Anda di halaman 1dari 11

EKSTRAKSI

Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat aktif dari berbagai tanaman obat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.
Tujuan Ekstraksi
Tujuannya adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut.
Jenis-jenis Ekstraksi
1. Ekstraksi Secara Dingin
◦ Metode Maserasi, cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperature kamar dan terlindung
dari cahaya.
Keuntungan : peralatannya sederhana
Kerugian : waktu yang diperlukan cukup lama
◦ Metode Soxhletasi, cara penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi oleh pendingin balik dan
turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas
bulat setelah melewai pipa sifon.
Keuntungan : digunakan pelarut yang lebih sedikit, pemanasannya dapat diatur
Kerugian : dapat menyebabkan reaksi peruaraian oleh panas
◦ Metode Perkolasi, cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi.
Keuntungan : tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak
Kerugian : kontak antara sampel padat terbatas dibandingkan dengan metode refluks
2. Ekstraksi Secara Panas
◦ Metode Refluks
Keuntungan : digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan
pemanasan langsung
Kerugian : membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
◦ Metode Destilasi Uap, metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial)
dari sampel tanaman.
Prinsip Kerja Ekstraksi
1. Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperature kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel.
2. Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan kedalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui simplisia tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh.
3. Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
dalam klongsong yang telah dilapisi kertas saring, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas
bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari.
4. Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukan kedalam labu
alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan.
5. Prinsip Destilasi Uap Air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda.
6. Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat
oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C dibawah titik didih
pelarutnya yang disebabkan oleh adanya penurunan tekanan.
7. Prinsip Ekstraksi Cair-cair (corong pisah)
Pemisahan komponen kimia diantara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur dimana
sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian lagi larut pada fase kedua.
8. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan
oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen).
9. Prinsip Penampakan Noda
a. Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna
gelap.
b. Pada UV 366 nm, noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
c. Pereaksi Semprot H2SO4 10%, berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor
dalam merusak gugus kromotor dari zat aktif simplisia.
Pengaplikasian Ekstraksi
1. Proses Ekstraksi Pada Minyak
1. Oleoresin, merupakan campuran senyawa minyak atsiri dan resin yang diperoleh dengan cara
ekstraksi. Fungsinya sebagai bahan baku flavor, disamping sebagai bahan pengawet alami.

2. Minyak atsiri (nilam), yang kandungan utamanya Patchouli alcohol (C15H16) digunakan sebagai:
◦ bahan pengikat (fiksatif) dalam parfum
◦ campuran produk kosmetik.

3. Minyak kelapa, meruapakan salah satu jenis minyak makan dibuat dari daging buah kelapa
dengan cara ekstraksi.
2. Proses Ekstraksi Pada Parfum
Parfum berasal dari bahasa latin yang berarti “per(melalui)” dan “fumum(asap)”. Parfum
kuno dibuat dengan mengekstraksikan minyak alami dari tanaman melalui menekan dan
mengukus.
3. Proses Ekstrasi Pada Besi dan Tembaga
Besi dan tembaga termasuk logam transisi yang sangat luas penggunaannya di industri.
Keberadaannya dialam dalam bentuk senyawa sehingga untuk memperoleh kedua logam
tersebut, diperlukan proses ekstraksi.

Anda mungkin juga menyukai