Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus (Nugroho,2017)

Diabetes Mellitus (DM) atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah kencing manis

adalah sebuah penyakit metabolik yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin

atau ketidak mampuan tubuh dalam memanfaatkan insulin, sehingga kadar glukosa atau

kadar gula dalam darah tidak terkendali. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan

oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar

menyerap glukosa.

Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007

menunjukkan bahwa prevalensi nasional penyakit DM adalah 1,1% berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan dan gejala. Hasil Riskesdas tahun 2007 itu juga menunjukkan

bahwa prevalensi nasional DM (berdasarkan pengukuran gula darah pada penduduk umur

diatas 15 tahun di daerah perkotaan) adalah 5,7%. Sebanyak 13 provinsi di Indonesia

mempunyai prevalensi DM diatas prevalensi nasional.

Ada dua tipe DM yaitu DM tipe I (childhood-onset diabetes, insulin-

dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya

rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada

pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang

dewasa. Diabetes tipe ini hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin. Kemudian

diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana tubuh pasien tidak cukup menerima insulin,

sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.


2.2 pelayanan informasi obat (PIO)

2.2.1 Pengertian pelayanan informasi obat (PIO)

pelayanan informasi obat (PIO) adalah kegiatan pelayanan kefarmasian berupa

pemberian informasi mengenai obat dan instruksi pengobatan secara akurat, tidak bias, dan

terkini kepada pasien dan tenaga kesehatan.Tujuan dari PIO adalah untuk meningkatkan

kepatuhan pasien terhadap pengobatan serta menunjang pengobatan yang rasional(Insani,

2013).

Informasi obat pada pasien meliputi, cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,

jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama

terapi. Selain itu, bagi apoteker, pelayanan informasi obat dapat digunakan untuk

mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dengan

obat (drug related problems) sehingga tujuan terapi yaitu kesembuhan pasien dapat tercapai.

Dalam pelayanan informasi obat ini, peran apoteker sangatlah penting. Bila peran dan

tanggung jawab ini dijalankan dengan benar, akan membentuk suatu penilaian di mata

masyarakat. Salah satu bentuk penilaian tersebut dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien

yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam evaluasi mutu pelayanan, khususnya pelayanan

informasi obat (mayefis delladari,et.all 2015)

Dasar pertimbangan kepuasan pasien pada pelayanan informasi obat adalah kesesuaian
antara biaya yang dikeluarkan pasien terhadap barang dan jasa yang diperolehnya ada sebesar
bukti yang menunjukan bahwa pasien sering tidak puas dengan jumlah informasi yang
mereka terima dari tenaga kesehatan. Seluruh bukti menunjukan bahwa rata-rata 35%-40%
tidak puas mengenai komunikasi dengan dokter mereka. Salah satu manfaat dari pemberian
informasi obat adalah untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan terapi obat (Drug
Therapy Problem) yang dapat mempengaruhi efektifitas terapi obat dan dapat mengganggu
terapi yang diinginkan oleh pasien.(Lidya. 2010)
2.3 Rumah Sakit

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit(Anonim, 2009)

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat.Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit

adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat.Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi

tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

2.3.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit(Anonim, 2009)

Dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, tugas dan fungsi

Rumah Sakit telah diatur yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna. Rumah sakit dalam menjalankan tugasnya, mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan rumahsakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang

paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanankesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika

ilmu pengetahuan di bidangkesehatan.

2.3.3 Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah(Siregar,2004)

a. Rumah sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi Rumah sakit

kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan,


ketenagaan, fisik, dan peralatan sebagai berikut:

b. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialistikluas.

c. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan

subspesialistikterbatas.

d. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik spesialistikdasar.

e. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medikdasar.

2.3.4 Panitia Farmasi dan Terapi(PFT)(Anonimb, 2014)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014

tentang Standar Pelayanan di Rumah Sakit, Panitia Farmasi dan Terapi didefinisikan sebagai

unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit mengenai kebijakan

penggunaan obat dirumah sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua

spesialisasi yang ada di rumah sakit, apoteker instalasi farmasi, serta tenaga kesehatan

lainnya apabila diperlukan. Adapun tugas dari panitia farmasi dan terapi adalah sebagai

berikut:

a. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di rumahsakit

b. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium rumah

sakit

c. Mengembangkan standarterapi

d. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaanobat

e. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yangrasional

f. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat yang tidakdikehendaki


g. Mengkoordinir penatalaksanaan medicationerror

h. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat dirumah Sakit

2.3.5 Rekam Medik(Anonim, 2008)

Rekaman medik adalah sejarah ringkas, jelas, dan akurat dari kehidupan dan kesakitan

penderita, ditulis dari sudut pandang medik. Definisi rekaman medik menurut Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang diberikan kepada seorang penderita selama dirawat di rumah sakit, baik

rawat jalan maupun rawattinggal.

Rekam medik pasien dibagi menjadi dua. Rekam medik yang pertama yaitu rekam

medik untuk pasien rawat inap, dan rekam medik yang kedua yaitu rekam medik untuk

pasien rawat jalan:

a. Rekam medik pasien rawat jalan

Termasuk pasien rawat darurat yang berisi tentang identitas pasien, hasil anamnesis

(keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat

keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan atau yang dapat ditularkan diantara

keluarga), hasil pemeriksaan, diagnosis kerja dan pengobatan.

b. Rekam medik untuk pasien rawat inap

Hampir sama dengan rekam medik rawat jalan kecuali beberapa hal seperti :

persetujuan pengobatan, catatan konsultasi, catatan perawatan oleh perawat dan tenaga

kerja kesehatan lainnya, catatan observasi klinik, hasil pengobatan, resume akhir dan

evaluasi pengobatan.

Adapun kegunaan rekam medik:

a. Digunakan sebagai dasar perencanaan dan keberlanjutan perawatan penderita.


b. Merupakan suatu sarana komunikasi antar dokter dan setiap professional yang

berkontribusi pada perawatan penderita.

c. Melengkapi bukti dokumen terjadinya/penyebab kesakitan penderita dan

penanganan/pengobatan selama rawat inap di rumah sakit.

d. Digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang diberikan

kepada penderita.

e. Membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit dan praktisi yang

bertanggung jawab.

f. Menyediakan data untuk digunakan dalam penelitian dan pendidikan. Sebagaidasar

perhitungan biaya, dengan menggunakan data dalam rekaman medik, bagian keuangan

dapat menetapkan besarnya biaya pengobatan seorang penderita.

2.4 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad(Anonim, 2019)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) merupakan pusat rujukan dan pembina rumah

sakit Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. RSUD Arifin Achmad merupakan rumah sakit kelas

B pemerintah provinsi Riau yang mempunyai tugas dan fungsi mencakup upaya pelayanan

kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina rumah sakit Kabupaten/Kota se-Provinsi

Riau serta merupakan tempat pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau

dan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Rumah sakit ini juga memiliki angka kunjungan

yang banyak dibanding rumah sakit lainnya di kota Pekanbaru.

Tugas pokok dan fungsi RSUD Arifin Achmad ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Provinsi Riau Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau yaitu:

melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya

peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan
perundang-undanganyang berlakuyang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

gubernur.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad mempunyai fungsi :

a. Pelayanan medis.

b. Pelayanan penunjang medis dan non medis.

c. Pelayanan asuhan keperawatan.

d. Pelayanan rujukan.

e. Pelaksanaan pendidikan dan pengembangan.

f. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

g. Pengelolaan administrasi dan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai