Anda di halaman 1dari 12

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA FASE

INTRA OPERATIF

Disusun Oleh:

1. LISTIYA MAYA SARI 1614301006

2. ADDINATUL MUQTADIROH 1614301029

3. RANI DEVIKA SARI 1614301034

4. INDIRA ARIYANI 1614301037

5. NOVI RAHMAWATI 1614301038

6. IIS KOMANG RENI 1614301044

7. RIZQO ADITYA UTAMA 1614301045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG PRODI DIV
KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan rasa syukur kita kehadirat ALLAH Subhannahu wa ta'ala yang telah
memberikan beragam nikmatnya, diantaranya ada nikmat terbesar yaitu nikmat Islam, nikmat sehat,
sehingga ALLAH azza wa jalla menggerakan hati kami untuk mulai mengerjakan, menyelesaikan Tugas
Asuhan Keperawatan Perioperatif.
Sholawat teriringi salam semoga tetap tertujukan kepada Nabi ALLAH, Muhammad Sholallahu
'alaihi wassalam. Kepada Keluarga beliau sholallahu 'alaihi wassalam, Para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in,
dan kepada setiap orang yang kokoh berdiri menjalankan sunnahnya, istiqomah hingga yaumul akhir.
InsyaaALLAH.
Alhamdulillah di minggu Pertama perkuliah pada semester tujuh ini, kami mendapat tugas pada
mata kuliah Asuhan Keperawatan Perioperatif, khususnya pada pokok bahasan tindakan keperawatan
pada fase intra operatif. Tujuan dari penulisan ini, yaitu agar si penyusun dan si pembaca kelak dapat
memahami tindakan keperawatan pada fase intra operatif, serta mampu untuk menjelaskan dan
menerapkan kepada diri sendiri atau kepada orang lain.
Demikianlah alasan penyusunan dari makalah ini, Atas kekurangan yang nampak pada penulisan
ini, baik itu tersirat ataupun tersurat kami mohon maaf, dan selebihannya semoga mendatangkan manfaat
kepada kita semua, penyusun atau pembaca.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan.................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perawatan Intra Operatif....................................................... 3


B. Proses Keperawatan Fase Intra Operatif............................. 3
C. Anggota Tim Asuhan Keperawatan Intra Operatif............ 7
D. Prinsip Tindakan Keperawatan Intra Operatif................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 9
B. Saran........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan perioperatif meliputi asuhan keperawatan yang diberikan sebelum
(preoperative), selama (intraoperatif), dan setelah pembedahan (pascaoperatif). Perawatan
preoperatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien
diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi
untuk dilakukan tindakan pembedahan. Perawatan intraoperatif dimulai sejak pasien ditransfer ke
meja bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang pemulihan. Perawatan post
operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre dan intraoperatif yang dimulai saat klien
diterima di ruang pemulihan / pascaanaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Perawatan tersebut dapat dilakukan di rumah sakit, pusat bedah mandiri, pusat bedah yang
bekerja dengan rumah sakit, atau di ruang praktek dokter.Saat mengalami pembedahan klien akan
mengalami berbagai stressor. Pembedahan yang ditunggu pelaksanaanya akan menyebabkan rasa
takut dan ansietas pada klien yang menghubungkan pembedahan dengan rasa nyeri, kemungkinan
cacat, menjadi bergantung pada orang lain, dan mungkin kematian. Kemampuan meningkatkan
hubungan yang efektif dengan klien dan mendengarkan keluhan mereka secara aktif sehingga
seluruh kekhawatiran mereka dapat diatasi merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil
akhir dari pembedahan. Klien akan lebih mampu bekerja sama dan berpartisipasi dalam perawatan
jika perawat memberi informasi tentang peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah pembedahan.
Penyuluhan perioperatif in akan membantu mengurangi rasa takut akibat ketidaktahuan klien dan
keluarga dan akan mengurangi masa rawat di rumah sakit, mengurangi penggunaan analgesic
pascaoperatif dan klien dapat mematuhi aturan pascaoperataif (Dalayon,1994).

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah Pada Makalah Ini Adalah Bagaimana Bentuk Tindakan
Keperawatan Pada Fase Intra Operatif?

C. Tujuan
Adapun Tujuan Masalah Pada Makalah Ini Adalah Mahasiswa Mampu Memahami Bentuk
Tindakan Keperawatan Pada Fase Intra Operatif?

D. Manfaat Penulisan

1
Mahasiswa mengetahui bagaimana bentuk tindakan keperawatan pada fase intra operatif,
kemudian mahasiswa mau dan mampu untuk memahami teori dan konsep tindakan tersebut dalam
penyelesain masalah-masalah kesehatan yang ditemui ketika dilapangan.

BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Perawatan Intra Operatif
Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah dan berakhir bila
pasien di transfer ke wilayah ruang pemulihan. Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari
tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam
aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat
difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau
menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien.
Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis
maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus
pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus
pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan
outcome berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi

B. Proses Keperawatan Fase Intra Operatif


1. Pengkajian
Dalam pengakajian gunakan data dari pasien dan catatan pasien untuk mengidentifikasi
variabel yang dapat mempengaruhi perawatan dan yang berguna sebagai pedoman untuk
mengembangkan rencana perawatan pasien individual;
a. Identifikasi pasien
b. Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien
c. Telaah catatan pasien terhadap adanya :
 Informed yang benar dengan tanda tangan pasien
 Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
 Hasil pemeriksaan diagnostic
 Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
 Checklist pra-operatif
d. Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera
 Status fisiologi (mis : tingkat sehat-sakit, tingkat kesadaran).
 Status psikososial (mis : ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas, masalah komunikasi
verbal, mekanisme koping).
 Status fisik (mis : tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas persiapan, pencukuran,
atau obat penghilang rambut, sendi tidak bergerak).
2. Diagnosa

3
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasaikan dan memberikan interfensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan membatasi ,mencegah ,dan merubah(a
Carpenito,2000).”
Contoh Diagnosa yang mungkin muncul:
 Risiko aspirasi berhubungan dengan pemasangan OTT, penurunan refleks muntah dan
penurunan kesadaran akibat efek anaesthesia.
 Risiko syok berhubungan dengan hipovolemia akibat perdarahan
 Hipotermia berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanis(terputusnya kontinuitas
jaringan) akibat luka operas
3. Perencanaan
a. Menginterpretasi variabel-variabel umum dan menggabungkan variabel tersebut ke dalam
rencana asuhan;
 Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anesthesia, yang direncanakan, ahli
bedah, ahli anesthesia, dan anggota tim
 Ketersediaan peralatan spesifik yang dibutuhkan untuk prosedur dan ahli bedah
 Kebutuhan medikasi non rutin, komponen darah, instrumen, dll
 Kesiapan ruangan untuk pasien, kelengkapan pengaturan fisik, kelengkapan instrumen,
peralatan jahit, dan pengadaan balutan.
b. Mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan ruang operasi yang dapat secara negatif
memperngaruhi pasien;
 Fisik
a) Suhu dan kelembaban ruangan
b) Bahaya peralatan listri
c) Kontaminan potensial (debu, darah, dan tumpahan di lantai atau permukaan lain,
rambut tidak tertutup, kesalahan pemakaian baju operasi oleh personel, perhiasan
yang dikenakan personel, alas kaki yang kotor)
d) Hilir mudik yang tidak perlu.

 Psikososial
a) Kebisingan
b) Kurang mengenal sebagai individu

4
c) Rasa diabaikan — tanpa pengantar di ruang tunggu
d) Percakapan yang tidak perlu.
c. Berikan asuhan keperawatan berdasarkan pada prioritas kebutuhan pasien;
 Atur dan jaga agar peralatan suction berfungsi dengan baik
 Atur peralatan pemantauan invasif
 Bantu saat pemasangan jalur (arteri, CVP, IV)
 Lakukan tindakan kenyamanan fisik yang sesuai bagi pasien
 Posisikan pasien dengan tepat untuk prosedur anesthesia dan pembedahan, pertahankan
kelurusan tubuh sesuai fungsi
 Ikuti tahapan dalam prosedur bedah
a) Lakukan scrub/bersihan dengan terampil
b) Berespon terhadap kebutuhan pasien dengan mengantisipasi peralatan dan bahan
apa yang dibutuhkan sebelum dimintaIkuti prosedur yang telah ditetapkan,
misalnya :
 Perawatan dan pemakaian darah dan komponen darah
 Perawatan dan penanganan spesimen, jaringan dan kultur
 Persiapan kulit antiseptic
 Pemakaian gown operasi — sendiri, membantu ahli bedah menggunakan gown
 Membuka dan menutup sarung tangan
 Menghitung : kasa, instrumen, jarum, khusus
 Teknik aseptic
 Penatalaksanaan kateter urine
 Penatalaksanaan drainage/balutan
 Komunikasikan situasi yang merugikan pada ahli bedah, ahli anesthesia, atau
perawat yang bertanggung jawab, atau bertindak yang tepat untuk mengontrol
atau menangani situasi
 Gunakan peralatan secara bijaksana untuk menghemat biaya
 Bantu ahli bedah dan ahli anesthesi untuk menerapkan rencana perawatan
mereka.
d. Bertindak sebagai advokat pasien
 Berikan privasi fisik
 Jaga kerahasiaan
 Berikan keselamatan dan kenyamanan fisik

5
e. Informasikan pasien mengenai pengalaman intraoperatif
 Jelaskan segala stimulasi sensori yang akan dialami pasien
 Gunakan ketrampilan komunikasi yang umum, mendasar untuk menurunkan ansietas
pasien — sebagai contoh :
a) Sentuhan
b) kontak mata
c) tenangkan pasien bahwa anda akan hadir di ruang operasi
d) penenangan verbal yang realistik
f. Koordinasikan aktivitas bagi personel lain yang terlibat dalam perawatan pasien;
 X-ray, laboratorium, unit perawatan intensif, unit keperawatan bedah
 Teknisi : gips, petugas laboratorium, dll
 Farnakolog
 Personel ruang operasi tambahan dan staf nonprofesional.
g. Operasionalkan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan di ruang
operasi dan tugaskan layanan khusus (termasuk autoklaf)
h. Ikut serta dalam konferensi perawatan pasien
i. Dokumentasikan semua observasi dan tindakan yang sesuai dalam format yang
dibutuhkan, termasuk catatan pasien
j. Komunikasikan baik verbal dan tertulis, dengan staf ruang pemulihan dan staf
keperawatan bedah rawat jalan (yang terkait) mengenai status kesehatan pasien saat
pemindahan dari ruang operasi.
4. Implementasi & Evaluasi
a. Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari ruang operasi,
sebagai contoh :
 Kondisi respiratori : bernafas dengan mudah (mandiri atau dibantu)
 Kondisi kulit : warna baik, tidak ada abrasi, luka bakar, memar
 Fungsi selang invasif : IV, drain, kateter, NGT — tidak ada kekakuan atau obstruksi,
berfungsi secara normal, dst
 Letak bantalan grounding : kondisi baik
 Balutan : adekuat untuk drainage, terpasang dengan baik, tidak terlalu ketat, dst
b. Ikut serta dalam mengidentifikasi praktik perawatan pasien yang tidak aman dan
menanganinya dengan baik
c. Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan, contoh: peralatan, kebersihan
d. Melaporkan dan mendokumentasikan segala perilaku dan masalah yang merugikan

6
e. Menunjukkan pemahaman tentang prinsip asepsis dan praktik keperawatan teknis
f. Mengenali tanggung gugat legal dari keperawatan perioperatif.

C. Anggota Tim Asuhan Keperawatan Intra Operatif


Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua bagian. Berdasarkan
kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak steril :
a. Anggota steril
1) Ahli bedah utama / operator
2) Asisten ahli bedah.
3) Scrub Nurse / Perawat Instrumen
b. Anggota tim yang tidak steril, terdiri dari :
1) Ahli atau pelaksana anaesthesi.
2) Perawat sirkulasi
3) Anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).

D. Prinsip Tindakan Keperawatan Intra Operatif


a. Persiapan Psikologis Pasien
b. Pengaturan Posisi
Posisi diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan keadaan
psikologis pasien. Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien
adalah :
1) Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.
2) Umur dan ukuran tubuh pasien.
3) Tipe anaesthesia yang digunakan.
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).

Prinsip-prinsip didalam pengaturan posisi pasien :


1) Atur posisi pasien dalam posisi yang nyaman.
2) Sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya ditutup
dengan duk.
3) Amankan pasien diatas meja operasi dengan lilitan sabuk yang baik yang biasanya
dililitkan diatas lutut. Saraf, otot dan tulang dilindungi untuk menjaga kerusakan
saraf dan jaringan.
4) Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat, untuk meyakinkan
terjadinya pertukaran udara.
7
5) Hindari tekanan pada dada atau bagain tubuh tertentu, karena tekanan dapat
menyebabkan perlambatan sirkulasi darah yang merupakan faktor predisposisi
terjadinya thrombus.
6) Jangan ijinkan ekstremitas pasien terayun diluar meja operasi karena hal ini dapat
melemahkan sirkulasi dan menyebabkan terjadinya kerusakan otot.
7) Hindari penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien.
8) Yakinkan bahwa sirkulasi pasien tidak berhenti ditangan atau di lengan.
9) Untuk posisi litotomi, naikkan turunkan kedua ekstremitas bawah secara bersamaan untuk
menjaga agar lutut tidak mengalami dislokasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah dan berakhir bila pasien
di transfer ke wilayah ruang pemulihan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala
macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi.
2. Proses Keperawatan yang dilakukan Meliputi Pengkajian, penentuan Diagnosa, Intervensi,
Implementasi dan Evaluasi.
3. Anggota tim tindakan intra operatif terdiri dari tim steril dan non steril.

B. Saran
Makalah mengenai tindakan keperawatan pada fase intra operatif ini telah kami susun
dengan kesadaran penuh. Namun meskipun demikian mungkin di mata pembaca masih terdapat
8
kekeliruan atau kekurangan yang tampak, oleh karenanya kami senantiasa menerima segala
bentuk kritik atau saran yang membangun yang InsyaaALLAH nantinya akan menjadikan kami
lebih baik lagi.
Sebagaimana perkataan para Salafus Sholih “ Semoga ALLAH merahmati orang yang
menunjukan Aibku/kesalahanku padaku”.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/46509863/ASKEP-KLIEN-PERIOPERATIF
(Diakses Oleh Kelompok Pada 20 Juli 2019)

http://myblogrosalindamuklis.blogspot.com/2016/02/perumusan-diagnosa-keperawatan.html
(Diakses Oleh Kelompok Pada 20 Juli 2019)

https://www.academia.edu/10049061/ASUHAN_KEPERAWATAN_PRE_INTRA_DAN_POST_OPERASI_PADA_Tn_._
M_DENGAN_HERNIA_INGUINALIS_LATERALIS_DI_RUANG_OK_OPERATING_KAMARE_RSUD_WATES_KEM
ENTRIAN_KESEHATAN_REPUBLIK_INDONESIA_POLITEKNIK_KESEHATAN_YOGYAKARTA_PROGAM_KEPER
AWATAN_ANESTESI_DAN_REANIMASI_2010
(Diakses Oleh Kelompok Pada 20 Juli 2019)

https://www.scribd.com/document/361313197/Konsep-Dasar-Asuhan-Keperawatan-INTRA-OPERATIF
(Diakses Oleh Kelompok Pada 20 Juli 2019)

Anda mungkin juga menyukai