Anda di halaman 1dari 8

ECOSHARGA SEBUAH RETORIKA (Andrea Peresthu)

HARGA SEBUAH RETORIKA !

Andrea Peresthu
Kandidat Doktor pada ETSAB (Escuela Tecnica Superior D’Arquitectura de Barcelona)- Spanyol
Email: peresthu@postmaster.co.uk
Homepage:http://www.geocities.com/peresthu

ABSTRAK

Tulisan ini dibuat sebagai tanggapan atas gejala yang timbul dalam wacana arsitektur di Indonesia akhir-
akhir ini. Terutama sekali gejala para mahasiswa arsitektur di Indonesia yang dengan mudah bereksperimen pada
gubahan masa, kemudian dengan gampangnya dilabelkan sebagai arsitektur “posmo”. Juga munculnya gejala
yang terburu-buru dikalangan mahasiswa arsitektur di Indonesia yang seringkali mendudukkan kelompok AMI
(Arsitek Muda Indonesia) sebagai gerakan arsitektur postmodern atau dekonstruksi Indonesia.

Kata kunci: perkembangan arsitektur kontemporer di Indonesia, AMI (Arsitek Muda Indonesia)

ABSTRACT
This paper was written as respond to the actual phenomena of architecture in Indonesia. Especially about
architecture students who easily do the experiment with block-plan, then give a called ‘posmo’. Moreover, it was
detected that students like to interpret that AMI (Arsitek Muda Indonesia) as the follower of post modern and
deconstruction architecture in Indonesia.

Keywords: the development of contemporary architecture in Indonesia, AMI (Arsitek Muda Indonesia).

PENGANTAR terjadi polemik besar dan kebingungan, kemana


studio arsitektur akan dibawa ? Kondisi ini bisa
Sekitar awal 1993 saya mendengar ada dipahami karena tidak semua asisten dan dosen
sekelompok arsitek muda di Jakarta yang sangat akrab dengan perkembangan kontemporer
progresif. Tahun itu juga kami, HMJA arsitektur serta doyan menyantap kritik
(Himpunan Mahasiswa Jurusan Arsitektur) aristektur.
mengundang kelompok ini untuk datang ke Sejalan dengan munculnya kelompok
Unpar. Mereka adalah Yori Antar, Marco progresif ini, tahun-tahun tersebut di belantara
Khusumawijaya, Sarjono Sani, Andra Matin dan intelektual Indonesia sedang dilanda polemik
Tata Soemardi. Mereka mengadakan presentasi besar tentang posmodernisme. Semua orang
serta dihadiri cukup banyak rekan mahasiswa angkat bicara dan surat kabar Kompas memang
Unpar saat itu. Selebihnya kelompok yang membiarkan dirinya jadi ‘restoran’ mahal. Meski
menamakan diri Arsitek Muda Indonesia (AMI) akhirnya beberapa kalangan memandang sinis
ini terus bergaung dan berkiprah serta membawa polemik budaya di awal 90an ini. Mangunwijaya
dampak yang keras dalam dunia arsitektur dan Magnis Suseno adalah dua orang yang
kontemporer kita. menyebut polemik posmo itu cuma membuang
Sudah bisa ditebak bahwa ide yang waktu saja. Meskipun begitu, polemik terus
progresif ini akan subur dikalangan mahasiswa. berjalan dan berimbas pada komunitas arsitek
Sejak itu nafsu teman-teman untuk menyantap Indonesia, khususnya kelompok progresif tadi.
buku-buku impor ‘fotografi’ arsitektur kian seru. Sehingga munculah sebuah stigma yang terburu-
Desain-desain di studio yang dulunya monoton, buru di kalangan mahasiswa yang seringkali
perlahan mulai terdobrak. Pelan-pelan satu dua mendudukkan AMI sebagai gerakan arsitektur
teman mulai memberanikan diri dalam postmodern atau dekonstruksi Indonesia.
eksperimen gubahan masa yang lalu dengan Stigma itu muncul dan terus bergulir, serta
gampangnya dilabelkan arsitektur ‘posmo’. cenderung tak pernah direfleksikan secara kritis.
Asisten dan dosen kebingungan menghadapi Hingga saat ini sejauh yang saya amati, belum
demam posmo ‘miring-miringan’ ini. Mulai pernah ada usaha untuk mendudukkan fenomena

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 63
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 63 - 70

