Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KEBIDANAN

Vol 1, No 2, Juli 2015: 91-97

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Nurul Isnaini(1), Rama Diyanti(2)

ABSTRAK

ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk
pertumbuhan optimal (1). Berdasarkan data presurvey yang diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas
Raja Basa Indah Bandar Lampung bulan maret - mei terdapat 78 ibu nifas. Dari 44 ( 6% ) orang ibu
nifas yang mengeluh ASI tidak keluar pada hari pertama pospartum, dan 13 (1,8%) orang ibu nifas
mengeluh masih sedikit pengluaran ASInya dan 29 (4%) ibu nifas mengeluh ASI tidak lancar
mengakibatkan ibu untuk memilih susu formula dan terdapat 2 (0,3 %) ibu post partem yang
mengalami perdarahan yang disebabkan oleh lemahnya kontraksi (atonia uteri). Tujuan peneliti :
Diketahui hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap pengeluaran ASI di Wilayah Kerja
Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung Tahun 2015.
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan rancana penelitian menggunakan
Quasi Eksperimen, dengan desain penelitian yang digunakan adalah Static Group Comparison,
penelitian dilakukan pada tanggal 15 juni - 1 juli 2015 dan penelitian ini dilaksanakan di wilayah
kerja puskesmas raja basa indah. Tehnik sampling yang di gunakan purposive sampling, data dalam
penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder, pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan analisis data yang di gunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan Chi Square
Berdasarkan hasil peneliti diketahui dari 15 responden yang dilakukan pijat oksitosin
sebanyak 9 ibu nifas (60%) yang pengeluaran asinya cepat, 5 ibu nifas (33 % ) yang pengeluaran
asinya normal dan ibu yang mengalami pengeluaran asinya lambat sebesar 1 ibu nifas (7 % ) dan
kelompok yang tidak dilakukan pijat oksitosin 15 responden sebanyak 12 ibu nifas (80%) yang
pengeluaran asinya lambat, 3 ibu nifas (20 % ) yang pengluaran asinya normal dan tidak ada ibu yang
mengalami pengeluaran asinya cepat, perhitungan menggunakan SPSS ditemukan p value 0,000 <p α
0,05 atau (5%). Dengan demikian Ho tolak yang artinya adanya hubungan pijat oksitosin pada ibu
nifas terhadap pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung
Tahun 2015.

Kata kunci : Pijat Oksitosin

PENDAHULUAN selama enam bulan,namun pada sebagian ibu


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak memberikan ASI eksklusif karena alasan
merekomendasikan agar bayi baru lahir ASInya tidak keluar atau hanya keluar sedikit
mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apa- sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya.
apa) selama enam bulan. Hal ini dikarenakan Penurunan produksi ASI pada hari-hari
ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi pertama setelah melahirkan dapat disebabkan
dengan kandungan gizi paling sesuai untuk oleh kurangnya rangsangan hormon oksitosin
pertumbuhan optimal (1). dan prolaktin yang sangat berperan dalam
Air Susu Ibu (ASI) merupakan kelancaran produksi ASI, sehingga
nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan menyebabkan ASI tidak segera keluar setelah
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal melahirkan, bayi kesulitan dalam menghisap,
(2). Oleh karena itu Organisasi Kesehatan keadaan puting susu ibu yang tidak
Dunia(WHO) merekomendasikan agar setiap menunjang.
bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif

1.) Dosen Program Studi Kebidanan Universitas Malahayati B. Lampung


2.) Program Studi Kebidanan Universitas Malahayati B. Lampung
92 Nurul Isnaini, Rama Diyanti

