PENDAHULUAN
1 | REMAJA
akan disibukkan dengan pencarian jati diri. Tugas pokoknya sebagai
seorang pelajar akan terlupakan, sehingga proses-proses belajar di dalam
kehidupannya akan membuahkan prestasi yang buruk. Hal tersebut tentu
saja akan berdampak buruk, karena anak merupakan generasi bangsa yang
diharapkan membawa bangsa ini ke kehidupan yang lebih baik.
Sehingga untuk mewujudkan generasi yang sehat dan berprestasi
pertama kali melalui keluarga. Tidak hanya itu, pelayanan kesehatan juga
memiliki peranan yang penting untuk dapat mewujudkan keadaan sehat
tersebut. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak
tercapai (accessible), tidak terjangkau (affordable), tidak
berkesinambungan (continue) tidak menyeluruh (comprehensive), tidak
terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit
diharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut. Hal inilah yang
menunjukkan peranan penting pelayanan kesehatan dalam keluarga yang
dikenal sebagai dokter keluarga.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter keluarga adalah dokter
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas
dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep keluarga.
2. Untuk mengetahui definisi dan bentuk keluarga.
3. Untuk mengetahui fungsi keluarga.
4. Untuk mengetahui siklus kehidupan keluarga.
5. Untuk mengetahui dinamika keluarga.
6. Untuk mengetahui mekanisme yang mendasari berbagai gangguan
serta faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan.
2 | REMAJA
7. Untuk mengetahui pemeriksaan holistik pada skenario.
8. Untuk mengetahui diagnosis holistik pada skenario.
9. Untuk mengetahui intervensi holistik yang diberikan terhadap pasien
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu:
1. Agar mahasiswa memahami konsep keluarga.
2. Agar mahasiswa memahami definisi dan bentuk keluarga.
3. Agar mahasiswa memahami fungsi keluarga.
4. Agar mahasiswa memahami siklus kehidupan keluarga.
5. Agar mahasiswa memahami dinamika keluarga.
6. Agar mahasiswa memahami mekanisme yang mendasari berbagai
gangguan serta faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan.
7. Agar mahasiswa memahami pemeriksaan holistik pada skenario.
8. Agar mahasiswa memahami diagnosis holistik pada skenario.
9. Agar mahasiswa memahami intervensi holistik yang diberikan
terhadap pasien
1.
3 | REMAJA
BAB II
PEMBAHASAN
LBM 1
REMAJA
Skenario :
4 | REMAJA
terkumpul dan tinggal di suatu tempat (rumah)
dalam keadaan saling ketergantungan
berdasarkan hubungan darah dan hukum
perkawinan (Kementerian Pendidikan dan
Budaya [Kemendikbud], 2016).
2. ADL : Singkatan dari activity daily living adalah
kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari
dan aktivitas pokok perawatan diri, serta
sebagai salah satu alat ukur untuk menilai
kapasitas fungsional seseorang dalam
melalukan aktivitasnya sehari-hari (Mlinac dan
Feng, 2016).
II. Identifikasi Masalah
1. Jelaskan hubungan usia dengan keluhan pada skenario!
2. Jelaskan alasan pasien mengeluhkan:
a. Terlihat lemas dan tidak terawat.
b. Berbicara hanya menjawab sekedarnya tanpa kontak mata.
c. Mengurung diri selama ± 3 hari dan tidak memenuhi kebutuhan
activity of daily living (ADL).
3. Jelaskan macam-macam ADL!
5 | REMAJA
Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu masa remaja awal (11 atau
12 sampai dengan 16 atau 17 tahun) dan remaja akhir (16 atau 17
sampai dengan 18 tahun). Masa remaja merupakan suatu periode
transisional, masa perubahan, masa usia bermasalah, masa dimana
individu mencari identitas diri, usia menyeramkan, masa unrealism,
dan ambang menuju kedewasaan (Krori, 2011).
Masa remaja merupakan masa “storm und hurricane” (badai dan
topan), masa penuh emosi dan adakalanya emosinya meledak-ledak,
yang muncul karena adanya pertentangan nilai-nilai. Emosi yang
menggebu-gebu ini kadang menyulitkan si remaja maupun bagi orang
tua atau orang dewasa di sekitarnya (Sarwono, 2011).