sejarah arsitektur ini secara serius. AMI sendiri SABDA SANG “BEGAWAN”
cenderung membiarkan stigma segar ini terus
berkembang. Tanpa merasa perlu untuk Bagaimana kiprah AMI selama hampir
membuka diskursus ini dalam spirit sepuluh tahun ini tidak perlu diceritakan lagi.
dekonstruksi. Hal ini bisa dipahami, karena AMI Nama besar dan popularitas pun sudah digapai
bagaikan pemenang dalam lembaran sejarah secara cemerlang. Hingga tak perlu diragukan
arsitektur kontemporer Indonesia, sehingga bahwa AMI dan anggotanya sudah bukan saja
mungkin merasa tidak perlu melakukan satu sebagai arsitek saja namun masuk dalam jajaran
refleksi kritis terhadap stigma-stigma yang ‘selebritis’ Indonesia. Setiap pameran dan
muncul secara tidak cukup matang. perjalanan AMI selalu menarik perhatian insan
Wacana ini ingin membuka sebuah polemik arsitek di Indonesia. Belum lagi ditambah sebuah
budaya khususnya dalam menyikapi fenomena kerjasama AMI dan Kompas yang membuka
arsitektur kontemporer di Indonesia. AMI adalah peluang publikasi semua kegiatan AMI untuk
sebagian kecil dari wajah arsitektur kontemporer bisa dicorongkan se-populer mungkin pada
kita, namun AMI memberikan warna yang masyarakat awam melalui media masa terbesar
sangat kuat dalam perjalanan pagu sejarah itu. Hal ini bisa juga dilihat sebagai langkah
arsitektur kita. Paling tidak dari semangat yang positif untuk mulai memberikan kesempatan
progresif tadi, serta usaha propaganda AMI pada arsitek , perencang kota agar ikut tampil
melalui pameran dan mencetak buku yang dan andil dalam membangun opini massa3 .
berisikan hedonisme fotografi karya mereka. Popularitas AMI ini disambut juga dengan
AMI sudah memulai satu teladan pictorial hangat oleh sang begawan arsitektur kita,
evidence1 yang sangat kurang dalam sejarah Yuswadi Saliya melalui emailnya pada tanggal 7
arsitektur kita. Jika artikel ini memposisikan diri Juli 2000 di forum AMI. Beliau menuliskan
sebagai kritik arsitektur, hendaknya kritik itu sebagai berikut : “Melihat semangat/antosiasme
tidak bertendensi menambah kepenatan arsitek para pendukungnya, hemat saya AMI bisa
ditengah kapasitas dan kreatifitas yang mereka dipersamakan dengan CIAM4 yg memotori
geluti. Tapi justru untuk meluaskan cakrawala arsitektur modern "zaman dulu" itu!” 5 .
kita diantara dua titik ekstrim pemahaman
fenomena sejarah arsitektur yang masih bias dan
cenderung ilusif 2 . 3
Di Barcelona terdapat surat kabar lokal yang sangat terkemuka
“La Vanguardia” atau Avant Garde, surat kabar ini setiap harinya
selalu memberikan suplemen khusus enam halaman (Vivir en
Barcelona / Hidup di Barcelona) dengan tema yang selalu berkaitan
dengan arsitektur, rencana perkotaan, polemik terhadap sebuah
proyek yang akan atau sedang direalisasikan. Suplemen ini tidak
1
Spiro Kostof dalam bukunya A History of Architecture: Settings bisa disamakan dengan tema : Metropolitan dalam harian Kompas.
and Rituals pada Bab. I tentang The Study of What We Built Kolom di Kompas lebih bersifat informasi berita kota, tapi di La
menekankan pentingnya dua komponen utama dalam memahami Vanguardia lebih ke arah pemberdayaan masyarakat kota.
sejarah arsitektur. Elemen tersebut :The Pictorial Evidence dan The
4
Literary Evidence. Meskipun begitu perlu disayangkan bahwa CIAM (Congres Internationaux d’Archiecture) dalam kurun waktu
elemen kedua memang belum cukup kritis dikembangkan dalam 1928-1968 diadakan sepuluh kali kongres.
kritik arsitektur kita.
5
Yuswadi Saliya menuliskan itu dalam milis forumami di
2
Budaya kritik dalam dunia seni sudah dimulai dari paruh ke dua egroups.com pada tanggal 7Juli 2000, dengan nomor referensi:
abad ke 18 khususnya dalam menyikapi gerakan neo-klasik di 1249 dengan subjek email: Re: Buku Kritik dan Tanggapan Karya
Eropa. Kritik tersebut tumbuh dalam interprestasi kritikus terhadap AMI. Isi email tersebut adalah sebagai berikut : RR,Maaf, respon
perkembangan dunia seni, arsitektur dan apresiasi kehidupan sangat terlambat; baru baca, nih! Saya sangat tertarik pada
berkota. Tulisan-tulisan Mengs, Lessing dan Winckelmann bisa gagasan ini. Untuk menempatkan AMI dlm sejarah perkembangan
dikategorikan sebagai teori neo-klasik yang menentang jaman arsitektur di Indonesia, saya kira kegiatan2 AMI yg luar biasa ini,
barok. Dalam pengertian ini kritik lebih ditekankan pada kelahiran perlu dicatat dng cermat! Utk itulah, kalau ada yg bisa
estetika dan akreologi. Dalam waktu yang bersamaan didirikanlah mengorganisasikan pertemuan/diskusi, OK banget, deh!Saya kira,
banyak museum publik pertama di dunia dimana semua hasil di samping gagasan yg berkembang dlm setiap lembaga pendidikan
ekskavasi akreologi ditempatkan dalam sebuah museum. Dalam tinggi (arsitektur), AMI merupakan sumber terpenting bagi
konteks ini, dapat dipahami sebuah proses estetifiksi juga sudah perkembangan arsitektur kiwari/kontemporer di Indonesia dewasa
mulai terjadi di dunia akreologi. Beberapa karya kritik di bidang ini. Melihat semangat/antosiasme para pendukungnya, hemat saya
seni yang lahir saat itu adalah Salones karya Denis Diderot (1713- AMI bisa dipersamakan dengan CIAM yg memotori arsitektur
1784) dalam eksperimen dan pemikirannya tentang lukisan, seni modern "zaman dulu" itu! Kita tinggal menunggu munculnya
patung, dan puisi. Francesco Milizia (1725-1798) melihat polemik visi/gagasan2 tertulis yg sistematik (seperti yg dilakukan orang2
antara kaum progresif dan konservatif (klasik) dan bukunya Arte de CIAM dulu; tentu tidak harus dng isi yg sama!) Dan utk itu, di
Saber ver en Las Bellas Arte del Diseño (1781) kemudian disusul samping pameran2 seperti yg rupanya telah menjadi pilihan utama
karyanya Principi di Architettura Civile (1785) kritiknya dalam AMI (yg sesungguhnya juga tidak murah, 'kan?), forum terbaik
arsitektur sangat diwarnai oleh filsafat Imanuel Kant ( Sumber: saya kira bisa berupa diskusi/seminar/simposium/etc. (lalu
Arquitectura y Critica ,oleh: Josep Maria Montaner ,halaman: 8- dipublikasikan, gitu 'kan?), al. seperti yg diusulkan Mas Totoktun
9, tahun: 2000, terbitan: Gustavo Gili, SA, Barcelona). itu! Gimana? Salam Amigo, yewe. (http://www.egroups.com/
forumami).

64 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ECOSHARGA SEBUAH RETORIKA (Andrea Peresthu)

Kemudian beliau menambahkan “Kita tinggal CIAM, itu sangat terburu-buru serta premis-
menunggu munculnya visi/gagasan2 tertulis yg premis yang ada tidak cukup argumentatif ! Jika
sistematik (seperti yg dilakukan orang2 CIAM stigma ini tertanam secara tidak proporsional,
dulu; tentu tidak harus dng isi yg sama!) Dan utk bukankah akan terjadi satu anomali dalam
itu, di samping pameran2 seperti yg rupanya budaya kita ? Bukankah malah justru saat ini kita
telah menjadi pilihan utama AMI (yg ditantang untuk membongkar distorsi dan
sesungguhnya juga tidak murah,'kan?), forum kepalsuan-kepalsuan sejarah ?
terbaik saya kira bisa berupa
diskusi/seminar/simposium/etc.”
Pernyataan Yuswadi Saliya menurut hemat CIAM BUKAN SEKADAR PUBER
saya, sungguh merupakan satu pujian sekaligus
pecutan untuk mengajak AMI agar tidak hanya Tahun 1928 setidak-tidaknya merupakan
keranjingan dalam propaganda karya-karya satu momentum sejarah besar. Pada saat generasi
mereka. Namun juga ditantang untuk mampu muda di nusantara berkongres untuk menyatakan
menuangkan visi dalam satu himbauan-himbauan satu pesan moral tentang satu nusa, satu bangsa,
atau platform perjuangan sperti yang dilakukan satu bahasa; tahun yang sama di La Sarraz
CIAM. Dalam konteks inilah saya menilai tidak dicetuskan sebuah deklarasi CIAM yang
cukup argumentatif untuk mempersamakan AMI ditandatangani oleh 24 arsitek8 . Deklarasi ini
dan CIAM. Kenapa ? Karena CIAM mempunyai memberikan gambaran jelas bagaimana arsitek
satu platform yang sangat fundamental bagi harus bersikap di tengah arus rasionalisasi dan
kehidupan umat manusia. Melekat di dalamnya standarisasi industri konstruksi pada saat itu 9 .
pergulatan humanisme ditengah himpitan Deklarasi ini dipandang oleh K. Frampton lebih
Industri di masa itu. Dalam konteks ini, CIAM melihat peranan arsitektur sebagai ‘gedung’ dan
berangkat dari satu pertanyaan besar “Untuk belum sampai dalam tahap arsitektur sebagai
siapakah kita berkarya dalam arsitektur ?”. elemen dasar aktifitas manusia yang sangat erat
Arsitektur bukan untuk arsitektur saja! 6 Kalau kaitannya dengan evolusi dan pertumbuhan
slogan ini yang terus diyakini atau bahkan kehidupan manusia itu sendiri.
dijadikan mitos, maka keindahan abadi dari
arsitektur itu sebenarnya sudah punah. Punah Jika kita perhatikan dalam deklarasi itu
dari jauh hari sejak spirit itu terlintas dalam sangat diwarnai oleh persoalan rasionalisasi serta
benak kita 7 . kaitannya dengan arsitektur. Kenapa ? Bisa
Dalam konteks mempersamakan CIAM dan
AMI, wacana ini ingin merefleksikan secara
kritis tentang CIAM secara fundamental. Kenapa 8
Penandatanganan La Sarraz Declaration dilakukan oleh 24 arsitek
? Agar ‘sabda’ instant sang begawan itu tidak itu terdiri dari: Perancis (6), Switzerland (6), Jerman (3), Belanda
(3), Italia (2), Spanyol (2), Austria (1), serta Belgia (1).
menimbulkan sebuah stigma budaya yang keliru.
Spirit CIAM bisa dikatakan sangat realistis saat 9
Isi deklarasi tersebut: 1( ) The idea of modern architecture
itu. CIAM pada awalnya bisa dikatakan sebagai includes the link between of phenomenon of architecture and that of
the general economic system. (2) The idea of ‘ economic efficiency ‘
satu gerakan yang fundamental dan kontekstual, does not imply production furnishing maximum commercial profit,
meski tidak semuanya dilalui dengan cukup but production demanding a minimum working effort. (3) The need
dialogis. Bahwa AMI secara signifikan adalah for maximum economic efficiency is the inevitable result of the
impoverished state of the general economy. (4) The most efficient
bagian dalam sejarah kita, itu memang perlu method of production is that which arises from rationalization and
diukir dalam lembaran arsitektur kontemporer standardization act directly on working methods both in modern
architecture (conception) and in the building industry (realization).
kita. Bahwa AMI bisa dipersamakan dengan (5) Rationalization and Standardization react in a threefold
manner: a./ they demand of architecture conceptions leadingto
simplification of working methods on the site and in the factory,
b./ they mean for building firms a reduction in the skilled labor
force; they lead to the employment of less specialized labour
6
Pernyataan “Mari ber-arsitektur untuk arsitektur” bisa working under the direction of highly skill technicians, c/ they
direfleksikan secara kritis dalam pemikiran Jean Baudrillard dalam expect from the consumer ( that is to say, the customer who orders
Transpolitics, Transsexuality, Transaesthetics, beliau menuliskan the house in which he will live) a revision of his demands in the
seperti ini :” When everything becomes aesthetic, nothing is either direction of a readjustment to the new conditions of social life.
beautiful or ugly any longer and art itself disappears” (Leach, Such a revision will be manifested in the reduction of certain
1999 p.6). individual needs henceforth devoid of real justification; the benefits
of this reduction will foster the maximum satisfaction of the needs
7
Jean Baudrillard dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1992 of the greatest number, which are at present restricted. LA
:“The disappearance of Art and Politics” dan “Transpolitics, SARRAZ DECLARATION, Congres Internationaux d’
Transexuality, Transaesthetics”. Architecture Moderne, 1928 (Frampton, 1985 p.269).

