Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

INDIKATOR ASAM BASA DARI BAHAN ALAMI

NAMA KRLOMPOK 3 :
 ARI SAMUDRA (03)
 BAIQ SILVIA RAMADANI (09)
 LALU MUHAMMAD IMAM RUSULLY (14)
 MEYSAFANA SALSABILA (17)
 MIRA RAHMAYANTI (18)
 S. ANTYA ROHMAWATI (26)

SMA NEGERI 1 PRAYA


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa, yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan praktikum mengenai “Indikator asam basa
dari bahan alami”.

Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi agung, nabi besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua, kita yang awalnya tidak mengetahui mana yang batil dan mana yang haq namun
dengan ajarannya kita bisa menemukan cahaya yang terang benderang.

Selanjutnya kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


ibu NURBAILIN yang memberikan kepercayaannya kepada kami serta teman-teman yang
lain guna menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu, serta ilmu yang tak bisa dibalas
dengan ucapan terimakasih maupun dengan harta, melaikan doa yang kami panjatkan.

Adapun keunggulan laporan ini kami buat, sebagai berikut

 Penjabaran materi disampaikan secara sistematis.


 Dibuat dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh siapa saja.
 Bersifat akademis.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh agar laporan ini bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan tentang indikator asam basa dari bahan
alami.

Selain itu kami mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu kami sangat berbesar hati dan berlapang dada apabila ibu Guru
berkenan untuk memberikan saran dan kritiknya.

Di akhir, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam laporan kami terdapat
tulisan yang tidak berkenan di hati.

Praya, 9 Februari 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang................................................................................................................3
2. Tujuan............................................................................................................................3
3. Landasan teori................................................................................................................3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Alat....................................………….............................................................................5
2. Bahan...........................…………...................................................................................5
3. Langkah kerja.................................................................................................................5
4. Data hasil pengamatan..................................................................................................5
5. Analisis data...................................................................................................................6
BAB II PENUTUP

1. Kesimpulan..................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa Latin acetum yang
berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di
alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam nitrat dalam buah jeruk berfungsi
untuk member rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit
pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebuh kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan. Salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliiti
untuk memisahkan emas dan perak. Suatu larutan dapat diketahui sifat asam atau
basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang mempunyai warna berbeda
dalam larutan asam dan larutan basa.

Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH larutan asam basa dapat
digunakan pH meter atau dapat juga dengan indikator asam-basa yang lain seperti larutan
indikator contohnya metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolptalein serta dapat
juga menggunakan indikator universal. Perubahan warna indikator pada pH tertentu disebut
trayek pH atau jarak pH. Namun indikator tersebut hanya dapat dipergunakan di laboratorium
saja bahkan seperti pH meter sangat jarang digunakan karena harganya yang tidak terjangkau,
oleh karena itu dapat digunakan indikator alami yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk
menentukan apakah sifat suatu larutan asam ataupun basa.

B. Tujuan
Membuat indikator asam basa dari ekstrak bahan alami

C. Landasan teori
Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang
berbeda. Disekitar kita terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai
indikator seperti kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna dengan syarat dapat
mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda. Dengan indikator, kita dapat
menentukan suatu larutan bersifat asam, basa atau netral. 

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa atau netral. Untuk menentukan sifat
asam, basa, atau netral dapat digunakan suatu indikator. Indikator yang lebih dikenal secara
umum adalah kertas lakmus, namun sebenarnya bukan hanya kertas lakmus yang dapat
digunakan sebagai indikator asam basa, indikator yang terbuat dari ekstrak bahan alam juga
dapat digunakan.

3
Zat warna yang dihasilkan oleh ekstrak bahan alam akan menunjukkan perbedaan antara
larutan asam maupun basa. Tetapi tidak semua bahan alam dapat digunakan sebagai indikator
asam basa, adapun yang dapat digunakan namun bukan merupakan indikator yang baik.

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan
asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa
adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa
akan berwarna hijau

4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
D. Alat
1. Tabung reaksi
2. Lumpang dan alu
3. Pipet tetes
4. Plat tetes 15 lubang
E. Bahan
1. HCI
2. NaOH
3. Air suling
4. Beberapa bahan alam yang akan diuji
F. Langkah kerja
1. Buatlah ekstrak dengan cara menggerus beberapa bahan alam yang akan diuji sampai
halus dengan menggunakan lumpang dan alu. Untuk memudahkan penggerusan,
tambahkan air suling ± 6 Ml.
2. Masukkan 3 tetes ekstrak kedalam lubang plat tetes
3. Pada plat tetes ekstrak yang pertama tambahkan HCI, sedangkan pada plat tetes ekstrak
yang kedua tambahkan larutan NaOH dan pada plat tetes ekstrak yang ketiga
tambahkan air suling, amatilah perubahan warna yang terjadi, kemudian catat hasilya.
4. Lakukan langkah yang sama untuk ekstrak lainnya.
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

G. Data hasil H. Nama Ekstrak


pengamatan J. Bunga K. Kemb L. Kulit M. Kun N. Bunga
XPengujian ekstrak kertas ang mangg yit euphor
sepat is bia
u
O. Warna ekstrak P. Merah Q. Mer R. Coklat S. Kun T.  Merah
muda ah ing muda
hati  ora
nge 
U. Warna ekstrak + air V. Merah W. Ungu X. Coklat Y. Ora Z. Pink
suling muda muda muda nge keputih-
putihan.
AA.Warna ekstrak + HCI BB.  Mera CC.  Mer DD.Merah EE.  Ku FF. Merah
h ah muda nin muda 
g
tran
spa
ran
GG. Warna HH. II.  Hijau JJ.  Hijau KK.  Me LL.  Hijau
ekstrak + NaOH  Hijau/Un tua tua rah
gu tua bat
a
MM.

NN. Analisis data


Indikator alami adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan
seperti ekstrak bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarna. contoh spesifiknya itu kunyit,
kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium.

Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan suatu larutan bersifat asam, basa,
atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam
sebuah larutan seperti larutan HCI dan larutan NaOH, kemudian lihat perubahan warnanya. Dari
perubahan warna itulah kita bisa menentukan sifat asam dan basa dari bahan alami.

Ekstrak bunga yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa yang baik adalah ekstra bunga
yang menghasilkan warna merah jIka dicampur dengan HCI dan menghasilkan warna hijau jika
dicampur dengan NaOH. Karena pada percobaan bunga warna merah, ekstrak bunga
memberikan warna yang mencolok ketika diberi larutan asam dan basa.

Pada pembuatan indikator alami (ekstrak bunga) bunga dipotong kecil-kecil untuk memperluas
permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga akan lebih efektif, semakin luas permukaan
bunga maka semakin bnyak pigmen warna bunga yang larut pada proses saat bunga dihaluskan
dengan lumpang dan alu, seperti pada percobaan yang telah kami lakukan, memperoleh hasil
sebagai berikut:

 Ekstrak bunga kertas


Seri bunga kertas memiliki warna merah, setelah ditetesi larutan asam menjadi merah dan
setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau , hal ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga
kertas sesuai denga sifat dari asam.
 Ekstrak kembang sepatu
Seri bunga kertas memiliki warna merah hati, setelah ditetesi larutan asam menjadi merah
dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau tua, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
kembang sepatu sesuai denga sifat dari asam.
 Ekstrak kulit manggis
Seri bunga kertas memiliki warna coklat, setelah ditetesi larutan asam menjadi merah muda
dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau tua, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit
manggis sesuai denga sifat dari asam dan basa.
 Ekstrak kunyit
Seri bunga kertas memiliki warna kuning orange, setelah ditetesi larutan asam menjadi
kuning transparan dan setelah di tetesi larutan basa menjadi merah bata , hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak kunyit sesuai denga sifat dari asam dan basa.
 Ekstrak bunga euphorbia
Seri bunga kertas memiliki warna merah, setelah ditetesi larutan asam menjadi merah muda
dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau , hal ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga
euphorbia sesuai denga sifat dari asam.

Dari percobaan yang sudah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa ekstrak mahkota bunga yang
paling baik sebagai indikator asam basa adalah ekstrak mahkota bunga sepatu dan kunyit karena
karena perubahan warna pada ekstrak bunga sepatu dan kunyit sangat kontras saat dicampuri
dengan larutan asam.
7

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
OO. Kesimpulan
Berdasrkan hasil praktikum yang kami lakukan dengan menggunakan indikator bahan alami,
ditemukan bahan alternatif dalam menggunakan larutan indikator sebagai penentu pH larutan.
Selain bahannya yang mudah ditemukan juga sangat ramag lingkungan karena tidak menggunakan
bahan kimia yang berbahaya.

Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik digunakan sebagai indikator.
Hanya ekstrak bunga tertentu yang mempunyai warna mencolok yang mampu dijadikan indikator
yang baik karena perubahan warnanya mudah dianalisa.

Ekstrak bunga yang baik digunakan sebagai indikator alami sesuai dengan praktikum yang kami
lakukan adalah adalah ekstrak mahkota bunga sepatu  dan kunyit karena perubahan warna pada
ekstrak bunga sepatu dan kunyit sangat kontras saat dicampuri dengan larutan asam.

Dalam kegiatan praktikum pembuatan indikator alami dapat disimpulkan bahwa untuk menggetahui
indikator asam/basa alami yang terdapat pada, bungga sepatu, bungga mawar, kunyit, dan bahan
alami lainnya dapat dilihat dengan di tetesi larutan NaoH dan Nacl,). sehingga dapat menentukan
asam atau basa.
8

Anda mungkin juga menyukai