Penurunan pencapaian ASI Eksklusif Pijat oksitosin adalah pemijatan tulang


dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain belakang pada costa (tulang rusuk) ke 5-6
produksi ASI berkurang yang disebabkan oleh sampai ke scapula (tulang belikat) yang akan
hormon dan persepsi ibu tentang ASI yang mempercepat kerja saraf parasimpatis, saraf
tidak cukup. Faktor produksi dan pengeluaran yang berpangkal pada medulla oblongata dan
ASI dalam tubuh dipengaruhi oleh dua pada daerah daerah sacrum dari medulla
hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Untuk spinalis, merangsang hipofise posterior untuk
mengatasi masalah pengeluaran ASI yang mengeluarkan oksitosin, oksitosin
disebabkan oleh menurunnya stimulasi hormon menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos yang
oksitosin yaitu dengan menyusui dini dijam- melingkari duktus laktiferus kelenjar mamae
jam pertama karena semakin puting sering menyebabkan kontraktilitas mioepitel
dihisap oleh mulut bayi, hormon yang payudara sehingga dapat meningkatkan
dihasilkan semakin banyak, sehingga susu pemancaran ASI dari kelenjar mammae. (5).
yang keluarpun banyak. Selain itu bisa juga Dari data dunia terdapat 35.5% bayi
dilakukan pijat oksitosin. Tindakan tersebut berusia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan
dapat membantu memaksimalkan produksi ASI Eksklusif (6). Pada Sidang Kesehatan
oksitosin, reseptor prolaktin dan Dunia ke–65, negara–Negara anggota WHO
meminimalkan efek samping dari tertundanya menetapkan target di tahun 2025 bahwa
proses menyusui oleh bayi. sekurang – kurangnya 50% dari jumlah bayi
Pengeluaran ASI merupakan suatu dibawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif.
proses pelepasan hormon oksitosin untuk Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan
mengalirkan air susu yang sudah diproduksi angka yang tidak banyak perbedaan. Sebagai
melalui saluran dalam payudara. Pada sebagian perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di India
ibu pengeluaran ASI bisa terjadi dari masa sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di
kehamilan dan sebagian terjadi setelah Vietnam 27% dan di Myanmar 24%.
persalinan. Permasalahan pengeluaran ASI dini Secara nasional cakupan pemberian
ini memberikan dampak buruk untuk Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di
kehidupan bayi. Padahal justru nilai gizi ASI Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun
tertinggi ada di hari-hari pertama kehidupan terakhir, menurut data Susenas cakupan ASI
bayi, yakni kolostrum. Penggunaan susu Eksklusif sebesar 34,3% pada tahun 2009,
formula merupakan alternatif yang dianggap tahun 2010 menunjukkan bahwa baru 33,6%
paling tepat untuk mengganti ASI penurunan bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2012 angka
produksi ASI pada hari-hari pertama setelah itu naik menjadi 42% dan menurut SDKI tahun
melahirkan dapat disebabkan kurangnya 2013 cakupan ASI Eksklusif sebesar 54,3%.
rangsangan hormone prolaktin dan oksitosin Cakupan bayi yang mendapatkan ASI
yang sangat berperan dalam kelancaran Ekslusif di Provinsi Lampung pada tahun 2009
produksi ASI. sebesar 30,06%, pada tahun2010 sebesar
Usaha untuk merangsang hormon 32,09%, tahun 2011 sebesar 29,27%
prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah sedangkan tahun 2012 sebesar 30,05% dimana
melahirkan selain dengan memeras ASI bisa angka ini masih ada di bawah target yang
dilakukan dengan melakukan perawatan atau diharapkan yaitu 60% (7).
pemijatan payudara, membersihkan putting, Jumlah bayi yang terdapat di bandar
sering-sering menyusui bayi meskipun ASI lampung sebanyak 17,430 % namun yang
belum keluar, menyusui dini dan teratur serta diberi asi eksklusif di bandar lampung tahun
pijatan oksitosin (3). Pada sebagian ibu 2012 terdapat 21,46 % (8)
mungkin saja terjadi kesulitan pengeluaran Berdasarkan data presurvey yang
ASI, namun lebih banyak ibu yang terpengaruh diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas Raja
mitos sehingga ibu tidak yakin bisa Basa Indah Bandar Lampung Tahun 2014
memberikan ASI pada bayinya. Perasaan ibu terdapat 725 ibu nifas. Dari 44 (6%) orang ibu
yang tidak yakin bisa memberikan ASI pada nifas yang mengeluh ASI tidak keluar pada
bayinya akan menyebabkan penurunan hari pertama pospartum, dan 13 (1,8%) orang
hormone oksitosin sehingga ASI tidak dapat ibu nifas mengeluh masih sedikit pengluaran
keluar segera setelah melahirkan dan akhirnya ASInya dan 29 (4%) ibu nifas mengeluh ASI
ibu memutuskan untuk memberikan susu tidak lancar mengakibatkan ibu untuk memilih
formula pada bayinya (4). susu formula dan terdapat 2 (0,3 %) ibu post

