PENDAHULUAN
Langkah-langkah pemotongan:
1. Benda kerja dijepit diantara dua buah pisau;
2. Pisau yang bergerak mulai menekan benda kerja dengan gaya (F) dan
kecepatam (v) tertentu sampai benda mencapai batas plastis;
3. Benda sudah melewati batas plastis sehingga tidak bisa kembali ke bentuk
semula. Pisau melakukan penetrasi ke benda kerja;
4. Benda kerja mengalami crack atau patah akibat tekanan dari pisau.
2.1.2 Bending
Bending atau melipat merupakan kegiatan pemberian tekanan pada sebuah
plat logam yang lurus agar mendapatkan lekukan yang tetap. Pada bagian dalam
lekukan terjadi tegangan sedangkan pada bagian luar terjadi regangan.
2.3 Rivet
Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana.
Penggunaan metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan
untuk penyambungan pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat
sulit disolder atau dilas. Dari metoda-metoda lain yang digunakan untuk proses
penyambungan aluminiu metoda riveting inilah yang sangat sesuai digunakan, dan
mempunyai proses pengerjaan yang mudah dilakukan. Jenis-jenis rivet dibagi
menurut bentuk kepalanya seperti berikut ini:
Mata bor ini digunakan untuk mengebor plat besi, kuningan, alumunium, dan
akrilik. Terdapat dua jenis yang tersedia di pasaran yaitu High Speed Steel (HSS)
dan HSS-Co (Cobalt). HSS-Co lebih keras dari HSS, sehingga dalam
penggunaannya lebih awet, dari segi harga tentu lebih mahal dari HSS.
2. Mata Bor Kaca
Mata bor ini digunakan untuk melubangi kaca. Bentuknya seperti tombak
sehingga mata bor ini sering disebut sebagai mata bor tombak.
3. Twist bits
Mata bor twist bits merupakan mata bor yang paling banyak digunakan. Mata
bor ini dapat digunakan pada mesin bor tangan dan mesin bor dudu, baik itu secara
horizontal maupun vertikal. Mata bor twist bits digunakan untuk membuat lubang
pada kayu, plastik dan logam. Ukuran yang tersedia yaitu 4-12 mm.
4. Masonry Bits
Mata bor masonry bits digunakan untuk membuat lubang pada tembok, beton
dan batu. Pada ujung mata bor terdapat mata pisau. Mata bor ini terbuat dari bahan
yang mempunyai karakteristik sangat keras, sebab penggunaan mata bor masonry
bits ini selain berputar namun juga memukul. Tersedia dalam ukuran 4-15 mm.
5. Spur Bits
Praktikum kali ini praktikan membahas mengenai sheet metal working. Sheet
metal working adalah proses fabrikasi atau pembuatan lembaran metal untuk
berbagai keperluan dan kegunaan. Lembaran logam maupun plat yang dihasilkan
dalam proses ini kemudian akan dibentuk menjadi produk-produk standar untuk
memenuhi kebutuhan perlengkapan kantor, sekolah, rumah sakit, bengkel kerja,
alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya. Begitupun produk-produk khusus yang
dibuat sesuai dengan pesanan. Biasanya perusahaan pemrosesan lembaran metal
atau lembaran logam juga menerima order dan mengerjakannya sesuai dengan
design dan permintaan si pemesan. Praktikan membuat alat pembakaran sate yang
menerapkan proses cutting dan bending menggunakan alat ukur yang sesuai dengan
dimensi yang telah ditentukan.
Alat pembakaran sate dibuat dengan bahan dasar berupa plat besi berukuran
(300x300) mm. Prosesnya dilakukan secara bertahap dimulai dengan pembuatan
pola pada plat besi tersebut menggunakan alat penanda yakni penggores. Dalam
proses memberi tanda dibutuhkan pula mistar serta penggaris siku agar ketika
membuat garis lurus dapat disesuaikan dengan dimensi yang ada. Setelah memberi
tanda menggunakan alat penanda, langkah selanjutnya yaitu memberi titik pada plat
tersebut untuk bagian yang akan dilubangi nantinya menggunakan mesin frais. Pada
tahap cutting plat dipotong menggunakan mesin pemotong plat. Prinsip kerja dari
mesin pemotong plat ini yaitu ketika benda kerja (plat) dijepit diantara dua buah
pisau pada mesin, pisau bergerak menekan benda kerja dengan gaya dan kecepatan
tertentu sampai benda kerja mencapai batas plastis. Sehingga ketika benda kerja
tersebut sudah mencapai plastis, benda tidak dapat kembali ke bentuk semula, plat
mengalami crack atau patah akibat tekanan dari pisau.
