Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sheet metal working adalah proses fabrikasi atau pembuatan lembaran metal
untuk berbagai keperluan dan kegunaan. Lembaran logam maupun plat yang
dihasilkan dalam proses ini kemudian akan dibentuk menjadi produk-produk
standar untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kantor, sekolah, rumah sakit,
bengkel kerja, alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya. Begitupun produk-
produk khusus yang dibuat sesuai dengan pesanan. Biasanya perusahaan
pemrosesan lembaran metal atau lembaran logam juga menerima order dan
mengerjakannya sesuai dengan design dan permintaan si pemesan. Oleh karena itu,
pada praktikum kali ini praktikan akan membuat alat pembakaran sate yang
menerapkan proses cutting, bending dan drawing menggunakan alat ukur yang
sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan. Sehingga untuk kedepannya
praktikan diharapkan dapat membuat suatu alat maupun perkakas pertanian dengan
menerapkan proses sheet metal working tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan pada praktikum kali ini sebagai berikut:
1. Mampu membuat pola (layout) dengan baik;
2. Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat potong;
3. Memahami prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar;
4. Memahami prinsip mengikir dengan baik dan benar;
5. Memiliki keterampilan mengebor;
6. Memiliki keterampilan merivet plat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sheet Metal Working


Sheet metal working merupakan proses pembentukan logam (dalam hal ini
merupakan logam tipis) dengan menggunakan gaya tekan guna merubah bentuk
serta ukuran dari logam tersebut. Keuntungan sheet metal working diantaranya:
1. High strength;
2. Good dimensional accuracy;
3. Good surface finish;
4. Relatively low cost;
5. For large quantities, economical mass (Abdalla, 2015).
Terdapat tiga kategori pada proses sheet metal working, yaitu cutting,
bending, dan drawing.
2.1.1 Cutting
Cutting atau pemotongan merupakan kegiatan menekan bagian yang akan
dipotong dengan dua buah sisi yang tajam dimana salah satu sisi diam dan sisi yang
lain bergerak.

Gambar 1. Proses Pemotongan Plat.


(Sumber: Yusuf Asep, 2016)

Langkah-langkah pemotongan:
1. Benda kerja dijepit diantara dua buah pisau;
2. Pisau yang bergerak mulai menekan benda kerja dengan gaya (F) dan
kecepatam (v) tertentu sampai benda mencapai batas plastis;
3. Benda sudah melewati batas plastis sehingga tidak bisa kembali ke bentuk
semula. Pisau melakukan penetrasi ke benda kerja;
4. Benda kerja mengalami crack atau patah akibat tekanan dari pisau.
2.1.2 Bending
Bending atau melipat merupakan kegiatan pemberian tekanan pada sebuah
plat logam yang lurus agar mendapatkan lekukan yang tetap. Pada bagian dalam
lekukan terjadi tegangan sedangkan pada bagian luar terjadi regangan.

Gambar 2. Proses Melipat Plat.


(Sumber: Yusuf Asep, 2016)

Terdapat dua jenis lipatan yaitu V-bending dan Edge-bending. Tipe V-


bending mempunyai jenis punch dan bantalan yang dapat membentuk huruf V, tipe
ini biasanya dilakukan pada produksi bereskala kecil. Sedangkan Edge-bending
dilakukan pada produksi dengan skala besar dan memerlukan banyak biaya.
Kualitas hasil lipatan ditentukan dari tekanan bantalan yang menghasilkan plat yang
sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 3. V-bending. Gambar 4. Edge-bending.


(Sumber: Yusuf Asep, 2016) (Sumber: Yusuf Asep, 2016)

Jika radius bending relatif kecil dibandingkan ketebalan, logam cenderung


untuk meregangkan selama lentur.
2.1.3 Drawing

Gambar 5. Proses Drawing Plat.


(Sumber: Yusuf Asep, 2016)
Drawing merupakan pekerjaan pembentukan loganm untuk membuat
berbagai bentuk dan bagian-bagian. Bekerja dengan menempatkan lembaran logam
diantara dua bantalan, kemudian diberikan tekanan sehingga logam membentuk
rongga dari kedua bantalan, contoh hasilnya adalah kaleng minuman, cangkang
peluru, dan panel body mobil.

2.2 Jenis-jenis Plat


2.2.1 Plat Alumunium
Plat alumunium merupakan jenis plat yang banyak digunakan dalam
pembuatan alat-alat rumah tangga. Hal ini dikarenakan alumunium memiliki daya
tahan sangat baik terhadap karat yang lebih baik dari stainless. Selain digunakan
sebagai pembuatan alat rumah tangga, plat alumunium juga banyak di aplikasikan
dalam kontruksi bangunan dan transportasi.
2.2.2 Plat Stainless Steel
Merupakan jenis bahan yang baik digunakan dalam berbagai alat rumah
tangga maupun industri. Hal ini dikarenakan stainlees steel mempunyai kandungan
nikel yang bersifat anti karat. Dalam keadaan murni nikel bersifat lembek sehingga
jika dipadukan dengan besi, krom, atau logam lain yang dapat membuat baja jadi
tahan akan karat.
2.2.3 Besi Plat Hitam
Merupakan jenis plat yang dihasilakan dari proses pengerolan dengan tekanan
tinggi. Besi plat hitam banyak digunakan sebagai bahan utama pembangunan
kontruksi baja. Selain itu besi plat hitam juga digunakan dalam berbagai aplikasi
industri.
2.2.4 Besi Plat Putih
Merupakan salah satu bentuk besi yang dihasilakan dari proses pengerolan
dingin. Besi plat putih ini memiliki kualitas diatas besi plat hitam, memiliki sifat
mekanis yang bagus, lebih tipis serta ukuran yang lebih presisi. Sama seperti besi
plat hitam, besi plat putih juga banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
Salah satu industri yang banyak menggunakan besi plat putih adalah indrustri
makanan dan minuman kaleng.

2.3 Rivet
Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana.
Penggunaan metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan
untuk penyambungan pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat
sulit disolder atau dilas. Dari metoda-metoda lain yang digunakan untuk proses
penyambungan aluminiu metoda riveting inilah yang sangat sesuai digunakan, dan
mempunyai proses pengerjaan yang mudah dilakukan. Jenis-jenis rivet dibagi
menurut bentuk kepalanya seperti berikut ini:

Gambar 6. Jenis-jenis Rivet.


(Sumber: Yadi, 2014)
Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keling adalah suatu
metal pin yang mempunyai kepala dan tangkai rivet. Bentuk dan ukuran dari rivet
ini telah dinormalisasikan menurut standar dan kodenya. Pengembangan
penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar
dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini
mempunyai kegunaan tersendiri, masing-masing jenis mempunyai kekhususan
dalam penggunaannya.
Penggunaan paku keling biasanya digunakan untuk:
1. Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler (boiler, tangki dan pipa-
pipa tekanan tinggi);
2. Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane);
3. Sambungan rapat, pada tabung dan tangki (tabung pendek, cerobong, pipa-
pipa tekanan);
4. Sambungan pengikat, untuk penutup chasis (misalnya pesawat terbang,
kapal).
Keuntungan sambungan paku keling dengan jenis sambungan lain adalah:
1. Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu
banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis;
2. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat;
3. Pemeriksaannya lebih mudah;
4. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling
tersebut.

2.4 Bor Listrik


Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang
berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar
yang disebut bor.
Terdapat beberapa jenis mesin bor, yaitu:
1. Mesin Bor Meja
Merupakan mesin bor yang diletakkan diatas meja yang digunakan untuk
membuat lubang pada benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan
diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik
diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar
yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan
bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan
saat pengeboran.
2. Mesin Bor Tangan
Merupakan mesin bor yang pengoperasiannya dengan menggunakan tangan
dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya digunakan untuk
melubangi kayu, tembok maupun pelat logam. Khusus mesin bor ini selain
digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk mengencangkan
baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan dan kiri.
Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga
fungsinya masing-masing.
3. Mesin Bor Radial
Merupakan mesin bor yang khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda
kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan
meja mesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.. Pada
mesin ini benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap
benda kerja, poros utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan
naik turun melalui perputaran batang berulir.
4. Mesin Bor Tegak
Merpakan mesin bor yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan
ukuran yang lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat
dikendalikan secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya
digerakkan naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat diputar 3600 , mejanya diikat
bersama sumbu berulir pada batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan
naik turun dengan menggerakkan engkol.
5. Mesin Bor Lantai
Merupakan mesin bor yang dipasang pada lantai, disebut juga mesin bor
kolom. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda
kerja yang besar dan berat.

2.5 Mata Bor


Mata bor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membuat lubang pada
kayu, plastik, dinding, besi, logam dan kaca. Banyak sekali jenis dan ukuran lubang
yang dapat dibuat dengan mesin bor, beda jenis beda pula fungsinya. Maka dari itu
kita perlu menggunakan mata bor yang tepat (Ahmad, 2014).
Terdapat beberapa jenis mata bor diantaranya adalah:
1. Mata Bor Metal Standar

Gambar 7. Mata Bor Metal Standar.


(Sumber: Ahmad, 2014)

Mata bor ini digunakan untuk mengebor plat besi, kuningan, alumunium, dan
akrilik. Terdapat dua jenis yang tersedia di pasaran yaitu High Speed Steel (HSS)
dan HSS-Co (Cobalt). HSS-Co lebih keras dari HSS, sehingga dalam
penggunaannya lebih awet, dari segi harga tentu lebih mahal dari HSS.
2. Mata Bor Kaca

Gambar 8. Mata Bor Kaca.


(Sumber: Ahmad, 2014)

Mata bor ini digunakan untuk melubangi kaca. Bentuknya seperti tombak
sehingga mata bor ini sering disebut sebagai mata bor tombak.
3. Twist bits

Gambar 9. Mata Bor Twist Bits.


(Sumber: Ahmad, 2014)

Mata bor twist bits merupakan mata bor yang paling banyak digunakan. Mata
bor ini dapat digunakan pada mesin bor tangan dan mesin bor dudu, baik itu secara
horizontal maupun vertikal. Mata bor twist bits digunakan untuk membuat lubang
pada kayu, plastik dan logam. Ukuran yang tersedia yaitu 4-12 mm.
4. Masonry Bits

Gambar 10. Mata Bor Masonry Bits.


(Sumber: Ahmad, 2014)

Mata bor masonry bits digunakan untuk membuat lubang pada tembok, beton
dan batu. Pada ujung mata bor terdapat mata pisau. Mata bor ini terbuat dari bahan
yang mempunyai karakteristik sangat keras, sebab penggunaan mata bor masonry
bits ini selain berputar namun juga memukul. Tersedia dalam ukuran 4-15 mm.
5. Spur Bits

Gambar 11. Mata Bor Spur Bits.


(Sumber: Ahmad, 2014)
Mata bor spur bits dikenal dengan sebutan mata bor kayu. Pada bagian ujung
mata bor ini terdapat bor runcing , dan pada bagian kelilingnya terdapat pisau
pengiris. Ujung runcing pada mata bor ini berfungsi untuk menjaga mata bor
supaya tetap lurus sehingga lubang yang dihasilkan presisi. Ukuran yang tersedia
ialah 6-15 mm.
6. Countersink Bits

Gambar 12. Mata Bor Countersink Bits


(Sumber: Ahmad, 2014)
Mata bor countersink bits digunakan untuk membuat lubang pada kayu untuk
kepala sekrup supaya permukaan sama rata. Pada bagian ujung mata bor ini
bersudut 90 derajat yang berfungsi untuk membuat lubang 45 derajat terhadap
permukaan kayu.
7. Forster Bit

Gambar 13. Mata Bor Forster Bit.


(Sumber: Ahmad, 2014)
Mata bor forster bit digunakan untuk membuat lubang engsel sendok. Mata
bor ini sebaiknya dioperasikan dengan mesin bor duduk supaya lebih stabil. Jika
dioperasikan dengan mesin bor tangan maka akan sangat sulit mengendalikan
kestabilan posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan pun kurang berkualitas.
8. Auger Bits

Gambar 14. Mata Bor Auger Bits


(Sumber: Ahmad, 2014)
Mata bor ini digunakan untuk mengebor aneka jenis kayu ataupun material
lunak lainnya. Diameternya lebih besar dari mata bor kayu standar. Mata bor ini
berbentuk ulir tunggal atau single flute dan digunakan untuk mesin bor dengan
putaran rendah.
9. Flat Bit

Gambar 15. Mata Bor Flat Bit


(Sumber: Ahmad, 2014)
Mata bor ini sama seperti Mata Bor Auger Bit digunakan untuk pengeboran
aneka jenis kayu dan material lunak lainnya. Hanya saja mata bor ini berbentuk
pipih rata (flat). Mata bor flat bit biasa dioperasikan dengan bor tangan manual
dengan putaran mesin sangat rendah, tidak disarankan menggunakan bor tangan
listrik.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat Pelipat Plat;
2. Alat Pemotong Plat;
3. Kikir;
4. Mata bor (5 mm dan 10 mm);
5. Mesin Milling and Drilling;
6. Mistar;
7. Mistar siku;
8. Palu;
9. Penggaris;
10. Penitik;
11. Rivet.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah plat dan paku rivet.

