada sapi secara langsung tidak hanya berdasarkan teori saja.

4. Landasan Teori
Taenia saginata umumnya dikenal sebagai cacing pita sapi. Hewan ini termasuk ke
dalam kelas cestoda. Hewan ini memiliki simetri tubuh bilateral, bentuk tubuhnya pipih. juga
memiliki proglotid dan sucker. Reproduksinya bersifat hermarodit yaitu memiliki sisterm
reproduksi jantan dan betina. Taenia saginata ini dapat menyebabkan sistiserkosis pada
manusia.
Taksonomi dari Taenia saginata (Keas, 1999; Ideam dan Pusarawati, 2007; Marianto,
2011).
 Kingdom : Animalia
 Filum : Platyhelminthes
 Kelas : Cestoda
 Ordo : Cyclophyllidea
 Famili : Taeniidae
 Genus : Taenia

1
 Spesies : Taenia saginata
Taenia saginata disebut juga cestoda usus (Brooker, 2008). Habitat cacing ini
dalam tubuh manusia terletak pada usus halus bagian atas. Cacing dewasa dapat hidup di
dalam usus manusia sampai 10 tahun lamanya (Soedarto, 2008). Morfologi cacing
dewasa berwarna putih, tembus sinar, dan panjangnya dapat mencapai 4-25 meter,
walaupun kebanyakan 5 meter atau kurang. Mereka dapat hidup 5 sampai dengan 20
tahun, bahkan lebih (CFSPH, 2005; Marianto, 2011).
Taenia saginata dewasa terdiri dari skoleks (kepala) berbentuk segiempat yang
berukuran 1-2 mm dan dilengkapi dengan empat buah alat penghisap (sucker)
menyerupai mangkuk, sebuah leher dan sebuah strobila yang panjangnya berkisar dari 35
mm sampai 6 mm (Hartono, 2005). Tidak ada rostelum maupun kait pada skoleks. Leher
Taenia saginata berbentuk segi empat menunjang dengan lebar sekitar 0,5 milimeter.
Ruas-ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur (Handojo dan Margono,
2008; Marianto, 2011).
Segmen cacing ini dapat mencapai 2000 buah. Segmen matur mempunyai ukuran
panjang 3-4 kali ukuran lebar. Segmen gravid paling ujung berukuran 0,5 cm x 2 cm.
Lubang genital terletak di dekat ujung posterior segmen. Uterus pada segmen gravid
uterus berbentuk batang memanjang di pertengahan segmen, mempunyai 15-30 cabang di
setiap sisi segmen. Segmen gravid dilepaskan satu demi satu, dan tiap segmen gravid
dapat bergerak sendiri di luar anus. Segmen gravid Taenia saginata lebih cenderung
untuk bergerak dibandingkan dengan segmen gravid cacing pita babi (CFSPH, 2005;
Marianto, 2011).
Telur Taenia saginata memiliki morfologi yang tidak dapat dibedakan dengan
telur Taenia solium (Natadisastra dkk, 2009). Telur Taenia sp. berbentuk bulat dengan
diameter antara 31-43 mikron (Soedarto, 1991). Telur ini memilki embriopor yang
bergaris radier, dengan ukuran 30-40 x 20-30 m, mengelilingi embrio heksasan
(Natadisastra dkk, 2009).
Telur cacing pita ini melekat pada rumput bersama dengan tinja, bila orang
berdeteksi padang rumput atau karena tinja yang hanyut dari sungai di waktu banjir.
Ternak yang memakan rumput yang terkontaminasi dihinggapi cacing gelembung, oleh
karena telur yang tertelan dicerna dan embrio heksakan menetas. Embrio heksakan di

2
saluran pencernaan ternak menembus dinding usus, masuk kesaluran getah bening atau
darah dan ikut dengan aliran darah masuk kejaringan ikat sela-sela otot untuk tumbuh
menjadi cacing gelembung, di sebut sisterkus bovis, merupakan larva Taenia saginata.
Peristiwa ini terjadi setelah 12 – 15 minggu. Bila cacing gelembung yang terdapat did
aging sapi yang di masak kurang matang termakan oleh manusia. Skoleknya keluar dari
cacing gelembung evaginasi dan melekat pada mukosa usus halus seperti jejunum.
Cacing gelembung akan menjadi dewasa dalam waktu 8 – 10 minggu (FKUI, 1998).
Taeniasis saginata umumnya tanpa gejala berarti, kadang-kadang mengeluh
gangguan bagian usus atau gejala obtruksi intestinal akut. Proglotid dapat menyumbat
appediks menimbulkan apendisitis, diare, berat badan menurun. Sering kali penderita
datang berobat karena proglotid bergerak sendiri menuju ke anus. Hal ini biasa terjadi
pada siang hari. Patogenesis kerugian yang ditimbulkan oleh cacing dewasa berlainan
pada berbagi spesies. Ukuran dan jumlah cacing menentukan efek sistemik dan
luasnyairitasi pada usus. Tempat perlekatan skoleks merupakan jalan untuk invasi bakteri
dan strobila dapat menimbulkan obstruksi usus yang bersifat sementara (Natadisastra dan
Agoes, 2009).
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan proglotid yang aktif bergerak dalam
tinja atau keluar secara spontan, juga dengan ditemukannya, juga dengan menemukan
telur ini di dalam tinja hanya dapat membuat diagnosis genus karena morfologi telur
Taenia saginatasama dengan telur Taenia solium. Sedangkan menemukan proglotid
hidup yang keluar dari anus secara aktif dapat di pakai untuk menegakkan diagnosis
setelah terlebih dahulu diidentifikasi di bawah mikroskop (Natadisastra dan Agoes,
2009).
Tindakan pencegahan dalam kasus Taenia saginatayaitu sebagai berikut (Brown,
1982) :
1. Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati orang yang mengandung parasit
ini, dan mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia.
2. Pemeriksaan daging sapi akan adanya sisteserkus.
3. Pendinginan daging sapi

3
4. Memasak daging sapi hingga matang, penjagaan yang paling praktis dalam memasak
daging sapi baik-baik sampai warna merahnya hilang.

5. Hasil
Adapun alat dan Bahan yang digunakan untuk pengambilan cacing Taenia saginata pada
sapi, yaitu sebagai berikut :

Alat Bahan
1. APD ( Jas lab, Masker, Handscoon ) 1. Formalin
2. Pinset
3. Toples

Dari kegiatan ini kami memperoleh cacing 3 Taenia Saginata pada sapi

6. Pembahasan
Tingginya tingkat konsumsi daging oleh masyarakat di dunia, khususnya Indonesia,
menjadi perhatian tersendiri dalam penyebaran penyakit yang disebabkan oleh taenia
saginata. Kurangnya perhatian akan kebersihan dan pengolahan makanan yang baik
merupakan suatu faktor yang menyebabkan cacing ini dapat berkembang biak dengan baik

4
dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia bila memakan makanan yang telah
terkontaminasi telur dari Taenia saginata ini.
Dari 35 ekor sapi yang di potong pada hari minggu tanggal 23 Februari 2020 di RPH
Gadang hanya terdapat 1 ekor sapi yang terdapat adanya cacing Taenia Saginata. Sedangkan
jenis cacing Fasciolla Hepatica banyak ditemukan pada beberapa sapi.
Menurut Pengawas yang berada di RPH tidak adanya cacing tersebut karena jenis sapi
yang dipotong kebanyakan adalah sapi impor, cacing impor sendiri memiliki kualitas
vaksinasi yang baik serta para peternak memiliki hygiene dan sanitasi yang baik pula.
sedangkan jenis cacing Taenia saginata banyak ditemukan pada sapi perah.

7. Kesimpulan
Taenia saginata umumnya dikenal sebagai cacing pita sapi. Hewan ini termasuk ke
dalam kelas cestoda. Hewan ini memiliki simetri tubuh bilateral, bentuk tubuhnya pipih. juga
memiliki proglotid dan sucker. Reproduksinya bersifat hermarodit yaitu memiliki sisterm
reproduksi jantan dan betina. Taenia saginata ini dapat menyebabkan sistiserkosis pada
manusia. Di RPH Gadang Kota Malang sendiri cacing Taenia saginata sedikit ditemukan
pada sapi. Karena kualitas vaksinasi sapi yang baik serta hygene para peternaknya juga
bagus.

8. Dokumentasi

5
Daftar Rujukan
http://repository.unimus.ac.id
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32738140/TUGAS_TERSTRUKTUR_BIO
LOGI_TAENIA_SAGINATA

Anda mungkin juga menyukai