Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Krisis lingkungan yang terus meningkat serta banyaknya sengketa LH yang berujung
bebas menjadi preseden buruk yang mengancam eksistensi lingkungan dan manusia. Salah
satu problem mendasar adalah lemahnya konstitusi hukum yang berdampak pada penataan
lingkungan yang rendah. Selain penguatan institusi maupun kordinasi antar lembaga terkait
yang mesti dilakukan, ternyata diperlukan penguatan rule of the game yang bisa mengatur
seluruh persoalan lingkungan.
Undang-undang No 32 Tahun 2009 menjadi harapan baru bagi berkelanjutan
lingkungan hidup. Penguatan dan idealisme UU baru tersebut sesungguhnya sangat berdasar
secara filosifis dan sangat tidak berlebihan apalagi politis. Dalam UU dasar 1945 Pasal 28
ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Amanah UU 1945 tersebut jelas memandang bahwa kebutuhan
mendapatkan lingkungan yang sehat adalah salah satu hak asasi. Negara berkewajiban
memberi perlingudngan dan jaminan lingkungan sehat, oleh sebab itu negara harus memiliki
otoritas kuat dalam mengelola dan melindungi lingkungan hidup.
Perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup adalh upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemeliharaan,
dan penegakan hukum.
Terkait dengan tindak pidana lingkungan yang dinyatakan sebagai kejahatan, maka
perbuatan tersebut dipandang sebagai secara esensial bertentangan dengan tertib hukum atau
perbuatan yang bertentangan dengan (membahayakan) kepentingan hukum. Pelanggaran
hukum yang dilakukan meynagkut pelanggran terhadap hak asasi lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta keharusan untuk melaksanakan kewajiban memelihara lingkungan hidup,
mecegah dan menanggulangi kerusakan dan pencemaran.
Penegakan hukum lingukngan dapat juga melalui jalur hukum perdata. Jalur ini di
Indonesia kurang disenangi karena proses yang berlarut-larut di pengadilan. Hampir semua
kasus perdata diupayakan ke pengadilan yang tertinggi untuk kasasi karena selalu tidak
puasnya para pihak yang kalah. Bahkan, ada kecendrungan orang sengaja mengulur waktu
dengan selalu mempergunakan upaya hukum, bahkan walaupun kurang beralasan biasa
dilanjutkan pula ke peninjauan kembali.
Penegakan hukum lingkungan hidup dengan menggunakan sarana hukum perdata
selama ini seringkali terkendala pada kesulitan pembuktian. Pembuktian perkara lingkungan
hidup membutuhkan sumber daya menusia dan teknologi yang tinggi, sehingga penyelesaian
perkara lingkungan hidup menjadi rumit, mahal dan berlangsung lama. Dengan demikian
penegakan hukum lingkungan hidup dalam praktiknya tidaklah mudah. Karena proses
pembuktiannya yang rumit, maka hakim dalam menangani perkara-perkara perdata
lingkungan hidup tidak cukup dengan menerapkan ketentuan hukum yang telah ada, namun
juga memerlukan suatu judical activism yang dilakukan dengan cara penemuan hukum dan
penciptaan hukum melalui keputusannya, agar terwujud keadialan bagi manusia dan
ligkungan sehingga dapat terpelihara lingkungan yang baik dan sehat, yang menjamin
terwujudnya keseimbangan dalam ekosistem.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam hal ini permasalahan yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan hukum lingkungan yang ada di Indonesia?
2. Bagaimana penegakan hukum lingkungan yang ada di Indonseia?
3. Bagaimana peran hukum pidana dalam penegakan hukum lingkungan di Indonesia
serta contoh kasus penegakan hukumnya?
4. Bagaimana hukum acara pidana dan perdata serta apa tujuannya?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja pengaturan hukum lingkungan yang ada di Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum lingkungan yang ada di
Indonseia
3. Untuk mengetahui bagaimana peran hukum pidana dalam penegakan hukum
lingkungan di Indonesia serta contoh kasus penegakan hukumnya
4. Untuk mengetahui bagaimana hukum acara pidana dan perdata serta apa
tujuannya

Anda mungkin juga menyukai