Anda di halaman 1dari 19

ILMU KEPERAWATAN DASAR 1

SENIN, 21 OKTOBER 2013

APLIKASI BIOMEKANIKA FISIKA

APLIKASI BIOMEKANIKA

NAMA:SYAHRUDDIN

NIM:13 1101 156


PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2013/2014

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat dan
petunjuk Nya lah, penyusunan Tugas Makalah Sains Fisika (Bio Termik ) ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan tentang kalor,Asas black,Metabolisme,kalor jenis dan kapiler
kalor.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Dan apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan yang tidak berkenan di hati pembaca,kami selaku penulis mengharapkan saran dan diaannya
untuk memaafkan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................

a. Mekanika Tubuh............................................................

b. Posisi Tubuh...................................................................

c. Traksi...............................................................................

d. Kesegarisan Tubuh.........................................................
1.Mekanika Tubuh

A. Pengertian

Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem syaraf
dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry, 2005).

B. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :

Body Alignment (Postur Tubuh)

Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.

Balance / Keseimbangan

Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.

Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)

Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

C. Prinsip body mekanik

Gravity

Balance (Keseimbangan)
Weight (berat)

D. Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik

Walking / berjalan

Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support

Squating / jongkok

Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat obyek
yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.

Pulling / menarik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya ketinggian, letak benda,
posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak
tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan
tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.

Pivoting / berputar

Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghindari terjadinya resiko
keseleo tulang

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :

Status kesehatan

Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga aktivitasnya
menjadi terganggu.

Nutrisi

Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi energi yang
digunakan untuk mobilisasi.

Emosi

Situasi dan kebiasaan

Gaya hidup

Pengetahuan
F. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:

1. Tulang

Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk membentuk rangka
dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat menyimpan mineral kususnya kalsium dan
fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam
membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.

2. Otot dan tendo

Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai
keinginan. Otot memiliki origo dan insersinya tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon,
yaitu suatu jaringan ikat yang melekat sangat kuat pada tempat insersinya tulang.

3. Ligamen

Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen pada lutut merupakan
penjaga stabilitas.

4. Sistem syaraf

Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi (percabangan dari syaraf
pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti
kerusakan tulang belakang akan menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi
menyebabkan terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan menyebabkan
drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan.

5. Sendi

Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.

G. Konsekuensi body mekanik yang buruk

Jatuh

Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat
yang bekerja di rumah sakit yaitu :

Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)

Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)

Memindahkan bed (27%)

Mengangkat pasien keatas brankat(22%)

A. Macam-macam bodi mekanik

1. Body alignment

a. Membantu pasien berdiri

Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan berdiri.

b. Membantu pasien duduk

Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.

Tujuan:Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.

c. Mengatur berbagai posisi klien

2. Posisi tubuh

1) Posisi fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuannya untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien,
Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan & KV pernafasan pasien.

Fowler : 45 – 90o dan Semi fowler : 15 – 45o

2) Posisi dorsal recumbent

Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan
berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya
untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan

3) Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki

Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak

4) Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari kepala.

Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.

5) Posisi pronasi/ tengkurap

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua
lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya :

Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.


Membantu drainase dari mulut.

6) Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian
atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan kepala menoleh kesamping.

Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik untuk posisi tidur &
istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum

7) Posisi supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan
menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tiga inci di bawah
kepala tempat tidur.

Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat pemberian
posisi pronasi yg tidak tepat.

8) Posisi Sim’s

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.

Tujuan posisi ini :

untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).

Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar

Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien paralisis

Memudahkan pemeriksaan perineal

Untuk tindakan pemberian enema

9) Posisi Genu pectoral/knee chest position


posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas TT

Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid

10) Posisi Litotomi

posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut

Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat kontrasepsi

11) Posisi Orthopneik

posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang menyilang diatas TT (90o)

Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada maksimum, membantu
klien yg mengalami inhalasi

2. Ambulasi

1. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda

1). Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi

Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi

2). Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda

Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda

2. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya

1) Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara diangkat.

2) Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy move

3). Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop Stretcher

3. Membantu klien berjalan


Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot

4. Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)

Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan mobilisasi.

Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.

Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya kemampuan
mobilisasi klien.

Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan bodi mekanik

Pengkajian

Untuk melakukan pengkajian body mekanik dan alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada
saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara
lain :

Posisi berdiri

Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi
berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar,
apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada
gangguan pada otot dan tulang pasien.

Posisi duduk

Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat
posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki
lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau
pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)

Posisi berbaring

Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur,
kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada .
apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta
adanya kelemahan.

Cara berjalan

Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta
berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :

1) Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.

2) Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.


3) Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik

4) Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan

5) Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per
menit.

Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovasculer

Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot

Perencanaan Keperawatan

Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan tulang

Definisi: perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi berlangsung < 6 bulan.

Tujuan:

1) Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.

2) Klien dapat mendeskripsikan bagaimana mengontrol nyeri

3) Klien mengatakan kebutuhan istirahat dapat terpenuhi

4) Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri

Intervensi:

1) Identifikasi nyeri yang dirasakan klien (P, Q, R, S, T)

2) Eksplor faktor-faktor penyebab nyeri

3) Kaji pengalaman klien masa lalu dalam mengatasi nyeri.

4) Pantau tanda-tanda vital.

5) Berikan tindakan kenyamanan.

6) Ajarkan teknik non farmakologik (relaksasi, fantasi, dll) untuk menurunkan nyeri.

7) Jelaskan prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan mengurangi nyeri


8) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian: analgetik sesuai indikasi

Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler.

Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan
terarah

Tujuan:

1) Aktivitas fisik meningkat

2) ROM normal

3) Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dalam bergerak.

4) Klien bisa melakukan aktivitas.

Intervensi:

1) Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.

2) Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi.

3) pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan.

4) Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadual; keteraturan, latih ROM pasif dan aktif

5) Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi.

6) Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.

7) Fasilitasi penggunaan alat Bantu.

8) Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif

9) Kolaborasi dengan fisioterapi

Pelaksanaan (cheklist terlampir)

Bodi alignment

Membantu klien dengan masalah berdiri dan duduk

Mengatur berbagai posisi klien

Papan sandaran

Ambulasi

Memindahkan klien dari tempat tidur ke (TT) ke kursi/ kursi roda/ brankar dan sebaliknya
Membantu klien berjalan

Membantu klien dengan alat bantu jalan

Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan postur tubuh
adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan
aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.

Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi system moskuloskeletal, spt
kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan.

Macam2 abnormal:

a. Tortikolis

Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.

Penyebab: kondisi congenital.

Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan.

b. Kifosis

Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.

Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.

Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur,
memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).

c. Kifolordosis

Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.

Penyebab: kondisi congenital.

Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan
penyebab.

d. Skoliosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.

Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama

Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).

e. Kifoskoliosis

Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.

Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.

Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).

f. Dysplasia Pnggung Kongenital

Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur
adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan
assetatbulum).

Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).

Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan
ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.

g. Knock-knee (genu varum)

diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan.

Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.

Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.

h. Lordosis

adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.

Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.

Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.

Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab

3. TRAKSI
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau
spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.

Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh., tungkai, pelvis atau tulang
belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan disebut dengan
countertraksi.

Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir menggunakan traksi
manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah menjadi sebuah ketetapan dalam
management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi
praktek yang sering. Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan
kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi :

(1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau

(2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau

(3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.

Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk mendapatkan
tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan
hal tersebut :

(1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).

(2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir melalui tulangnya (traksi
tulang).

2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton melalui
pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil,
untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan
traksi jangka panjang.http://4.bp.blogspot.com/_7fW7-
qMokKw/TQYyELUmVLI/AAAAAAAAAB8/LdRJOSoyZps/s320/traksi2.png

Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan mudah diatur
dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak
menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan
hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.
Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:

1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang dibagian
tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur
sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.

2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton melalui
pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil,
untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan
traksi jangka panjang.

3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yang
terkena melalui jaringan lunak

http://4.bp.blogspot.com/_7fW7-
qMokKw/TQYyELUmVLI/AAAAAAAAAB8/LdRJOSoyZps/s320/traksi2.png

C. KESEGARISAN TUBUH

4. Kegarisan Tubuh

3 KESEGARISAN TUBUH

Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi
sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi
ketegangan pada struktur muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.
Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman dari
tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.

Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:

1. Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat organ atau
bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan
postur tubuh.

2. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses keseimbangan
organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada
organ tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.

3. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dapat
mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.

4. Faktor social

5. Gaya hidup (life style)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi
lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat
bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh
tidak berkembang dengan baik.

6. Perilaku dan nilai-nilai

Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh. Sebagai contoh,
perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan
postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat penting untuk diterapkan dalam
dunia keperawatan, diantarnya mekanika tubuh, traksi, pengaturan posisi, dan kegarisan tubuh. Dimana
seorang perawat harus mengetahui penerapannya

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk lebih
menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita
semua

Anda mungkin juga menyukai