Jurnal Kebidanan Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


partum yang mengalami perdarahan yang Populasi dalam peneliti ini adalah
disebabkan oleh lemahnya kontraksi (atonia seluruh ibu nifas hari pertama postpartum yang
uteri) dari data tersebut menunjukkan bahwa ASInya belum keluar yang adadi Wilayah
program ASI esklusif yang diterapkan Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar
dipuskesmas raja basa indah bandar lampung Lampung Tahun 2015, berdasarkan data yang
belum tercapai. dicatat diregister di Wilayah Kerja Puskesmas
Berdasarkan latar belakang diatas Raja Basa Indah Bandar Lampung pada bulan
maka peneliti tertarik untuk melakukan maret - mei terdapat 78 ibu nifas .
penelitian dengan judul “ Hubungan Pijat Dalam penelitian ini penulisan
Oksitosin Pada Ibu Nifas Terhadap Pengluaran membedakan antara dua variabel yaitu:
ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa 1. Variabel dependent atau variabel terikat
Indah Bandar Lampung Tahun 2015”. adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas, dalam penelitian ini yaitu
METODELOGI PENDIDIKAN pengeluaran ASI
Jenis penelitian yang digunakan dalam 2. Variabel independent atau variabel bebas
peneliti ini menggunakan penelitian kuantitatif adalah variabel yang dapat mempengaruhi
yang bertujuan untung mengetahui “hubungan variabel terkait, yang dalam penelitian ini
pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap adalah pijat oksitosin pada ibu nifas.
pengluaran ASI”. Penelitian ini merupakan Tehnik pengumpulan data dilakukan 2
rancangan penelitian Quasy Eksperimen tahap, tahap pertama dimana peneliti memilih
desain, dengan desain penelitian yang responden sesuai dengan kriteria sampel
digunakan adalah the one shot case study,yang inklusi yang telah ditetapkan dan peneliti
bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu memberikan informed consent. Selanjutnya
perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X), peneliti melakukan pengukuran pada kedua
tidak ada kelompok kontrol, hasil 02 tidak kelompok yang diberikan perlakuan pijet
mungkin dibandingkan dengan yang lain (9). oksitosin dan yang tidak diberikan perlakuan
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu nifas pijet oksitosin hasil dari waktu pengluaran ASI
yang dilakukan pijat oksitosin. Objek dimasukan kedalam lembar observasi.
penelitian adalah hubungan pijat oksitosin Tehnik analisa data yang digunakan
pada ibu nifas terhadap pengluaran ASI. analisa bivariat untuk mengetahui hubungan
Lokasi di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap
Indah Bandar Lampung Tahun 2015. waktu pengluaran ASI denganmenggunakan Chi
penelitian dilakukan pada tanggal 25 mei 2015. square.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Bersarkan Usia dan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas
Rajabasa Indah Bandar Lampung tahun 2015.
Pijat Oksitosin Tidak Pijat Oksitosin
Kareakteristik Responden
N (%) N (%)
Usia
1 1. Usia <20 tahun 3 20 % 6 40 %
2. Usia 20-35 tahun 12 80 % 9 60 %
3. Usia >35 tahun - -
Total 15 100 % 15 100 %
Paritas
1. Primipara (paritas 1) 10
2 2. Multipara (Paritas 2-5) 5 67 % 12 80 %
3. Grandmultipara( Paritas >5) 33 % 3 20 %
Total 15 100 % 15 100 %
Berdasarkan tabel 1 diatas, maka dapat frekuensi responden paritas ibu yaitu
diketahui bahwa frekuensi yang usia ibu 20- primipara sebanyak 10 responden (67 %).
35 tahun sebanyak 12 responden ( 80 %) dan

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Ibu Yang Di Lakukan Pijat Oksitosin Di Wilayah Kerja Puskesmas Raja
Basa Indah Bandar Lampung Tahun 2015

Pengluaran ASI
No Cepat Persentasi Normal Persentasi Lambat Persentasi
1. 9 60 % 5 33 % 1 7%
Total 15

