Latar Belakang
Selama ini pula semua orang pasti mengerti tentang apa itu nyamuk,
nyamuk adalah salah satu jenis serangga yang sering menimbulkan masalah
kesehatan. Hidup manusia dan nyamuk hidup secara berdampingan bahkan
hampir nyaris tanpa batas, meski pun dilakukan nya pembasmian nyamuk secara
kimiawi namun jumlah nyamuk dikatakan dapat lebih banyak dari manusia.
Meski jumlah nyamuk yang yang dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada
jumlah manusia yang meninggal karena nyamuk, seolah hidup manusia dan
nyamuk adalah hidup yang selalu berdampingan dalam seluruh kegiatan manusia
itu sendiri.
Salah satu contoh yang dapat ditimbulkan dari nyamuk adalah yang
sering kita kenal dengan DBD dalam bahasa medis nya adalah Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF). Melalaui gigitan nyamuk itu sendiri maka aka adanya
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
Albopictus, yang mana nantinya dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah
kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga menyebabkan perdarahan.
Dapat kita ketahui bahwa dapat kita temui kasus ini di daerah tropis
seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali dari tempat tempat ketinggian lebih dari 1000 meter diatas
permukaan laut.
Menurut penelitian The United state of environment protection agency
(USEPA) mengemukakan bahwa dampak resiko pada manusia dan lingkungan
sangat kecil jika mengikuti petunjuk arah yang tertera pada label nya. Walaupun
dengan demikian penggunaan insektisida rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan dan sikap seseorang bukan karna tingkat ekonomi, pendidikan atau
lingkungan tempat tinggalnya.
Pada Hasil Penelitian yang dilakukan oleh DINKES Sumatra Barat tahun
2016, melaporkan bahwa kota Padang merupakan kota teringgi untukangka
kejadian BDB. Dari 11 kecamatan di kota Padang ditemukan daerah tertinggi
terserang DBD adalah daerah Kuranji dengan angka kejadian 168 kasus di tahun
2015 hingga 2016. Hingga saat ini pencegahan demam berdarah telah banyak
dilakukan mulai dari pemberaantasan jentik nyamuk (Larvasidasi), dan
penggunaaan obat nyamuk (termasuk Insektisida).
Seiring berkembang nya Zaman era modern saat ini, masyarakat terutama
lebih sering menggunakan obat nyamuk bakar dan obat nyamuk dalam bentuk
cairan, dan oles sebagai antisipasi terhadap gigitan nyamuk tersebut. Hal ini pun
telah banyak memicu keluarnya merk dagang yang sering beredar di pasaran yang
kita ketahui seperti merk obat nyamuk baygon dalam bentuk semprot atau pun
bakar, serta sofel dalam bentuk oles serta obat nyamuk yang elektrik dengan nama
merk dagang yang tak kalah saing dengan merk yang telah lama beredar di
pasaran sebelumnya. Obat nyamuk tersebut mengandung senyawa kimia yang
beragam yang memang memiliki efek ampuh dalam mengusir atau membasmi
jangkitan nyamuk. Selain itu penggunaan nya juga praktis dan harga nya
sangatlah mudah terjangkau di pasaran yang kini banyak beredar dengan nama
merk dagang yang bermacam-macam.
Namun, pada sisi negative yang telah diketahui dalam penggunaan obat
nyamuk yang berbahan kimia bahwa dapat memiliki efek gangguan kesehatan,
terutama pada umum nya pada daerah pernapasan. Sampai saat ini masih banyak
masyarakat yang tidak mengetahui bahwa pembasmi nyamuk yang mereka pakai
berbahan insektisida yang nantinya dapat merusak kesehatan bagi si pemakai
dalam jangka waktu yang lama dan berlebihan.
Dengan demikian, obat nyamuk yang berbahan kimia ini mengandung zat
aktif, seperti propoxur dapat menyebabkan kerusakan saraf pusat jika terjadi
akumulasi dalam tubuh dengan waktu yang cukup lama. Selanjutnya pada
transfultrin, d-alletrin, pemetrin dan sipermetrin dari golongan pyrethoid yang
menimbulkan reaksi alergi pada seseorang.
Dalam hal lain ada juga istilah DEET yang biasanya ada terkandung dalam
obat nyamuk oles biasa, yang nantinya dapat menimbulkan korosif pada kulit.
Selain itu, penggunaan obat nyamuk semprot yang merupakan salah satu produk
aerosol yang dapat merusak lingkungan sehingga dapat menipis nya lapisan ozon.
Jika terhirup asap yang ditimbulkan obat nyamuk bakar dari asap yang
dihasilkan maka, dengan begitu dapat menimbulkan gangguan pernapasan, yang
berawal dari gejala mual, muntah, dan pusing, serta bagian tenggorokan mulai
terasa kering, secara perlahan kita telah meghirup residu yang terkandung
didalamnya.
Berdasarkan masalah- masalah yang timbul diatas maka diperlukan suatu
gerakan yang menunjang inovasi kreatif dalam pembasmian nyamuk yang
dilakukan dalam bentuk pengabdian masyarakat. Adapun program yang telah
diketahui seperti program GEGANA (Gerakan Anti Nyamuk Alternatif) yaitu
dimana suatu gerakan ini berupa edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan
obat nyamuk tersebut, dengan cara alternative yang telah diajukan dalam program
GEGANA (Gerakan Anti Nyamuk Alternatif).
1.6. Manfaat
1.7. Luaran