UTS Kelompok 8 - Discrepancy Evaluation Model

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

MIDDLE TEST EXAMINATION

(Discrepancy Evaluation Model)

Disusun oleh Kelompok 8:

Nickita Ellena Putri I. W. (17010024054)


Rizki Firman A. (17010024070)
Hamdallah Firstya S. (17010024074)
Mega Novita Sari (17010024085)
UTS KELOMPOK 8

1. Jelaskan secara singkat tentang definisi dan prosedur model evaluasi discrepancy
model! Identifikasikan apakah model evaluasi tersebut merupakan alat untuk evaluasi
program/pendidikan/pelatihan.
Jawaban:
Model evaluasi ketidaksesuaian atau perbandingan (Discrepancy Evaluation
Model) dikembangkan pada tahun 1966 oleh Malcolm Provus untuk menyediakan dua
tujuan dalam menyediakan informasi bagi analisis program dan pengembangan
program. Sejak itu, evaluasi discrepancy telah direvisi secara berkala sebagai fungsi
dari pengalaman para praktisi. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi dirancang
untuk membantu staf program perencanaan karier dalam membuat keputusan yang
tepat dan dapat dipertahankan yang mengubah dan meningkatkan program dalam
tahap pengembangan dan operasi mereka. Oleh karena itu, model evaluasi
discrepancy ini digunakan untuk mengevaluasi suatu program.
Mengikuti pendekatan sistem umum dan menerapkan teori manajemen, model ini
mencakup metode untuk menggunakan evaluasi sebagai alat peningkatan program,
dengan kinerja pendidikan dianggap sebagai output yang dihasilkan oleh interaksi
input pendidikan (misalnya, siswa, guru, dan bahan) dengan proses pendidikan.
Model ini memasukkan lima tahap evaluasi: (1) desain program, (2) operasi program,
(3) produk sementara program, (4) produk terminal program, dan (5) analisis biaya
manfaat program.

2. Temukan secara daring 1 program/pendidikan/pelatihan yang sesuai dengan tujuan


evaluasi model perbandingan (discrepancy model). Deskripsikan dengan singkat
program/pendidikan/pelatihan tersebut! (sertakan linknya)
Jawaban:
Judul: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KARIER DISCREPANCY MODEL
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KONSELOR
Definisi:
Penelitian ini digunakan pada bidang bimbingan konseling di SMK. Penelitian
tersebut bertujuan untuk menganalisis progam bimbingan karier untuk meningkatkan
kualitas kinerja seseorang. Pada sekolah SMK peserta didiknya lebih membutuhkan
bimbingan karier. Fenomena yang menjadi fokus perhatian ialah data dari badan pusat
statistik tingkat pengangguran terbuka tahun 2016 didominasi oleh lulusan SMK yaitu
9,84%, dengan begitu pada sekolah SMK sangat membutuhkan bimbingan karier
untuk meningkatkan kinerja peserta didik yang akan dan telah lulus. Dengan
diadakanya bimbingan karier terhadap peserta didik di SMK menunjukkan bahwa
kurang tercapainya program yang diadakan oleh pemerintah, sekolah, guru, dan juga
orang tua. Maka Discrepancy model merupakan salah satu model evaluasi untuk
melihat kesenjangan antara penyelenggaraan dan realita disekolah, yang nantinya
dapat tersusun rekomendasi mengenai peningkatan penyelenggaraan bimbingan karier
sehingga peserta didik dapat mencapai cita citanya.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi evaluatif. Desain penelitian yang digunakan adalah
desain model evaluasi Discrepancy model. Adapun objek yang diteliti adalah kualitas
kinerja koselator pada bimbingan karier di SMK. Waktu penelitian telah di lihat dari
proporsi pengganguran lulusan SMK dalam kurun waktu 1996-2006. presentase
pengangguran lulusan SMK meningkat yakni dari 11,9% pada tahun 2014 naik
menjadi 19,2 % (BPS, Sakernas 1996-2016). Tingkat pengangguran terbuka tahun
2016 sebesar 5,50% menurut data dari Badan Pusat Statistik didonimasi oleh lulusan
SMK yaitu sebanyak 9,84%. Dengan adanya data subyek maka dapat dilakukan
pencarian informasi dengan menggunakan Metode pengumpulan data yaitu melalui
penyebaran angket dan tringulasi (wawancara, observasi, dan dokumentasi). Teknik
analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam mengevaluasi program bimbingan
karier dalam meningkatan kualitas kinerja konselator yaitu Teknik Analisis
Deskriptif Kuantitatif yang mengacu berdasarkan 5 tahapan yaitu Design,
Installation, Process, Product, Cost benefit analysys.

Sumber : http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk

3. Buatlah rancangan penerapan model evaluasi discrepancy. Jelaskan prosedur


pelaksanaan dan teknik pengumpulan data data menurut model evaluasi discrepancy
untuk mengevaluasi program.
a. Rancangan Program

DEM

Penetapan
Penyususnan Pengukuran
Desain Program
Kelengkapan Proses Tujuan
Perbandingan
Program

Mengadakan Mengadak
1. Merumuskan Tujuan 1.Menghentikan
1. Meninjau Kembali evaluasi an analisis
Program Program
penetapan standart tujuan data dan
2. Menyiapkan murid, 2.Mengganti atau
2. Meninjau program manakah menetapka
staf, dan kelengekapan merevisi
yang sedang berjalan yang sudah n tingkat
lain 3.Meneruskan
3. Meneliti dicapai. Atau output
3. Merumuskan standart tahap 4.Memodifikasi
kesenjangan antara yang
dalam bentuk rumusan “mengumpulk Tujuannya.
yang direncanakan diperoleh.
yang menunjuk pada dengan yang sudah an data dari
suatu yang dapat dicapai
diukur, biasa didalam
langkah ini evaluator
berkonsultasi dengan
pengembangan program
b. Prosedur Program
1) Tahap Penyusunan Desain
Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Merumuskan tujuan program
b) Menyiapkan siswa, staf dan kelengkapan lain
c) Merumuskan standar dalam bentuk rumusan yang menunjuk pada suatu yang
dapat diukur, biasanya di dalam langkah ini evaluator berkonsultasi dengan
bagian pengembangan program (program developer). Standar yang dimaksud
adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan dengan menunjuk
pada hasil yang efektif.
2) Tahap Penetapan Kelengkapan Program
Tahap ini hendak melihat apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan
yang diperlukan atau belum. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan:
a) Meninjau kembali penetapan standar
b) Meninjau program yang sedang berjalan
c) Meneliti kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai.
3) Tahap Proses (Process)
Dalam tahap ketiga dari evaluasi kesenjangan ini adalah mengadakan evaluasi,
tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai. Tahap ini juga disebut tahap
“mengumpulkan data dari pelaksanaan program”.
4) Tahap Pengukuran Tujuan (Product)
Yakni tahap mengadakan analisis data dan menetapkan tingkat output yang
diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam tahap ini adalah, “apakah program sudah
mencapai tujuan terminalnya?”
5) Tahap Pembandingan (Program Comparison)
Yaitu tahap membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam tahap ini evaluator menuliskan semua penemuan kesenjangan
atau ketidaksesuaian, untuk disajikan kepada para pengambil keputusan, agar
mereka dapat memutuskan kelanjutan dari program tersebut. Kemungkinan yang
dapat dilakukan oleh para pengambil keputusan adalah:
a) Menghentikan program
b) Mengganti atau merevisi program
c) Meneruskan program
d) Memodifikasi tujuan dari program Kunci dari evaluasi discrepancy atau
model Provus ini adalah dalam hal membandingkan penampilan dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Dan yang dimaksud dengan penampilan adalah
sumber, prosedur, manajemen dan hasil nyata yang tampak ketika program
dilaksanakan.
c. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Studi Dokumen

Anda mungkin juga menyukai