Seorang pasien perempuan usia 60 tahun, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, ingin dibuatkan gigi
tiruan baru. Keluhan utama banyak gigi yang hilang sehingga sulit untuk makan. Belum pernah memakai
gigi tiruan. Kesehatan umum baik. Pemeriksaan intra oral gigi 13, 24,25, 31, 34, 45 resesi gingiva,
goyang o3, kalkulus di daerah sekitar gigi. Gigi 11, 21, 32 tinggal sisa akar, gigi yang lain hilang. Gigi
hilang karena karies. Dokter gigi melakukan rencana perawatan: ekstraksi semua gigi dengan
pertimbangan estetik, membuat GTL RA dan RB bahan basis akrilik dengan, anasir akrilik. Setelah
melakukan anamnesis, dokter gigi melakukan cetak anatomis, juga cetak fungsional dan melakukan
penetapan gigit. Setelah GTL diinsersikan, menghasilkan GTL yang retentif, stabil. Dokter gigi
menginstruksikan untuk kontrol di hari berikutnya,
4.
5. Penentapan gigit
Soalllll soall step 2
1. Apa yang menyebabkan gigi tiruan sebagian jadi tidak enak dipakai ?
- Perubahan pada intra oral pasien karena seiring bertambahnya usia mengalami
resorbsi tulang alveolar, psikologis, rongga mulut yag mengalami perubahan
patologis
- Otot-otot sudah berubah jadi ketika dilakukan fungsi pengunyahan protesa lepas.
- Oklusi yang tidak seimbang pada pasien, sehingga ketika gigi kontak, gigi tiruan
terasa longgar
Indikasi
Syarat gigi tiruan yang baik adalah (1) material tidak berbau, berasa, halus, bersih,
dan tidak mengiritasi, ukuran dan bentuk harus sesuai, serta mempunyai retensi dan
stabilisasi waktu dipakai dan berfungsi sehingga enak dipakai, (2) dapat berfungsi
untuk mengunyah makanan, mengucapkan kata dengan jelas, gerakan seperti tertawa,
menguap, batuk, minum dan lain-lain, (3) estetis dalam ukuran, bentuk, warna gigi
dan gusi, (4) tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa sakit, dan juga (5)
cukup kuat terhadap tekanan pengunyahan dan pengaruh zat dalam makanan,
minuman, cairan ludah dan obat.
Gigi tiruan lengkap yang baik harus memiliki retensi dan stabilitasasi yang baik.
Retensi adalah ketahanan dari suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi
tiruan tersebut dalam keadaan diam. Stabilisasi adalah ketahanan suatu gigi tiruan
terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi (adanya tekanan fungsional).
Menurut Soelarko dan Wahchijati (1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi,
tekanan atmosfer, dan surface tension, sedangkan faktor stabilisasi GTL didapat dari
pemasangan gigi-gigi pada processus alveolaris, tekanan yang merata, balanced
occlution, relief area, sliding, over jet dan over bite. Faktor retensi dan stabilisasi
adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap.
5. Apa yang perlu diperhatikan dokter gigi agar gigi tiruan lengkap retentive dan
stabil ?
Menurut Basker dkk. (1996), kekuatan retentif mencegah pengungkitan gigi tiruan
dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan, yaitu:
a. Permukaan oklusal (occlusal surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan
yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada
gigi tiruan lawan atau gigi asli.
b. Permukaan poles (polishing surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang
terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan
palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk
permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan
bibir, pipi, dan lidah.
c. Permukaan cetakan (finishing surface), yaitu bagian permukaaan gigi tiruan
yang konturnya ditentukan oleh cetakan.
Faktor fisis
a. Peripheral seal
Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan
atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu
pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.
Peripherial seal bersambung dengan postdam pada rahang atas menjadi sirkular
seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat
masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan
atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran
(seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah terlepas. Hal inilah yang
harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadi kegagalan dalam pembuatan
protesa gigi tiruan lengkap.
b. Postdam
Postdam atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas), diletakkan tepat
disebelah anterior vibrating line dari palatum molle dekat fovea palatina.
Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara
basis gigi tiruan dengan mukosa mulut tergantung pada efektivitas gaya-gaya fisik
dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.
Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi
tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
Residual ridge, karena tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan
terutama pada rahang atas.
Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa
sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi.