Remaja membutuhkan dukungan dari orang lain saat dia memasuki
masa krisis yaitu pada usia 15 – 17 tahun. Menurut Remplein
(Sudarsono, 2004) masa krisis adalah suatu masa dengan gejala gejala
krisis yang menunjukkan adanya pembelokan dalam perkembangan.
Krisis yang dialami oleh remaja terutama berkaitan dengan prestasi
akademik atau prestasi di sekolah. Untuk dapat mengatasi masa krisis
ini remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang-orang
disekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan
yang paling diharapkan oleh remaja dalam menghadapi krisis di
bidang akademik ini adalah dukungan dari keluarganya, terutama dari
orangtua dan saudara.
6 | REMAJA
2. Mengapa pasien mengeluhkan :
a. Terlihat lemas dan tidak terawat?
Jawab :
Terlihat lemas dan tidak terawat mungkin disebabkan oleh
karena tidak adanya asupan makanan dan minuman yang masuk
pada saat anak mengurung diri di kamar selama kurang lebih 3 hari
dan tidak memenuhi kebutuhan activity of daily living (ADL). Hal
ini tidak lepas dari terbatasnya intensitas pertemuan antara anak
dan orang tua yang hanya satu kali setiap awal bulan, sehingga
fungsi afektif dalam keluarga berjalan kurang optimal. Fungsi
afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Fungsi
afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan
fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga yang dapat mempertahankan makna yang
positif, mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui
interaksi serta hubungan dalam keluarga (Friedman, 2010).
7 | REMAJA
orang lain di luar rumah. Ketika fungsi sosialisasi tidak berjalan
dalam suatu keluarga, maka peran tanggung jawab keluarga dalam
mengubah anggota keluarga menjadi mahluk sosial yang mampu
berpartisipasi penuh dalam masayarakat tidak berjalan semestinya
sehingga mengakibatkan masalah yang terjadi pada anggota
keluarga pada saat berinteraksi dengan lingkungan di masyarakat
yaitu kurangnya kemapuan individu dalam berinteraksi dengan
orang lain contohnya adalah berbicara tanpa kontak mata dan
mengurung diri selama 3 hari (Friedman, 2010).
8 | REMAJA
ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat
mengganggu pemenuhan ADL secara mandiri.
3) Fungsi kognitif
Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam melakukan ADL. Fungsi kognitif
menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan sensor stimulus untuk berpikir dan
menyelesaikan masalah. Proses mental memberikan kontribusi
pada fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berpikir logis
dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan ADL.
4) Fungsi psikososial
Fungsi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang
untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan
informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi
interaksi yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan
interpersonal. Gangguan pada intrapersonal contohnya akibat
gangguan konsep diri atau ketidakstabilan emosi dapat
mengganggu dalam tanggung jawab keluarga dan pekerjaan.
Gangguan interpersonal seperti masalah komunikasi, gangguan
interaksi sosial atau disfungsi dalam penampilan peran juga
dapat mempengaruhi dalam pemenuhan ADL.
5) Tingkat stress
Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap
berbagai macam kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan
stress (stressor), dapat timbul dari tubuh atau lingkungan atau
dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut
dapat berupa fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti
kehilangan.
6) Ritme biologi
Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup
mengatur lingkungan fisik disekitarnya dan membantu
9 | REMAJA
homeostasis internal (keseimbangan dalam tubuh dan
lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian,
berjalan pada siklus 24 jam.
Perbedaaan irama sirkardian membantu pengaturan
aktivitas meliputi tidur, temperatur tubuh, dan hormon.
Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama sirkardian
diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap,
seperti cuaca yang mempengaruhi ADL.
7) Status mental
Status mental menunjukkan keadaan intelektual seseorang.
Keadaan status mental akan memberi implikasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar individu. Seperti yang
diungkapkan oleh Cahya yang dikutip dari Baltes, salah satu
yang dapat mempengaruhi ketidakmandirian individu dalam
memenuhi kebutuhannya adalah keterbatasan status mental.
Seperti halnya lansia yang memorinya mulai menurun atau
mengalami gangguan, lansia yang mengalami apraksia
tentunya akan mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan–kebutuhan dasarnya.