Berdasarkan tabel diatas maka dapat pengeluaran asinya cepat, 5 ibu nifas (33 %)
diketahui bahwa frekuensi ibu nifas yang yang pengeluaran asinya normal dan ibu yang
dilakukan pijat oksitosin diwilayah kerja mengalami pengeluaran asinya lambat sebesar
puskesmas raja basa indah bandar lampung 1 ibu nifas (7 % ).
tahun 2015 sebanyak 9 ibu nifas (60%) yang

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Ibu Yang Tidak Di Lakukan Pijat Oksitosin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung Tahun 2015

No Pengluaran ASI
Cepat Persentasi Normal Persentasi Lambat Persentasi
1. - - 3 20 % 12 80 %
Total 15

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui sebanyak 12 ibu nifas (80%) yang pengeluaran
bahwa frekuensi ibu nifas yang tidak dilakukan asinya lambat, 3 ibu nifas (20 % ) yang
pijat oksitosin diwilayah kerja puskesmas raja pengeluaran asinya normal dan tidak ada ibu
basa indah bandar lampung tahun 2015 yang mengalami pengluaran asinya cepat.

Tabel 4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Proses Pengluaran ASI Dilihat Dari Pengluaran ASI
Pada Kelompok Di Lakukan Pijat Oksitosin dan Kelompok Yang Tidak
Di Lakukan Pijat Oksitosin (N= 30) di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Bandar
Lampung tahun 2015.

Pengluaran ASI
No Pijat Cepat (%) Normal (%) Lambat (%) Total P value
1 Pijat oksitosin 9 30 % 5 17 % 1 3%
2 Tidak pijat oksitosin - - 3 10 % 12 40 % 30 0,000
Total 9 8 13

Berdasarkan data perhitungan PEMBAHASAN


smenggunakan SPSS ditemukan p value 0,000 Berdasarkan table 4 dapat
< α 0,05 atau (5%). Dengan demikian Ho tolak digambarkan bahwa pada kelompok yang
yang artinya adanya hubungan pijat oksitosin dilakukan pijat oksitosin terdapat 9 responden
pada ibu nifas terhadap pengeluaran ASI di (30 %) dari 15 responden yang mengalami
Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah pengeluaran ASInya cepat dan 1 responden
Bandar Lampung Tahun 2015. (3 %) mengalami lambat pengeluaran ASInya.
Sedangkan pada kelompok yang tidak
dilakukan pijat oksitosin tidak ada responden
yang mengalami percepatan pengeluaran ASI saraf satu dengan yang kedua terletak
dibandingkan 12 responden (40 %) yang berdekatan dengan organ visceral yang
pengeluaran ASInya lambat. Jadi pengeluaran disarafinya. Hipofisis posterior terbentuk dari
ASI pada kelompok yang dilakukan pijat sel-sel glia yang mengalami modifikasi dan
oksitosin (Eksperimen) yang mengalami tonjolan akson yang membentang dari badan
pengluaran ASI lebih cepat dari pada sel saraf dalam nukleus supraoptikus serta
kelompok yang tidak dilakukan pijat oksitosin paraventrikuler hipotalamus. Neuron ini
(Control). Berdasarkan Berdasarkan data memproduksi dua macam peptida, yaitu: ADH
perhitungan menggunakan SPSS ditemukan p dan oksitosin. Oksitosin menstimulasi
value 0,000 <p α 0,05 atau (5%). Dengan kontraksi sel-sel otot polos uterus pada rahim
demikian Ho tolak yang artinya adanya yang gravid dan sel-sel otot polos yang
hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas melingkari duktus laktiferus kelenjar mammae
terhadap pengeluaran ASI. (11).
Penelitian ini diperkuat dengan teori Dari pengertian pijet oksitosin diatas
yang diungkapkan oleh(10) pijat oksitosin dapat juga sudah menjelaskan tentang mekanisme
merangsang hifofisi panterior dan posterior kerja pijat oksitosin yang bermanfaat pada
untuk mengeluarkan hormon oksitosin. payudara yaitu bermanfaat pada pengeluaran
Dengan demikian sering menyusui baik dan ASI, sehingga dapat bermanfaat bagi ibu nifas
penting untuk pengosongan payudara agar dalam proses menyusui dapat memperlacara
tidak terjadi pembekakan payudara, tetapi pengeluaran ASI.
sebaliknya mempercepat pengeluaran ASI. Hasil penelitian (13) dengan judul
Hal ini menunjukkan kesesuaian “Pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran
dengan teori, dengan melakukan pemijatan kolostrum pada Ibu post partum di Ruang
pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah
sampai tulang costae kelima-keenam akan Bandung, menunjukkan waktu pengeluaran
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin , kolostrum kelompok perlakuan rata – rata 5,8
sehingga ASI pun otomatis dapat lebih lancar. jam, sedangkan lama waktu kelompok kontrol
Selain memperlancar ASI pijat oksitosin adalah rata – rata 5,89 jam. Penelitian ini
memberikan kenyamanan pada ibu nifas, dilakukan pada ibu post partum yang bersalin
mengurangi bengkak payudara, mengurangi pada saat 2 jam post partum atau setelah ibu
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon post partum melakukan mobilisasi dini ke
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ruang kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah
ketika ibu dan bayi sakit. Hasil penelitian Bandung (13).
menunjukkan sesuai dengan teori, pada Hasil penelitian menunjukkan adanya
penelitian rata-rata pengeluaran ASI pada hari hubungan pijat oksitosin terhadap pengeluaran
3 sedangkan hari ke 2 ibu nifas payudara sudah ASI. Hal ini dikarenakan pijat oksitosin
membersar, keras dan nyeri yang menandakan merupakan tindakan yang dilakukan pada ibu
permulaan sekresi air susu. menyusui yang berupa pemijatan atau massage
Berdasarkan hasil penelitian dapat di pada punggung ibu untuk meningkatkan
analisi sesuai dengan teori Pijat oksitosin pengeluaran hormon oksitosin. Pijat oksitosin
merupakan suatu tindakan pemijatan tulang yang dilakukan akan memberikan kenyamanan
belakang mulai dari costa ke 5-6 sampai pada ibu sehingga akan memberikan
scapula akan mempercepat kerja saraf kenyamanan pada bayi yang disusui. Secara
parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke fisiologis hal tersebut meningkatkan hormon
otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar oksitosin yang dikirimkan ke otak sehingga
(12). Saraf parasimpatis adalah saraf yang hormon oksitosin dikeluarkan dan mengalir ke
berpangkal pada medulla oblongata dan pada dalam darah, kemudian masuk ke payudara ibu
daerah sacrum dari medulla spinalis. Oleh menyebabkan otot-otot di sekitar alveoli
karena itulah saraf parasimpatis disebut juga berkontraksi dan membuat ASI mengalir di
saraf craniosacral. Saraf sensoris parasimpatis saluran ASI. Hormon oksitosin juga membuat