Tahap berikutnya adalah proses bending atau pembengkokkan menggunakan
mesin roll plat. Prinsip kerja dari proses bending adalah pemberian tekanan pada
sebuah plat yang lurus agar mendapatkan lekukan yang tetap, pada bagian dalam
lekukan terjadi tegangan sedangkan pada bagian luarnya terjadi regangan. Proses
bending terbagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe V-bending yang mempunyai jenis punch
dan bantalan yang dapat membentuk huruf V, biasanya dilakukan pada produksi
dengan skala kecil. Lalu tipe edge-bending, proses kerjanya seperti pada mesin roll
plat yang terdapat di bengkel. Mesin tipe ini biasa dilakukan pada produksi skala
besar dan memerlukan banyak biaya. Kekuatan dari hasil lipatan plat ditentukan
berdasarkan tekanan bantalan yang menghasilkan plat sesuai apa yang diinginkan.
Proses pengeboran plat dilakukan dengan menggunakan mesin frais
menggunakan mata bor 5 mm dan 10 mm. Pengeboran adalah operasi menghasilkan
lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong
berputar yang disebut bor. Pengeboran dilakukan dengan cara mengebor bagian plat
yang telah diberi tanda penitik dengan tegak lurus. Mesin bekerja dengan
memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu
mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Pengeboran dilakukan menggunakan
mesin frais sehingga proses nya lebih cepat. Namun pada saat pelaksanaanya, mata
bor berukuran 5 mm patah dikarenakan pemakaian yang terlalu sering. Pada saat
proses pengeboran, mata bor telah menyentuh bagan permukaan plat, sehingga pada
saat mesin dinyalakan mata bor langsung patah. Dapat pula disebabkan kurangnya
pemberian air pada saat pengeboran sehingga mata bor patah, akibat gesekan antar
plat dan besi baja yang menghasilkan panas.
Pada saat pengeboran maupun proses perbengkelan lainnya, harus
menggunakan kelengkapan keselamatan kerja seperti sarung tangan, masker,
kacamata perlindung dan sebagainya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, serta harus memperhatikan prosedur penggunaan mesin. Hasil dari
pengeboran pada beberapa titik tidak mengasilkan lubang yang baik, sehingga perlu
dilakukan pengikiran pada bagian lubang tersebut. Selain itu, beberapa lubang tidak
berada tepat pada titik yang telah ditandai, hal tersebut dikarenakan kurangnya skill
pada saat pengeboran sehingga melebihi batas pola. Serta perlu diperhatikan pada
saat melakukan proses pendandaan menggunakan penggores, sebaiknya hati-hati
karena alat penggores memiliki bentuk lancip dan tajam di ujung serta di pangkal.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, alat pembakaran sate yang
telah dibuat terdapat beberapa ketidaksesuaian terhadap ukuran sebenarnya. Hal ini
dikarenakan pada pengukuran awal yang kurang sesuai dengan yang semestinya
sehingga berpengaruh ke proses selanjutnya. Dapat pula disebabkan karena proses
pemotongan (cutting) ataupun pada proses melipat plat (bending) yang kurang teliti
serta hati-hati sehingga dapat melebihi atau mengurangi dari ukuran pembakaran
sate yang sebenarnya. Praktikan masih perlu banyak berlatih sehingga diharapkan
kedepannya semakin baik dalam proses pembuatan suatu produk baik benda kerja,
alat serta mesin yang berkaitan dengan alat pertanian.
BAB VI
KESIMPULAN
Yusuf, Asep. 2016. MK. Perbengkelan Pertanian, Materi: Sheet Metal Working.
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Ahmad, Vei. 2014. Jenis-Jenis Mata Bor dan Fungsinya. Terdapat pada:
http://news.ralali.com/jenis-jenis-mata-bor-dan-fungsinya/ (diakses pada
28 Oktober 2017 pukul 21.30 WIB).