Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga dapat diartiakan sebagai elemen dasar dalam masyarakat,
artinya konsep keluarga merupakan struktur awal yang kemudian bila
dikembangkan lebih lanjut menjadi sebuah unsur inti dalam struktur sosial.
Suatu masyarakat berawal dari sebuah keluarga, karena keluarga berfungsi
sebagai perantara individu dengan masyarakat. Interaksi seseorang di
dalam keluarga mencerminkan pula bagaimana individu tersebut
berinteraksi dengan masyarakat, yakni mencerminkan cara berpikir
seseorang, cara bersikap, dan bertindak di lingkungan masyarakat yang
luas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, keluarga merupakan tempat utama
dan pertama manusia untuk bersosialisasi dan mendapatkan dukungan
untuk belajar, dari belajar berbicara sampai mencapai dewasa dan mampu
belajar apapun, semuanya bersumber dari keluarga. Keluarga juga
merupakan pendukung agar anak mendapat prestasi yang baik saat anak
mulai masuk dunia sekolah. Anak merupakan individu yang terus belajar
dan memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosial maupun lingkungan
sekolahnya. Aspek kebersamaan dalam satu lingkungan sosial
memengaruhi individu untuk bertindak, di samping aspek organik
jasmaniah dan aspek psikologisnya.
Banyak anak merasa tidak memiliki keluarga karena tidak
berfungsinya keluarga tersebut, akhirnya menimbulkan perilaku-perilaku
tidak terbina muncul dalam diri seorang anak. Perilaku-perilaku tidak
terbina tersebut bila dibiarkan akan mengakibatkan banyak penyimpangan,
dan dampak lain bagi anak sebagai siswa adalah, anak tersebut akan
kehilangan motivasi belajarnya, akan kehilangan passion-nya, dan anak
akan kehilangan jati dirinya sehingga selama hidupnya seorang anak hanya

1 | REMAJA
akan disibukkan dengan pencarian jati diri. Tugas pokoknya sebagai
seorang pelajar akan terlupakan, sehingga proses-proses belajar di dalam
kehidupannya akan membuahkan prestasi yang buruk. Hal tersebut tentu
saja akan berdampak buruk, karena anak merupakan generasi bangsa yang
diharapkan membawa bangsa ini ke kehidupan yang lebih baik.
Sehingga untuk mewujudkan generasi yang sehat dan berprestasi
pertama kali melalui keluarga. Tidak hanya itu, pelayanan kesehatan juga
memiliki peranan yang penting untuk dapat mewujudkan keadaan sehat
tersebut. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak
tercapai (accessible), tidak terjangkau (affordable), tidak
berkesinambungan (continue) tidak menyeluruh (comprehensive), tidak
terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit
diharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut. Hal inilah yang
menunjukkan peranan penting pelayanan kesehatan dalam keluarga yang
dikenal sebagai dokter keluarga.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter keluarga adalah dokter
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas
dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep keluarga.
2. Untuk mengetahui definisi dan bentuk keluarga.
3. Untuk mengetahui fungsi keluarga.
4. Untuk mengetahui siklus kehidupan keluarga.
5. Untuk mengetahui dinamika keluarga.
6. Untuk mengetahui mekanisme yang mendasari berbagai gangguan
serta faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan.

2 | REMAJA
7. Untuk mengetahui pemeriksaan holistik pada skenario.
8. Untuk mengetahui diagnosis holistik pada skenario.
9. Untuk mengetahui intervensi holistik yang diberikan terhadap pasien

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu:
1. Agar mahasiswa memahami konsep keluarga.
2. Agar mahasiswa memahami definisi dan bentuk keluarga.
3. Agar mahasiswa memahami fungsi keluarga.
4. Agar mahasiswa memahami siklus kehidupan keluarga.
5. Agar mahasiswa memahami dinamika keluarga.
6. Agar mahasiswa memahami mekanisme yang mendasari berbagai
gangguan serta faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan.
7. Agar mahasiswa memahami pemeriksaan holistik pada skenario.
8. Agar mahasiswa memahami diagnosis holistik pada skenario.
9. Agar mahasiswa memahami intervensi holistik yang diberikan
terhadap pasien

1.

3 | REMAJA
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data tutorial

2.2 Skenario LBM

LBM 1

REMAJA

Skenario :

Seorang remaja usia 16 tahun, anak satu-satunya


dalam sebuah keluarga, dibawa ke IGD rumah sakit oleh
keluarganya. Dia terlihat cemas dan tidak terawat. Saat
diajak berbicara hanya menjawab sekedarnya tanpa kontak
mata. Informasi yang didapatkan dari keluarga, remaja ini
telah mengurung diri selama kurang lebih 3 hari, tidak
memenuhi kebutuhan (activity of daily living) ADLnya, baju
terlihat kotor, bau tidak sedap, dan belum bersihkan diri
selama berada di dalam kamar. Selama ini dia tinggal
bersama asisten rumah tangga di rumahnya. Orang tua
bekerja di luar kota dan mengunjunginya setiap awal
bulan.

2.3 Pembahasan LBM


I. Klarifikasi Istilah

1. Keluarga : Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri


atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

4 | REMAJA
terkumpul dan tinggal di suatu tempat (rumah)
dalam keadaan saling ketergantungan
berdasarkan hubungan darah dan hukum
perkawinan (Kementerian Pendidikan dan
Budaya [Kemendikbud], 2016).
2. ADL : Singkatan dari activity daily living adalah
kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari
dan aktivitas pokok perawatan diri, serta
sebagai salah satu alat ukur untuk menilai
kapasitas fungsional seseorang dalam
melalukan aktivitasnya sehari-hari (Mlinac dan
Feng, 2016).
II. Identifikasi Masalah
1. Jelaskan hubungan usia dengan keluhan pada skenario!
2. Jelaskan alasan pasien mengeluhkan:
a. Terlihat lemas dan tidak terawat.
b. Berbicara hanya menjawab sekedarnya tanpa kontak mata.
c. Mengurung diri selama ± 3 hari dan tidak memenuhi kebutuhan
activity of daily living (ADL).
3. Jelaskan macam-macam ADL!

III. Brain Storming


1. Jelaskan hubungan usia dengan keluhan pada skenario !
Jawab :
Hubungan usia terkait dengan keluhan yang terjadi pada skenario
didasarkan pada tahapan atau kategori dari usia anak tersebut.
Berdasarkan pemaparan di skenario (usia 16 tahun) berada pada
tahapan masa remaja. Kata remaja (adolescent) berasal dari kata
adolescence (latin) yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Istilah
kematangan disini meliputi kematangan fisik maupun psikologis
(Sarwono 2011).

5 | REMAJA
Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu masa remaja awal (11 atau
12 sampai dengan 16 atau 17 tahun) dan remaja akhir (16 atau 17
sampai dengan 18 tahun). Masa remaja merupakan suatu periode
transisional, masa perubahan, masa usia bermasalah, masa dimana
individu mencari identitas diri, usia menyeramkan, masa unrealism,
dan ambang menuju kedewasaan (Krori, 2011).
Masa remaja merupakan masa “storm und hurricane” (badai dan
topan), masa penuh emosi dan adakalanya emosinya meledak-ledak,
yang muncul karena adanya pertentangan nilai-nilai. Emosi yang
menggebu-gebu ini kadang menyulitkan si remaja maupun bagi orang
tua atau orang dewasa di sekitarnya (Sarwono, 2011).
Remaja membutuhkan dukungan dari orang lain saat dia memasuki
masa krisis yaitu pada usia 15 – 17 tahun. Menurut Remplein
(Sudarsono, 2004) masa krisis adalah suatu masa dengan gejala gejala
krisis yang menunjukkan adanya pembelokan dalam perkembangan.
Krisis yang dialami oleh remaja terutama berkaitan dengan prestasi
akademik atau prestasi di sekolah. Untuk dapat mengatasi masa krisis
ini remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang-orang
disekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan
yang paling diharapkan oleh remaja dalam menghadapi krisis di
bidang akademik ini adalah dukungan dari keluarganya, terutama dari
orangtua dan saudara.

6 | REMAJA
2. Mengapa pasien mengeluhkan :
a. Terlihat lemas dan tidak terawat?
Jawab :
Terlihat lemas dan tidak terawat mungkin disebabkan oleh
karena tidak adanya asupan makanan dan minuman yang masuk
pada saat anak mengurung diri di kamar selama kurang lebih 3 hari
dan tidak memenuhi kebutuhan activity of daily living (ADL). Hal
ini tidak lepas dari terbatasnya intensitas pertemuan antara anak
dan orang tua yang hanya satu kali setiap awal bulan, sehingga
fungsi afektif dalam keluarga berjalan kurang optimal. Fungsi
afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Fungsi
afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan
fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga yang dapat mempertahankan makna yang
positif, mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui
interaksi serta hubungan dalam keluarga (Friedman, 2010).

b. Berbicara hanya menjawab sekedarnya tanpa kontak mata.


Jawab :
Berbicara tanpa kontak mata dapat disebabkan oleh dua faktor.
Pertama, karena anak sedang lemas. Anak yang lemas karena
kemungkinan ADLnya yang kurang terpenuhi akan menyebabkan
anak tersebut untuk berbicara sekedarnya dan tanpa kontak mata
(Friedman, 2010).
Selain itu, dapat diakibatkan oleh tidak terpenuhinya fungsi
sosialisasi dalam keluarga. Fungsi sosialisasi adalah fungsi
mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

7 | REMAJA
orang lain di luar rumah. Ketika fungsi sosialisasi tidak berjalan
dalam suatu keluarga, maka peran tanggung jawab keluarga dalam
mengubah anggota keluarga menjadi mahluk sosial yang mampu
berpartisipasi penuh dalam masayarakat tidak berjalan semestinya
sehingga mengakibatkan masalah yang terjadi pada anggota
keluarga pada saat berinteraksi dengan lingkungan di masyarakat
yaitu kurangnya kemapuan individu dalam berinteraksi dengan
orang lain contohnya adalah berbicara tanpa kontak mata dan
mengurung diri selama 3 hari (Friedman, 2010).

c. Mengurung diri selama ± 3 hari dan tidak memenuhi kebutuhan


activity of daily living (ADL)?
Jawab :
Tidak memenuhi kebutuhan ADL disebabkan oleh banyak
faktor. Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2007), faktor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan ADL, yaitu:
1) Umur dan status perkembangan
Umur dan status perkembangan seorang menunjukkan
tanda kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana seseorang
bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan ADL. Saat
perkembangan dari bayi sampai dewasa, seseorang secara
perlahan–lahan berubah dari tergantung menjadi mandiri
dalam melakukan ADL.
2) Kesehatan fisiologis
Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi
kemampuan partisipasi dalam ADL, contoh sistem saraf
mengumpulkan, menghantarkan dan mengolah informasi dari
lingkungan. Sistem muskuloskeletal mengkoordinasikan
dengan sistem saraf sehingga dapat merespon sensori yang
masuk dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada sistem

8 | REMAJA
ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat
mengganggu pemenuhan ADL secara mandiri.
3) Fungsi kognitif
Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam melakukan ADL. Fungsi kognitif
menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan sensor stimulus untuk berpikir dan
menyelesaikan masalah. Proses mental memberikan kontribusi
pada fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berpikir logis
dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan ADL.
4) Fungsi psikososial
Fungsi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang
untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan
informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi
interaksi yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan
interpersonal. Gangguan pada intrapersonal contohnya akibat
gangguan konsep diri atau ketidakstabilan emosi dapat
mengganggu dalam tanggung jawab keluarga dan pekerjaan.
Gangguan interpersonal seperti masalah komunikasi, gangguan
interaksi sosial atau disfungsi dalam penampilan peran juga
dapat mempengaruhi dalam pemenuhan ADL.
5) Tingkat stress
Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap
berbagai macam kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan
stress (stressor), dapat timbul dari tubuh atau lingkungan atau
dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut
dapat berupa fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti
kehilangan.
6) Ritme biologi
Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup
mengatur lingkungan fisik disekitarnya dan membantu

9 | REMAJA
homeostasis internal (keseimbangan dalam tubuh dan
lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian,
berjalan pada siklus 24 jam.
Perbedaaan irama sirkardian membantu pengaturan
aktivitas meliputi tidur, temperatur tubuh, dan hormon.
Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama sirkardian
diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap,
seperti cuaca yang mempengaruhi ADL.
7) Status mental
Status mental menunjukkan keadaan intelektual seseorang.
Keadaan status mental akan memberi implikasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar individu. Seperti yang
diungkapkan oleh Cahya yang dikutip dari Baltes, salah satu
yang dapat mempengaruhi ketidakmandirian individu dalam
memenuhi kebutuhannya adalah keterbatasan status mental.
Seperti halnya lansia yang memorinya mulai menurun atau
mengalami gangguan, lansia yang mengalami apraksia
tentunya akan mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan–kebutuhan dasarnya.

3. Jelaskan macam-macam ADL!


Jawab :
Brunner & Suddarth (2002) mengemukakan ADL adalah aktivitas
perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari.
ADL adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang
hari normal; aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan,
berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias dengan tujuan untuk
memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi dalam
keluarga dan masyarakat. Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan

10 | REMAJA
untuk bantuan dalam ADL dapat bersifat akut, kronis, temporer,
permanen, atau rehabilitatif (Potter dan Perry, 2005).
Sugiarto (2005) mengemukakan ada beberapa macam ADL, yaitu:
a. ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu keterampilan dasar
yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi
berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias, dan
mobilitas. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar
dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini.
b. ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan
penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari
seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis,
mengetik, mengelola uang dan kertas.
c. ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan
atau kegiatan sekolah.
d. ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi,
dan mengisi waktu luang.

11 | REMAJA
IV. Rangkuman Permasalahan

Remaja
Umur : 16 tahun
Status dalam keluarga : Anak Tunggal

Keluhan Utama :
Terlihat lemas
Tidak terawat
Hanya menjawab pembicaraan sekedarnya
tanpa kontak mata
Keluhan penyerta :
Telah mengurung diri di kamar selama ± 3 hari
Tidak memenuhi kebutuhan ADL :
Baju terlihat kotor
Bau tidak sedap
Belum bersihkan diri
Riwayat sosial :
Selama ini tinggal bersama asisten rumah
tangga
Orangtua bekerja di luar kota dan
mengunjunginya setiap awal bulan

Konsep keluarga Siklus kehidupan


Pemeriksaan Holistik keluarga

Definisi & bentuk Dinamika keluarga


Diagnosis Holistik
keluarga
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Fungsi keluarga Intervensi Holistik masalah kesehatan

Follow-Up

Bagan 2.1 Rangkuman Permasalahan


12 | REMAJA
V. Learning Issue
1. Jelaskan konsep keluarga!
2. Jelaskan definisi dan bentuk keluarga!
3. Jelaskan fungsi keluarga!
4. Jelaskan siklus kehidupan keluarga!
5. Jelaskan dinamika keluarga!
6. Jelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan!
7. Jelaskan pemeriksaan holistik pada skenario!
8. Jelaskan diagnosis holistik pada skenario!
9. Jelaskan intervensi holistik yang diberikan terhadap pasien!

VI. Referensi
1. Jelaskan konsep keluarga!
a. Hulukati, W. 2015 Peran Lingkungan Keluarga Terhadap
Perkembangan Anak
https://media.neliti.com/media/publications/114008-ID-peran-
lingkungan-keluarga-terhadap-perke.pdf Diakses 26 Maret 2019
b. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Pedoman Umum Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
c. WHO-SEARO, 2013. Family as Centre of Health Development.
WHO SEARO: Thailand.

2. Jelaskan definisi dan bentuk keluarga!


a. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Pedoman Umum Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
b. Puspitawati, H. 2013. Konsep Dan Teori Keluarga. Bogor:
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi
Manusia- Institut Pertanian Bogor.

13 | REMAJA
3. Jelaskan fungsi keluarga!
a. Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset,Teori dan praktek. Edisi ke-5. Jakarta : EGC.

4. Jelaskan siklus kehidupan keluarga!


a. Duvall, E.M., 1977. Marriage and Family Development. Edisi 5.
Philadelphia: J, B. Lippincott Company.
b. Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset,Teori dan praktek. Edisi ke-5. Jakarta : EGC.

5. Jelaskan dinamika keluarga!


a. Hancock, T. & Perkins, F., 1985. The Mandala of Health: A
Model of the Human Ecosystem. Family and Community Health.
b. Irwan, 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV.
Absolute Media. Available at https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwjtus2vnaDhAhVH7nMBHXWTBHMQFjACegQIA
xAC&url=http%3A%2F%2Frepository.ung.ac.id%2Fget
%2Fkaryailmiah%2F1784%2FIrwan-Buku-Etika-dan-Perilaku-
Kesehatan.pdf&usg=AOvVaw01DdIV07EYgDA01JJi6jxa.
c. May, dkk., 2001. Sebuah Pendekatan Multikultural. Yogyakarta:
PT. Tiara Wacana.
d. Suparyanto. 2013. Dinamika Keluarga.
https://www.academia.edu/16563760/dinamika_keluarga Diakses
26 Maret 2019.

14 | REMAJA
6. Jelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan!
a. Dahlgren, G. & Whitehead, M., 1991. Policies and Strategies to
Promote Social Equity in Health. Stockholm: Institute for Futures
Study.

7. Jelaskan pemeriksaan holistik pada skenario!


a. Daly, M. & Taler, G., 2007. Care of the elderly. In: Rakel, R.,
Principles of family practice. Philadelphia: WB Saunders.

8. Jelaskan diagnosis holistik pada skenario!


a. Goh, Azwar, & Sugito, 2004. A Primer on Family Practice.
Singapore.

9. Jelaskan intervensi holistik yang diberikan terhadap pasien!


a. Anggraini, M.,T., Novitasari,A., Setiawan.,M.,R. 2015. Buku Ajar
b. Herlina, 2013. Mengatasi masalah anak dan remaja. Bandung:
Pusaka cendakia utama.
c. Kekalih, 2008. Diagnostik Holistik. Jakarta: UI.

VII. Pembahasan Learning Issues


1. Jelaskan konsep keluarga!
Jawab :
Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam
masyarakat dan sebagai landasan dasar dari semua institusi, yaitu
kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang
mempunyai jaringan interaksi interpersonal dan hubungan darah
(Kemenkes RI, 2016). Keluarga memiliki asosiasi yang kuat terhadap
kesehatan dan penyakit seseorang melalui hubungan dan dinamika
kehidupannya. Keluarga merupakan institusi sosial yang utama dalam
pengembangan tingkat kesehatan, yang mana keluarga berperan

15 | REMAJA
sebagai tempat seseorang dilahirkan dan mendapatkan sumber daya
pendukung untuk bertumbuh dan berkembang. Keluarga berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan, ketersediaan perawatan, dan fasilitas
pemulihan dari suatu penyakit (World Health Organization-South-East
Asia Regional Office [WHO-SEARO], 2013).
Dari segi sosial, seperti norma perilaku sosial, politik dan
pemerintahan, status sosioekonomi, sistem kesehatan, dan gaya hidup
seseorang akan turut mempengaruhi individu sekaligus kesehatan
keluarga. Keluarga yang merupakan sumber asuhan dan penunjang
emosi, terkadang menjadi sumber tekanan dan kesenjangan, yang
mana hal-hal ini akan berdampak terhadap kesehatan seseorang di
dalam sebuah keluarga (WHO-SEARO, 2013).
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
- Peranan ayah:
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
- Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
- Peranan anak :

16 | REMAJA
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.

Selain itu peran keluarga diharapkan dapat menyiapkan generasi


anak yang mampu secara psikologis, fisik dan non fisik diantaranya :
(Hulukati, 2015)

1) Peran Keluarga Dalam Perkembangan Karakter Anak


Peran keluarga dalam perkembangan karakter anak dapat
menjadi modal awal anak dalam pembentukan karakter anak agar
dapat berinteraksi, berkomunikasi dan berprilaku dengan yang
lainnya.
2) Peran Keluarga Dalam Perkembangan Kognitif Anak
Perkembangan kognitif anak dapat di berikan oleh keluarga
dalam bentuk pemahaman benda-benda dan gambar-gambar.
Ketika anak mulai mengkritisi dan bertanya tentang suasana dan
keadaan ataupun apa yang di lihatnya maka pada saat itu
penanaman konsep pemikiran pada anak dapat dilakukan.
3) Peran Keluarga Dalam Perkembangan Sosial Anak
Peran keluarga yang dapat memberikan tingkat
kepercayaan diri anak adalah dalam memberikan ruang gerak
kepada anaknya untuk dapat beraktualisasi dengan teman
sebayanya juga dengan orang lain. Peran pendidikan social ini
dapat di berikan oleh keluarga pada saat orang tua dapat
meluangkan waktunya dengan anaknya, juga dapat di fasilitasi
atau menyediakan tempat kepada anak untuk dapat bermain
dengan pengawasan orang tuanya.
4) Peran Keluarga Dalam Perkembangan Moral Anak
Ketika pertumbuhan anak mencapai keinginan untuk
mencari tahu sesuatu maka disitulah peran orang tua dalam
perkembangan pemikiran anak. Pengaruh keluarga amat besar

17 | REMAJA
dalam pembentukan pondasi moral anak untuk perkembangan
kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian
anak biasanya adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau
tidak bahagia. Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan
fungsi keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak-
anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka
dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan
batinnya.

2. Jelaskan definisi dan bentuk keluarga!


Jawab :
a. Definisi keluarga
Suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat, yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak (Kementerian Kesehatan RI
[Kemenkes RI], 2016).
b. Bentuk keluarga
- Bentuk keluarga secara tradisional, antara lain (Puspitawati,
2013):
 The Nuclear family (keluarga inti)  Keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak
 The dyad family  Keluarga yang terdiri dari suami dan
istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
 Keluarga usila  Keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan
diri.
 The childless family  Keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
 The extended family  Keluarga yang terdiri dari dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti

18 | REMAJA
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan
 The single parent family  Keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
 Commuter family  Kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
 Multigenerational family  Keluarga dengan beberapa
generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
 Kin-network family  Beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama
(contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
 Blended family  Duda atau janda (karena perceraian)
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
 The single adult living alone/single adult family 
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati)

19 | REMAJA
- Bentuk keluarga secara non-tradisional, antara lain
(Puspitawati, 2013):
 The unmarried teenage mother  Keluarga yang terdiri
dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
 The stepparent family  Keluarga dengan orang tua tiri
 Commune family  Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
 The nonmarital heterosexsual cohabiting family 
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan.
 Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
pathners”
 Cohabitating couple  Orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
 Group-marriage family  Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
 Group network family  Keluarga inti yang dibatasi oleh
set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
 Foster family  Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara,

20 | REMAJA
pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
 Homeless family  Keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
 Gang  Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari
orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Jelaskan fungsi keluarga!