memiliki ganglion di suatu tempat yang saluran ASI lebih lebar, membuat ASI
terletak antara organ visceral dengan saraf mengalir lebih mudah.
pusat, sedang saraf motorisnya tidak Selain Ibu harus memperhatikan
membentuk rantai saraf seperti saraf motoris faktor–faktor yang mempengaruhi
simpatis dan ganglion yang terbentuk antara keberhasilan pijat oksitosin yaitu
mendengarkan suara bayi yang dapat memicu SARAN
aliran yang memperlihatkan bagaimana 1. Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Raja
produksi susu dapat dipengaruhi secara Basa Indah Bandar Lampung
psikologi dan kondisi lingkungan saat Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa
menyusui; rasa percaya diri sehingga tidak Indah Bandar Lampung pihak yang terkait
muncul persepsi tentang ketidak cukupan dapat mempertahankan dan meningkatkan
suplai ASI, mendekatkan diri dengan bayi, peran serta dalam memberikan pijat
relaksasi yaitu latihan yang bersifat oksitosin yang dijadikan prosedur tetap
merilekskan maupun menenangkan seperti sebagai pelayanan postpartum bagi BPS
meditasi, yoga, dan relaksasi progresif dapat Sulasmi dan BPS Nurmala Dewi. Pelatihan
membantu memulihkan ketidak seimbangan atau seminar bagaimana pijat oksitosin
saraf dan hormon dan memberikan ketenangan perlu dilakukan bagi seluruh bidan untuk
alami, sentuhan dan Pijatan Ketika menyusui; meningkatkan kualitas pelayanan
dukungan suami dan keluarga, minum kesehatan bidan diharapkan dapat
minuman hangat yang menenangkan dan tidak menjalankan perannya sebagai healt
dianjurkan ibu minum kopi karena heducator salah satunya dengan
mengandung kafein, menghangatkan payudara, mengajarkan dan mensosialisasikan
merangsang puting susu yaitu dengan menarik kepada pasien tentang pijat oksitosin serta
dan memutar putting secara perlahan dengan manfaatnya bagi pasien.
jari-jarinya (14) 2. Bagi Institusi Pendidikan Prodi DIV
Kebidanan Universitas Malahayati
KESIMPULAN Bagi Prodi D IV Kebidanan
Berdasarkan penelitian ini dapat Universitas Malahayati Bandar Lampung
disimpulkan bahwa ada hubungan pijat dapat menambah refrensi mengingat
oksitosin terhadap pengluaran ASI pada ibu maanfaat pijat oksitosin dapat
post partum di wilayah kerja puskesmas mempercepat pengeluaran ASI.
rajabasa indah bandar lampung dengan nilai uji 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
statistic melalui chi square dengan nilai Perlu dilakukan penelitian
p <0.05. serupa dengan tempat penelitian yang
1. Pengeluaran ASI pada ibu nifas yang berbeda dengan sampel yang lebih
dilakukan pijat oksitosin di Wilayah Kerja banyak. Peneliti selanjutnya diharapkan
Puskesmas Raja Basa Indah Bandar bisa melakukan penelitian dengan
Lampung Tahun 2015 Rata-rata 9 ibu pantauan terhadap ibu yang tidak menyusui
nifas (60%) yang pengluaran asinya cepat. anaknya akan tetapi dipijat oksitosin
2. Pengeluaran ASI pada ibu nifas yang setelah itu dilihat bagaimana pengaruh
tidak dilakukan pijat pijat oksitosin di oksitosin terhadap pengeluaran ASI ibu
Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa
Indah Bandar Lampung Tahun 2015 Rata- DAFTAR PUSTAKA
rata sebanyak 12 ibu nifas (80%) yang 1. Hegar, 2011. Saku Menejemen Laktasi.
pengluaran asinya lambat. Jakarta : EGC Depkes RI
3. Hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas 2. Hegar, 2008. Saku Menejemen Laktasi.
terhadap pengeluaran ASI di Wilayah Jakarta : EGC Depkes RI
Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar 3. Yohmi, Roesli 2009.Mengenal ASI
Lampung Tahun 2015 perhitungan Eksklusif Seri Satu. Jakarta : Trubus
menggunakan SPSS ditemukan p value Agriwdy
0,000 < p α 0,05 atau (5%). Dengan 4. Putri, 2010.Asuhan Kebidanan Masa
demikian Ho tolak yang artinya adanya Persalinan. Yogyakarta : Graha ilmu
hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas 5. Departemen Kesehatan RI, 2005.
terhadap pengeluaran ASI di Wilayah 6. World Health Statistics WHO, 2011.
Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Pencatatan Dan Pelaporan Cakupan ASI
Lampung Tahun 2015. Eksklusif.
7. Dinkes lampung,2012. Pencatatan dan
Pelaporan Cakupan Bayi Yang
Mendapatkan ASI.
8. Dinkes profil lampung, 2012. Pencatatan 12. Suherman, Suherdi, 2008.Panduan
Dan Pelaporan Jumlah Bayi Yang Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal.
Mendapatkan ASI Di Bandar Lampung Jakarta
9. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi 13. Siti Nur Endah, 2011 Pengaruh Pijat
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Oksitosin Tehrhadappengluaran
Cipta Kolostrumpadaibu Post Partem,
10. Pillitry, 2003Maternal And Childhelt Bandung.
Jakarta EGC 14. Astuti, Sri (2007) Pelatihan Konseling
11. Depkes RI. 2007. Manajemen Laktasi Menyusui. Jakarta: Direktur Jenderal Bina
Buku Paduan Bagi Petugas Kesehatan di Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai