TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus (DM) atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah kencing manis
adalah sebuah penyakit metabolik yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin
atau ketidak mampuan tubuh dalam memanfaatkan insulin, sehingga kadar glukosa atau
kadar gula dalam darah tidak terkendali. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan
oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar
menyerap glukosa.
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala. Hasil Riskesdas tahun 2007 itu juga menunjukkan
bahwa prevalensi nasional DM (berdasarkan pengukuran gula darah pada penduduk umur
dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya
rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa. Diabetes tipe ini hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin. Kemudian
diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana tubuh pasien tidak cukup menerima insulin,
pemberian informasi mengenai obat dan instruksi pengobatan secara akurat, tidak bias, dan
terkini kepada pasien dan tenaga kesehatan.Tujuan dari PIO adalah untuk meningkatkan
2013).
Informasi obat pada pasien meliputi, cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi. Selain itu, bagi apoteker, pelayanan informasi obat dapat digunakan untuk
obat (drug related problems) sehingga tujuan terapi yaitu kesembuhan pasien dapat tercapai.
Dalam pelayanan informasi obat ini, peran apoteker sangatlah penting. Bila peran dan
tanggung jawab ini dijalankan dengan benar, akan membentuk suatu penilaian di mata
masyarakat. Salah satu bentuk penilaian tersebut dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien
yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam evaluasi mutu pelayanan, khususnya pelayanan
Dasar pertimbangan kepuasan pasien pada pelayanan informasi obat adalah kesesuaian
antara biaya yang dikeluarkan pasien terhadap barang dan jasa yang diperolehnya ada sebesar
bukti yang menunjukan bahwa pasien sering tidak puas dengan jumlah informasi yang
mereka terima dari tenaga kesehatan. Seluruh bukti menunjukan bahwa rata-rata 35%-40%
tidak puas mengenai komunikasi dengan dokter mereka. Salah satu manfaat dari pemberian
informasi obat adalah untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan terapi obat (Drug
Therapy Problem) yang dapat mempengaruhi efektifitas terapi obat dan dapat mengganggu
terapi yang diinginkan oleh pasien.(Lidya. 2010)
2.3 Rumah Sakit
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
penyakit (preventif) kepada masyarakat.Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
Dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, tugas dan fungsi
Rumah Sakit telah diatur yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna. Rumah sakit dalam menjalankan tugasnya, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Rumah sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi Rumah sakit
b. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
c. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
subspesialistikterbatas.
d. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
e. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
tentang Standar Pelayanan di Rumah Sakit, Panitia Farmasi dan Terapi didefinisikan sebagai
unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit mengenai kebijakan
penggunaan obat dirumah sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua
spesialisasi yang ada di rumah sakit, apoteker instalasi farmasi, serta tenaga kesehatan
lainnya apabila diperlukan. Adapun tugas dari panitia farmasi dan terapi adalah sebagai
berikut:
b. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium rumah
sakit
c. Mengembangkan standarterapi
Rekaman medik adalah sejarah ringkas, jelas, dan akurat dari kehidupan dan kesakitan
penderita, ditulis dari sudut pandang medik. Definisi rekaman medik menurut Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik adalah berkas yang berisikan catatan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada seorang penderita selama dirawat di rumah sakit, baik
Rekam medik pasien dibagi menjadi dua. Rekam medik yang pertama yaitu rekam
medik untuk pasien rawat inap, dan rekam medik yang kedua yaitu rekam medik untuk
Termasuk pasien rawat darurat yang berisi tentang identitas pasien, hasil anamnesis
(keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan atau yang dapat ditularkan diantara
Hampir sama dengan rekam medik rawat jalan kecuali beberapa hal seperti :
persetujuan pengobatan, catatan konsultasi, catatan perawatan oleh perawat dan tenaga
kerja kesehatan lainnya, catatan observasi klinik, hasil pengobatan, resume akhir dan
evaluasi pengobatan.
d. Digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang diberikan
kepada penderita.
e. Membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit dan praktisi yang
bertanggung jawab.
perhitungan biaya, dengan menggunakan data dalam rekaman medik, bagian keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) merupakan pusat rujukan dan pembina rumah
sakit Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. RSUD Arifin Achmad merupakan rumah sakit kelas
B pemerintah provinsi Riau yang mempunyai tugas dan fungsi mencakup upaya pelayanan
kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina rumah sakit Kabupaten/Kota se-Provinsi
Riau serta merupakan tempat pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau
dan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Rumah sakit ini juga memiliki angka kunjungan
Tugas pokok dan fungsi RSUD Arifin Achmad ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau yaitu:
upaya penyembuhan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya
peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan
perundang-undanganyang berlakuyang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
a. Pelayanan medis.
d. Pelayanan rujukan.