Jawab :
Menurut pendapat Friedman (2010), fungsi keluarga diantaranya
adalah:
o Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah hubungan sosial yang positif
berhubungan dengan kesehatan yang lebih baik, umur panjang, dan
penurunan tingkat stress. Setiap manusia membutuhkan kasih
sayang atau rasa dicintai oleh orang lain. Oleh sebab itu, keluarga
harus berfungsi sebagai sumber pemberi kasih sayang dan cinta
kasih.
o Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah perkembangan atau perubahan
yang terjadi atau dialami seseorang sebagai hasil dari interaksi
sosial dengan orang lain. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat belajar bersosialisasi utama. Keluarga
dalam proses sosialisasi masih tetap menjadi faktor penentu utama.
Bila keluarga kurang berfungsi dalam proses sosialisasi, maka anak
akan kekurangan kepercayaan dan kepribadian (pribadi yang kuat).

21 | REMAJA
o Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga dalam
meneruskan atau melanjutkan keturunan serta menambah sumber
daya manusia. Keluarga berperan dalam hal membentuk
anggotanya agar mampu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai
budaya yang ada di lingkungannya baik yang bersifat tradisional,
dan yang merupakan kebiasaan maupun yang sudah bersifat
nasional.
o Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
atau menunjang kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,
tempat tinggal dan lainnya. Keluarga sebagai satu kesatuan yang
bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang akan dimanfaatkan
bersama bagi kelangsungan hidup keluarga tersebut.
o Fungsi Perawatan Keluarga atau perlindungan
Fungsi perawatan keluarga adalah kemampuan keluarga
memelihara kesehatan yang akan mempengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu. Keluarga juga memberikan perlindungan
secara fisik, ekonomi, dan psikologis bagi seluruh anggota
keluarganya.

4. Jelaskan siklus kehidupan keluarga !


Jawab :
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai beberapa tahapan.
Seperti individu yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang
berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan keluarga
berdasarkan konsep Duvall dan Miller dalam Friedman (2010) pada
tabel 2.1.

22 | REMAJA
Tabel 2.1 Siklus Kehidupan Keluarga
No. Tahap Tugas Masalah
Kesehatan
1. Keluarga o Membangun  Masalah
pemula perkawinan yang kesehatan
(keluarga saling memuaskan utama adalah :
pasangan o Membangun jalinan oPenyesuaian
baru) persaudaraan yang seksual dan
harmonis peran
o Keluarga berencana perkawinan
oPenyuluhan dan
konseling
oPrenatal dan
komunikasi
 Tenaga
kesehatan
memberikan
penyuluhan
tentang
seksualitas,
keluarga
berencana,
prenatal dan
masalah-
masalah yang
terkait
pasangan baru.
2. Keluarga o Membentuk keluarga  Masalah
dengan muda sebagai sebuah utamanya
kelahiran unit satu kesatuan adalah:

23 | REMAJA
anak o Mendiskusikan tugas- oPendidikan
pertama/ tugas perkembangan yang terpusat
child bearing yang bertentangan pada keluarga
family (bayi dengan kebutuhan oPerawatan bayi
usia 30 anggota lainnya yang baik
bulan) o Mempertahankan oPengertian dan
hubungan perkawinan penanganan
yang memuaskan masalah
o Membangun dan kesehatan fisik
mempertahankan secara dini
hubungan dengan oImunisasi
keluarga besar oKonseling
oPerkembangan
anak
oKeluarga
berencana
oInteraksi
keluarga
oDan bidang-
bidang
peningkatan
kesehatan
umumnya.
 Peran tenaga
medis
memberikan
konseling dan
demolistriasi
pada keluarga
tentang

24 | REMAJA
kebutuhan
nutrisi anak.
3. Keluarga o Memenuhi kebutuhan  Masalah
dengan anak anggota keluarga kesehatan fisik
prasekolah/ seperti rumah, ruang yang utama,
families with bersalin, keamanan. adalah :
preschool o Mensosialisasikan o Penyakit
(usia 2,5 anak menular yang
tahun - usia 5 o Mengurus/ umum pada
tahun) mengintegrasikan anak anak
yang baru dan tetap o Jatuh, luka
memenuhi kebutuhan bakar,
anak-anak yang lain. keracunan
o Mempertahankan o Serta
hubungan yang sehat kecelakaan-
dalam keluarga kecelakaan lain
(Hubungan yang terjadi
perkawinan dan selama usia
hubungan antara orang prasekolah.
tua dan anak) dan
diluar keluarga  Masalah
(keluarga besar dan kesehatan lain
komunitas). yang penting
adalah:
o persaingan
diantara kakak-
adik
o keluarga
berencana
o kebutuhan
pertumbuhan

25 | REMAJA
dan
perkembangan
(disiplin),
penganiayaan
dan melantarkan
anak
o keamanan
dirumah dan
masalah
komunikasi
keluarga.
 Tugas tenaga
medis dalam
tahap ini
adalah
memberikan
pengetahuan
pada keluarga
perawatan
tentang
terhadap anak
usia
prasekolah,
memberikan
penyuluhan
tentanf tumbuh
kembang anak
dan
memotivasi
keluarga agar
memperhatikan

26 | REMAJA
kesehatan
anak.
4. Keluarga o Meningkatkan prestasi  Tugas tenaga
dengan anak sekolah medis pada
sekolah/ o Mengembangkan tahap ini
families with hubungan dengan adalah
children (usia teman sebaya yang memotivasi
6 Tahun sehat keluarga untuk
[mulai masuk o Mempertahankan selalu
Sekolah hubungan perkawinan memperhatikan
Dasar] – usia dan memnuhi kegiatan anak,
13 tahun) kebutuhan kesehatan baik di dalam
fisik anggota keluarga. maupun di luar.
5. Keluarga o Mengimbangi  Ini merupakan
dengan anak kebebasan remaja tahapan yang
remaja/ dengan tanggung paling sulit,
families with jawab sesuai dengan karena :
teenagers maturitas remaja o Orang tua
(usia 13 – 20 o Memfokuskan kembali melepas
tahun) hubungan perkawinan otoritasnya dan
antar pasangan membimbing
o Melakukan anak untuk
komunikasi terbuka bertanggung
antara anak dan orang jawab
tua. Hindari (mempunyai
perdebatan, otoritas sendiri)
kecurigaan, dan o Seringkali
permusuhan. muncul konflik
o Mempertahankan antara orang tua
standar etik dan moral dan remaja
keluarga. karena anak

