NURLIANA SARI
NIM.1714401028
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan aktivitas. pada tingkat yang optimal pemenuhan
kebutuhan istirahat sangat penting terutama bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat
memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat tersebut cukup, maka jumlah
energy yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan /
aktivitas sehari hari terpenuhi.
Aktivitas dan istirahat merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis, atau
kebutuhan paling dasar atau paling bawah dari piramida kebutuhan dasar manusia. (Kozier,
2010). Apabila tidak terpenuhinya kebutuhan istirahat, maka dapat menimbulkan penurunan
kemampuan konsentrasi, membuat keputusan serta berpartisipasi dalam melakukan aktivitas
sehari hari (Perry and Potter, 2009)
Berdasarkan penyakit yang ada di dalam ruang bedah syaraf, penyakit yang paling
dominan adalah penyakit stroke dan sekitar 98% mengalami gangguan kebutuhan aktifitas
istirahat, maka dari itu penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah yang terkait
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat pada pasien stroke di ruang syaraf RSUD
Sukadana Kabupaten Lampung Timur
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Bagi mahasiswa
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai informasi dan menjadi bahan untuk
inspirasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas istirahat
b. Bagi institusi
Sebagai tolak ukur dan acuan bagi institusi untuk meningkatkan kualitas dalam
memberikan ilmu dan wawasan kepada mahasiswa serta sebagai sumber informasi
serta pedoman dalam mengatasi pasien dengan gangguan aktivitas istirahat.
2. Manfaat praktis
a. Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terutama pada klien dengan gangguan kebutuhan aktivitas.
b. Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan asuhan
keperawatan bagi pasien khususnya dengan gangguan kebutuhan aktivitas
c. Manfaat praktis bagi instansi akademik Yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan dengan gangguan kebutuhan aktivitas
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang gangguan kebutuhan aktivitas dan
istirahat di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur tahun 2020. Laporan tugas akhir
ini hanya berfokus pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas di RSUD Sukadana
Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2020. Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal
26 februari 2020 sampai 28 februari 2020. Asuhan keperawatan dilaksanakan dengan
menggunaan pendekatan proses keperawatan, meliputi pengakajian, perumusan diagnose
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan atau
keaktifan titik Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun nonfisik merupakan suatu aktivitas.
Aktivitas adalah kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah, berirama dan
terarah di lingkungan adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Individu
harus beraktivitas dan bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk memenuhi
kebutuhan dasar mereka (Kozier, 2010)
Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional dan bebas dari
ansietas. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas. Pada
kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas tertentu
seperti jalan jalan di udara segar. (Kozier, 2010)
Perawat mengkaji gaya berjalan sant klien berjalan menuju kamar atau
minta klien untuk berjalan sejauh 10 kaki di sepanjang lorong dan amati
keadaan berikut:
3. Intervensi
Menurut SIKI, (2018) Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Intervensi keperawatan
aktivitas menggunakan pendekatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia). Sedangkan buku SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
diguanakan penulis untuk merumuskan tujuan dan kriteria hasil asuhan
keperawatan.
Adapan Tujuan dan Kriteria hasil serta intervensi dari gangguan kebutuhan
aktivitas menurut SLKI, (2018) dan SIKI, (2018) adalah:
Tabel 1.
Intervensi keperawatan gangguan
mobilitas fisik
Tabel 2.
Intervensi keperawatan
Tabel 3
Intervensi keperawatan
Intoleransi Aktivitas
Tabel 4.
Intervensi keperawatan
Keletihan
Tabel 5.
Intervensi keperawatan
Tabel 6.
Intervensi keperawatan
4. Implementasi
Menurut Kozier, (2011) Implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi NIC,
implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan
tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (atau
program keperawatan).
5. Evaluasi
Menurut Kozier, (2011) evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan,
berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan profesional kesehatan menentukan:
Pada penulisan laporan tugas akhir ini penulis fokus pada asuhan keperawatan
gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Kondisi klinis terkait yang muncul pada masalah
keperawatan ganggun kebutuhan dan aktivitas menurut SDKI, 2016 adalah :
1. Stroke
2. Cedera medulla spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Ostemalasia
6. Nyeri/kolik
7. Kondisi pasca operasi
8. Kanker
9. Sleep apnea
10. Anemia
11. Gagal jantung kongestif
12. Penyakit jantung koroner
13. Penyakit katup jantung
14. Aritmia
15. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
16. Gangguan metabolic
17. Gangguan musculoskeletal
BAB III
METODE
Pada laporan tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang
berfokus pada asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas istirahat
Subyek asuhan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang berfokus pada masalah
gangguan kebutuhan aktivitas istirahat di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur
yang meliputi:
Menurut Nursalam (2009), pengumpulan data secara umum merupakan hal yang
mutlak dilakukan perawat dalam melakukan pengkajian keperawatan.
Pengumpulan data dapat dilihat dari tipe dan karakteristik data.
Ada dua tipe data pada pengkajian yaitu data subjektif dan data obiektif
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut tidak dapat
ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau
komunikasi
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat .
Data ini diperoleh melalui kepekaan perawat. selama melakukan pemeriksaan
fisik melalui 2S (right, smelly dan HT (hearing, touchltaste), Yang termasuk
data objektif adalah frekuensi pernapasan, rekanan darah, adanya edema, dan
berat badan.
(b). Pola koping yang pernah digunakan dan yang saat ini digunakan.
(f). Hal-hal yang dapat menjadi dorongan atau kekuatan bagi klien
Karakteristik Data
1) Lengkap
Misalnya klien menolak untuk makan dan hal ini sudah terjadi selama
dua hari, Perawat harus mengkaji lebihi dalam mengenai masalah klien
tersebut dengan menanyakan apakah klien memang sengaja tidak makan
atau apakah klien sedang tidak menmpunyai nafsu makan. Selain itu,
perhatikan dan kaji lebih dalam apakah klien mengalami perubahan pola
makan atau apakah klien mengalami hal-hal yang patologis, setelah itu,
amati respons klien tersebut.
3) Relevan ,
Digunakan untuk menggali masalah atau data dasar yang lengkap dan
akurat agar dapat membantu memfokuskan perhatian selama pemeriksaan fisik
pada sistem tubuh atau gejala tertentu. Penting bagi perawat melakukan
pertanyaan- pertanyaan yang mengarah pada permasalahan yang paling aktual
dikeluhkan klien.
c) Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : Amati dengan cermat penampilan pasien, perilaku, dan gerakan
seperti ekspresi wajah, suasana hati, perawakan dan kondisi tubuh, kondisi
kulit misalnya petekia atau ekimosis, gerakan mata, warna faring, simetri
toraks, ketinggian denyut vena jugularis, kontur abdomen, edema ekstremitas
bawah, dan ayunan langkah.
2) Palpasi : Tekanan taktil dari jari tangan atau bantalan jari tangan untuk
menilai bagian-bagian elevasi kulit, depresi, kehangatan, atau nyeri tekan,
kelenjar limfe, pulsasi, kontur dan ukuran organ dan massa, dan krepitus
sendi.
3) Perkusi : Gunakan jari pengetuk (plexor finger), biasanya jari ketign untuk
memberikan ketukan atau pukulan cepat teri pleximeter, biasanya jari ketiga
distal tangan kiri ya diletakkan di atas permukaan dada atau abdomen, untuk
memicu gelombang suara misalnya sonor atau redup jaringan atau organ di
bawahnya. Gelombang suara ini juga menghasilkan getaran taktil terhadap jari
pleximeter.
4) Auskultasi : Gunakan bagian diafragma dan bel pada stetoskop untuk Perkusi
mendeteksi karakteristik bunyi jantung, paru, dan intestinal, termasuk lokasi,
waktu, durasi, nada, dan intensitas. Untuk jantung, ini mencakup bunyi dari
penutupan keempat katup dan aliran ke dalam ventrikel serta murmur (bising
jantung). Auskultasi juga memungkinkan kita mendeteksi bruit atau turbulensi
di atas pembuluh arteri. ( Lynn S. Bickley, 2017)
E. Penyajian Data
1. Narasi, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengkajian disajikan dalam bentuk
uraian, Untuk data yang disajikan dalarn bentuk narasi adalah data pengkajian dan
diagnosis keperawatan.
2. Tabel, digunakan untuk menjelaskan hasil yang menggunakan angka- angka atau
kalimat agar lebih mudah dipahami. Adapun data yang disajikan dalam bentuk tabel
antara lain: analisa data. intervensi. implementasi, dan evaluasi.
Etika yang digunakan penulis dalam membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan
fokus tindakan keperawatan ini adalah prinsip etika keperawatan dalam memberikan
layanan keperawatan kepada individu, kelompok / keluarga dan masyarakat, yaitu:
Prinsip ini menuntut penulis untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Penulis menggunakan prinsip ini sebagai perawat
untuk memberikan tindakan dalam asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat hekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Penulis akan menuliskan hasil didalam dokumentasi
asuhan keperawatan sesuai dengan. hukum dan standart praktik keperawatan.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Penulis akan sangat memperhatikan kondisi lansia agar tidak menimbulkan bahaya atau
cidera fisik pada saat dilakukan tindakan keperawatan
5. Veracity (Kejajuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat nam harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Penulis akan menggunakan kebenaran yang merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. lansia memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan inforniasi yang
ia ingin tahu dari penulis
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Penulis akan menjaga informasi tentang lansia Dokumentasi tentang keadaan kesehatan
lansia hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan lansia.
Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Penulis menggunakan prinsip
ini untuk memberikan jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan yang
telah diberikan oleh penulis kepada pasien.
LAMPIRAN SOP
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur Anjurkan
menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
2. Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja) Ajarkan
relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Intoleransi Aktivitas
Keletihan
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, S Lynn. 2017. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Edisi 11. Jakarta :
EGC
Kozier, Erb, Berman & Synder. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik (7 ed., Vol.2). Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi
4 Volume 1. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
A. Biodata
Nama :Ny. W
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Petani
No RM :160969
B. Riwayat Kesehatan
Pasien masuk melalui IGD, masuk ke ruangan pada tanggal : 25 Februari 2020 pukul 23.00
WIB, diantar oleh keluarga, masuk dengan menggunakan brangkar, kesadaran apatis,
GCS (13) : E 4, M 5, V 4 .
TD : 160/100 MmHg, N :87x/menit, RR : 23x/menit, S : 37ºC
6 Status mental B 15
a. Sadar penuh / komposmentis
b. Kesadaran menurun
Jumlah score 60
1. Keluhan Utama
Kelemahan fisik
Masuk ke ruangan pada tanggal 25 Februari2020, pukul 23.00 WIB. Diantar oleh
keluarganya, masuk dengan menggunakan brangkar, pasien datang dengan keluhan susah
menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri dengan kesadaran apatis. GCS E : 4, M :5,
V : 4. Tanda tanda vital saat masuk TD : 160/100 mmHg, Nadi : 87x/menit, RR :
23x/menit, S : 37ºC
pasien mengatakan menderita hipertensi sejak umur 28Tahun. Pada tahun 2019 bulan
September pasien masuk puskesmas dengan keluhan yang sama yaitu kelemahan tangan
dan kaki sebelah kiri.
5. Genogram
f) Obat, jamu, herbal atau terapi lain yang dijalani sebelum masuk RS
pasien tidak meminum obat / jamu/ herbal atau terapi lain untuk menyembuhkan
penyakitnya.
(Minum)
Keluarga mengatakan pasien minum 2
sampai 2 ½ gelas sehari,
jenis minuman : air putih
Eliminasi Pasien mengatakan Frekuensi buang Pasien mengatakan buang air kecil
air kecil dalam 24 jam : ±3x /hari, menggunakan pampers karena sulit
warna kuning jernih dan bau untuk ke kamar mandi. Dalam 24 jam
normal. Sedangkan, untuk frekuensi mengganti pampers 2 kali dalam sehari
buang air besar dalam satu hari 1 dengan keadaan sudah penuh, biasanya
kali dengan konsistensi sedikit pampers penuh dengan 2 sampai 3 kali
lembek, buang air kecil.
Pasien bab 1 kali dalam sehari dengan
konsistensi lembek
Istirahat Pasien mengatakan ketika dirumah Pasien mengatakan selama di RS
dan Tidur istirahat tidur 6 jam pada malam istirahat tidur ±8 jam sehari, 6 jam
hari, siang hari jarang sekali tidur. tidur malam, tidur siang ±2 jam
Pola Pasien mengatakan ketika berada pasien mengatakan sejak dirawat
Aktivitas dirumah tidak melakukan aktivitas dirumah sakit aktivitasnya terbatas
Fisik yang terlalu berat. karena lemas ,tangan dan kaki sebelah
Pasien sehari hari hanya bekerja kiri susah untuk digerakkan.
sebagai petani, pasien mengatakan Keluarga mengatakan aktivitas pasien
bisa melakukan aktivitasnya secara dibantu seperti makan, minum, mandi
mandiri, seperti mandi, makan, dll. dll
Personal Pasien mengatakan ketika dirumah Pasien mengatakan ketika di rumah
Hygiene mandi 2x sehari, menggosok gigi 2 sakit klien dibantu oleh keluarga
kali sehari dan mampu melakukan dengan di lap tubuhnya dengan
secara mandiri menggunakan air hangat/ dingin.
Pengkajian psikososial
Status emosi Pasien tampak tenang, terkadang mengeluh lemas dan mual
Persepsi Kognitif a) Gambaran tentang indera khusus
penurunan tajam penglihatan, penurunan tajam penciuman,
pasien tidak menggunakan alat bantu dengar
b) Kognitif
Tingkat pendidikan terkhir SMA, pasien mampu mengingat
jangka pendek, mampu mengingat jangka panjang
b) Pola hubungan
Hubungan dengan keluarga baik, hubungan dengan masyaraat ,
pekerjaan, petugas kesehatan baik.
Keyakinan – Nilai Pasien bersuku jawa, menurut pasien hidup itu untuk beribadah,
menurut pasien pendekatan agama itu penting dalam
penyembuhan penyakitnya.
E. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Keasadaran apatis
3. TD :160/100 MmHg, N : 87x/m, RR : 23x/m, S : 37ºC
4. Head To Toe
a. Kepala : Bentuk kepala simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada tumor ,
rambut kepala berwarna putih, tidak ada nyeri tekan
b. Mata : Simetris, seklera ikterik, konjungtiva ananemis
c. Wajah : Bentuk wajah tidak simetris, sedikit mengot ke kiri, tampak keriput
d. Hidung : Bentuk pesek, tidak ada polip, tidak terdapat secret, fungsi
penciuman baik
e. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat bantu
dengar, fungsi pendengaran kurang baik
f. Mulut : Bibir kering, tidak ada pendarahan pada gusi dan lidah, bibir sedikit
mengot ke kiri
g. Leher : Tidak ada penonjolan vena jugularis
h. Dada thoraks :
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka, tidak ada
retraksi dinding dada, tidak tampak penggunaan otot bantu pernafasan, tidak
tampak iktus cordis,
Auskultasi : tidak terdengar bunyi suara nafas tembahan, bunyi nafas vesikuler,
tidak ada bunyi jantung tambahan
i. Abdomen :
Perkusi : timpani
5 3
5 3
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
G. Terapi medis
Nama obat Dosis Cara Waktu pemberian Indikasi
pemberia
n
Omz 40 mg Inj 2x1 Ulkus duodenum,
ulkusgaster, reflux
disease, ulkus
peptikum
H. Analisa data
no Data Diagnose
1 Ds :
a. pasien mengatakan lemas
pada kaki dan tangan bagian Gangguan mobilitasi fisik b.d gangguan
kiri neuromuscular
b. Pasien mengatakan aktifitas
dibantu
Do :
kekuatan otot
5 3
5 3
ADL pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
2 Ds : pasien mengatakan belum
terlalu mengetahui tentang penyakit
stroke Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar
informasi
Do :
pasien hanya tau bahwa
stroke itu disebabkan karena
tekanan darah tinggi
I. Diagnose keperawatan
1. Gangguan mobilitasi fisik b.d gangguan neuromuscular
2. Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
3. Gangguan menelan b.d gangguan saraf kranialis
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Intervensi
P : Lanjutan intervensi
Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
Jadwalan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepaatan
Berikan kesempatan
untuk bertanya
Jelaskan factor resiko
yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dpat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
27−02−202 Gangguan Observasi DS : Pasien mengatakan
0 menelan a. Identifikasi diet yang dianjurkan masih sulit menelan makanan
10.25 b. Monitor kemampuan
Terapeutik Pasien mengatakan masih
10.28 c. Ciptakan lingkungan yang sulit mengunyah makanan
menyanangkan selama makan
d. Atur posisi yang nyaman untuk makan Pasien mengataan sudah
10.35 dan minum tidak mual lagi ketika
e. Lakukan oral hygiene sebelum makan, makanan.
10.37 jika perlu
f. Sediakan sedotan untuk minum , DO :
sesuai kebutuhan Makanan tertinggal di
g. Siapkan makana dengan suhu yang rongga mulut
meningkatkan nafsu makan Pasien menghabiskan
h. Berikan bantuan saat makan dan makanannya ¼ porsi dari
10.45 minum yang disediakan
Kolaborasi Reflek menelan belum
i. Kolaborasi pemberian obat meningat
10.55 Kemampuan mengunyah
belum meningkat
A : Gangguan menelan
11.15 P : Lanjutan intervensi
Identifikasi diet yang
dianjurkan
Monitor kemampuan
11. 40 Ciptakan lingkungan
yang menyanangkan
selama makan
Atur posisi yang
nyaman untuk makan
dan minum
Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
Sediakan sedotan
untuk minum , sesuai
kebutuhan
Siapkan makana
dengan suhu yang
meningkatkan nafsu
makan
Berikan bantuan saat
makan dan minum
Kolaborasi pemberian
obat (mis: analgesic,
antiemetic)
Waktu Diagnose Implementasi keperawatan Paraf Evaluasi Paraf
keperawatan
28−02−202 Gangguan Observasi DS :
0 mobilitas fisik pasien mengatakan
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
lemas pada kaki dan
08.10 fisik lainnya tangan bagian kiri, tetapi
tangan bagian kiri sudah
b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
tidak terlalu berat untuk
08.15 pergerakan digerakkan
c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan Pasien mengatakan
aktifitas dibantu
08.20 darah sebelum memulai mobilisasi
d. Monitor kondisi umum selama DO :
Pergerakan ekstermitas
08.28 melakukan mobilisasi meningkat
Terapeutik Kekuatan otot meningkat
e. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan pada tangan bagian kiri
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengumpulan data dapat dibuat kesimpulan secara umum sebagai
berikut:
1. Pengkajian terhadap penyakit stroke yang di dapat pada Ny. W yaitu keluhan utama
datang mual, mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kiri, tiba mengalami
penurunan kesadaran, Riwayat penyakit dahulu memiliki riwayat penyakit hipertensi
pernah di rawat di rumah sakit dengan penyakit stroke sekitar 5 bulan yang lalu. Riwayat
penyakit keluarga memiliki keturunan hipertensi. Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 87
x/menit, pernapasan 23 x/menit, suhu 37ºC.
2. Diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas pada asuhan keperawatan ini pada Ny.
W yaitu Gangguan Mobilitas Fisik b.d gangguan neuro muskular.
3. Intervensi keperawatan telah dilakukan secara komprehensif dengan memfokuskan
pada satu masalah keperawatan. Intervensi yang dilakukan yaitu identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya, identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan, monitor
frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi, monitor kondisi umum
selama melakukan mobilisasi, fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar
tempat tidur), fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu, libatkan keiuarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan, jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi, anjurkan melakukan mobilisasi dini
4. Implementasi dilakukan pada Ny. W 26, 27, 28 Februari 2020 telah dilakukan
implementasi keperawatan vang berfokus pada satu masalah keperawatan yaitu gangguan
mobilitas fisik yang berlangsung 3 hari. Implementasi yang dilakukan yaitu
mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan, memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi, memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi,memfasilitasi
aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur), memfasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu, melibatkan keiuarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan,menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi, menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
0
5. Evaluasi keperawatan dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan secara
komprehensif. Evaluasi akhir yang di dapat pada Ny. W pada tanggal 26 Februari 2020
yaitu pasien mengatakan lemas pada kaki dan tangan bagian kiri, Pasien mengatakan
aktifitas dibantu keluarga dan perawat, Tanda Tanda Vital TD: 160/90 mmHg, N :
84x/menit, RR : 24x/menit, S :36,4 ºC, ADL pasien dibantu oleh keluarga dan perawat,
Gangguan mobilitas fisik belum teratasi, intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan
sesuai dengan shif identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, identifikasi
toleransi fisik melakukan pergerakan, monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi, monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi,
fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur), fasilitasi
melakukan pergerakan, jika perlu, libatkan keiuarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan, jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi, anjurkan melakukan
mobilisasi dini
B. Saran
Beberapa rekomendasi dari hasil pengumpulan data inidi uraikan sebagai berikut:
Rumah Sakit Umum Daerah Sukadana Kabupaten Lampung Timur. khususnya ruang
penyakit bedah syaraf dapat meningkatkan kepuasan dengan memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif, mulai dari pengkajian yang di lakukan secara tepat agar
tidak hanya masalah terkait sistem persyarafan saja yang dapat teratasi, pamun masalah
keperawatan lain di luar sistem persyarafan harus di tangani dengan tepat. Kemudian
perawat di ruang penyakit bedah syaraf juga dapat lebih meningkatkan komunikasi
terapeutik, serta melibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan.
1
3. Bagi penulis selanjutnya
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kretifitas dalam asuhan keperawatan pada pasien stroke dengan gangguan
kebutuhan aktifitas dan istirahat di ruang penyakit bedah syaraf RSUD Sukadana
Kabupaten Lampung Timur