Ekstraksi gigi apat dilakukan secara bertahap dan dapat juga digunakan immediate
denture post ekstraksi sebagai pelindung jaringan bekas pencabutan dan sebagai
estetik.
8. Mengapa pasien harus control dan berapa hari lamanya ? KONTROL DAN
EVALUASI
Kontrol dilakukan 3-4 hari untuk pasien biasa dan 1-2 hari lamanya untuk pasien
dengan mukosa rentn atau menua.
A. Pemeliharaan gigi tiruan yang kurang tepat juga memberi efek perubahan
bentuk fisik dan kekenyalan gigi tiruan. Kestabilan gigi palsu berkurang dan
membuat luka pada jaringan atau gusi yang menyangganya. Sebaiknya gigi
tiruan dilepas pada saat tidur dan direndam air bersih dalam tempat khusus
(gelas). Atau, direndam obat pembersih gigi tiruan yang banyak dijual di toko
peralatan gigi.
Sebelum direndam, sebaiknya gigi tiruan dicuci dengan sabun mandi (bukan
pasta gigi). Sebab, pasta gigi biasanya mengandung kristal batu apung yang
menggores gigi tiruan.
Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang dimaksudkan
untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertainya dari
suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Protesa tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan
yang dilekatkan pada basis protesa. Basis protesa memperoleh dukungan melalui kontak yang
erat dengan jaringan mulut dibawahnya. Meskipun basis protesa individual dapat dibuat dari
logam atau campuran logam, kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan polimer. Polimer
tersebut dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan,
warna, dan kekompakan dengan jaringan mulut. Selain itu harus dapat juga memperbaiki
ketepatan dan kestabilan dimensi dari protesa gigi lengkap. (Kenneth, 2003)
Lebih dari 60% elemen gigi tiruan yang sudah jadi yang dijual di Amerika Serikat dibuat
dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga, kebanyakan elemen gigi tiruan resin
memiliki basis dengan susunan linier poli(metal metakrilat). Resin akrilik merupakan salah satu
bahan kedokteran gigi yang telah banyak diaplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi
tiruan, pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil
memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya.
Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non
metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan-bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk
selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipanaskan. Pengerasan terjadi oleh
karena adanya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer. Akrilik berasal dari bahasa
latin yaitu acrolain yang berarti bau yang tajam. Bahan ini berasal dari Asam Acrolain atau
gliserin aldehida. Secara kimia dinamakan polymetil metakrilat yang terbuat dari minyak bumi,
gas bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan untuk kedokteran gigi berupa cairan (monomer)
monometil metakrilat dan biasanya bahan ini di kemas dalam bentuk bubuk (polimer) polimetil
metakrilat. Penggunaan resin akrilik ini biasa dipakai sebagai bahan denture base, landasan
pesawat orthodontik (orthodontik base), basis gigi tiruan, pembuatan anasir gigi tiruan (artificial
teeth) dan sebagai bahan restorasi untuk mengganti gigi yang rusak. Resin akrilik adalah resin
termoplastis, merupakan persenyawaan kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari
bahan-bahan organik. Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis dan
mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan
monomer. Berdasarkan polimerisasinya, resin akrilik dibedakan menjadi tiga, yaitu Heat Cured
Acrylic, Self Cured Acrylic dan Light Cured Acrylic Resin, yang akan dipakai dalam penelitian
ini adalah Heat Cured Acrylic atau Resin Akrilik Polimerisasi panas.
Retensi dan stabilisasi suatu gigi tiruan saling berkaitan. Retensi berkenaan dengan
perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi tiruan, sedangkan stabilisasi
berkenaan pada saat berfungsi, yaitu gigi tidak terlepas selama digunakan (Botega dkk, 2004).
Menurut Soelarko dan Wahchijati (1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan atmosfer
dan surface tension. Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada tempatnya
sewaktu gigi tiruan mendapat stres, tekanan atau karena pengaruh fungsional (Devlin,2002).
Gunadi dkk (1991) menyebutkan retensi adalah kemampuan untuk menahan gaya-gaya yang
cenderung mengubah hubungan antara gigi tiruan dengan jaringan lunak mulut waktu istirahat.
Menurut Zarb dan Bolender (2004), faktor yang mempengaruhi retensi gigi tiruan
lengkap dikelompokan menjadi dua yaitu faktor fisik dan faktor muskular. Faktor fisik yang
berperan dalam retensi gigi tiruan adalah : 1) perluasan maksimal dari basis gigi tiruan; 2) kontak
seluas mungkin dari membran mukosa dan basis gigi tiruan; 3) kontak yang rapat antara basis
gigi tiruan dan daerah pendukungnya. Faktor muskular dapat digunakan untuk meningkatkan
retensi dan kestabilan gigi tiruan, otot-otot buccinator, orbikularis oris, serta otototot lidah
merupakan kunci dalam aktivitas retensi, sehingga perlu latihan khusus bagi otot-otot mulut
untuk meningkatkan retensi gigi tiruan di dalam rongga mulut.
BAB III
DISKUSI
Edontulus Ridge
Indikasi &
Kontraindikasi
Gigi Tiruan
Lengkap
Keberhasilan
Perawatan
Retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh kondisi anatomi landmark rongga
mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang mempersulit. Pada GTL rahang bawah, batas
posterior bagian sayap lingual dapat diperluas kearah posteroinferior ke ruang retromylohyoid
sehingga menghasilkan retensi dan stabilitas gigi tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih dari
setengah kaca mulut nomor 3, menunjukkan bahwa daerah tersebut dalam dan dapat memberikan
retensi yang efektif. Akan tetapi apabila daerah tersebut dangkal, akan mempersulit retensi yang
efektif.
Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari
tekanan atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada
permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial seal
bersambung dengan Postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi
membendung agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface)
dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal
terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah lepas. Hal inilah yang
harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam pembuatan protesa gigi
tiruan lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat
fovea palatina.
Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi
tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi,
yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.
Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan
berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama
pada rahang atas.
Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk menghindari rasa sakit dan
terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi
Tahapan dalam pembuatan GTL dapat dibagi menjadi tahap klinis dan tahap laboratoris.
Tahap Klinis :
Tahap awal setelah pasien dianamnesa dan diindikasikan adalah pencetakan (impression),
yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan dipakai sebagai basal seal prothesa
(Swenson, 1964). Soelarko dan Herman (1980), membagi dua macam cetakan, yaitu:
1. Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi), yaitu pencetakan tidak menghiraukan
tertekan atau tidaknya mukosa. Cetakan dilakukan dengan sendok cetak biasa (stock tray), bahan
yang dipakai adalah compound, alginat.
2. Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi), yaitu dalam pencetakan ini memperhatikan
jaringan bergerak dan tidak bergerak juga memperhatikan tertekannya mukosa. Digunakan
sendok cetak individual yang dibuat dari bahan shellac atau self curing acrilic resin.
Hasil cetakannya digunakan sebagai model kerja. Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan
untuk mendapatkan hasil cetakan seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression.
Langkah-langkah pencetakan
Tahap Laboratoris :
1. Temporer base, bila digunakan untuk perlekatan oklusal rim guna merestorasi facial dari
rahang atas dan rahang bawah.
2. Permanent base, berguna untuk mencatat posisi relasi rahang dan menempatkan gigi-gigi.
Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakili dasar gigi tiruan dan digunakan untuk
membuat Maxillo-Mandibular Record, menempatkan gigi – gigi dan untuk insersi ke dalam
mulut. Sedangkan bite rim dibuat di atas base plate yang telah dihaluskan dengan menggunakan
modeling wax (Swenson, 1964). Base plate yang telah bergabung dengan bite rim disebut
occlusal bite rim atau tanggul gigitan.
2. Untuk mencatat maxilo-mandibula relationship pada pasien Bite rim atas harus sejajar dengan
garis pupil dan bite rim harus kelihatan kira-kira 2 mm di bawah garis bibir atas dan lehernya
harus mengikuti general out line processus alveolaris (Soelarko dan Wachijati, 1980).