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar yang telah
ditentukan dengan menggunakan penggaris dan mistar.
3. Memotong plat sesuai dengan garis pola yang telah dibentuk dengan
menggunakan alat pemotong plat:
a. Menyiapkan plat yang akan di potong.
b. Menandai bagian yang akan di potong.
c. Menjepit plat dan garis bagian plat yang akan di potong pada alat
pemotong plat.
d. Memastikan bahwa garis bagian yang akan dipotong benar-benar tepat
untuk di potong.
e. Mengunci benda pada alat pemotong plat.
f. Menginjak pedal mesin potong, sehingga benda kerja terpotong.
g. Melakukan pemotongan lagi pada bagian yang lainnya.
4. Mengikir bagian – bagian plat yang tajam dengan menggunakan kikir.
5. Menandai titik yang akan dilubangi dengan menggunakan penitik.
6. Melipat bagian plat sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan
menggunakan alat pelipat plat :
a. Menyiapkan bagian plat yang akan di dilipat.
b. Menandai bagian plat yang akan di lipat.
c. Menjepit plat yang akan di lipat pada mesin lipat, sesuai dengan pola
yang akan dilipat.
d. Memastikan bahwa garis bagian yang akan dilipatbenar-benar tepat
untuk di lipat.
e. Mengunci benda pada mesin lipat.
f. Mengayunkan mesin lipat dengan arah sudut 90 derajat.
7. Membuat lubang pada plat sesuai dengan bagian yang telah ditandai :
a. Mengebor bagian yang telah dititik menggunakan mesin Mill and Drill
dengan menggunakan mata bor 5 mm dan 10 mm.
b. Mengikir bagian yang belum sesuai ukuran.
8. Menyambungkan bagian – bagian plat dengan menggunakan rivet.
a. Memasukkan paku rivet ke dalam lubang plat yang akan disambung.
b. Memasukka bagian kepala lepas ke dalam lubang plat yang akan
disambung.
c. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), menekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling.
d. Setelah kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan.
9. Mengecek hasil pemotongan, pelipatan dan penyambungan plat.
BAB IV
HASIL
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini praktikan membahas mengenai sheet metal working. Sheet
metal working adalah proses fabrikasi atau pembuatan lembaran metal untuk
berbagai keperluan dan kegunaan. Lembaran logam maupun plat yang dihasilkan
dalam proses ini kemudian akan dibentuk menjadi produk-produk standar untuk
memenuhi kebutuhan perlengkapan kantor, sekolah, rumah sakit, bengkel kerja,
alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya. Begitupun produk-produk khusus yang
dibuat sesuai dengan pesanan. Biasanya perusahaan pemrosesan lembaran metal
atau lembaran logam juga menerima order dan mengerjakannya sesuai dengan
design dan permintaan si pemesan. Praktikan membuat alat pembakaran sate yang
menerapkan proses cutting dan bending menggunakan alat ukur yang sesuai dengan
dimensi yang telah ditentukan.
Alat pembakaran sate dibuat dengan bahan dasar berupa plat besi berukuran
(300x300) mm. Prosesnya dilakukan secara bertahap dimulai dengan pembuatan
pola pada plat besi tersebut menggunakan alat penanda yakni penggores. Dalam
proses memberi tanda dibutuhkan pula mistar serta penggaris siku agar ketika
membuat garis lurus dapat disesuaikan dengan dimensi yang ada. Setelah memberi
tanda menggunakan alat penanda, langkah selanjutnya yaitu memberi titik pada plat
tersebut untuk bagian yang akan dilubangi nantinya menggunakan mesin frais. Pada
tahap cutting plat dipotong menggunakan mesin pemotong plat. Prinsip kerja dari
mesin pemotong plat ini yaitu ketika benda kerja (plat) dijepit diantara dua buah
pisau pada mesin, pisau bergerak menekan benda kerja dengan gaya dan kecepatan
tertentu sampai benda kerja mencapai batas plastis. Sehingga ketika benda kerja
tersebut sudah mencapai plastis, benda tidak dapat kembali ke bentuk semula, plat
mengalami crack atau patah akibat tekanan dari pisau.
Tahap berikutnya adalah proses bending atau pembengkokkan menggunakan
mesin roll plat. Prinsip kerja dari proses bending adalah pemberian tekanan pada
sebuah plat yang lurus agar mendapatkan lekukan yang tetap, pada bagian dalam
lekukan terjadi tegangan sedangkan pada bagian luarnya terjadi regangan. Proses
bending terbagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe V-bending yang mempunyai jenis punch
dan bantalan yang dapat membentuk huruf V, biasanya dilakukan pada produksi
dengan skala kecil. Lalu tipe edge-bending, proses kerjanya seperti pada mesin roll
plat yang terdapat di bengkel. Mesin tipe ini biasa dilakukan pada produksi skala
besar dan memerlukan banyak biaya. Kekuatan dari hasil lipatan plat ditentukan
berdasarkan tekanan bantalan yang menghasilkan plat sesuai apa yang diinginkan.
Proses pengeboran plat dilakukan dengan menggunakan mesin frais
