Anda di halaman 1dari 3

Indah putri

wardhani, yang lebih


dikenal dengan
nama indah. Lahir di
bangkinang, 17
september 2000.
Bertempat tinggal di jalan soedirman perumahan asta
karya. Mempunyai hobi menggambar dan bermain basket
dan mempunyai cita-cita menjadi arsitekur. Namun tuhan
berkehendak lain dan ksaat ini menjadi mahasiswa teknik
lingkungan di unversitas riau angkatan 2018. Motto
hidup adalah semua akan terasa mudah jika kita
menjalaninya dengan ikhlas

SEPERTI BUNGA DAN LEBAH

Fauzi sudah lama bersahabat dengan lala mereka


bersahabat sejak mereka sd karna rumah mereka
berdekatan, namun fauzi diam diam menyukai lala tanpa
lala ketahui. Lala adalah cewek yang disukai oleh
banyak cowok disekolah, sehingga tak pernah seharipun
dia berstatus jomblo. Itulah yang membuat fauzi hanya
berniat memendam perasaannya dari pada dia harus
kerhilangan lala saat dia mengatakan yang sebenarnya.

Sore itu pun mereka pulang bersamaan

“la, cepetan mau hujan ni” sambil memanggil lala yang


sedang asyik mberbicara dengan pacarnya

“iya zi sabarrr” pamit lalu menuju motor fauzi

Hal yang dikatakan fauzi benar terjadi,


diperjalanan hujan turun dengan derasnya. Deras hujan
sore itu membuat fauzi yang sedang bersama lala
menepihkan motornya disebuah halte bus.

“zi, berikan aku sebuah kisah untuk kujadikan pelajaran”


ujar lala tiba-tiba di sore hari yang sejuk itu.

“hmm, kisah apa ya? Aku bacakan sepenggal kisah


tentang analogi bunga dan lebah mau?” jawab fauzi yang
berbalas anggukan penuh semangat dari lala

Seperti bunga dan lebah. Ya, aku lebah dan ia


bunganya. Atau mungkin sebaliknya. Aku tak peduli.
Simbiosis mutualisme, pikirku. Karena kami saling
memberi, dan tanpa sadar saling menerima. Lalu aku
mulai meminta lebih banyak. Dan otomatis ia memberi
lebih banyak. Begitu yang kami lakukan sebagai bunga
dan lebah. Tapi aku sadar, mungkin aku bunganya.
Objek yang tidak akan pernah bisa berpindah tempat,
hanya menunggu untuk disinggahi sesaat. Ia lebahnya.
Hadir kala memang saatnya hadir, pergi kala memang
saatnya pergi. Kala sang bunga menutup diri, berhenti
untuk meminta, maka sunyi akan tercipta. Sang lebah
boleh pergi, mencari keindahan bunga yang lain.

Lalu suasana sesaat sepi. Lala menatapku


dengan nanar, seraya berkata “tuan fauzi, sejak kapan
kamu pandai bercerita sepeti ini?”

“sejak aku sadar, bahwa aku dan kamu hanya bisa


sekedar menjadi teman, nyonya lala. Akulah bunganya,
dan tentu kau lebahnya” ujar fauzi, tentu saja hanya
berani ia sampaikan salam hatinya.

Hujanpun tanpa sadar sudaah redah, fauzi pun


tanpa menjawab pertanyaan lala langsung menuju
motornya dan mengajak lala segera cepat naik.

Anda mungkin juga menyukai