Dengan basis dan galangan gigit pada rahang atas dan rahang bawah:
1. Tentukan DV istirahat
2. Dapatkan VD oklusal
Penjelasan:
- Sebelum menentukan VD, perlu diperhatikan terlebih dahulu kedudukan basis dan
galangan gigit di dalam mulut;
- Untuk rahang atas, basis menutupi semua mukosa palatum durum sampai batas fibrating
line di bagian posterior. Untuk bagian bukal, sampai batas mukosa gerak dan tidak bergerak;
- Untuk rahang bawah, basis sampai menutupi ruang molar pad dan sampai batas
mukosagerak dan tidak bergerak dibagian bukal dan lingual;
- Galangan gigit anterior dibuat tingginya sebatas bibir atas, tebalnya ke bukal cukup
untuk mendukung bibir, sehingga estetis terlihat baik. Bagian palatum dibuat agak
melengkung,sesuai lengkung rahang dan bagian insisal tidak terlalu tebal. Bidang oklusal
galangangigit atas diatur sedemikian rupa hingga sejajar dengan garis ala trachus (untuk bagian
posterior). Galangan gigit rahang bawah dibuat berkontak bidang dengan galangan gigitrahang
atas bila dioklusikan.
Fungsinya untuk menggantikan prosesus alveolar yang telah hilang setelah mengalami resorpsi
karena hilangnya gigi.
- Galengan gigit dibuat dengan membentuk wax menjadi suatu gulungan memanjang
yangkemudian diletakkan di atas lempeng gigit, kira-kira di pros. Alveolaris
- Guna galengan gigit untuk menentukan dukungan yang wajar bagi bibir dan
pipi,menetapkan hubungan antar rahang, dan untuk tempat menyusun gigi-geligi
a. Pastikan bahwa tidak ada gigi asli yang kontak prematur dan blocking
EVALUASI
Pasien diberi kie berupa
Instruksi keapada pasien setelah pemasangan GTL
Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas
Protesa dijaga kebersihannya
Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
Instruksi untuk pasien :
a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa.
b. Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya dapat
beristirahat.
c. Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien dianjurkan untuk
segera kembali ke klinik.
d. Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih lanjut dan bila
nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus memakainya.
e. Removal : by break the seal by memasukkan dan menggerakkan ½ jari sepanjang pinggir
denture atau menggembungkan pipi (bunyi P)
f. Cleaning : setelah makan atau paling sedikit minimal 1 hari sekali kemudian di rendam
dan disikat.
- Sikat dan pasta gigi yang digunakan khusus tidak boleh sembarangan karena bias timbul
goresan sehingga anatomicalnya berubah dan estetiknya menurun
- Merendam dengan bahan yang spesifik lalu harus di rinse lagi agar bahan tadi tidak
tercerna
- Bahan untuk merendam yang efektif yaitu larutan desinfektan ada 2 larutan yang efektif
mengendalikan plak yaitu :
1. Alkalin hipoklorit : efektif dalam pembersihan plak gigi tiruan
2. Cairan klorheksidin glukonat : efektif dalam menghambat pembentukannya
Bila digunakan larutan hipoklorit yang mengandung 0,08% klorin atau cairan klorheksida
glukonat 0,1% gigi tiruan harus direndam selama satu malam
g. Diet : makan seperti biasa namun pada awal awal pemakain diusahakan memakan
makanan yang lunak – lunak terlebih dahulu. Menggigit kecil atau dengan hati-hati.
Mengunyah dengan dua sisi dalam waktu bersamaan, karena dapat membantu GTL stabil.
Hindari makanan dan minuman panas untuk mencegah rasa terbakar di GTL.
Pasca eksodonsi, akan terjadi tahap penyembuhan yang meliputi: pembentukan gumpalan
darah, pengaturan gumpalan darah dengan pembentukan jaringan ikat longgar berserat,
perubahan bentuk dari jaringan ikat berserat menjadi jaringan ikat yang padat dan kalsifikasi dari
gumpalan darah. Aktivitas penyembuhan ini kurang efektif sampai hari ke 10 pasca pencabutan,
akan tetapi pada minggu kedua aktivitas penyembuhan berjalan sangat cepat yang ditandai
dengan pembentukan tulang berupa trabekula baru. Proses penyembuhan pasca ekstraksi ini akan
berjalan stabil setelah 30 hari, oleh karena itu pada hari ke 30 pasca ekstraksi pasien sudah dapat
dibuatkan GTL, karena jaringan-jaringan sudah cukup kuat untuk mendukung beban kunyah
pada GTL, walaupun secara morfologik selama beberapa waktu setelah ini tulang alveolar tidak
dapat dianggap stabil. Selama menunggu proses penyembuhan, pasien dapat dibuatkan
immediate denture. (Watt, M David and A Roy MacGregor. 1986. Designing Complete Dentures
Ed 2, diterjemahkan oleh Soelistijani. Jakarta: Hipokrates.)