10 | REMAJA
untuk bantuan dalam ADL dapat bersifat akut, kronis, temporer,
permanen, atau rehabilitatif (Potter dan Perry, 2005).
Sugiarto (2005) mengemukakan ada beberapa macam ADL, yaitu:
a. ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu keterampilan dasar
yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi
berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias, dan
mobilitas. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar
dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini.
b. ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan
penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari
seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis,
mengetik, mengelola uang dan kertas.
c. ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan
atau kegiatan sekolah.
d. ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi,
dan mengisi waktu luang.
11 | REMAJA
IV. Rangkuman Permasalahan
Remaja
Umur : 16 tahun
Status dalam keluarga : Anak Tunggal
Keluhan Utama :
Terlihat lemas
Tidak terawat
Hanya menjawab pembicaraan sekedarnya
tanpa kontak mata
Keluhan penyerta :
Telah mengurung diri di kamar selama ± 3 hari
Tidak memenuhi kebutuhan ADL :
Baju terlihat kotor
Bau tidak sedap
Belum bersihkan diri
Riwayat sosial :
Selama ini tinggal bersama asisten rumah
tangga
Orangtua bekerja di luar kota dan
mengunjunginya setiap awal bulan
Follow-Up
VI. Referensi
1. Jelaskan konsep keluarga!
a. Hulukati, W. 2015 Peran Lingkungan Keluarga Terhadap
Perkembangan Anak
https://media.neliti.com/media/publications/114008-ID-peran-
lingkungan-keluarga-terhadap-perke.pdf Diakses 26 Maret 2019
b. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Pedoman Umum Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
c. WHO-SEARO, 2013. Family as Centre of Health Development.
WHO SEARO: Thailand.
13 | REMAJA
3. Jelaskan fungsi keluarga!
a. Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset,Teori dan praktek. Edisi ke-5. Jakarta : EGC.
14 | REMAJA
6. Jelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan!
a. Dahlgren, G. & Whitehead, M., 1991. Policies and Strategies to
Promote Social Equity in Health. Stockholm: Institute for Futures
Study.
15 | REMAJA
sebagai tempat seseorang dilahirkan dan mendapatkan sumber daya
pendukung untuk bertumbuh dan berkembang. Keluarga berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan, ketersediaan perawatan, dan fasilitas
pemulihan dari suatu penyakit (World Health Organization-South-East
Asia Regional Office [WHO-SEARO], 2013).
Dari segi sosial, seperti norma perilaku sosial, politik dan
pemerintahan, status sosioekonomi, sistem kesehatan, dan gaya hidup
seseorang akan turut mempengaruhi individu sekaligus kesehatan
keluarga. Keluarga yang merupakan sumber asuhan dan penunjang
emosi, terkadang menjadi sumber tekanan dan kesenjangan, yang
mana hal-hal ini akan berdampak terhadap kesehatan seseorang di
dalam sebuah keluarga (WHO-SEARO, 2013).
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
- Peranan ayah:
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
- Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
- Peranan anak :
16 | REMAJA
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
17 | REMAJA
dalam pembentukan pondasi moral anak untuk perkembangan
kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian
anak biasanya adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau
tidak bahagia. Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan
fungsi keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak-
anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka
dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan
batinnya.
18 | REMAJA
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan
The single parent family Keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family Keluarga dengan beberapa
generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama
(contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
Blended family Duda atau janda (karena perceraian)
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati)
19 | REMAJA
- Bentuk keluarga secara non-tradisional, antara lain
(Puspitawati, 2013):
The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri
dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri
Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan.
Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
pathners”
Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh
set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara,
20 | REMAJA
pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari
orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
21 | REMAJA
o Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga dalam
meneruskan atau melanjutkan keturunan serta menambah sumber
daya manusia. Keluarga berperan dalam hal membentuk
anggotanya agar mampu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai
budaya yang ada di lingkungannya baik yang bersifat tradisional,
dan yang merupakan kebiasaan maupun yang sudah bersifat
nasional.
o Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
atau menunjang kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,
tempat tinggal dan lainnya. Keluarga sebagai satu kesatuan yang
bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang akan dimanfaatkan
bersama bagi kelangsungan hidup keluarga tersebut.
o Fungsi Perawatan Keluarga atau perlindungan
Fungsi perawatan keluarga adalah kemampuan keluarga
memelihara kesehatan yang akan mempengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu. Keluarga juga memberikan perlindungan
secara fisik, ekonomi, dan psikologis bagi seluruh anggota
keluarganya.
22 | REMAJA
Tabel 2.1 Siklus Kehidupan Keluarga
No. Tahap Tugas Masalah
Kesehatan
1. Keluarga o Membangun Masalah
pemula perkawinan yang kesehatan
(keluarga saling memuaskan utama adalah :
pasangan o Membangun jalinan oPenyesuaian
baru) persaudaraan yang seksual dan
harmonis peran
o Keluarga berencana perkawinan
oPenyuluhan dan
konseling
oPrenatal dan
komunikasi
Tenaga
kesehatan
memberikan
penyuluhan
tentang
seksualitas,
keluarga
berencana,
prenatal dan
masalah-
masalah yang
terkait
pasangan baru.
2. Keluarga o Membentuk keluarga Masalah
dengan muda sebagai sebuah utamanya
kelahiran unit satu kesatuan adalah:
23 | REMAJA
anak o Mendiskusikan tugas- oPendidikan
pertama/ tugas perkembangan yang terpusat
child bearing yang bertentangan pada keluarga
family (bayi dengan kebutuhan oPerawatan bayi
usia 30 anggota lainnya yang baik
bulan) o Mempertahankan oPengertian dan
hubungan perkawinan penanganan
yang memuaskan masalah
o Membangun dan kesehatan fisik
mempertahankan secara dini
hubungan dengan oImunisasi
keluarga besar oKonseling
oPerkembangan
anak
oKeluarga
berencana
oInteraksi
keluarga
oDan bidang-
bidang
peningkatan
kesehatan
umumnya.
Peran tenaga
medis
memberikan
konseling dan
demolistriasi
pada keluarga
tentang
24 | REMAJA
kebutuhan
nutrisi anak.
3. Keluarga o Memenuhi kebutuhan Masalah
dengan anak anggota keluarga kesehatan fisik
prasekolah/ seperti rumah, ruang yang utama,
families with bersalin, keamanan. adalah :
preschool o Mensosialisasikan o Penyakit
(usia 2,5 anak menular yang
tahun - usia 5 o Mengurus/ umum pada
tahun) mengintegrasikan anak anak
yang baru dan tetap o Jatuh, luka
memenuhi kebutuhan bakar,
anak-anak yang lain. keracunan
o Mempertahankan o Serta
hubungan yang sehat kecelakaan-
dalam keluarga kecelakaan lain
(Hubungan yang terjadi
perkawinan dan selama usia
hubungan antara orang prasekolah.
tua dan anak) dan
diluar keluarga Masalah
(keluarga besar dan kesehatan lain
komunitas). yang penting
adalah:
o persaingan
diantara kakak-
adik
o keluarga
berencana
o kebutuhan
pertumbuhan
25 | REMAJA
dan
perkembangan
(disiplin),
penganiayaan
dan melantarkan
anak
o keamanan
dirumah dan
masalah
komunikasi
keluarga.
Tugas tenaga
medis dalam
tahap ini
adalah
memberikan
pengetahuan
pada keluarga
perawatan
tentang
terhadap anak
usia
prasekolah,
memberikan
penyuluhan
tentanf tumbuh
kembang anak
dan
memotivasi
keluarga agar
memperhatikan
26 | REMAJA
kesehatan
anak.
4. Keluarga o Meningkatkan prestasi Tugas tenaga
dengan anak sekolah medis pada
sekolah/ o Mengembangkan tahap ini
families with hubungan dengan adalah
children (usia teman sebaya yang memotivasi
6 Tahun sehat keluarga untuk
[mulai masuk o Mempertahankan selalu
Sekolah hubungan perkawinan memperhatikan
Dasar] – usia dan memnuhi kegiatan anak,
13 tahun) kebutuhan kesehatan baik di dalam
fisik anggota keluarga. maupun di luar.
5. Keluarga o Mengimbangi Ini merupakan
dengan anak kebebasan remaja tahapan yang
remaja/ dengan tanggung paling sulit,
families with jawab sesuai dengan karena :
teenagers maturitas remaja o Orang tua
(usia 13 – 20 o Memfokuskan kembali melepas
tahun) hubungan perkawinan otoritasnya dan
antar pasangan membimbing
o Melakukan anak untuk
komunikasi terbuka bertanggung
antara anak dan orang jawab
tua. Hindari (mempunyai
perdebatan, otoritas sendiri)
kecurigaan, dan o Seringkali
permusuhan. muncul konflik
o Mempertahankan antara orang tua
standar etik dan moral dan remaja
keluarga. karena anak
27 | REMAJA
menginginkan
kebebasan untuk
melakukan
aktivitasnya,
sementara orang
tua memiliki
hak untuk
mengontrol
anaknya.
6. Keluarga o Memperoleh siklus
dengan anak keluarga dengan
dewasa/ memasukan anggota
launching keluarga baru
center o Menyediakan
families lingkungan yang
(anak terakhir meningkatkan
meninggalka kesehatan
-
n rumah - o Mempertahankan
pensiun atau hubungan-hubungan
salah satu yang memuaskan dan
pasangan penuh arti dengan para
meninggal) orang tua, lansia dan
anak-anak, dan yang
terakhir memperoleh
hubungan perkawinan.
7. Keluarga o Fokus untuk o Masalah usia
usia mempertahankan lanjut.
menengah/ kesehatan dengan o Perasaan gagal
middle-aged berbagai aktifitas. sebagai orang
families tua.
(kekosongan
28 | REMAJA
– pensiun)
8. Keluarga o Mempertahankan o Memberikan
usia lanjut pengaturan hidup yang konseling pada
(pension menurun untuk tetap keluarga tentang
salah satu bisa mempertahankan persiapan
atau kedua hubungan perkawinan pelepasan orang
pasangan – o Menyesuaikan diri yang dicintai.
kematian terhadap kehilangan
pasangan pasangan
lainnya) o Perlu mempertahankan
ikatan keluarga.
Sumber: Friedman (2010)
29 | REMAJA
5. Jelaskan dinamika keluarga !
Jawab :
Dinamika keluarga adalah suatu interaksi atau hubungan pasein
dengan anggota keluarga dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi
keluarga di lingungan sekitarnya. Diharapkan keluarga dapat
memberikan dukungan penuh dalam upaya kesembuhan pasien (Irwan,
2017).
Dinamika keluarga juga merupakan interaksi atau hubungan
individu dengan lingkungan sekitarnya, sehingga individu tersebut
dapat diterima dan menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan
keluarga maupun kelompok sosial yang sama (Irwan, 2017).
30 | REMAJA
Gambar 2.2. Disini ditekankan bahwa biologi manusia adalah hanya
salah satu komponen dalam kerangka ini.
Empat aspek dinamika keluarga (Suparyanto, 2013):
1) Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan ide tentang dirinya
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri
2) Tiap anggota keluarga memiliki cara tertentu untuk
menyampaikan pendapat pikiran mereka yang dikenal dengan
komunikasi
3) Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengtur
bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang
berkembang sebagai system nilai keluarga
4) Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi diluar keluarga yang dikenal dengan jalur
kemasyarakatan.
31 | REMAJA
h. Menjalin kebersamaan antar anggota keluarga. Orang tua
memiliki emosi yang stabil.
i. Berkecukupan dalam bidang ekonomi
j. Mengamalkan nilai-nilai moral agama.
2) Sementara keluarga yang disfungsional, ditandai dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Kematian salah satu atau kedua orang tua.
b. Kedua orang tua berpisah atau cerai.
c. Hubungan kedua orang tua kurang baik.
d. Hubungan orang tua dengan anak tidak baik.
e. Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan.
f. Orang tua sibuk dan jarang berada dirumah.
g. Salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan
kepribadian atau gangguan kejiwaan.
32 | REMAJA
lingkungan, sebagian besar determinan kesehatan tersebut
sesungguhnya dapat diubah (modifiable factors).
Gambar 2.3 memeragakan, individu yang kesehatannya ingin
ditingkatkan terletak di pusat, yaitu faktor resiko internal (umur, jenis
kelamin, dan faktor genetik) (Dahlgren dan Whitehead, 1991).
a. Lapisan pertama (level mikro, hilir/ downstream) determinan
kesehatan
Meliputi:
o perilaku dan gaya hidup individu yang meningkatkan
ataupun merugikan kesehatan.
Pada level mikro, faktor internal berinteraksi dengan
paparan lingkungan dan memberikan perbedaan tiap
individu yang mungkin lebih rentan atau lebih kuat
menghadapi paparan lingkungan yang merugikan.
Perilaku dan karakteristik individu dipengaruhi oleh pola
keluarga, pola pertemanan, dan norma-norma di dalam
komunitas.
b. Lapisan kedua (level meso) determinan kesehatan
Pada lapisan ini terkait dengan pengaruh social dan
komunitas terhadap kesehatan.
Meliputi:
o norma komunitas,
o nilai-nilai sosial,
o lembaga komunitas,
o modal sosial,
o jejaring sosial.
c. Lapisan ketiga (level ekso)
Meliputi faktor-faktor struktural:
o lingkungan pemukiman/ perumahan/ papan yang baik,
ketersediaan pangan,
33 | REMAJA
o ketersediaan energi,
o kondisi di tempat bekerja,
o kondisi sekolah,
o penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan,
o akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu,
o akses terhadap pendidikan yang berkualitas,
o lapangan kerja yang layak.
d. Lapisan terluar (level makro, hulu/ upstream)
Meliputi:
o kondisi-kondisi dan kebijakan makro sosial-ekonomi,
o budaya,
o politik umumnya,
o lingkungan fisik.
Faktor-faktor makro yang terletak di lapisan luar adalah
kebijakan publik, stabilitas sosial, ekonomi, dan politik,
hubungan internasional/ kemitraan global, investasi
pembangunan ekonomi, peperangan/ perdamaian,
perubahan iklim dan cuaca, ekosistem, dan bencana alam.
34 | REMAJA
2) Family life cycle: dokter dengan memahami perkembangan
keluarga dapat membentuk hipotesis yang baik tentang
permasalahan yang sedang dialami pasien, dan dapat
membantu anggota keluarga menyiapkan diri dari masalah dan
membantu memecahkannya.
3) Family map: menggambarkan sistem keluarga, pola interaksi,
& hubungan, batas generasi, konflik/persekutuan.
4) Family life line: menggambarkan secara kronologis stres
kehidupan/ kejadian klinis dan pemecahannya.
5) Family APGAR (Adaptability, Partnership, Growth, Affection,
Resolve): alat screening untuk disfungsi keluarga, kepuasaan
individu mengenai hubungan kekeluargaan.
35 | REMAJA
Tabel 2.2 Kuesioner APGAR Keluarga
PETUNJUK:
Untuk masing-masing pernyataan, berilah tanda √ pada kolom pilihan
sesuai dengan perasaan anda terhadap keluarga anda
Hampir Kadang- Hampir
Tidak Selalu Kadang Selalu
Saya puas dengan keluarga
saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya
Saya puas dengan keluarga
saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang saya
hadapi
Saya puas dengan kebebasan
yang diberikan keluarga
saya untuk mengembangkan
kemampuan yang saya
miliki
Saya puas dengan
kehangatan/kasih sayang
yang diberikan keluarga
saya
Saya puas dengan waktu
yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan
Sumber: Duly dan Taler (2007)
Cara penilaian/Scoring:
2 = hampir selalu.
1 = kadang-kadang.
0 = hampir tidak pernah.
36 | REMAJA
Interpretasi:
8-10 = fungsi keluarga baik.
4-7 = disfungsi keluarga moderat.
0-3 = keluarga sakit/tidak sehat.
37 | REMAJA
3) Diagnosis aspek resiko
Internal
o Kondisi psikologis: mengurung diri selama ± 3 hari di
kamar.
Eksternal
o Ekonomi: orang tua bekerja di luar kota dan mengunjungi
anaknya setiap awal bulan.
4) Derajat fungsional
Derajat empat: tidak melakukan aktivitas kerja, tergantung
pada keluarga).
38 | REMAJA
Bagan 2.2 Diagnosis Holistik pada Kasus di Skenario
39 | REMAJA
9. Jelaskan intervensi holistik yang diberikan terhadap pasien!
Jawab :
40 | REMAJA
Ringer Laktat.
Edukasi:
Menginformasikan untuk
makan secara intensif
agar badan tidak lemas.
