Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maghfiroh

NIM : 2017001073

Makul : Kemuhammadiyahan 2

1. Bagaimana pandangan Saudara terhadap Upaya Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah ?


lalu Apa yang melatarbelakangi diupayakannya Revitaslisasi Ideologi Muhammadiyah
ini ?

Revitalisasi adalah Suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan
sesuatu atau perbuatan untuk menjadikan vital,sedangkan kata vital mempunyai arti
sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.

Terlepas dari kontroversi yang mengitari kedua jenis ideologi tersebut, fakta
menunjukkan bahwa kedua ideologi ini cukup berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Para aktivis AMM tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang komprehensif tentang
ideologi Muhammadiyah. Lebih dari itu, aktivis AMM membutuhkan pengetahuan yang
memadai terhadap paham keagamaan kedua kelompok ini. Hanya dengan menguasai
frame work berpikir mereka, lalu kita bisa berargumentasi dan membentengi diri dari
infiltrasi ideologi yang mereka tawarkan. Tidak mungkin kita bisa menolak ideologi
mereka secara tegas tanpa mengetahui metodologi, substansi, dan cakrawala berpikir
mereka.

Melihat kondisi ini, Muhammadiyah memiliki pekerjaan rumah yang cukup


banyak untuk membekali para aktivis muda Muhammadiyah dengan sederet pengetahuan
klasik dan pengetahuan Barat. Bekal ini harus pula dilengkapi dengan pengembangan
pengetahuan tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Kesibukan Muhammadiyah
dalam membangun dan mengembangkan amal usaha Muhammadiyah harus diimbangi
dengan keseriusan dalam mengembangkan pengetahuan AMM.

Latar belakang diupayakannya Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah yaitu


Dampak buruk adanya globalisasi menimbulkan sifat individualisme, pragmatisme, dan
hedonisme yang mana hal tersebut tidak sesaui dengan ajaran Al–Qur’an dan As –
Sunnah. Muhammadiyah sesuai dengan ideologinya yang tertuang dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar adalah untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar –benarnya
tentu dituntut untuk mampu mengatasi persoalan tersebut. Muhammadiyah sebagai
organisasi dakwah dan tajdid dituntut untuk selalu bersikap kritis terhadap masalah sosial
yang timbul dimasyarakat. Dengan adanya beragam masalah yang ada baik itu dari segi
perbenturan antara kebudayaan barat dan islam ataupun adanya tantangan Ghazwul Fikr
bagi Muhammadiyah menimbulkan suatu kebingungan (Confusion) tersendiri pada
masyarakat dalam tingkat tertentu. Dalam tingkat peradaban, dapat megakibatkan clash
of civilization atau clash of world view, yakni berkaitan tentang cara pandang individu
atau masyarakat. Dalam tingkat sosial dapat mengakibatkan pula adanya kekagetan
budaya, sebab dalam hal ini pengaruh barat sering tidak sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Dengan timbulnya beragam
masalah di masyarakat, dalam hal ini patut dipertanyakan kembali mengenai ideologi
Muhammadiyah yang seolah justru dianggap semakin melemah dan tidak mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sehingga dalam hal ini diperlukan adanya
peneguhan kembali ideologi Muhammadiyah pada warga Muhammadiyah di masa kini.
Agar tidak tebawa oleh arus jaman yang tidak sesuai dengan ajaran Al – qur’an dan As –
Sunnah.

2. Bentuk apa saja yang dilakukan Muhammadiyah dalam Upaya Revitalisasi Ideologi
Muhammadiyah ini ?
Kaderisasi adalah sarana paling strategis dalam menyiapkan kader-kader militant
Muhammadiyah. Bila dahulu orientasi kaderisasi lebih diarahkan pada sematamata
pembumian ideologi Muhammadiyah, maka ke depan, menurut saya, kaderisasi di
Muhammadiyah juga harus diorientasikan ada penguasaan ideologi-ideologi di luar
Muhammadiyah. Dengan mengetahui kebaikan dan keburukan ideologi luar tersebut,
maka aktivis Muhammadiyah dapat memahami ajaran Islam yang sebenar-benarnya.
Cara ini juga sekaligus merupakan cara yang efektif dalam membumikan ideologi
Muhammadiyah di kalangan aktivis muda Muhammadiyah. Bagi saya, inilah konsep
revitalisasi yang perlu dipikirkan dan diimplemantasikan dalam sistem perkaderan
Muhammadiyah.
Selain bertujuan menghalau ideologi luar, revitalisasi seperti ini juga
dimaksudkan untuk mengaktualisasikan konsep Islam yang Berkemajuan yang digagas
Kiyai Dahlan. Aktivis muda Muhammadiyah harus terbuka terhadap gagasan-gagasan
baru selama gagasan-gagasan tersebut tidak merusak sendi-sendi fundamental ideologi
muhammadiyah. Sejalan dengan perkembangan arus informasi dan telekomunikasi,
kehadiran-kehadiran ideologi baru tidak bisa dinafikan begitu saja. Muhammadiyah tidak
bisa menentang arus perubahan dalam bidang informasi. Oleh karenanya,
Muhammadiyah harus menyiapkan diri untuk tetap bisa eksis di tengah kancah
pertarungan ideologi-ideologi global yang semakin kompleks.
Dalam konteks reaktualisasi konsep Islam yang Berkemajuan, kaderisasi di
Muhammadiyah juga perlu dilengkapi dengan kajian-kajian terhadap isu-isu kontemporer
antara lain tentang ekoteologi dan perubahan iklim, korupsi dan kemiskinan,
pengangguran, pendidikan, dan isu-isu kemanusiaan lainnya.
# Upaya - upaya Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah

1. Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan masyarakat di aras lokal,


nasional, dan global dengan menjalankan fungsi dakwah dan tajdid serta
mengembangkan ukhuwah dan kerjasama dengan semua pihak yang membawa pada
pencerahan dan kemaslahatan hidup.
2. Meneguhkan dan mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam
Muhammadiyah yang mengedepankan uswah hasanah dan menjadi rahmat bagi
kehidupan.
3. Mengembangkan pemikiran Islam sesuai dengan prinsip Manhaj Tarjih dan ijtihad yang
menjadi acuan/pedoman Muhammadiyah.
4. Pengembangan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang mampu
menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan semakin mengarah pada pencapaian tujuan
Muhammadiyah.
5. Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di semua tingkatan (Wilayah, Daerah,
Cabang, dan Ranting).
6. Peningkatan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah menuju
tingkat kompetisi dan kepentingan misi Persyarikatan yang tinggi, serta menjadikannya
sebagai pelaksana usaha yang terikat dan memiliki ketaatan pada kepemimpinan
Persyarikatan.
7. Pengembangan model-model kegiatan/aksi yang lebih sensitif terhadap kepentingan-
kepentingan aktual/nnyata umat, masyarakat, dan dunia kemanusiaan dengan pengelolaan
yang lebih konsisten.
8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan organisasi otonom Muhammadiyah
sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
9. Meningkatkan bimbingan, arahan, dan panduan kepada seluruh tingkatan pimpinan dan
warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali Ranting dan jama’ah sebagai basis gerakan Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai