Anda di halaman 1dari 11

International Journal of Science and Research (IJSR)

ISSN (Online): 2319-7064


Indeks Copernicus Nilai (2013): 6.14 | Dampak Factor (2015): 6,391

Efektivitas Kirim Modul Pembelajaran


Terpimpin terhadap Karakter Siswa dan
Konsep
Pemahaman
Sri Wardani 1, Sri Nurhayati 2, Aulia Safitri 3

1, 2 Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

3 SMA Tegal, Tegal, Indonesia

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan modul penyelidikan dipandu menuju karakter dan konsep pemahaman
siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok pretest-posttest. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes,
dan dokumentasi. Data dianalisis dengan ketuntasan klasikal dan metode N-gain serta deskriptif kuantitatif dengan menghitung nilai rata-rata dan menentukan
kriteria pada kelas interval tertentu. Belajar dengan menggunakan modul inkuiri terbimbing dianggap efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa jika
hasil analisis ketuntasan klasikal tes kognitif setidaknya mencapai 85% dan hasilnya N-gain lebih dari 0,3. Sambil belajar dengan menggunakan modul inkuiri
terbimbing dianggap efektif dalam meningkatkan siswa karakter ketika rata-rata afektif dan psikomotor hasil belajar mendapatkan predikat baik atau sangat baik
dalam setiap aspek. Analisis data hasil menunjukkan bahwa 87,50% dari siswa mencapai Kriteria Kelengkapan Klasik (CCC) grade dalam kognitif tes dan N-gain
skor sebesar 0,73 serta rata-rata hasil afektif dan belajar psikomotor dari siswa menerima predikat baik dan sangat baik di semua aspek. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan dipandu modul kimia berbasis inquiry efektif dalam meningkatkan karakter dan konsep
pemahaman siswa. 73 serta rata hasil afektif dan psikomotor belajar siswa menerima predikat baik dan sangat baik di semua aspek. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan dipandu modul kimia berbasis inquiry efektif dalam meningkatkan karakter dan konsep
pemahaman siswa. 73 serta rata hasil afektif dan psikomotor belajar siswa menerima predikat baik dan sangat baik di semua aspek. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan dipandu modul kimia berbasis inquiry efektif dalam meningkatkan karakter dan konsep
pemahaman siswa.

Kata kunci: Efektivitas pembelajaran, Character, Dipandu Kirim Modul, Konsep Understanding, Kriteria Kelengkapan Klasik

1. pengantar Model yang melibatkan siswa untuk menemukan konsep dari


bahan oleh mereka sendiri belajar adalah model
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan pembelajaran inquiry. Menurut Sanjaya (2006: 194),
erat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dalam pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan belajar yang
memahami materi kimia, siswa tidak hanya menghafal teori, menekankan pada analitis dan kritis
tetapi mereka juga perlu untuk menghubungkan bahan kimia
dengan contoh dalam kehidupan. Suharyadi et al. (2013)
menyatakan bahwa proses pembelajaran yang
menghubungkan konsep dengan contoh dalam kehidupan
akan bertahan lebih lama dalam memori seseorang. Selain itu,
larutan buffer sampel dalam hidup dapat memfasilitasi siswa
dalam menemukan konsep materi larutan buffer secara
independen. Penemuan konsep melalui self-temuan akan
membuat belajar lebih bermakna (meaningful learning) siswa,
dan signifikansi ini akan berdampak pada peningkatan siswa
hasil belajar (Budiada, 2011). Karena itu,

Dalam konteks belajar kimia, pemahaman siswa tentang


konsep ini masih relatif rendah (Adayani, 2009). Menurut
Marsita et al. (2010), salah satu faktor yang menyebabkan
kesulitan siswa dalam belajar kimia adalah engrafting konsep
materi larutan penyangga yang kurang mendalam. Hal ini
dapat diatasi dengan menghubungkan konsep larutan buffer
dengan kehidupan sehari-hari dan kebutuhan strategi yang
menciptakan suasana yang baik seperti belajar sehingga
siswa dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah
dengan mencari hal-hal baru belajar (Marsita dkk., 2010).
sendiri (Malihah, 2011: 18). Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan

proses untuk mencari dan menemukan jawaban dari masalah maksud agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan

berpikir. Secara umum, proses pembelajaran inquiry meliputi guru (Novana et al., 2014). Sebuah modul yang baik adalah modul yang berisi

lima langkah seperti merumuskan masalah, mengusulkan setidaknya petunjuk belajar (petunjuk untuk siswa / guru), kompetensi yang

hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan ingin dicapai, isi materi, informasi, latihan, pekerjaan manual yang mendukung
menarik kesimpulan (Bulunuz & Zehra, 2009; wardani, 2013). (dapat lembar kerja), evaluasi, dan umpan balik hasil evaluasi (Direktorat
Hal ini sesuai dengan tahapan dalam kegiatan ilmiah lazim Pembinaan SMA, 2008: 13). Pendekatan inkuiri terbimbing ini melatih siswa
dilakukan dalam studi ilmu pengetahuan alam; salah satunya untuk lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga
adalah pada subjek kimia. siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran Sebuah modul yang baik

adalah modul yang berisi setidaknya petunjuk belajar (petunjuk untuk siswa /

guru), kompetensi yang ingin dicapai, isi materi, informasi, latihan, pekerjaan

manual yang mendukung (dapat lembar kerja), evaluasi, dan umpan balik hasil

Syah (2005: 191) menyatakan bahwa penyelidikan adalah proses penggunaan evaluasi (Direktorat Pembinaan SMA, 2008: 13). Pendekatan inkuiri terbimbing

kecerdasan siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan mencari tahu dan ini melatih siswa untuk lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari

mengatur konsep dan prinsip-prinsip ke dalam urutan kepentingan sesuai guru sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran Sebuah modul

dengan siswa. Tujuan utama penyelidikan adalah untuk mengembangkan yang baik adalah modul yang berisi setidaknya petunjuk belajar (petunjuk

keterampilan intelektual, berpikir kritis dan kemampuan untuk memecahkan untuk siswa / guru), kompetensi yang ingin dicapai, isi materi, informasi,

masalah ilmiah (Dimyati & Mudjiono, 1999: 173). Dilihat dari keterlibatan guru latihan, pekerjaan manual yang mendukung (dapat lembar kerja), evaluasi, dan

dalam proses belajar, ada tiga macam model penyelidikan; mereka dipandu umpan balik hasil evaluasi (Direktorat Pembinaan SMA, 2008: 13). Pendekatan

penyelidikan, pemeriksaan yang bebas, dan dimodifikasi Permintaan (dkk inkuiri terbimbing ini melatih siswa untuk lebih berorientasi pada bimbingan

Nurhadi, 2004:. 72). Dipandu modul Permintaan adalah modul yang menyajikan dan petunjuk dari guru sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep

materi dan masalah dengan menggunakan metode investigasi dimana siswa pelajaran

dibimbing untuk dapat menemukan konsep materi yang dipelajari oleh mereka

Volume 5 Edisi 6, Juni 2016


www.ijsr.net
Berlisensi bawah Creative Commons Attribution CC BY

Kertas ID: NOV164512 http://dx.doi.org/10.21275/v5i6.NOV164512 1589


International Journal of Science and Research (IJSR)
ISSN (Online): 2319-7064
Indeks Copernicus Nilai (2013): 6.14 | Dampak Factor (2015): 6,391

(Matius et al., 2013). Dalam metode ini, siswa akan kesimpulan dalam ketergantungan sehingga bisa mengembangkan
dihadapkan pada karakter siswa.
tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui
diskusi kelompok
atau individu untuk dapat memecahkan masalah dan karakter siswa yang dapat dikembangkan melalui
menarik kesimpulan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan modul
secara mandiri (Douglas, inkuiri terbimbing meliputi akurasi,
2009). kemandirian, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, dan

Dipandu modul penyelidikan yang digunakan dalam proses mendefinisikan masalah dan tahapan solusinya. Pendekatan
pembelajaran berisi kegiatan yang dilakukan sesuai inkuiri terbimbing ini digunakan untuk siswa yang kurang
dengan tahapan dalam model pembelajaran penyelidikan berpengalaman untuk belajar dengan pendekatan inquiry
dipandu belajar. Bagian-bagian yang terdapat (Villagonzalo 2014). Dengan pendekatan ini, siswa belajar
dalam modul ini meliputi presentasi dari masalah, dengan berorientasi lebih ke bimbingan dan petunjuk dari
perumusan hipotesis, presentasi sumber data, menarik guru sehingga mereka mampu memahami konsep-konsep
kesimpulan, pelajaran (Anderson, 2002). Pada pendekatan ini, siswa
tugas aplikasi, dan dihadapkan dengan tugas-tugas yang relevan untuk
pengukuran dari tingkat pemahaman melalui latihan. Modul diselesaikan baik
yang dirancang oleh para peneliti terdiri dari 62pages, yang
menyajikan penyangga bahan solusi yang terbagi melalui diskusi kelompok atau
intofouractivitieswhichrepresent4 sub bahan. Dalam setiap individual untuk dapat memecahkan masalah dan
menggambar
kegiatan yang terkandung dalam modul, siswa dipandu untuk
melakukan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing sesuai dengan petunjuk yang disajikan dalam
modul. Awalnya siswa dibimbing untuk membaca artikel yang
disajikan dalam modul pada setiap kegiatan. Artikel yang
disajikan dalam modul ini adalah artikel yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari dan dilengkapi dengan gambar
sebagai latar belakang informasi pada isi artikel. Ada
are4articles dalam modul yang mewakili setiap kegiatan.
Setelah membaca artikel, siswa dibimbing untuk
mengidentifikasi masalah didasarkan pada artikel yang
mereka baca dan membuat hipotesis atau dugaan sementara
dari masalah ini. Kemudian, siswa dibimbing untuk membaca
materi di modul sebagai sumber pengujian hipotesis yang
telah dirumuskan. Selanjutnya, siswa dipandu untuk
memverifikasi hipotesis dengan menulis penjelasan dan
kesimpulan dari kegiatan tersebut.

Pada akhir setiap kegiatan, siswa dipandu untuk


mengevaluasi belajar dengan menjawab beberapa pertanyaan
sebanyak 10 pertanyaan pada setiap aktivitas dan perilaku
self-assessment sesuai dengan instruksi yang terdapat dalam
modul. Jika skor siswa sesuai dengan tingkat standar
penguasaan, maka mereka dapat melanjutkan ke aktivitas
berikutnya. Namun, jika skor siswa kurang dari tingkat
standar penguasaan, maka mereka harus mengulang kegiatan
sebelumnya. Pada akhir bagian dari modul, ada evaluasi akhir
yang berisi serangkaian pertanyaan tentang materi yang
dibahas dalam kegiatan 1-4 yang disusun dalam bentuk
pertanyaan pilihan ganda, bibliografi, kunci jawaban untuk
latihan di setiap aktivitas dan evaluasi akhir, lampiran dalam
bentuk ionisasi konstanta kesetimbangan dari asam lemah
dan lemah alkali,

Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inquiry


dimana guru membimbing siswa pemabuk kegiatan bentuk
dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarah ke
diskusi (Sanjaya, 2008: 202). Guru memiliki peran aktif dalam
kerja sama. Sedangkan karakter siswa yang dapat dapat meningkatkan pemahaman konsep makhluk materi
dikembangkan melalui belajar di praktikum dapat dilihat
belajar dan mampu meningkatkan karakter siswa. Masalah
dari kegiatan seperti menyiapkan alat dan bahan,
yang harus diselesaikan dalam studyare ini: 1) apakah
keterampilan dalam menggunakan alat-alat, penguasaan
prosedur praktikum, kerja sama tim, Permintaan pelaksanaan modul pembelajaran dipandu efektif
mengamati eksperimental hasil, gambar dalam meningkatkan siswa memahami konsep,
kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil itu

percobaan. karakter-karakter siswa mungkin dikelompokkan


pada penilaian afektif (sikap) dan penilaian psikomotorik
(keterampilan) (Sudaryono, 2012: 43). Pada dasarnya, siswa
mendapatkan bimbingan yang diperlukan selama proses
pembelajaran (Villagonzalo 2014). Pada tahap awal, guru
memberikan banyak bimbingan, dan kemudian pada tahap
2. Metode
berikutnya, bimbingan berkurang, sehingga siswa dapat
melakukan proses penyelidikan secara independen (Furtak,
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
2006). Bimbingan yang diberikan bisa dalam bentuk menggunakan pretest-posttest design control (Sugiyono,
pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menyebabkan 2013). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa untuk memahami konsep pelajaran (Barrow, 2006). penyangga solusi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
Selama proses pembelajaran, kelas XI Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2 dari SMA
Negeri. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Data dikumpulkan bythe metode
dokumentasi, pengujian, dan observasi. Instrumen penelitian
guru harus memantau
yang digunakan lembar recognitive penilaian, psikomotor
kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan
lembar penilaian, dan lembar penilaian afektif.
memberikan instruksi yang dibutuhkan oleh siswa. Dipandu
model pembelajaran inquiry adalah model yang baik
penyelidikan pembelajaran yang digunakan untuk siswa dan
guru yang belum terbiasa menggunakan model inquiry dalam Para peneliti melakukan belajar kimia pada materi larutan
kegiatan belajar. Menurut Villagonzalo (2014), dipandu model penyangga di kelas XI Matematika dan Ilmu Pengetahuan
pembelajaran inquiry menekankan pada proses pembelajaran Alam 2 dibantu dengan modul inkuiri terbimbing berdasarkan

yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar rencana pembelajaran yang telah dikembangkan dan
divalidasi sebelumnya. Sebelum proses pembelajaran
dengan bimbingan guru jika diperlukan. keterlibatan aktif
dimulai,
siswa dapat membuat proses belajar lebih bermakna sehingga
para peneliti

Volume 5 Edisi 6, Juni 2016


www.ijsr.net
Berlisensi bawah Creative Commons Attribution CC BY

Kertas ID: NOV164512 http://dx.doi.org/10.21275/v5i6.NOV164512 1590


International Journal of Science and Research (IJSR)
ISSN (Online): 2319-7064
Indeks Copernicus Nilai (2013): 6.14 | Dampak Factor (2015): 6,391

melakukan pretest untuk mengukur kondisi awal sebelum disajikan dalam modul ini dapat menyebabkan siswa untuk
kegiatan belajar dibantu dengan modul inkuiri terbimbing. memahami konsep pelajaran (Barrow, 2006). Selain konsep
Setelah itu, setiap siswa diberikan modul penyelidikan kimia pemahaman, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
dipandu sebagai buku pegangan dalam proses pembelajaran efektivitas pembelajaran dengan menggunakan modul inkuiri
yang dilakukan oleh para peneliti. Dalam proses belajar,
terbimbing terhadap karakter siswa. Karakter dinilai dibagi
para peneliti membimbing siswa untuk aktivitas perilaku
menjadi 2; mereka afektif dan psikomotorik penilaian.
penyelidikan berdasarkan instruksi yang terdapat dalam
penilaian afektif diukur dengan lima karakter yang berbeda;
modul. Pada akhir pertemuan, para peneliti mengadakan
lima karakter menyatakan sikap siswa selama proses
post test untuk mengukur siswa memahami konsep setelah
pembelajaran di kelas. Peningkatan hasil belajar afektif
pembelajaran dengan menggunakan modul inkuiri
terbimbing. ditentukan dengan membandingkan skor sebelum dan
sesudah menggunakan dipandu modul pembelajaran inquiry.
Peningkatan hasil dari masing-masing karakter belajar
ditunjukkan pada Gambar 1.
Pada setiap pertemuan, para siswa memiliki diskusi yang
berhubungan dengan isu-isu yang terkandung dalam modul
berdasarkan metode penyelidikan. Setiap kelompok
menyajikan hasil diskusi dan kesimpulan dari diskusi di
depan kelas. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur karakter
siswa berdasarkan penilaian afektif. Mahasiswa juga
melakukan praktikum di laboratorium dengan instruksi yang
terdapat dalam modul penyelidikan dipandu. Para peneliti
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium untuk
mengukur karakter siswa berdasarkan kemampuan siswa
dalam melakukan eksperimen di laboratorium.
yang dilakukan oleh Yuniyanti, et al, (2012) menunjukkan
bahwa belajar kimia dengan efek penyelidikan pada
peningkatan siswa hasil belajar. kegiatan penyelidikan
3. Hasil dan Diskusi dipandu

Mahasiswa memahami konsep materi larutan penyangga


diukur dengan menggunakan tes kognitif yang dilakukan
sebelum (pretest) dan setelah (posttest) pembelajaran dengan
modul penyelidikan dipandu. pertanyaan yang kognitif
digunakan untuk mengukur siswa memahami konsep-konsep
yang pertanyaan pilihan ganda dengan alasan. hasil tes
kognitif siswa yang dijelaskan dalam Table1.

Tabel 1: Hasil tes kognitif siswa Komponen


Hasil
Skor maksimum 4.00
Rata-rata pretest 0,35
Rata-rata posttest 3.02
N-gain (g) 0,73
Kategori Tinggi

Jumlah siswa 32
Jumlah siswa yang memenuhi KKM 28% Klasik
Kelengkapan 87.5

Berdasarkan hasil posttest, 28 dari 32 siswa mendapatkan


nilai ≥ 2,85, atau memenuhi kriteria minimum kelengkapan
yang ditetapkan oleh sekolah. Persentase ketuntasan
diperoleh
87,5% dari siswa dinyatakan lengkap secara individual,
sehingga dapat dinyatakan bahwa siswa memenuhi
ketuntasan klasikal. N-gain analisis uji juga menunjukkan
peningkatan pembelajaran kognitif hasil-hasil dari siswa
dengan kategori tinggi
0,73. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan
peningkatan pembelajaran kognitif hasil-hasil sebelum dan
sesudah menggunakan modul penyelidikan dipandu. Ini
menunjukkan bahwa penggunaan modul penyelidikan dipandu
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep. Hasil
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia
(2014) yang menyimpulkan bahwa media pembelajaran yang
inquiry- berdasarkan digunakan dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan siswa hasil belajar. Selain itu, penelitian
penyelidikan berlangsung. Sebagian besar siswa memiliki
pendapat mereka sendiri tentang artikel yang mereka baca
dan mereka selalu mencari informasi tentang pertanyaan yang
muncul dalam artikel di modul baik melalui kimia buku
pegangan mereka memiliki serta dari Internet. Hal ini dapat
mendorong rasa keingintahuan siswa untuk mempelajari
materi, terutama dalam belajar penyangga solusi. Hasil ini
didukung oleh pendapat Andriani (2011) bahwa penerapan

Gambar 1: Hasil analisis afektif siswa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

penilaian antusiasme siswa dalam kegiatan belajar. Dalam studi yang


dilakukan oleh Akhyani (2008) juga menunjukkan bahwa

Hasil pengukuran karakter siswa diukur berdasarkan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan

pengamatan terhadap sikap atau perilaku siswa selama berpikir kritis siswa. Aspek yang memiliki rata-rata skor
pembelajaran berlangsung di kelas baik secara individual tertinggi kedua adalah aspek kerjasama dengan peningkatan
maupun kelompok. Hasil pengembangan karakter diukur by5 1,10. Hal ini terbukti dari diskusi dengan metode inquiry.
karakter yaitu akurasi, Semakin sering siswa melakukan diskusi kelompok, semakin
banyak perbaikan baik kerja sama tim terlihat pada masing-
kemandirian, rasa ingin tahu, masing kelompok. Peningkatan karakter-rata skor yang cukup
tanggung jawab, dan
tinggi juga terlihat pada aspek akurasi yang sama dengan
kerja sama. 1,02. Aspek akurasi diukur berdasarkan keakuratan

Berdasarkan Gambar 1, peningkatan tertinggi dari nilai


karakter adalah pada aspek rasa ingin tahu yang 1.84. Hal ini
sangat terlihat pada saat proses dipandu kegiatan

Volume 5 Edisi 6, Juni 2016


www.ijsr.net
Berlisensi bawah Creative Commons Attribution CC BY

Kertas ID: NOV164512 http://dx.doi.org/10.21275/v5i6.NOV164512 1591


International Journal of Science and Research (IJSR)
ISSN (Online): 2319-7064
Indeks Copernicus Nilai (2013): 6.14 | Dampak Factor (2015): 6,391

siswa dalam tugas-tugas menyelesaikan sesuai dengan


instruksi yang diberikan dalam kegiatan penyelidikan. Berdasarkan diagram di Figure2, psikomotorik tertinggi rata
Berdasarkan pengamatan, sebagian besar siswa mampu skor adalah pada aspek mempersiapkan alat dan bahan.
memahami instruksi dan perintah yang diberikan sehingga Berdasarkan pengamatan, sebagian besar siswa dapat
mereka mampu menyelesaikan tugas tepat. mempersiapkan alat dan bahan yang harus dipersiapkan
sebelum praktikum dimulai. Hal ini karena siswa cukup akrab
dengan situasi di laboratorium. Berdasarkan informasi yang
Aspek kemandirian dan tanggung jawab adalah aspek diperoleh dari guru kimia dari SMA Negeri 2SlawiTegal, siswa
dengan peningkatan nilai rata-rata tertinggi setelah kelas XI terbiasa melakukan pembelajaran kimia di kelas dan
akurasi, yaitu laboratorium oleh rotasi setiap minggu. Hal ini bertujuan
1.01. Skor rata-rata akhir dari aspek kemandirian untuk siswa membiasakan untuk tidak merasa aneh ketika
diklasifikasikan dalam kategori sangat baik. Hal ini mereka berada di laboratorium.
disebabkan penggunaan metode inquiry untuk belajar.
Siswa terbiasa berhadapan dengan tugas-tugas yang
relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok
atau individu untuk dapat memecahkan masalah dan
menarik kesimpulan secara mandiri (Douglas,

2009). Skor rata-rata akhir dari aspek tanggung jawab juga Aspek dengan rata-rata nilai tertinggi berikutnya adalah kerja
termasuk dalam aspek dengan kriteria skor yang sangat sama tim. Berdasarkan pengamatan selama praktikum, kerja
baik. Aspek ini dinilai berdasarkan kemampuan siswa untuk sama tim di masing-masing kelompok yang sangat baik;
memenuhi tugas-tugas selama kegiatan pembelajaran; bahkan beberapa siswa membantu kelompok lain dan
mereka melakukan diskusi penyelidikan, selalu mengikuti pertukaran informasi tentang pengamatan yang telah dibuat.
kegiatan belajar dengan baik, dan menyelesaikan tugas-
kerja sama tim ini juga terlihat ketika siswa membersihkan
tugas sesuai dengan petunjuk dalam modul.
praktikum setelah selesainya praktikum. Meskipun masih ada
beberapa siswa yang tampak kurang mampu bersama-sama
pekerjaan tapi ini seharusnya tidak menjadi kendala selama
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
tempat praktikum take. Bahkan siswa terlihat senang dan
sekolah tinggi modul kimia penyelidikan dipandu berdasarkan
gembira saat melakukan praktikum. Aspek berikutnya adalah
dikembangkan secara efektif meningkatkan hasil belajar
menggambar kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil
afektif siswa pada materi larutan penyangga. Hasil ini
percobaan. Penilaian pada aspek ini diukur dengan
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Novanaetal.
kemampuan untuk membuat kesimpulan dari praktikum
(2014) bahwa penggunaan modul berbasis inquiry
dengan benar dan lengkap, dan percaya diri
berpengaruh positif pada pengembangan karakter siswa.
mengkomunikasikan hasil observasi kelas. Dari 8 kelompok,
Menurut Wiyanto (2005), model pembelajaran yang dapat ada 3 kelompok yang berani untuk mempresentasikan hasil
membangun logis, analitis, dan sistematis kemampuan pengamatan mereka di depan kelas. Siswa juga
berpikir, dan membangun sikap ilmiah, yang menggunakan beberapa sumber dari buku-buku dan internet
merekomendasikan banyak ahli adalah model pembelajaran serta foto dari pengamatan dalam laporan praktikum. Oleh
inkuiri yang memberikan peserta didik kesempatan untuk karena itu, laporan praktikum yang dibuat oleh masing-
belajar untuk menemukan dan tidak hanya untuk menerima. masing siswa sebagian besar benar dan lengkap.
Peningkatan hasil belajar psikomotor diukur ketika melakukan
percobaan menggunakan prosedur praktikum yang
terkandung dalam modul kimia SMA penyelidikan dipandu
berdasarkan.

Aspek dengan rata-rata nilai tertinggi berikutnya adalah


penguasaan prosedur praktikum. praktikum dilakukan dalam
praktek pembelajaran materi larutan penyangga adalah
membedakan larutan buffer dan solusi non-buffer
berdasarkan perubahan warna larutan ketika asam atau basa
ditambahkan dengan bantuan indikator fenolftalein sebagai
panduan untuk perubahan pH larutan . prosedur praktikum ini
terkandung di sekolah tinggi modul kimia berdasarkan
penyelidikan dipandu. Sebelum melaksanakan praktikum,
mahasiswa telah diberitahu untuk mempelajari ilustrasi
kegiatan praktikum di modul, sehingga ketika datang ke
pelaksanaan praktikum, mereka telah mempersiapkan dan
menguasai prosedur praktikum meskipun ada solusi yang
tidak identik dengan orang-orang terkandung dalam modul
karena tidak tersedia di laboratorium sekolah. Namun, 3

solusi yang juga mencakup asam kuat.

Gambar 2: Analisis Siswa Psikomotor


Penilaian
dinilai oleh pengamat di praktikum larutan penyangga. Skor
rata-rata dari masing-masing aspek tersebut dalam kategori
baik, yaitu 2,88 dan 2,81. Berdasarkan pengamatan, beberapa
siswa telah menguasai alat-alat yang digunakan selama
praktikum, tapi masih ada beberapa siswa yang tidak tahu
nama atau fungsi
Aspek keterampilan dalam menggunakan alat dan
mengamati hasil percobaan adalah aspek terakhir

Volume 5 Edisi 6, Juni 2016


www.ijsr.net
Berlisensi bawah Creative Commons Attribution CC BY

Kertas ID: NOV164512 http://dx.doi.org/10.21275/v5i6.NOV164512 1592


International Journal of Science and Research (IJSR)
ISSN (Online): 2319-7064
Indeks Copernicus Nilai (2013): 6.14 | Dampak Factor (2015): 6,391

alat. Selain itu, ketika mengamati hasil percobaan yang Keyakinan mengajar Self-Efficacy. Jurnal Turki Ilmu Pendidikan,
4 (2):
dilakukan, masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu dan
24-42 [9] Direktorat
bertanya pada guru tentang hasil eksperimen diperoleh.
Pembinaan SMA. 2009. PANDUAN
Namun, beberapa siswa juga merasa yakin dengan hasil yang
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen
diperoleh dan mampu menjelaskan alasan dari hasil
Manajemen Pendidikan
pengamatan yang terjadi selama percobaan. Berdasarkan
Dasar Dan Menengah Depdiknas [10] Douglas, EP 2009.
hasil analisis deskriptif, hal itu menunjukkan bahwa nilai Penggunaan Kirim Terpimpin sebagai
rata-rata setiap aspek psikomotorik siswa milik kategori baik.
Aktif Teknik Belajar Teknik. USA: Prosiding dari
Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Research in Pendidikan Teknik Simposium [11] Furtak,
Andayani (2009) yang menunjukkan bahwa penerapan model EM 2006. Masalah dengan Jawaban: sebuah
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
kemampuan kerja ilmiah siswa. Hasil penelitian lain yang Eksplorasi Dipandu Ilmiah Kirim Pengajaran. Ilmu Pendidikan,
dilakukan oleh Praptiwietal. (2012); Wardani (2013) juga 90 (3):

menyatakan bahwa dipandu pembelajaran inkuiri efektif 453-467 [12] Malihah, M. 2011. Pengaruh Model Guided Kirim

untuk meningkatkan penguasaan konsep,


(Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa PADA
KONSEP Laju Reaksi. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah [13]
Marsita,
RA, Sigit P. & Ersanghono K. 2010. Analisis

Kesulitan Belajar Kimia Siswa SMA hearts Memahami Materi


Larutan
Penyangga DENGAN using Dua-Tier Multiple Choice
4. Kesimpulan Instrumen
Diagnostik. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1): 512-520
[14] Matius,
Menurut penelitian tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri
terbimbing BM dan Igharo K. 2013. Studi di The
terhadap siswa karakter dan pemahaman konsep, dapat
disimpulkan bahwa:
1) Pelaksanaan modul pembelajaran inkuiri terbimbing efektif Efek dari Dipandu Kirim Metode Pengajaran pada Siswa
dalam Prestasi
meningkatkan
siswa di Logic. Internasional
Peneliti, 2 (1): 134-140 [15] Novana, T., Sajidan & Maridi.
Konsep pemahaman; 2) Pelaksanaan 2014.
dipandu modul pembelajaran inquiry efektif dalam meningkatkan
karakter Pengembangan
Modul inkuiri Terbimbing Berbasis Potensi Lokal PADA
siswa. Materi
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Dan Tumbuhan Paku
(tumbuhan paku).
Jurnal Pasca UNS, 3 (2): 108-122 [16] Nurhadi, Burhan Y. &
Agus GS.
Referensi
2004. Pembelajaran
Kontekstual Dan Penerapannya hearts KBK. Malang:
Universitas
Pendekatan Baru. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
[1] Akhyani, SEBUAH. 2008. Model Pembelajaran Negeri Malang
[21] Villagonzalo Erl [17] Praptiwi,
C. 2014. L.,Berorientasi
Proses Sarwi & L. Handayani.
Dipandu 2012.
Kesetimbang Berbasi Efektivitas
an Kimia s inkuiri
Kirim Learning: Pendekatan Efektif di Meningkatkan
Practicumoratorium untuk review Meningkatkan bawah
Mahasiswa Prestasi Akademik. Philipines: DLSU
penguasaan KONSEP Model Pembelajarn Eksperimen inkuiri Terbimbing
Penelitian Kongres [22] Wiyanto. 2005. Pengembangan
berbantuan My Own
Kompetensi Dasar
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Kamus untuk review Meningkatkan bawah penguasaan
Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia [2] KONSEP Dan
Andayani. 2009. Unjuk Kerja Siswa SMP RSBI. Unnes Ilmu Pendidikan Journal.
1 (2):
Penerapan Model inkuiri Terbimbing

hearts Pembelajaran Fisika untuk review Meningkatkan 86-95 [18] Sugiyono.


Kemampuan
2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kerja Ilmiah Peserta Didik Kelas XD MAN 3 Malang. Tugas Akhir. Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta [19] Suharyadi,
Malang: Universitas Negeri Malang [3] Anderson, R. 2002. Anna P. &
Reformasi Ilmu
Hernani. 2013. Pengembangan
Pengajaran: Apa Buku Ajar Berbasis kontekstual PADA Pokok Bahasan Asam
Dan Basa.
Jurnal Riset Dan Praktik Pendidikan Kimia, 1: 60-68 [20] Syah,
Muhibbin.
Penelitian Says Tentang Kirim. Jurnal Ilmu Pendidikan Guru, 13, 1-2 [4] Andriani,
N. 2011. efektifitas Penerapan inkuiri 2005. Psikologi Pendidikan Mencari Google Artikel
Terbimbing (Guided inkuiri) PADA Mata Pelajaran Fisika Pokok
Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Bandung:
Prosiding Sains dan Inovasi Pembelajaran Simposium Nasional [5] Aulia,
F. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran

Interaktif Berbasis inkuiri Terbimbing untuk review

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Kimia Pendidikan, 3 (2): 125-132 [6] Barrow, Bersikap Ilmiah through Kegiatan

Practicumoratorium Berbasis inkuiri


LH 2006. Sejarah Singkat Kirim:
Dari Bagi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 3 (3): 167-172
[23] Wardani,

Dewey Standar. Jurnal Ilmu Pendidikan Guru, 17 (3): 265-278 [7] Sri., Asep Kadarohman, Buchari, Anna
Budiada,
IW 2011. Pengaruh Penerapan Model Permanasari.2013. Java Culture Internalisasi di Elaktrometri
di
elektrometri Pembelajaran Berbasis Kirim Laboratorium
Pembelajarn inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio Aktivities untuk
Terhadap Meningkatkan Inter-Intrapersonal Intelligence. International
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau Dari Adversity Journal of
Quotient. Sains dan Penelitian 2 (5) ,. ISSN 2319-7064 [24] Yuniyanti,
ED, Widha
Pasca Jurnal

Undiksha, 1 (2): 1-16 [8] Bulunuz, N. & Zehra O. 2009. Pengaruh S. & Haryono. 2012.
A
Dipandu Pembelajaran Kimia MENGGUNAKAN inkuiri Terbimbing
DENGAN
Metode penyelidikan pada Pra-layanan Sains Guru
Media Modul E-Learning Ditinjau Dari

Volume 5 Edisi 6, Juni 2016


www.ijsr.net
Berlisensi bawah Creative Commons Attribution CC BY

Kertas ID: NOV164512 http://dx.doi.org/10.21275/v5i6.NOV164512 1593


International Journal of Science and Research (IJSR)
ISSN (Online): 2319-7064
Indeks Copernicus Nilai (2013): 6.14 | Dampak Factor (2015): 6,391

Kemampuan Pemahaman Membaca Dan Kemampuan Berpikir


Abstrak. Jurnal Pasca UNS. 1 (2): 112-120

penulis Profil

Sri Wardani adalah dokter Kimia Pendidikan sekolah-Indonesia


lulusan Universitas Pendidikan. Dia sekarang menjadi dosen di
Universitas Negeri Semarang (UNNES) -Indonesia. dia baru-baru
ini penelitian di
mengembangkan model pengajaran kimia, terutama dengan
penyelidikan praktis dan multiple intelligence.

Sri Nurhayati adalah magister di Kimia Pendidikan


sekolah-Negara lulusan Universitas Semarang (UNNES)
-Indonesia. Dia sekarang menjadi dosen di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) -Indonesia.

Aulia Safitri adalah gelar pada Kimia Pendidikan


sekolah-Negara lulusan Universitas Semarang (UNNES)
-Indonesia. Dia sekarang menjadi guru di SMA Tegal

Volume 5 Edisi 6, Juni 2016


www.ijsr.net
Berlisensi bawah Creative Commons Attribution CC BY

Kertas ID: NOV164512 http://dx.doi.org/10.21275/v5i6.NOV164512 1594

Anda mungkin juga menyukai