menggunakan mata bor 5 mm dan 10 mm. Pengeboran adalah operasi menghasilkan
lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong
berputar yang disebut bor. Pengeboran dilakukan dengan cara mengebor bagian plat
yang telah diberi tanda penitik dengan tegak lurus. Mesin bekerja dengan
memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu
mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Pengeboran dilakukan menggunakan
mesin frais sehingga proses nya lebih cepat. Namun pada saat pelaksanaanya, mata
bor berukuran 5 mm patah dikarenakan pemakaian yang terlalu sering. Pada saat
proses pengeboran, mata bor telah menyentuh bagan permukaan plat, sehingga pada
saat mesin dinyalakan mata bor langsung patah. Dapat pula disebabkan kurangnya
pemberian air pada saat pengeboran sehingga mata bor patah, akibat gesekan antar
plat dan besi baja yang menghasilkan panas.
Pada saat pengeboran maupun proses perbengkelan lainnya, harus
menggunakan kelengkapan keselamatan kerja seperti sarung tangan, masker,
kacamata perlindung dan sebagainya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, serta harus memperhatikan prosedur penggunaan mesin. Hasil dari
pengeboran pada beberapa titik tidak mengasilkan lubang yang baik, sehingga perlu
dilakukan pengikiran pada bagian lubang tersebut. Selain itu, beberapa lubang tidak
berada tepat pada titik yang telah ditandai, hal tersebut dikarenakan kurangnya skill
pada saat pengeboran sehingga melebihi batas pola. Serta perlu diperhatikan pada
saat melakukan proses pendandaan menggunakan penggores, sebaiknya hati-hati
karena alat penggores memiliki bentuk lancip dan tajam di ujung serta di pangkal.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, alat pembakaran sate yang
telah dibuat terdapat beberapa ketidaksesuaian terhadap ukuran sebenarnya. Hal ini
dikarenakan pada pengukuran awal yang kurang sesuai dengan yang semestinya
sehingga berpengaruh ke proses selanjutnya. Dapat pula disebabkan karena proses
pemotongan (cutting) ataupun pada proses melipat plat (bending) yang kurang teliti
serta hati-hati sehingga dapat melebihi atau mengurangi dari ukuran pembakaran
sate yang sebenarnya. Praktikan masih perlu banyak berlatih sehingga diharapkan
kedepannya semakin baik dalam proses pembuatan suatu produk baik benda kerja,
alat serta mesin yang berkaitan dengan alat pertanian.
BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Sheet metal working adalah proses fabrikasi atau pembuatan lembaran metal
mauapun logam yang kemudian akan dibentuk menjadi produk-produk
standar untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kantor, sekolah, rumah
sakit, bengkel kerja, alat-alat rumah tangga, alat pertanian dan lain
sebagainya;
2. Prinsip kerja dari proses cutting menggunakan mesin pemotong plat yaitu
ketika benda kerja (plat) dijepit diantara dua buah pisau pada mesin, pisau
bergerak menekan benda kerja dengan gaya dan kecepatan tertentu sampai
benda kerja mencapai batas plastis;
3. Prinsip kerja dari proses bending adalah pemberian tekanan pada sebuah plat
yang lurus agar mendapatkan lekukan yang tetap, pada bagian dalam lekukan
terjadi tegangan sedangkan pada bagian luarnya terjadi regangan;
4. Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor;
5. Kelengkapan keselamatan kerja seperti sarung tangan, masker, kacamata
perlindung dan sebagainya sangat dibutuhkan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, serta harus memperhatikan prosedur penggunaan mesin;
6. Praktikan masih perlu banyak berlatih sehingga diharapkan kedepannya
semakin baik dalam proses pembuatan suatu produk baik benda kerja, alat
serta mesin yang berkaitan dengan alat pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Asep. 2016. MK. Perbengkelan Pertanian, Materi: Sheet Metal Working.
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Abdalla. 2015. Sheet Metal Working. Terdapat pada: https://s3.amazonaws.com/


academia.edu.documents/38720331/4_Sheet_Metal_Working.pdf?AWS
AccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1509290904&
Signature=gs8DG2a5nR5hPdTUartjKS4srwM%3D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DSheet_Metal_Working.pdf
(diakses pada 28 Oktober 2017 pukul 22.46 WIB).

Ahmad, Vei. 2014. Jenis-Jenis Mata Bor dan Fungsinya. Terdapat pada:
http://news.ralali.com/jenis-jenis-mata-bor-dan-fungsinya/ (diakses pada
28 Oktober 2017 pukul 21.30 WIB).

Yadi. 2014. Sambungan Keling (Rivet). Terdapat pada: http://www.teknikmesin.


org/tag/fungsi-rivet/ (diakses pada 28 Oktober 2017 pukul 21.44 WIB).
LAMPIRAN

Gambar 16. Kotak Penyimpanan Alat


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai