DI SUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPUH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan dan Rahmat-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Toksiologi Lingkungan ini dengan
baik dan tepat waktu. Adapun judul makala yang penulis buat yaitu “MAKALAH REVIEW
JURNAL: INTERAKSI TOKSIKOLOGIS NANOPARTIKEL PERAK DAN LOGAM NON-
ESENSIAL DALAM GARIS SEL HEPATOKARSINOMA MANUSIA”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................3
REVIEW ARTIKEL...................................................................................................................................3
A. Ulasan mengenai artikel..................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
4.1 Critical Review..................................................................................................................................7
4.2 leasson learned.................................................................................................................................7
BAB V........................................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................9
5.2 saran..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Logam berat adalah logam yang memiliki afnitas yang tinggi terhadap sulfur, terletak
pada sudut bawah daftar periodic pada periode 4-7 dengan no atom 22-92. Logam berat dapat
membentuk mineral atau senyawa logam bila bercampur dengan komponen tertentu yang ada di
bumi. Logam berat ada yang bersifat esensial bagi tubuh, tetapi bila tidak terkontrol dapat
berbahaya.
Logam berat dapat masuk ketubuh manusia melalui rantai pangan pendek (hewan-
manusia) atau lewat rantai panjang (tumbuhan-hewan-manusia) yang disebut pencemaran dakhil.
Logam berat termasuk zat pencemar karena sifatnya yang tidak dapat diuraikan secara biologis
dan stabil, sehingga dapat tersebar jauh ditempatnya semula.
Partikelnano perak (AgNP) hadir di sekitar 24% dari semua produk,seperti produk
makanan, kain, kosmetik, dan perangkat medis. Karena produksi yang luas dan aplikasi
AgNP, peningkatan jumlah nanowaste akan dihasilkan dan dilepaskan ke. Telah
diperkirakan bahwa konsentrasi lingkungan yang diprediksi (PEC) dari AgNP di perairan
permukaan adalah 0,088-10.000 ng l − 1 dan estimasi maksimum PEC di Efisiensi instalasi
pengolahan air limbah adalah 17 μg l, mewakili potensi bahaya bagi biota dan kesehatan
manusia. AgNP dapat menyebabkan efek buruk pada berbagai model biologis. Namun,
belum pasti apakah mereka mewakili ancaman terhadap kesehatan vertebrata, khususnya
ketika interaksi AgNP dan kontaminan lingkungan lainnya dipertimbangkan. Misalnya,
AgNP, cadmium, dan merkuri dapat mengganggu pertahanan antioksidan sel dan
menginduksi produksi ROS, kerusakan DNA, apoptosis, dan mendorong proliferasi sel,
tetapi efek dari kombinasi logam-logam ini dan AgNP tidak diketahui.
Kadmium dan merkuri adalah logam non-esensial dan kontaminan di mana-mana
dari lingkungan alami dan produk makanan. Logam-logam ini memasuki lingkungan
melalui berbagai sumber antropogenik. Cadium digunakan dalam produksi baterai, pupuk,
cat, dan plastik penstabil dan merkuri digunakan pada produksi soda klorin, pembakaran
batu bara, cat dan perawatan benih. Beberapa penelitian melaporkan bahwa partikel nano
1
dapat memodulasi toksisitas kontaminan lingkungan, seperti logam, hidrokarbon aromatik
polisiklik (PAH) dan pestisida organoklorinasi (OCP), yang mengarah ke hasil yang tidak
misalnya, mengamati interaksi sinergik positif SiNP + CdCl 2 untuk parameter biokimia dan
histopatologis hati, serta distribusi CdCl2 di hati dan ginjal tikus. Selain itu paparan bersama
dengan AgNP yang dilapisi sitrat meningkatkan bioakumulasi Cd di Daphnia magna.
Mengingat meningkatnya penggunaan AgNP, kontaminasi logam yang tersebar luas dan
oleh karena itu, kemungkinan kontaminan ini hidup berdampingan di lingkungan alami, efek
biologis dari kombinasi AgNP, Cd dan Hg pada sel hepatoma manusia (HepG2) melalui
viabilitas. , metabolisme, proliferasi, aktivitas pengangkut efluks, produksi spesies oksigen
reaktif dan parameter kematian sel. Sel HepG2 dipilih karena hati adalah organ target penting
dari tiga. Juga, garis sel ini telah secara rutin digunakan untuk menyelidiki toksisitas beberapa
senyawa, karena ia mempertahankan sebagian besar karakteristik fenotipik hepatosit normal.
2
BAB II
REVIEW ARTIKEL
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa material dan metodologi yang
cukup banyak dan sangat terstruktur.adapun bahan dan metodologi yang digunakan yaitu
Sintesis dan karakterisasi partikel nano perak,Kultur sel HepG2, Pemilihan konsentrasi
AgNP, Hg dan Cd, Persiapan kontaminan dan protokol paparan, Uji sitotoksisitas dan
proliferasi, Uji sitotoksisitas dan proliferasi level ROS, Multidrug efAktivitas
transporter flux, Kematian sel, Konsentrasi logam intraseluler, Prosedur statistic.
Berdasarkan dari hasil yang ada, potensi zeta −23 mV (analisis Zeta-sizer) dan puncak
penyerapan pada 400 nm .Dan juga setelah di lakukan pengujian selama 4 jam dapat di
ketahui bahwa campuran AgNP II + Hg I / II dan AgNP II + Cd I / II terjadi Penurunan
metabolisme mitokondria juga terjadi pada sel yang terpapar Cd II (30%), 3 kelompok AgNP
+ Cd dan AgNP + Hg II (30%) selama 24 jam percobaan .Untuk AgNP II + Cd II
(penurunan 60%) dan AgNP II + Hg II, efeknya lebih jelas daripada kontaminan
individu.Hal ini menunjukkan bahwa kontaminan campur lebih berdampak pada penurunan
kesehatan tubuh manusia dari pada kontaminan yang individual.serta AgNP dan hubunganya
dengan kadmium dan merkuri terhadap proliferasi sel juga menunjukkan hasil yang sama
seperti sebelumnya Setelah 24 jam, kelompok yang terpajan Cd I dan Hg saya mendapat
sedikit (10%) peningkatan proliferasi sel. Namun, paparan bersama terhadap AgNP II + Cd
II dan AgNP II + Hg II menyebabkan penurunan proliferasi sel (masing-masing 40% dan
20%).bahkan dari semua hasil percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa kontaminan
campuran yang telah dicampur Cd dan Hg dapat lebih berpengaruh daripada kontaminan
3
individual.
Gambar. 2. Uji MTT pada sel HepG2 yang terpapar selama 4 jam (A–B) dan 24 jam
(C – D). Nilai dalam % dibandingkan dengan kelompok kontrol. Data disajikan sebagai
rata-rata + SEM dari tiga percobaan independen. Tanda bintang menunjukkan efek
dibandingkan dengan kontrol menunjukkan interaksi toksikologis.
sementara AgNP II + Cd II diinduksi efek yang diprediksi (yaitu, mirip dengan jumlah
kontaminan individu). Baik AgNP dan Cd dapat mengganggu struktur mitokondria dan
aktivitas de-hidrogenase mitokondria yang mengarah pada deposisi ATP.Namun gangguan
tersebuta akan terjadi setelah terjadi paparan selama 4 jam.Tapi tidak dengan kadmium (Cd)
dan merkuri (Hg) yang akan bereaksi dengan AgNP sehingga efek atau dampak yang di
timbulkan menjadi lebih cepat dibandingkan ketika hanya AgNP saja.Serta asosiasi AgNP
+ Cd tidak begitu pengaru pada waktu yang singkat namun sebaliknya dengan AgNP +
Hg justru setelah lewat dari 4 jam AgNP campuran merkuri tersebut tidak akan bereaksi
bahaya namun sebelum lewat dalam 4 jam campuran AgNP dan merkuri akan sangat
4
mempengaruhi ketidakstabilan membran lisosom.
Gambar. 6. Produksi superoksida dalam mitokondria sel HepG2 terpapar selama 4 jam
(A–B) dan 24 jam (C – D). Nilai dalam% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Data
disajikan sebagai rata-rata + SEM dari tiga percobaan independen. Tanda bintang
menunjukkan efek dibandingkan dengan kontrol menunjukkan interaksi toksikologis.
5
+ Cd, setiap kontaminan dapat secara independen mengganggu konversi jalur toksik (misalnya,
sintesis ATP mitokondria)menghasilkan interaksi toksikologis. Hipotesis alternatif, yang perlu
diselidiki, adalah bahwa interaksi itu hanya konsekuensi dari fakta bahwa sel di bawah
beberapa tingkat konsentrasi tertentu (oleh kontaminan) mungkin dapat diatasi tetapi tidak
dengan konsentrasi tambahan (oleh pihak lain).karena jumlah dari kedua tekanan melebihi
pertahanan sel, tergantung dari sifat kontaminan.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa kontamian campuran seperti AgNP dengan tambahan Cd atau
Hg lebih berpengaruh daripada AgNP itu sendiri.karena dengan adanya konsentrasi maupun
penambahan zat lain ini akan lebih berpengaruh dibandingkan dengan ketika kontaminan hanya
satu,terlebih lagi dengan campuran yang memiliki tingkat toksisitas yang tinggi tentunya akan
sangat mempengaruhi terhadap reaksi toksiknya.Namun dari dua bahan tambahan seperti
kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) akan lebih beracun dan berbahaya apabila nanopartikulat
perak(AgNP) bereaksi dengan kadmium dibandingkan dengan merkuri karena apabila AgNP
ditambahkan dengan kadmium (Cd) akan mengganggu pada semua seperti sinteisis ATP
mitokondria yang menghasilkan interaksi toksikologis.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
dibutuhkan pula penanganan yang lebi cepat ketika tubuh terkontaminasi dengan
kontaminan campuran.Perbandingan yang di gunakan di sini yaitu ketika terkontaminasi
dengan nanopartikulat perak saja dengan terkontaminasi dengan nanopartikulat yang
sudah tercampur atau di tambahkan kadmium dan merkuri.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi,dapat disimpulkan bahwa kontamian campuran seperti AgNP dengan tambahan Cd
atau Hg lebih berpengaruh daripada AgNP itu sendiri.karena dengan adanya konsentrasi maupun
penambahan zat lain ini akan lebih berpengaruh dibandingkan dengan ketika kontaminan hanya
satu,terlebih lagi dengan campuran yang memiliki tingkat toksisitas yang tinggi tentunya akan
sangat mempengaruhi terhadap reaksi toksiknya.Namun dari dua bahan tambahan seperti
kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) akan lebih beracun dan berbahaya apabila nanopartikulat
perak(AgNP) bereaksi dengan kadmium dibandingkan dengan merkuri karena apabila AgNP
ditambahkan dengan kadmium (Cd) akan mengganggu pada semua seperti sinteisis ATP
mitokondria yang menghasilkan interaksi toksikologis.
5.2 saran
Sarannya,alangkah baiknya pada junal ini agar lebih menjelaskan dan memasukkan data
pada saaat melakukan beberapa uji percobaan yang telah di paparkan pada jurnal tersebut
9
DAFTAR PUSTAKA
RR Miranda et al.2017.Interaksi Toksikologi Nanopartikel Dan Logan Non Esensial Dalam Garis Sel-Sel
Hepatokarsinoma Manusia.Toksikologi Dalam Vitro.
10