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 65
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 63 - 70

dipahami bahwa masa tersebut sedang terjadi CIAM. Menurut Peter Reyner Banham13 kongres
krisis ekonomi, sehingga tema rasionalisasi kali ini lebih didominasi oleh hal-hal ‘romantis’
merupakan isue sentral yang terus bergaung saat serta mengeleminir peranan kaum ‘realis’ dalam
itu. Ini menunjukkan bahwa arsitek di jaman kongres sebelumnya 14 . Sementara realita di
itupun menunjukkan kepekaannya terhadap Eropa saat itu adalah bagaimana mencari
situasi global dan secara eksplisit menempatkan arsitektur yang berpijak pada kenyataan. Dimana
diri dalam realitas sosial-ekonomi saat itu. arsitektur diharapkan bisa membuka kepekaan
Arsitek berusaha bersikap dalam wacana-wacana akan rasa tanggung jawab humanisme ditengah
yang lebih serius. himpitan industri saat itu.
Sejak kongres CIAM di Las Sarraz (1928) Lebih jauh Banham memandang kaum
hingga kongres terakhir di Dubrovnik (1956) funsionalis tidak lebih melakukan sebuah repetisi
bisa dibilang kongres kedua (Frankfurt 1929) dan positivisme ala August Choisy serta gerakan
ketiga (Brussels1930) mempunyai satu romantisme penggagas konsep kota industri ‘Cite
paradigma humanisme yang sangat Industrielle’ oleh August Perret dan Tony
fundamental10 . Isue sentral kongres 1929 adalah Garnier (1869-1918) 15 . Selain itu Banham juga
Die Wohnung fur das Existenzminimum (rumah mengkritik secara tajam dunia akademisi yang
dengan standar minimum) serta dilanjutkan di dianggapnya turut andil memberikan pengaruh
Belgie dengan issue Rationelle Bebauungs- negatif terhadap arsitektur funsionalisme. Dunia
weisen. Keduanya masih dalam kerangka akademisi dianggapnya tidak membuka
rasionalisasi dan pengehamatan,namun secara kesempatan bagi arsitektur untuk bisa
eksplisit telah menujukkan keberpihakannya berkembang secara wajar dan natural dalam alam
pada realitas terbesar saat itu. Realitas kaum diskurus. Dunia arsitektur sudah terkepung
buruh, kelas pekerja yang jelas-jelas perlu dengan dogma-dogma fungsinalisme dan harus
mendapatkan hak perumahan yang manusiawi. berada dalam rel mekanisme yang diperuntukkan
Adalah Ernst May11 , sang arsitek yang sangat bagi serentetan gerbong mesin yang perfeksionis,
mendominasi pertemuan Framkfurt, hal ini bisa rigid dan kuadrikular.
dimengerti karena dia adalah salah satu pendiri Namun pendapat Reyner Banham bisa
partai buruh di Jerman saat itu. Jadi issue sentral, didiskursuskan dengan wawancara dengan Liv
perhatian, atau bahkan mungkin komoditas Flankenberg dengan majalah InterArchitects
dagangan politik Ernst May juga saling
tunggang-menunggangi.
Frampton menuliskan kritiknya bahwa 13
Peter Reyner Banham (1922-1988) merupakan kritikus arsitektur
setelah manifestasi CIAM yang sangat yang cukup signifikan menyumbangkan pemikirannya dalam
perkembangan arsitektur modern khususnya di Inggris. Seorang
didominisasi oleh orang-orang sosialis, pada lulusan sarjana teknik sipil bekerja sebagai tenaga mekanik selama
paruh kedua (1933-1947) kongres tersebut sangat Perang Dunia II, tahun 1948 melanjutkan studi di bidang sejarah
didoninasi oleh Le Corbusier yang mempunyai seni di Courtauld Institute di London dengan Anthony Blunt. Tahun
1952 bekerja di majalah The Architectural Review yang dimotori
agenda tersendiri. Spirit sosialisme bergeser pada oleh Nikolaus Pevsner, kemudian dengan Nikolaus, Banham
retorika-retorika arsitektur dan perencanaan kota. melanjutkan studi doktoralnya di bidang sejarah arsitektur modern.
Terlebih lagi sejak Athens Charter12 , makin Bukunya yang cukup penting adalah: Theory and Design in The
First Machine Age (1960), Tahun 1966 sebuah buku yang berjudul
menjadi jelaslah kemana agenda pembicaraan Brutalism in Archiecture mengkritik habis-habisan karya-karya Le
Corbusir yang disebutnya bercitra beton, Louis Khan yang terlalu
terobsesi dengan teknologi, serta kritikannya terhadap karya angota
Team X (seperti Smithson, Bakema dan Van der Broeck) yang
10
Kongres CIAM-III yang diadakan di Frankfurt sangat didominasi disebutnya sebagai sebuah gerakan yang semu dan tidak pernah
oleh arsitek-arsitek Neue Sachlichkeit. secara riil eksis.
11 14
Ernst May juga duduk dalam CIPRAC (Comite International Frampton, 1985 p.270
l’Architecture Contemporaine) yang bertujuan untuk
15
mempersiapkan kongres CIAM berikutnya (Frampton, 1985. Tony Garnier, arsitek berdarah Perancis dan lahir di Lyons ini
p.269). adalah pelopor arsitektur kota Industri. Dia adalah seorang sosialis
yang memiliki komitment tinggi terhadap gerakan radikal
12
Athens Charter merupakan retorika The Functional City (fungsi sindikalisme dan sosialisme di Lyon, Prancis. Proyek pertamanya
kota yang rigid, tipe tunggal urban housing sebagai “high, widely- ‘Cite Industrielle’ dipamerkan untuk pertama kali tahun 1904,
spaced apartment blocks wherever the necessity of housing high dalam proposalnya dia sangat menyakini bahwa kota masa depan
density of population exists”) telah kehilangan arsitek-arsitek adalah sebuah kota dengan basis industri. Garnier memasuki
Jerman yang realis. Kongres ini banyak didominasi oleh kaum sekolah Ecole des Beaux-Arts pada tahun 1889 di Lyon lalu pindah
funsionalis Perancis khususnya dimotori oleh Le Corbusier. Kota ke Paris. Beliau sangat dipengaruhi oleh pemikiran Julien Guadet,
menjadi sebuah manifestasi doktrin Corbu yang jelas-jelas berpijak seorang profesor yang mengajarkan teori Rasional Klasisme,
pada ekstrimitas cartesianisme, ini tercermin dalam bukunya La namun bukan hanya itu saja tapi juga diajarkan tentang analisis dan
Ville Radieuse (1933). (Montaner, 2000. p.38). klasifikasi tipe-tipe bangunan (Durand’s).

66 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ECOSHARGA SEBUAH RETORIKA (Andrea Peresthu)

tahun 199616 . Liv mengungkapkan pandangan- Kongres ke IX yang diadakan di Aix-en-


nya tentang mitos seorang Le Corbusier yang Provence tahun 1953 didominasi oleh beberapa
begitu besar dalam Athens Charter. Menurut Liv, arsitek humanis seperti Aldo Van Eyck, Alison
tidaklah benar semuanya, beliau lebih melihat dan Peter Smithson. Kritik terhadap Le
bahwa peserta saja yang sangat terobsesi dengan Corbusier sebenarnya sudah dimulai dari dalam
Le Corbusier. Menurut Liv, pada saat itu ada dua diri CIAM sendiri selepas pertemuan di
orang yang sangat berperan, jadi bukan hanya Hoddesdon. Kelompok ini mengatakan bahwa
Corbu saja. Seorang arsitek Belanda yang kota-kota yang dibangun atas dasar
bernama Mart Stam yang pernah bekerja di menyederhanakan pola hidup manusia itu
Magnitogorsk , Rusia. Hanya saja menurut Liv, akhirnya membutuhkan sebuah identitas.
Stams lebih konstruktif, sementara Corbu sangat Identitas menjadi penting karena ini akan
emotive. Hal inilah yang akhirnya membawa berpengaruh besar dalam memperkaya kualitas
Corbu masuk dalam alam kejayaanya dengan kehidupan suatu komunitas. Tema ini berlanjut
retorika-retorika kaum fungsional. Namun secara tajam dalam pertemuan terkhir di
ditekankannya lagi, bahwa biar bagaimanapun Dubrovnik yang melahirkan Team-X. Kongres
juga keduanya mempunyai tujuan dan perhatian ke-X mencoba lebih presisi lagi dalam melihat
yang sama untuk memanusiakan manusia dalam keterkaitan antara artefak fisik dan kebutuhan
urbanitas semesta,dan masih dalam kerangka sosio-psikologis kaum urbanitas.
sosialisme 17 juga. Dalam wacana kali ini saya hanya
Dalam perkembangan kongres CIAM membatasi diri pada CIAM, tidak pada TEAM-X
berikutnya (V dan VI) masih kuat dengan issue yang juga mengundang kontroversi besar.
fungsionalisme meski dalam penekanan yang Beberapa hal yang perlu kita serap dari uraian
berbeda-beda. Kongres ke V18 lebih menfokus- diatas adalah bagaimana CIAM merupakan satu
kan pada tema sentral permukiman dan rekreasi gerakan pluralis 21 . Meski pada paruh ke dua
dalam konteks perkotaan. Kongres ke VI19 masih setelah dominasi arsitek sosialis Jerman digeser
berdekatan dengan tema ini, namun lebih ke oleh kaum eksistensialis dan romantis Perancis,
aspek psikologis perkotaan yang mencoba CIAM sangat identik dengan Le Corbusier.
membuka wacana antara manusia urban dan Namun seperti yang diungkapkan oleh Liv
kebutuhannya. Kongres ke VIII yang diadakan di Flankenberg , tidaklah benar , karena ada juga
Hoddesdon, Inggris mulai menunjukkan satu peranan Stam (arsitek Belanda) dan tetap mereka
kemesraan yang lebih kuat lagi dengan tema- masih bergerak dalam wacana kemanusiaan dan
tema komunitas sosial, meskipun tema ini telah sosialisme. Sebenarnya ini bisa kita pahami jika
pernah disampaikan tahun 1947 oleh Sigfried kita membaca apa yang diuraikan oleh Le
Giedion, Josep Lluis Sert20 , dan Fernand Leger. Corbusier dalam majalah kaum komunis
L’Humanite di Perancis yang kemudian
dipublikasikan dalam bukunya Urbanism (The
16
Wawancara dilakukan pada tanggal 11 Oktober 1996 oleh: City of Tomorrow).
Deepak Rajani, Alexander Britt & Christine Huber dalam bahasa Meski sekian banyak dampak negatif yang
Belanda dan diterjemahkan oleh Fergus Burke.
ditimbulkan dari kaum fungsionalis, namun
17
Demikian kutipan wawancara dengan Liv Flankeberg “But secara jujur kita perlu mengakui, bahwa hingga
basically they had the same social direction in common,everything kini tidak ada satu pun arsitek yang bisa tampil
for the people. Light, air, breadth, space and simple construction. It
was therefore a great movement because it had a social background.
dengan satu paradigma yang fundamental
I think that this common thread was the real worth of the new form sebagaimana dilakukan oleh Le Corbusier.
of building. It was no only interesting because of the materials but Meskipun seperti diungkapkan oleh Reyner
also because of the social direction.
Banham bahwa apa yang dilakukan Le Corbusier
18
Kongres CIAM ke V diadakan di Paris pada tahun 1937. tidak lebih merupakan repetisi apa yang sudah
19 pernah dipikirkan oleh Tony Garnier, namun
Kongres CIAM VI diadakan di Bridewater, Inggris pada tahun
1947 dimotori oleh MARS, kelompok yang mempersiapkan tema- saya bertanya, kenapa justru Corbu cukup jadi
tema sentral kongres.
20
Josep Lluis Sert (1902-1983) adalah arsitek Spanyol berdarah
21
Catalan ini pernah menjadi presiden CIAM dari tahun 1947 hingga Gerakan Pluralisme digaungkan secara konsisten oleh Iasah
tahun 1956. Sert menerbitkan buku dengan judul “Can Our Cities Berlin, seorang dosen filsafat sejarah dari Inggris. Dalam bukunya
Survive ?” pada tahun 1942 serta diangkat sebagai kompendium Against The Current dia membuka sebuah pemahaman sejarah
CIAM IV dan V dimana dalam buku itu beliau mengoreskan pemikiran dari Machiavelli, Vico, Montequieu, Herzen dan Sorel.
kembali retorika-retorika tahun 1933 dan 1937. Beliau juga dikenal Berlin berusah membuka tabir latar belakang pemikiran tokoh-
sebagai penulis buku Antonio Gaudi (1960) . tokoh kelas dunia itu.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 67
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 63 - 70