3. Aspek Resiko
Internal Edukasi : Pasien 2-3 Pasien memiliki
PP - Memberitahukan dan hari kesadaran untuk
pasien untuk tidak keluarga tidak mengabaikan
mengurung diri lagi pasien. keluhannya, serta
di kamar dan jangan terbuka dengan
malas untuk orang lain, terlebih
melalukan ADLnya. orang tuanya agar
- Memberitahukan penyakit dapat
kepada pasien untuk segera dicegah.
lebih terbuka
terhadap orang lain
terlebih orang
tuanya.
Eksternal Edukasi: 2-3 Pasien merasa
- Memberitahukan hari diperhatikan oleh
kepada keluarga orang tuanya dan
pasien agar lebih penyakit pasien
memperhatikan sebisa mungkin
anaknya walaupun dapat dicegah.
harus bekerja di luar
kota, misalnya
dengan rajin
menanyakan kabar
lewat telepon, dan
sebagainya.
41 | REMAJA
6. Derajat Evaluasi: Pasien 4-7 Pasien dapat
Fungsional - Derajat fungsional. dan hari meningkatkan
keluarga derajat
Edukasi: fungsionalnya dan
- Memberitahukan menjadi lebih
pasien agar melatih mandiri dalam
kemampuan dalam mengerjakan
memenuhi sesuatu pekerjaan.
kebutuhan sehari-
hari (ADL) setiap
hari agar ADL
terpenuhi.
- Memberitahukan
pasien bila
memungkinkan
untuk mengikuti
kegiatan sekolah,
maka sebisa
mungkin diikuti agar
pasien tidak merasa
kesepian dan bisa
melatih kemampuan
dirinya.
- Memberitahukan
orang tua untuk
menyediakan waktu
lebih untuk bertemu
dengan anaknya dan
lebih peduli.
Sumber: Kekalih (2008)
42 | REMAJA
Edukasi pada orang tua (Anggraini dkk, 2015):
1. Mengedukasi kepada orang tua agar tidak terlalu sibuk dengan
pekerjaan mereka supaya ada waktu buat anak mereka karna
seorang anak sangat membutuhkan sosok orang tua dan jangan
sampai si anak merasa orang tuanya tidak sayang terhadap dirinya
dan seorang anak merasa kecewa karena tidak tinggal serumah dan
mempertanyakan kenapa orang tuanya harus bekerja ditempat yang
jauh sehingga tidak ada waktu buat saya.
2. Mengedukasi kepada orangtuanya bahwa si anak ini menginjak
masa remaja sangat butuh sekali kasih sayang dan perhatian dari
orang tua. Karna perhatian dan kasih sayang orang tua kepada
anaknya sangat berperan dalam mendukung keberhasilan
pendidikan anak. Misalnya saat anak kesulitan dalam belajar, orang
tua segera mencari solusi.
3. Lakukanlah komunikasi via telepon misalnya dilakukan tiga kali
dalam sehari misalnya pagi mengingatkan anaknya untuk sekolah
dan jangan lupa sarapan, dengan itu seorang anak akan merasa
dirinya diperhatiin dan disayang oleh orang tua walaupun dari jauh.
4. Jika anak sakit usahakan pulang dan berikan motivasi kepada si
anak, dahulukanlah anak daripada pekerjaan.
43 | REMAJA
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat.
Sehingga, dalam menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat, hal ini
tidak bisa lepas dari kesehatan keluarga yang turut memberikan peran
penting.
Suatu keluarga dapat dikatakan sehat, apabila memenuhi beberapa
kategori penilaian, salah satunya adalah APGAR Keluarga yang juga
memperlihatkan nilai pada fungsi keluarga. Salah satu aspek saja yang
kurang pada suatu keluarga akan memberi pengaruh yang besar terhadap
seseorang di lingkup masyarakat.
Terganggunya fungsi afektif yang berkaitan dengan kasih sayang
keluarga dan fungsi sosialisasi pada seorang remaja dalam skenario ini,
telah memberi gambaran bahwa jarang bertemu dan bercengkrama
dengan orang tua memiliki efek yang cukup besar terhadap gangguan
fisik dan psikis seseorang, yang mana hal ini akan turut mempengaruhi
tingkat pemenuhan kebutuhan (ADL) seseorang.
44 | REMAJA