Ilegal
Athika Rahma
31 Jan 2020, 11:30 WIB
17
Kali ini, ada 120 entitas fintech peer to peer lending dan 28 entitas penawaran
investasi tanpa izin yang dimusnahkan oleh OJK.
"Banyak kegiatan fintech peer to peer lending ilegal pada website, aplikasi atau
penawaran melalui sms yang beredar. Masyarakat selalu kami minta waspada
agar memanfaatkan daftar fintech peer to peer lending yang terdaftar di OJK,”
ujar Ketua SWI Tongam Lumban Tobing, mengutip keterangan resmi, Jumat
(31/1/2020).
BACA JUGA
SWI juga menyampaikan bahwa terdapat 3 entitas yang ditangani Satgas telah
mendapatkan izin usaha yaitu PT Dxplor Duta Media, PT Indonesia Wijaya
Sejahtera, dan PT Makin Jaya Agung. Perusahaan telah memperoleh izin usaha
untuk melakukan kegiatan penjualan produk dengan sistem penjualan langsung.
2 dari 4 halaman
“Kenapa masih muncul? pada saat dihentikan muncul nama baru karena
memang kemajuan teknologi informasi saat ini sangat memudahkan setiap
orang untuk membuat situs aplikasi web,” kata dia dalam acara konferensi pers
di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (31/10).
Selain itu, Tongam mengungkapkan pergerakan pelaku fintech ilegal kian masif.
Tidak hanya lewat sosial media namun sudah menyasar short message service
(SMS) atau pesan singkat.
Sumber: Merdeka.com
3 dari 4 halaman
Tak hanya dengan Google, OJK juga menjalin kerjasama dengan Kemenkominfo
serta Bareskrim Polri untuk penindakan.
“Pada kenyataannya memang niat jahat atau para pelaku ini yang melakukan
kegiatan membuat aplikasi-aplikasi ilegal dalam rangka fintech lending ini
sangat sulit diatasi,” ujarnya.
“Kami melakukan deteksi sejak dini saat muncul fintech ilegal yang baru dapat
info dari kominfo dan bareskrim saya minta hentikan,” tutupnya.
Berdasarkan data OJK, penyaluran pinjaman P2P lending per 31 Agustus 2019
mencapai Rp 54,7 triliun dengan jumlah peminjam 530.385 peminjam di mana
207.507 merupakan entitas serta untuk jumah pemberi pinjaman 12,8 juta di
mana 4,4 juta merupakan entitas.