buah vivir ketimbang Garnier ? Tentulah disini tidak ! Jadi pelajaran berharga yang bisa kita
Corbu mempunyai satu agenda yang lebih kuat serap dari bagian ini adalah: CIAM bisa
dari Garnier. Corbu bukan saja memaparkan mewakili sebagai satu forum Internasional
kota sebaga morphologi, tapi lebih dari itu ada Arsitektur Modern yang beragam pemikirannya.
spirit kuat yang langsung berkenaan dengan Bukan cuma forum internasional arsitek
nilai-nilai humanisme. fungsionalis saja. Atau satu forum pembenaran
Walaupun niat baik dan pemikiran Corbu yang anti kritik dan melekat sebuah sikap
demi kemanusiaan itu baik, tapi tetap saja dalam arogansi karena dipenuhi dengan provokasi,
hal-hal tertentu Corbu adalah manusia yang tuli retorika dan pujian-pujian saja.
hatinya. Manusia yang tidak kuat terhadap
idealismenya dikala dia mencapai titik
‘selebritis’, nurani Corbu terkalahkan oleh CERMIN TIDAK SELAMANYA HARUS
kehendak untuk berkuasa, seperti yang DIBELAH
diungkapkan oleh Nietzche22 . Sehingga
fungsionalisme sudah bukan jadi idealisme Analisa kritis diatas tentunya harus
CIAM, tapi justru jadi dogma, fungsionalisme dikontemplasikan, direfleksikan terhadap pesta
sudah mengkristalkan sebuah ‘agama’ dan pora arsitektur kontemporer kita, yang kebetulan
hamba-hambanya. Namun lihatlah karya Corbu dipenuhi oleh hingar bingar ‘retorika’ AMI.
yang berusaha memikirkan kelas pekerja, Kenapa ? Karena sabda sang begawan yang
bagaimana manusia harus bisa tetap hidup menyatakan bahwa AMI bisa dipersamakan
dengan fasilitas kotanya meski ditengah himpitan dengan CIAM! Apa yang dilakukan CIAM
kapitalisme yang ganas. adalah menjawab realita terbesar saat itu, yaitu
Hal penting lainnya yang perlu dicatat sosialisme bagi kelas buruh. Kebutuhan
disini, bahwa CIAM tidaklah sepenuhnya permukiman untuk kelas buruh, kaum pekerja,
dikuasai orang-orang fungsionalis. CIAM dan mereka berusaha berinovasi ditengah
sebagai satu gerakan seperti yang saya himpitan dana yang terbatas dan tekanan
ungkapkan di atas adalah plural. Ini berarti di rasionalisasi industri. Sementara yang menjadi
dalam CIAM sendiri tetap hidup perbedaan realita arsitektur kita juga sama, arsitektur buat
pendapat yang tajam dan kritis. Jika iklim kritis masyarakat yang mayoritasnya adalah kelas
diantara anggotanya tidak hidup dan hanya pekerja. Kita tidak bisa mengatakan bahwa
didominasi oleh orang-orang fungsionalis saja, realita mayoritas masyarakat dan ekonomi kita
maka apakah mungkin orang seperti Aldo Van adalah kelas menengah-atas! Baik sebelum krisis
Eyck bisa mulai membawa orientasi sosialisme- ekonomi pun realita mayoritas kita adalah kelas
humanisme lagi dari gerakana CIAM? Tentunya pekerja. Sehubungan dengan arsitektur
kontemporer kita yang berdasarkan pada realitas
22
itu, maka secara jujur harus kita akui bahwa
Nietzsche seorang filusuf sekaligus pujangga dan kritikus
kebudayaan. Wille zur Macht (Kehendak Untuk Berkuasa) arsitektur kontemporer (untuk mayoritas) kita
merupakan karya pemikirannya yang sangat luas dikenal. Dia adalah arsitektur rumah kodian/ sangkar burung!
sendiri menyatakan ini sebagai pusat filsafatnya. Kritiknya berawal Arsitektur yang dibangun oleh Perumnas serta
dari Apollo versus Dionisos, Apollo yang dianggap oleh orang
Yunani sebagai dewa cahaya simbol kegembiraan menurut sejumlah pengusaha properti yang yang menarik
Nietzsche itu satu kemunafikan orang Yunani yang sesungguhnya keuntungan dari penyediaan RSS/RS dalam
penuh nafsu, liar, gelap, irasional dan diskuasi insting, tak teratur,
penuh ketakutan, spontan, buruk dan emosional. Oleh Karena itu
kuantitas yang luar biasa besarnya! Itulah realitas
menurut Nietzche dewa orang Yunani yang sebenarnya ada arsitektur mayoritas kita.
Dionisos, dewa orang kesurupan dan orang mabok. Yang rasional, Seorang arsitek populis, Mangunwijaya
indah, dan terang hanyalah topeng muka dionisik yang vital, penuh
nafsu dan gelap. Nietzsche kemudian melanjutkannya dalam die yang kita kenal luas juga bisa kita dudukkan
Umwertung aller Werte (penjungkirbalikan semua nilai), beliau dalam paradigma CIAM-nya Indonesia. Kenapa
mencoba melihat kemungkinan penjungkir-balikan sistim nilai lama ? Karena Mangun berinovasi dan berjuang demi
yang diganti dengan sistim nilai baru, apakah ini akan berhasil atau
hanya menghasilkan sebuah repetisi saja atau malah menjadi realitas mayoritas kita. Bahkan sampai tingkat
nihilisme ? Dia tidak menolak itu, bahwa penghancuran itu akan politik sekalipun, arsitek ini memposisikan diri
memasuki masa nihilisme, tapi dia juga tidak juga gentar untuk
melalui nihilisme itu. Tentu saja nilai lama yang dimaksudnya
dalam kekuatan mayoritas masyarakat bawah.
adalah agama, lalu ini disebutnya sebagai ‘kematian allah’. Dia Prof. Hasan Poerbo dan juga Prof. Johan Silas
secara fanatik menyangkal adanya Allah. Dengan konsepsi juga bisa kita sejajarkan dengan paradigma
kematian Allah, maka tidak ada lagi yang perlu ditakuti oleh
manusia, sehingga akan datang manusia super (Ubermensch) serta CIAM. Hal itu didasarkan pada komitmen
manusia bebas mewujudkan Kehendak Untuk Berkuasa seperti mereka terhadap mayoritas masyarakat kita.
yang disebutnya Wille zur Macht (Dikutip oleh Franz Magnis dari
Hirschberger : Geshichte der Philosopher II, hal 515, 1965)