27 | REMAJA
menginginkan
kebebasan untuk
melakukan
aktivitasnya,
sementara orang
tua memiliki
hak untuk
mengontrol
anaknya.
6. Keluarga o Memperoleh siklus
dengan anak keluarga dengan
dewasa/ memasukan anggota
launching keluarga baru
center o Menyediakan
families lingkungan yang
(anak terakhir meningkatkan
meninggalka kesehatan
-
n rumah - o Mempertahankan
pensiun atau hubungan-hubungan
salah satu yang memuaskan dan
pasangan penuh arti dengan para
meninggal) orang tua, lansia dan
anak-anak, dan yang
terakhir memperoleh
hubungan perkawinan.
7. Keluarga o Fokus untuk o Masalah usia
usia mempertahankan lanjut.
menengah/ kesehatan dengan o Perasaan gagal
middle-aged berbagai aktifitas. sebagai orang
families tua.
(kekosongan

28 | REMAJA
– pensiun)
8. Keluarga o Mempertahankan o Memberikan
usia lanjut pengaturan hidup yang konseling pada
(pension menurun untuk tetap keluarga tentang
salah satu bisa mempertahankan persiapan
atau kedua hubungan perkawinan pelepasan orang
pasangan – o Menyesuaikan diri yang dicintai.
kematian terhadap kehilangan
pasangan pasangan
lainnya) o Perlu mempertahankan
ikatan keluarga.
Sumber: Friedman (2010)

Gambar 2.1 Family Life Cycle (Duvall, 1977)

29 | REMAJA
5. Jelaskan dinamika keluarga !
Jawab :
Dinamika keluarga adalah suatu interaksi atau hubungan pasein
dengan anggota keluarga dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi
keluarga di lingungan sekitarnya. Diharapkan keluarga dapat
memberikan dukungan penuh dalam upaya kesembuhan pasien (Irwan,
2017).
Dinamika keluarga juga merupakan interaksi atau hubungan
individu dengan lingkungan sekitarnya, sehingga individu tersebut
dapat diterima dan menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan
keluarga maupun kelompok sosial yang sama (Irwan, 2017).

Gambar 2.2 Mandala of Health


(Hancock dan Perkins, 1985)
WHO mengatakan, “Kesehatan adalah keadaan sempurna fisik,
mental dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya tidak adanya
penyakit atau kelemahan”.
Mandala of Health adalah cara lain untuk menafsirkan definisi
diperluas kesehatan. Banyaknya faktor penentu kesehatan yang saling
terkait dan dapat dilihat dalam multi-dimensi seperti yang terlihat pada

30 | REMAJA
Gambar 2.2.   Disini ditekankan bahwa biologi manusia adalah hanya
salah satu komponen dalam kerangka ini.
Empat aspek dinamika keluarga (Suparyanto, 2013):
1) Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan ide tentang dirinya
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri
2) Tiap anggota keluarga memiliki cara tertentu untuk
menyampaikan pendapat pikiran mereka yang dikenal dengan
komunikasi
3) Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengtur
bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang
berkembang sebagai system nilai keluarga
4) Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi diluar keluarga yang dikenal dengan jalur
kemasyarakatan.

Berdasarkan May (2001) dinamika keluarga dibagi menjadi 2 yaitu


keluarga yang fungsional dan keluarga yang disfungsional.
1) Keluarga yang fungsional atau yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Minimnya perselisihan antar orang tua atau antar orang tua-
anak.
b. Ada kesempatan untuk menyatakan keinginan.
c. Penuh kasih sayang.
d. Menerapkan disiplin yang tidak keras.
e. Memberikan peluang untuk bersikap mandiri dalam berfikir,
merasa dan berperilaku.
f. Saling menghargai atau menghormati (mutual respect) antar
anggota keluarga.
g. Menyelenggarakan konferensi (musyawarah) keluarga dalam
memecahkan masalah.

31 | REMAJA
h. Menjalin kebersamaan antar anggota keluarga. Orang tua
memiliki emosi yang stabil.
i. Berkecukupan dalam bidang ekonomi
j. Mengamalkan nilai-nilai moral agama.
2) Sementara keluarga yang disfungsional, ditandai dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Kematian salah satu atau kedua orang tua.
b. Kedua orang tua berpisah atau cerai.
c. Hubungan kedua orang tua kurang baik.
d. Hubungan orang tua dengan anak tidak baik.
e. Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan.
f. Orang tua sibuk dan jarang berada dirumah.
g. Salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan
kepribadian atau gangguan kejiwaan.

6. Jelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan serta


faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan !
Jawab :

Gambar 2.3 Determinan Eko-Sosial Kesehatan (Dahlgren dan


Whitehead, 1991)

Dalam teori eko-sosial kesehatan, Dahlgren dan Whitehead (1991)


menjelaskan bahwa kesehatan/ penyakit yang dialami individu
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terletak di berbagai lapisan

32 | REMAJA
lingkungan, sebagian besar determinan kesehatan tersebut
sesungguhnya dapat diubah (modifiable factors).
Gambar 2.3 memeragakan, individu yang kesehatannya ingin
ditingkatkan terletak di pusat, yaitu faktor resiko internal (umur, jenis
kelamin, dan faktor genetik) (Dahlgren dan Whitehead, 1991).
a. Lapisan pertama (level mikro, hilir/ downstream) determinan
kesehatan
 Meliputi:
o perilaku dan gaya hidup individu yang meningkatkan
ataupun merugikan kesehatan.
 Pada level mikro, faktor internal berinteraksi dengan
paparan lingkungan dan memberikan perbedaan tiap
individu yang mungkin lebih rentan atau lebih kuat
menghadapi paparan lingkungan yang merugikan.
 Perilaku dan karakteristik individu dipengaruhi oleh pola
keluarga, pola pertemanan, dan norma-norma di dalam
komunitas.
b. Lapisan kedua (level meso) determinan kesehatan
 Pada lapisan ini terkait dengan pengaruh social dan
komunitas terhadap kesehatan.
 Meliputi:
o norma komunitas,
o nilai-nilai sosial,
o lembaga komunitas,
o modal sosial,
o jejaring sosial.
c. Lapisan ketiga (level ekso)
 Meliputi faktor-faktor struktural:
o lingkungan pemukiman/ perumahan/ papan yang baik,
ketersediaan pangan,

33 | REMAJA
o ketersediaan energi,
o kondisi di tempat bekerja,
o kondisi sekolah,
o penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan,
o akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu,
o akses terhadap pendidikan yang berkualitas,
o lapangan kerja yang layak.
d. Lapisan terluar (level makro, hulu/ upstream)
 Meliputi:
o kondisi-kondisi dan kebijakan makro sosial-ekonomi,
o budaya,
o politik umumnya,
o lingkungan fisik.
 Faktor-faktor makro yang terletak di lapisan luar adalah
kebijakan publik, stabilitas sosial, ekonomi, dan politik,
hubungan internasional/ kemitraan global, investasi
pembangunan ekonomi, peperangan/ perdamaian,
perubahan iklim dan cuaca, ekosistem, dan bencana alam.

7. Jelaskan pemeriksaan holistik pada skenario !


Jawab :
Pemeriksaan secara holistik dilakukan terhadap dua pihak, yaitu
individu dan juga keluarga. Dalam menggali riwayat pasien dapat
digunakan tiga cara berikut, yaitu dinamika keluarga, family assesment
tools, dan lingkungan fisik (kantor dan rumah). Family assesment tools
dipakai sesuai kebutuhan. Jenis-jenis family assesment tools antara lain
(Daly dan Taler, 2007).
1) Family genogram: grafik yang menggambarkan
anatomi/struktur keluarga, termasuk pohon keluarga, grafik
fungsional, rasa sakit keluarga/riwayat.

34 | REMAJA
2) Family life cycle: dokter dengan memahami perkembangan
keluarga dapat membentuk hipotesis yang baik tentang
permasalahan yang sedang dialami pasien, dan dapat
membantu anggota keluarga menyiapkan diri dari masalah dan
membantu memecahkannya.
3) Family map: menggambarkan sistem keluarga, pola interaksi,
& hubungan, batas generasi, konflik/persekutuan.
4) Family life line: menggambarkan secara kronologis stres
kehidupan/ kejadian klinis dan pemecahannya.
5) Family APGAR (Adaptability, Partnership, Growth, Affection,
Resolve): alat screening untuk disfungsi keluarga, kepuasaan
individu mengenai hubungan kekeluargaan.

Gambar 2.4 APGAR Keluarga: Fungsi Keluarga


(Duly dan Taler, 2007)

35 | REMAJA
Tabel 2.2 Kuesioner APGAR Keluarga
PETUNJUK:
Untuk masing-masing pernyataan, berilah tanda √ pada kolom pilihan
sesuai dengan perasaan anda terhadap keluarga anda
Hampir Kadang- Hampir
Tidak Selalu Kadang Selalu
Saya puas dengan keluarga
saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya
Saya puas dengan keluarga
saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang saya
hadapi
Saya puas dengan kebebasan
yang diberikan keluarga
saya untuk mengembangkan
kemampuan yang saya
miliki
Saya puas dengan
kehangatan/kasih sayang
yang diberikan keluarga
saya
Saya puas dengan waktu
yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan
Sumber: Duly dan Taler (2007)
 Cara penilaian/Scoring:
2 = hampir selalu.
1 = kadang-kadang.
0 = hampir tidak pernah.

36 | REMAJA
 Interpretasi:
8-10 = fungsi keluarga baik.
4-7 = disfungsi keluarga moderat.
0-3 = keluarga sakit/tidak sehat.

6) Family SCREEM (Social, Cultural, Religious, Economi,


educational, dan medical): menggambarkan ketersediaan
sumber, penilaian kepasitas keluarga dalam berpartisipasi pada
ketentuan pelayanan kesehatan atau mengatasi krisis.

Gambar 2.5 SCREEM Keluarga (Duly dan Taler, 2007)

8. Jelaskan diagnosis holistik pada skenario !


Jawab :
Diagnosis holistik terdiri dari 5 aspek (Goh et al, 2004):
1) Diagnosis aspek personal
 Keluhan utama: terlihat lemas dan tidak terawat.
2) Diagnosis aspek klinis
 Diagnosis: observasi lemas.

37 | REMAJA
3) Diagnosis aspek resiko
 Internal
o Kondisi psikologis: mengurung diri selama ± 3 hari di
kamar.
 Eksternal
o Ekonomi: orang tua bekerja di luar kota dan mengunjungi
anaknya setiap awal bulan.
4) Derajat fungsional
 Derajat empat: tidak melakukan aktivitas kerja, tergantung
pada keluarga).

38 | REMAJA
Bagan 2.2 Diagnosis Holistik pada Kasus di Skenario
39 | REMAJA
9. Jelaskan intervensi holistik yang diberikan terhadap pasien!
Jawab :

Tabel 2.3 Intervensi Holistik


Sasaran yang
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu
diharapkan
1. Aspek Evaluasi: Pasien 1 hari - Keluhan pasien
Personal - Keluhan pasien. dan dapat
Keluarga berkurang.
Edukasi : Pasien - Keluarga lebih
- Memberikan peduli terhadap
informasi mengenai kondisi yang
penyakit yang dialami dialami pasien.
pasien, penyebab, - Keluarga dapat
gejala klinis, lebih mengerti
pengobatan, tentang
prognosis, serta penyakit,
pencegahannya. pencegahan
dan pengobatan
penyakit yang
dialami pasien.
2. Aspek Evaluasi: Pasien 2 hari - Pasien benar
Klinis - Observasi lemas. benar
- Mengukur vital sign. menjalankan
- Pemeriksaan GDS. terapinya
dengan baik
Terapi: dan sukses
Bila hipoglikemia  IV
glukosa 40% 50 mL atau
infus dextrose 40%.
Bila dehidrasi  infus

40 | REMAJA
Ringer Laktat.

Edukasi:
Menginformasikan untuk
makan secara intensif
agar badan tidak lemas.
3. Aspek Resiko
Internal Edukasi : Pasien 2-3 Pasien memiliki
PP - Memberitahukan dan hari kesadaran untuk
pasien untuk tidak keluarga tidak mengabaikan
mengurung diri lagi pasien. keluhannya, serta
di kamar dan jangan terbuka dengan
malas untuk orang lain, terlebih
melalukan ADLnya. orang tuanya agar
- Memberitahukan penyakit dapat
kepada pasien untuk segera dicegah.
lebih terbuka
terhadap orang lain
terlebih orang
tuanya.
Eksternal Edukasi: 2-3 Pasien merasa
- Memberitahukan hari diperhatikan oleh
kepada keluarga orang tuanya dan
pasien agar lebih penyakit pasien
memperhatikan sebisa mungkin
anaknya walaupun dapat dicegah.
harus bekerja di luar
kota, misalnya
dengan rajin
menanyakan kabar
lewat telepon, dan
sebagainya.

41 | REMAJA
6. Derajat Evaluasi: Pasien 4-7 Pasien dapat
Fungsional - Derajat fungsional. dan hari meningkatkan
keluarga derajat
Edukasi: fungsionalnya dan
- Memberitahukan menjadi lebih
pasien agar melatih mandiri dalam
kemampuan dalam mengerjakan
memenuhi sesuatu pekerjaan.
kebutuhan sehari-
hari (ADL) setiap
hari agar ADL
terpenuhi.
- Memberitahukan
pasien bila
memungkinkan
untuk mengikuti
kegiatan sekolah,
maka sebisa
mungkin diikuti agar
pasien tidak merasa
kesepian dan bisa
melatih kemampuan
dirinya.
- Memberitahukan
orang tua untuk
menyediakan waktu
lebih untuk bertemu
dengan anaknya dan
lebih peduli.
Sumber: Kekalih (2008)

42 | REMAJA
Edukasi pada orang tua (Anggraini dkk, 2015):
1. Mengedukasi kepada orang tua agar tidak terlalu sibuk dengan
pekerjaan mereka supaya ada waktu buat anak mereka karna
seorang anak sangat membutuhkan sosok orang tua dan jangan
sampai si anak merasa orang tuanya tidak sayang terhadap dirinya
dan seorang anak merasa kecewa karena tidak tinggal serumah dan
mempertanyakan kenapa orang tuanya harus bekerja ditempat yang
jauh sehingga tidak ada waktu buat saya.
2. Mengedukasi kepada orangtuanya bahwa si anak ini menginjak
masa remaja sangat butuh sekali kasih sayang dan perhatian dari
orang tua. Karna perhatian dan kasih sayang orang tua kepada
anaknya sangat berperan dalam mendukung keberhasilan
pendidikan anak. Misalnya saat anak kesulitan dalam belajar, orang
tua segera mencari solusi.
3. Lakukanlah komunikasi via telepon misalnya dilakukan tiga kali
dalam sehari misalnya pagi mengingatkan anaknya untuk sekolah
dan jangan lupa sarapan, dengan itu seorang anak akan merasa
dirinya diperhatiin dan disayang oleh orang tua walaupun dari jauh.
4. Jika anak sakit usahakan pulang dan berikan motivasi kepada si
anak, dahulukanlah anak daripada pekerjaan.

Edukasi pada anak (Herlina, 2013):


1. Memberikan motivasi kepada si anak misalnya kamu harus tetap
semangat walaupun orang tua berkerja jauh dan jarang pulang.
2. Sebagai seorang dokter juga harus bisa menilai pertanda depresi
pada seorang anak di skenario karena bisa beresiko munculnya
keinginan untuk bunuh diri. Misalnya seorang dokter bersedia
menjadi teman buat anak bercerita tentang keluh kesahnya untuk
mengurangi tekanan psikisnya.

43 | REMAJA
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat.
Sehingga, dalam menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat, hal ini
tidak bisa lepas dari kesehatan keluarga yang turut memberikan peran
penting.
Suatu keluarga dapat dikatakan sehat, apabila memenuhi beberapa
kategori penilaian, salah satunya adalah APGAR Keluarga yang juga
memperlihatkan nilai pada fungsi keluarga. Salah satu aspek saja yang
kurang pada suatu keluarga akan memberi pengaruh yang besar terhadap
seseorang di lingkup masyarakat.
Terganggunya fungsi afektif yang berkaitan dengan kasih sayang
keluarga dan fungsi sosialisasi pada seorang remaja dalam skenario ini,
telah memberi gambaran bahwa jarang bertemu dan bercengkrama
dengan orang tua memiliki efek yang cukup besar terhadap gangguan
fisik dan psikis seseorang, yang mana hal ini akan turut mempengaruhi
tingkat pemenuhan kebutuhan (ADL) seseorang.

44 | REMAJA

Anda mungkin juga menyukai