68 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ECOSHARGA SEBUAH RETORIKA (Andrea Peresthu)

Lalu apa realitas AMI? Tanpa mengesam- hakekatnya manusia memang memiliki Wille zur
pingkan peran AMI dan usaha-usaha mem- Macht.
bangun komunitas arsitektur yang sangat serius, Arsitektur tidak cukup berhenti dalam
juga ‘invasi’ AMI dalam dunia pers kita; retorika estetika belaka, karena arsitek
menurut hemat saya AMI sangat penting sebagaimana ditulis oleh Gianni Vattimo 23
ditempatkan dalam sejarah arsitektur Indonesia! diharapkan bisa menempatkan diri menjadi
Namun sulit menyatakan adanya satu pararelitas fungsionaris masyarakat serta tanggap akan hal-
dengan spirit CIAM. Realitas karya-karya AMI hal yang menyetuh langsung dengan kondisi
secara mayoritas adalah realitas arsitektur kelas budaya sebuah tempat dan manusianya. Apa
menengah-atas. Dimana komposisi kelas yang diuraikan Vattimo pada kenyataannya
menengah-atas bukanlah realita sosial sudah dipikirkan dan dilakukan oleh generasi
masyarakat kita saat ini. Wacana ini tidak pertama CIAM, generasi kakek-nenek kita yang
menganggap AMI dalam skema negatif dan sering kita cap kuno. Sementara arsitektur
jelek! Justru dengan berbangga dan berbesar hati kontemporer kita benar-benar bukan saja kuno
kita harus berlapang dada mengakui ini, maka (karena cuma melakukan repetisi), tapi terjebak
kusamnya wajah dan biasnya pemahaman dalam nihilisme yang sulit dipahami. Arsitektur
arsitektur kontemporer kita bisa ditempatkan kontemporer yang ter-ekstasi dengan ‘nafsu
secara proporsional. birahi’ hedonisme fotografi karya-karya
Meski tidak semua, seperti yang saya kontemporer arsitektur di belahan benua lain.
sampaikan di atas ‘secara mayoritas’ karya-karya Dimana hinggar bingar arsitektur di benua
AMI bisa dibilang baru sampai pada retorika dan mereka adalah bagian dari realita ekonomi pasca
obsesi (Homo Ludens) akan permainan perang dingin, pos-indutri, kelas menengah,
eksperimental elemen, ruang, dan material. AMI politik, budaya dan arus informasi.
tumbuh bagaikan remaja yang masih puber, Maka dalam perspektif “Pluralisme”
penuh dengan teriak-teriakan mahal. Puber, fenomena ini bisa dinikmati bagikan indahnya
obsesif dan retoris inilah yang mendominasi pelangi dibalik divergensi mentari terhadap titik-
karya-karya AMI. Komitmen kelompok ini pada titik hujan ideologi impor, canggihnya teknologi
realita mayoritas kita belum teruji, bahkan baru informasi, teknologi desain, dan eksploitasi
akan memulainya melalui penataan kembali kota material. Saya setuju dengan apa yang jadi sikap
Solo. Seberapa besar bentuk komitmen itu, mari Nietzsche khususnya bahwa kita tidak perlu
kita tunggu juga kita dukung. Semoga saja gentar dan takut, bahwa satu grasa-grusu
keterlibatan AMI di Solo bukan sekedar karena perubahan harus atau sedang dan sudah melewati
kepentingan ‘proyek’ namun digerakan oleh masa nihilisme. Oleh karenanya fenomena ini
kesadaran paradigma sosial yang lebih saya sebut sebagai pelangi dalam arsitektur
fundamental. kontemporer kita. Pelangi yang indah dalam satu
Lepas dari eksistensi AMI, masih banyak panorama diantara hujan dan matahari bersinar.
karya-karya rekan-rekan arsitektur muda di Tapi pelangi tetaplah pelangi, dia muncul
Indonesia yang tentunya juga masuk dalam mengagumkan bagai sebuah retorika di alam
arsitektur kontemporer kita. Masih banyak raya yang hiruk pikuk dengan setumpuk realitas,
rekan-rekan arsitek muda nusantara ini yang namun kala titik air sudah merebak ke bumi,
mempunyai perhatian dan keinginan untuk pelangi pun akan berlalu. Biasanya sehabis
menumpahkan idealismenya dalam realita pelangi, akan datang atmosfir menjanjikan. Ini
mayoritas masyarakat kita. Jadi perlu dicatat juga adalah sebuah harapan bagi arsitektur
bahwa sejarah arsitektur kontemporer kita tidak kontemporer kita. Barcelona, 25 Oktober 2000
hanya AMI, banyak yang berjuang diluar
ekslusifitas kelompok ini patut dipertimbangkan
juga sebagai pagu arsitek muda nusantara
(karena kata Indonesia sudah diklaim milik AMI)
23
yang cukup berkualitas. Namun tidak kalah Gianni Vattimo adalah filusuf kelahiran tahun 1936 berdarah
Italia ini dikenal sebagai kritikus dan teoritikus estetika yang cukup
serunya demam arsitektur miring-miringan yang disegani di Italia. Vattimo adalah muridnya Hans-Georg Gadamer,
merebak di kalangan rekan muda, hendaknya juga banyak mendalami karya-karya Heidegger dan Nietzsche.
dimengerti sebagai satu tahap yang disebut Selain itu beliau juga dipandang sebagai teoritikus Posmodern yang
cukup penting melalui bukunya yang berjudul il pensiero debole.
Nietzsche sebagai Nihilisme. Tahap yang secara Kritiknya yang cukup terkenal adalah Ornament/Monument juga
fundamental pahit, namun karena pada dianggap oleh Neil Leach memiliki pararelitas dengan karya
Derrida’s : Truth in Painting (Neil Leach dalam Rethinking
Architecture, halaman 147-160, tahun 1997).

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 69
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 63 - 70

DAFTAR PUSTAKA

Banham, Reyner, Theory and Design in the First


Machine Age, SAIC, Buenos Aires. 1960.
Berlin, Isaiah, Against the Current, Pemlico,
London. 1999.
Benevolo, Leonardo, Storia dell’architettura
Moderna, Editorial Poseidon, S.L.
Barcelona.
Corbusier, Le, La Charte d’Athenes, Editorial
Contemporanes, Buenos Aires, 1941.
Cortes, G. Jose Miguel , Contra La Arquitectura,
la urgencia de (re)pensar la ciudad,
Consell General Del Consorch De Museus
De La Comunitat Valenciana, Espanya.
2000.
Frampton, K., Modern Architecture, A Critical
History, Thames and Hudson, London.
1985.
Leach, Neil, The Anaesthetics of Architecture,
MIT Press, Cambridge. 1999.
Leach, Neil, Rethinking Architecture, Routledge,
London. 1997.
Montaner, Josep Maria , Arquitectura y Critica,
Editorial Gustavo Gili, Barcelona. 2000.
Zevi Bruno, Il Linguaggio Moderno dell’
architettura, Ediciones Infinito, Buenos
Aires. 1973

70 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

Anda mungkin juga menyukai