Anda di halaman 1dari 27

Tugas Makalah Kimia Radiasi

KIMIA RADIASI

OLEH:

KELOMPOK II

NURJANAH (F1C1 17 023)


SITI YULIAWATI (F1C1 17 027)
RISDA ADRIANA (F1C1 17 025)
JUMARDIN DJALILI (F1C1 17 047)
FRISCA CAHYANI (F1C1 17 071)
HASMAYANTI (F1C1 17 073)
INES PALINTIN KANDO (F1C1 17 075)
MERY PATRESIA (F1C1 17 079)
MUHARNA (F1C1 17 081)
SENSIA PEBRIANI (F1C1 17 089)
LESTA SASMITA (F1C1 17 097)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kimia Radiasi” ini
dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah
Kimia Radiasi
Makalah ini mengulas tentang hasil penelitian dari beberapa jurnal
menegnai kimia radiasi. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Kimia Radiasi.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, diharapkan kepada siapapun yang
membaca makalah ini dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif agar
makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua

Kendari, 21 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KIMIA RADIASI.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................8
3.2 Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia radiasi merupakan subdivisi kimia nuklir yang merupakan studi
tentang efek kimia radiasi pada materi. Radiasi memancarkan energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel, atau gelombang elektromagnetik
(foton) dari suatu sumber energi. Radiasi energi tinggi adalah bentuk-bentuk
energi yang melepaskan tenaga dalam jumlah yang besar dan kadang-kadang
disebut juga radiasi ionisasi karena ion-ion dihasilkan dalam bahan yang dapat
ditembus oleh energi tersebut. Radiasi dapat menginduksi terjadinya mutasi
karena sel yang teradiasi akan dibebani oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga
dapat mempengaruhi atau mengubah reaksi kimia sel yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya perubahan susunan kromosom.
Saat radiasi pengion bergerak melalui materi, energinya disimpan melalui
interaksi dengan elektron penyerap. Hasil interaksi antara radiasi dan spesies
penyerap adalah pelepasan elektron dari ikatan atom atau molekul untuk
membentuk spesies radikal dan tereksitasi. Spesies radikal kemudian bereaksi satu
sama lain atau dengan molekul lain di sekitarnya. Ini adalah reaksi spesies radikal
yang bertanggung jawab atas perubahan yang diamati setelah iradiasi sistem
kimia. 
Spesies radiasi bermuatan (partikel α dan β) berinteraksi
melalui gaya Coulomb antara muatan elektron dalam media penyerap dan partikel
radiasi bermuatan. Interaksi ini terjadi terus menerus di sepanjang jalur partikel
insiden sampai energi kinetik partikel cukup terkuras. Spesies yang tidak
bermuatan (γ foton, sinar-x) menjalani satu peristiwa per foton, menghabiskan
energi foton secara total dan menyebabkan pelepasan elektron dari satu
atom. Elektron dengan energi yang cukup melanjutkan untuk berinteraksi dengan
media penyerap yang identik dengan radiasi β.
Pengukuran Radiasi banyak tersediapada beberapa forum untuk presentasi
perkembangan terbaru dalam bidang yang luas untuk mendeteksi radiasi pengion

1
dan pengukuran dan menerbitkan makalah asli pada penelitian baik secara
fundamental maupun terapan.
Faktor penting yang membedakan jenis radiasi yang berbeda satu sama
lain adalah transfer energi linier ( LET ), yang merupakan laju hilangnya energi
radiasi dengan jarak yang ditempuh melalui penyerap. Spesies LET rendah
biasanya bermassa rendah, baik foton maupun spesies bermassa elektron (partikel
β , positron) dan jarang berinteraksi di sepanjang jalurnya melalui penyerap, yang
mengarah ke daerah terisolasi spesies radikal reaktif. Spesies LET tinggi biasanya
bermassa lebih besar dari satu elektron, misalnya partikel α, dan kehilangan energi
dengan cepat yang mengakibatkan sekelompok peristiwa ionisasi berdekatan satu
sama lain. Akibatnya, partikel berat bergerak dalam jarak yang relatif pendek dari
asalnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dampak pengurangan emisi terhadap interaksi aerosol-radiasi
selama periode pencemaran.
2. Bagaimana penyetelan morfologi, komposisi dan reaksi reduksi oksigen
(orr) kinerja katalitik partikel oksida mangan yang dibuat oleh c -radiasi
diinduksi sintesis.
3. Bagaiaman pengaruh radiasi gamma terhadap konduktivitas termal bahan
komposit nano (SiC-Graphite).
4. Bagaiaman sifat BaO – LI2O – B2O3 sistem kaca dan potensi pemanfaatan
dalam proteksi radiasi gamma.
5. Bagaimana pengaruh radiasi sinar x terhadap motilitas sperma pada tikus
mencit (Mus muculus)
6. Bagaimana pennerapan Dan Teknik Radiasi Pelengkap Sebagai Referensi
Interaksi Radiasi Dengan nano Struktur
7. Bagaimana pengaruh radiasi layar komputer/laptop pada manusia

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak pengurangan emisi terhadap interaksi aerosol-
radiasi selama periode pencemaran.

2
2. Untuk mengetahui penyetelan morfologi, komposisi dan reaksi reduksi
oksigen (orr) kinerja katalitik partikel oksida mangan yang dibuat oleh c
-radiasi diinduksi sintesis.
3. Untuk mengetahui pengaruh radiasi gamma terhadap konduktivitas termal
bahan komposit nano (SiC-Graphite).
4. Untuk mengetahui sifat BaO – LI2O – B2O3 sistem kaca dan potensi
pemanfaatan dalam proteksi radiasi gamma.
5. Untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar x terhadap motilitas sperma pada
tikus mencit (Mus muculus)
6. Untuk mengetahui pennerapan Dan Teknik Radiasi Pelengkap Sebagai
Referensi Interaksi Radiasi Dengan nano Struktur
7. Untuk mengetahui pengaruh radiasi layar komputer/laptop pada manusia

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui dampak pengurangan emisi terhadap interaksi aerosol-
radiasi selama periode pencemaran.
2. Dapat mengetahui penyetelan morfologi, komposisi dan reaksi reduksi
oksigen (orr) kinerja katalitik partikel oksida mangan yang dibuat oleh c
-radiasi diinduksi sintesis.
3. Dapat mengetahui pengaruh radiasi gamma terhadap konduktivitas termal
bahan komposit nano (SiC-Graphite).
4. Dapat mengetahui sifat BaO – LI2O – B2O3 sistem kaca dan potensi
pemanfaatan dalam proteksi radiasi gamma.
5. Dapat mengetahui pengaruh radiasi sinar x terhadap motilitas sperma pada
tikus mencit (Mus muculus)
6. Dapat mengetahui pennerapan Dan Teknik Radiasi Pelengkap Sebagai
Referensi Interaksi Radiasi Dengan nano Struktur
7. Dapat mengetahui pengaruh radiasi layar komputer/laptop pada manusia

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kimia Inti dan Radioaktif


Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton). Radiasi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah
jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik,misalnya adalah
sinar gamma dan sinar-x. Beberapa modalitas pencitraan yang menggunakan
sinar-x adalah pesawat sinar-x, mamografi, dental, CT-Scan dan flouroskopi.
Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan
pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada
proses peluruhan radio nuklida dan transmutasi inti yang terjadi dalam
radioaktivitas, proses nuklir, dan sifat nuklir. Bidang ini dapat dibagi menjadi
empat kategori: Radiokimia; berhubungan dengan penggunaan radioaktivitas
untuk mempelajari reaksi kimia biasa.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti
atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi).
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus
anak. Ini adalah sebuah proses "acak" (random) sehingga sulit untuk memprediksi
peluruhan sebuah atom. Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan
radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1
buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut
mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel material radiaktif
mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai tingkat aktivitas yang
rendah; satuan yang biasa digunakan adalah dalam orde gigabecquerels.

2. Penerapan Kimia Radiasi dalam berbagai Bidang


1. Dampak Pengurangan Emisi Terhadap Interaksi Aerosol-Radiasi
Selama Periode Pencemaran
1.2 Performa Model

4
Menurut protokol evaluasi model EPA AS (US EPA,2007), normalized
mean bias (NMB), normalized mean gross error (NME) dan correlation
coefficient (CC) digunakan untuk Analisis statistik terhadapa dampak
pengurangan emisi terhadap interaksi aerosol-radiasi selama periode pencemaran.
Konsentrasi polutan udara per jam dikumpulkan oleh China National
Environmental Monitoring centre (CNEMC). Data meteorologi diperoleh dari
Meteorological Information Comprehensive Analysis and Process System
(MICAPS). Evaluasi simulasi kasus dasar untuk konsentrasi PM2.5 permukaan,
konsentrasi NO2, konsentrasi O3, dan suhu 2-m (T2), kecepatan angin 10-m
(WS10), kelembaban relatif 2-m (RH2) adalah dilakukan dengan membandingkan
hasil keluaran simulasi dengan pengamatan yang diberikan.
Hasil simulasi WRF-Chem (penelitian cuaca dan model peramalan dengan
kimia) secara memadai menangkap variasi T2 di semua lokasi, dengan koefisien
korelasi antara 0,53-0,78. NMB dan NME menunjukkan kinerja model yang baik
untuk T2. Nilai NMB dari T2 adalah -1%, 1%, 0,34%, -0,56 dan -0,1% di Beijing,
Tianjn, Baoding, Shijiazhuang dan Tangshan. Selama periode ini hampir semua
situs menunjukkan bias dingin kecuali di Tianjin. Nilai NME dari T2 adalah
antara 0,58% dan 1%. Beijing, Tianjin dan Tangshan menunjukkan nilai NMB
dan NME terkecil untuk simulasi RH. Baoding dan Shijiazhuang menunjukkan
bias yang relatif besar untuk simulasi reproduksi kesehatan, dan mereka terletak di
daerah yang sangat tercemar. Hasil simulasi RH2 memiliki koefisien korelasi
antara 0,59 dan 0,74. Prediksi berlebih terjadi pada WS10 setiap jam di semua
lokasi, dengan nilai bias rata-rata antara 17,90 dan 67,44 di lima kota pada
umumnya. Hasil simulasi WRF-Chem cukup menangkap dan mencerminkan
variasi arah angin. Bias WS10 dan arah Angin disebabkan oleh analysis nudging
(FDDA) yang tidak diterapkan pada faktor meteorologi, yang menekan interaksi
radiasi aerosol aerosol pada faktor meteorologi. Hasil simulasi secara memadai
menangkap variasi dalam WS10, dan semua koefisien korelasi lebih besar dari
0,5.
2.2. Dampak pengurangan emisi pada interaksi radiasi aerosol
2.2.1. Dampak terhadap variabel meteorology

5
Gambar. 1 menunjukkan distribusi spasial dari konsentrasi kualitas udara
rata-rata (PM 2.5 , PM , NO2, O3) di wilayah BTH selama periode simulasi.
10

Gambar. 2 menunjukkan distribusi rata-rata variabel meteorologi (SWDOWN,


T2, RH2, PBLH) di seluruh periode simulasi di wilayah tersebut. Polusi berat
terbentuk di bagian selatan dan menyebar ke wilayah utara. Polusi udara
terakumulasi di depan Pegunungan Yanshan dan Taihang di sebelah barat dan
utara wilayah BTH. Shiijazhuang, Baoding, Beijing, dan sebagian besar wilayah
BTH lainnya memiliki polusi udara yang tinggi.
Interaksi radiasi aerosol menurunkan radiasi gelombang pendek
permukaan bawah (SWDOWN) sebesar 0-28 W/m2 di atas domain simulasi,
terutama di daerah dengan polusi PM 2.5 yang parah. Kontribusi spasial rata-rata
interaksi radiasi aerosol dengan pengurangan emisi terhadap downward shortwave
radiation (SWDOWN) rata-rata selama periode simulasi adalah sekitar 14,83,
14,48, 18,53, 16,19 dan 12,26 W/ m2 penurunan di Beijing, Tianjin, Baoding,
Shijiazhuang dan Tangshan.

Gambar 1. Distribusi rata-rata variabel meteorologi dari simulasi base1.


SWDOWN: radiasi gelombang pendek ke bawah; PBLH: tinggi
lapisan batas planet.
2.2.2. Dampak terhadap kualitas udara

6
Distribusi spasial rata-rata dari efek interaksi radiasi aerosol pada
konsentrasi kualitas udara (PM 2.5 , PM 10, NO2, O3) di wilayah BTH selama
periode simulasi. Pengaruh pada konsentrasi PM2.5 dan PM10 menunjukkan
korelasi negatif dengan SWDOWN, T2 dan PBLH. Hasil ini menunjukkan
penurunan yang luar biasa dalam radiasi gelombang pendek ke bawah di
permukaan yang disebabkan oleh interaksi radiasi aerosol yang menurunkan suhu
permukaan tanah dan menyebabkan atmosfer lebih rendah yang lebih stabil (yaitu,
peningkatan RH2 dan penurunan ketinggian PBL). Akibatnya, kondisi
meteorologi yang stabil menekan penyebaran polutan udara dan meningkatkan
permukaan konsentrasi tanah PM2.5 dan PM10. Interaksi radiasi aerosol
menyebabkan peningkatan yang kuat pada konsentrasi PM2.5 di bagian tengah dan
selatan Provinsi Hebei, di mana emisi antropogenik aerosol kuat. Kontribusi
interaksi radiasi aerosol dengan pengendalian emisi meningkatkan konsentrasi
PM2.5 (PM2.5) sebesar 1.75, 2.00, 2.10, 1.90, dan 3.63 μg/m 3 di Beijing, Tianjin,
Baoding, Shijiazhuang, dan Tangshan, masing-masing. Interaksi radiasi aerosol
meningkatkan konsentrasi PM10 (PM10) masing-masing sebesar 2.20, 2.46, 2.71,
1.56, dan 4.35 μg/m3 di Beijing, Tianjin, Baoding, Shijiazhuang, dan Tangshan.
Interaksi radiasi aerosol meningkatkan konsentrasi NO2 di sebagian besar wilayah
BTH kecuali wilayah timur laut. Di sebagian besar wilayah, NO 2 meningkat 0–4,5
μg/m3. Nilai tertinggi dapat dilihat di daerah yang sangat tercemar. Konsentrasi O3
di permukaan menurun 0–1.55 μg/m3 di sebagian besar wilayah di lima kota
tipikal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa suhu tinggi, kelembaban relatif
rendah dan radiasi gelombang pendek yang tinggi berhubungan dengan
konsentrasi O3 yang tinggi di permukaan (Nair et al., 2002; Duenas et al., 2002).
Selama periode simulasi, T2 dan SWDOWN menurun, dan RH2 meningkat
karena interaksi radiasi aerosol. Perubahan dalam kondisi meteorologi ini
menurunkan konsentrasi O3 rata-rata regional.

7
Gambar 2. Distribusi spasial konsentrasi kualitas udara rata-rata dari simulasi
base1
3. Penyetelan Morfologi, Komposisi Dan Reaksi Reduksi Oksigen (ORR)
Kinerja Katalitik Partikel Oksida Mangan Yang Dibuat Oleh C -Radiasi
Diinduksi Sintesis
Oksida mangan dikenal karena berbagai aplikasinya untuk penyimpanan
energi dan konversi. Secara khusus, nanostruc-tured MnO2 telah menunjukkan
aktivitas katalitik yang cukup untuk ORR . Perilaku elektrokimia oksida mangan
terutamaditentukan oleh sifat struktural dan permukaannya. Itu satuan struktur
dasar MnO2 adalah [MnO6 ] oktahedron yang dihubungkan dalam dif-cara yang
berbeda dengan berbagi tepi atau sudut, sehingga membentuk variasi dalam
struktur, seperti struktur terowongan satu dimensi a -, b- dan c -MnO 2 , struktur
berlapis dua dimensi seperti d-MnO2dan struktur spinel tiga dimensi seperti K-
MnO2. Dalam studi sebelumnya tela ditunjukkan aktivitas katalitik itu oksida
mangan bergantung pada polimorf danmorfologi, di mana kinerja katalitik ORR
ditampilkan urutan berikut: a -MnO2> d-MnO2> c -MnO2> b-MnO2. Sementara
itu, sebuah -MnO2 dan b-MnO2 kawat nano menunjukkan aktivitas katalitik yang
lebih tinggi dibandingkan dengan a -MnO2 dan b-MnO2 batang nano.
Aktivitas elektrokimia oksida mangan yang baik bisa jadidikaitkan dengan
pasangan redoks Mn3+/Mn4+ yang ada di octa-situs hedral dengan adanya

8
kekosongan dalam fase padat. Reduksi oksigen pada katoda oksida mangan
berlanjut oksidasi kimiawi ion Mn3+ permukaan yang dihasilkan oleh pelepasan
dari MnO2 dan jalur reaksi total mengikuti empat-jalur reduksi elektron. Dalam
senyawa berbasis Mn, Mn3+ion menyebabkan salah satu distorsi kisi Jahn-Teller
terbesar, sedangkan ion Mn4+ tidak berkontribusi banyak pada distorsi tersebut.
Selanjutnya kemampuan untuk mentransfer elektron dari Mn3+ keoksigen yang
teradsorpsi (O2 (ad)) untuk membentuk Mn4+ –O2 (ad) adalah pentingkarakteristik
katalis berbasis Mn untuk ORR. Karena itu,aktivitas elektro-katalitik untuk ORR
dari berbagai jenis Mn oxi-des dapat bergantung pada jumlah spesies Mn 3+ yang
dapat diaksesdi permukaan.
Kinerja ORR dapat ditingkatkan dengan menggabungkannanokatalis pada
penyangga karbon yang memiliki luas permukaan tinggi dan konduktivitas yang
baik. Selain itu, efek sinergisdapat menyebabkan transfer elektron substansial
antara yang didukungoksida mangan dan karbon, dengan demikian secara efektif
meningkatkan cat- kinerja alitik oksida mangan. Kontrol ukuran danmono-
dispersitas nanopartikel telah menjadi masalah utama danarah karbon mendukung
fabrikasi nanokomposit.Telah ditunjukkan sebelumnya bahwa sifat struktural
manusia-oksida ganese dapat disetel dengan memilih sintesis yang sesuai rute .
Oksida mangan berstruktur nano untuk katalisisaplikasi dapat disintesis dengan
misalnya, metode sol-gel, metode pengendapan bersama, metode hidrotermal,
metode kimia basah, dan radiasimetode sintesis yang diinduksi.
Selama dekade terakhir, radiasi- c menyebabkan sintesis nano-bahan
menarik perhatian yang signifikan karena hal berikutkeuntungan: konsumsi energi
yang rendah; penggunaan minimal secara potensialbahan kimia berbahaya; skema
sintesis yang relatif sederhana. c -sintesis yang diinduksi radiasi melibatkan reaksi
redoks antaraproduk radiolisis air, radikal dan spesies aktif, dan dis-prekursor
garam logam terlarut, menghasilkan presipitasi yang lebih sedikitproduk reaksi
uble. Sejak pembentukan radikal berhentisegera setelah larutan dikeluarkan dari
radioaktifsumber, jumlah radikal yang bereaksi dan, dengan demikian,
jumlahendapan yang diperoleh dapat dikontrol dengan dosis radiasi totaldengan
akurasi tinggi. Seperti diberitakan dalam literatur, dengan memvariasikanc

9
-radiasi diinduksi parameter sintesis, seperti dosis radiasilaju, dosis total,
konsentrasi pemulung, dan jenis pelarut,nanopartikel dengan komposisi, ukuran
dan morfologi yang berbedabisa direkayasa. Dengan demikian, kabel nano MnO 2
yang berdiri bebas dapat dibuat. dihasilkan oleh metode sintesis yang diinduksi
radiasi- c melalui keduanya rute reduktif, Mn7+ Mn4+ , dari larutan prekursor
KMnO4 ,dan rute oksidatif, Mn2+ Mn 4+ , dari larutan garam Mn.
Dalam studi saat ini kami menerapkan pendekatan yang diinduksi radiasi-
cmensintesis tidak hanya material nano MnOx yang berdiri bebas tetapi juga
manusia-nanokatalis berbasis oksida gan diendapkan pada dukungan
karbon,bertujuan untuk membuktikan bagaimana morfologi, komposisi dan
katalitiknyaaktivitas bahan yang diperoleh dapat disetel oleh kondisi redoks.tions.
Nanokatalis disintesis dengan menggunakan radi-rute olytic: oksidasi dan reduksi.
Sifat struktural daribahan yang diperoleh dan aktivitas elektrokimia untukORR
dalam elektrolit alkali diselidik
 Metode
a. Sintesis oksida mangan yang diinduksi radiasi
b. Kondisi sintesis
c. Karakterisasi komposisi struktural dan kimia
d. Karakterisasi elektrokimia.
Dalam studi ini kami menunjukkannya dengan memvariasikan kondisi
redoksdari larutan prekursor dalam sintesis yang diinduksi radiasi- c dapat
menyesuaikan morfologi, komposisi dan kinerja elektrokimia kekuatan katalis
oksida mangan. Nanoparti- oksida mangan cles baik berdiri bebas dan pada
dukungan karbon disintesis oleh c -radiasi diinduksi metode sintesis. Keduanya
oksidasi radiolitik dan pengurangan digunakan. Sampel disiapkan melalui
oksidasi rute memiliki bentuk bola berongga yang terdiri dari nanoflakes, struktur
mana yang sesuai dengan c -MnO2 . Sementara itu, sampel yang dihasilkan
melalui jalur reduksi memiliki mor- seperti batang phology dan memiliki Mn 3 O
4 (mungkin 2MnO-MnO2) sebagai fase talline. Aktivitas ORR dari katalis yang
diperoleh adalah dikontrol oleh pengukuran RDE. Ditemukan bahwa sampel syn-
yang diukur melalui oksidasi radiolitik menunjukkan jalur 4-elektron, sedangkan

10
jalur 2-elektron tidak langsung diamati pada sampel diperoleh melalui reduksi
radiolitik. Aktivitas ORR tinggi dari MnO x -Sampel Oxi/C dapat dikaitkan
dengan permukaan elektrokimia yang tinggi area yang berasal dari nanos- hierarki
tiga dimensi struktur. Apalagi, seperti yang dikonfirmasi oleh analisis XPS,
permukaan konsentrasi Mn 3+ pada sampel MnO x -Oxi / C lebih besar dari itu
dalam sampel MnO x -Red / C, yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan
aktivitas elektro-katalitik dari mantan. Selain itu, kedua jenis katalis menunjukkan
stabilitas elektrokimia yang baik dalam basa solusi. Dengan demikian, metode
sintesis yang diinduksi radiasi- c dapat dilakukan diterapkan sebagai pendekatan
struktural dan komposisi yang dapat disesuaikan membuat katalis elektro oksida
mangan dengan ORR yang ditingkatkan aktivitas dan stabilitas.
4. Pengaruh Radiasi Gamma Terhadap Konduktivitas Termal Bahan
Komposit Nano (SiC-Graphite)
Saat ini pengaruh radiasi pada material komposit baik radiasi pengion
maupun radiasi non-pengion, radiasi pengion menghasilkan variasi yang luas pada
sifat-sifat material komposit.
Radiasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap radiasi ketika
menembus radiasi, menyebabkan perubahan urutan atom dan molekul di
komposisi materi.Pengaruh radiasi foton pada material komposit menyebabkan
terjadinya perubahan struktur material tersebut sebagai akibat dari interaksi antara
foton dengan material penyerapnya. Jenis reaksi tergantung pada energi foton dan
nomor atom target
a. Instrumen sinar gamma
Sinar gamma dipancarkan dari sumber "radioaktif alami" atau dari
sumber "industri" selama dekomposisi nuklir, karena inti yang tereksitasi kembali
ke keadaan stabilnya ketika kehilangan energi dalam bentuk sinar gamma.
Spektrum sinar gamma tidak berlanjut ( seperti pada spektrum sinar-X) tetapi
dalam bentuk radiasi energi tunggal. Spektrum ini dapat digunakan untuk
mengetahui senyawa unsur radioaktif, dan untuk mengetahui perbedaan isotop
dari unsur yang sama, karena spektrum sinar gamma adalah karakteristik inti

11
Radiasi) alam atau industri) diklasifikasikan menurut pengaruhnya dalam
dua jenis
a. Radiasi Pengion .
Jenis radiasi ini memiliki kemampuan untuk mengionisasi atom yang
melewatinya seperti radiasi elektromagnetik (sinar-x, sinar ultraviolet,
dan sinar gamma) dan radiasi partikel seperti partikel alfa, beta,
neutron dan proton. Radiasinya dalam bentuk
½:: Apakah waktu paruh radionuklida
b. Radiasi Non-Pengion
Jenis radiasi ini tidak memiliki kemampuan untuk mengionisasi atom
yang melewatinya seperti gelombang infra merah (IR), laser, sinar
tampak, gelombang radio dan televisi, gelombang radar dan panjang
gelombang gelombang mikro.
b. Konduktivitas termal setelah iradiasi:
Pemaparan material komposit polimerik terhadap radiasi Gamma
berenergi tinggi menyebabkan terjadinya eksitasi dan ionisasi molekul, hal ini
menyebabkan putusnya ikatan kimiawi dan mengakibatkan terbentuknya radikal
bebas, serta efek efek radiasi pada sifat material polimer
Material penguat adalah material nano yang menembus rantai polimer dan
mengarah pada penguatannya yang menyebabkan konduktivitas termal lebih
tinggi.Gambar (12) menunjukkan pengaruh radiasi Gamma terhadap
konduktivitas termal pada bahan campuran Hyb (SiC + Gr) untuk fraktur berat
(4%, 6%). Gambar ini menunjukkan bahwa nilai konduktivitas termal meningkat
dengan bertambahnya Gamma dosis radiasi, dan fraksi berat karena adanya bahan,
termasuk konduktivitas termal yang tinggi seperti Grafit yang sesuai dengan
temuan para penelitiTatterasall & Al Rawi [19,20].

5. BaO – LI2O – B2O3 Sistem Kaca: Potensi Pemanfaatan dalam Proteksi


Radiasi Gamma
Radiasi digunakan dalam bidang medis untuk meningkatkan kualitas
kehidupan kita sehari-hari di berbagai bidang seperti terapi kanker, mesin x-ray,
kardiologi, dan lainnya. Bidang pekerjaan lain, seperti pembangkit listrik dan

12
pertanian, sangat bergantung pada penggunaan radiasi setiap hari. Saat teknologi
terus berkembang, radiasi akan menjadi alat penting di lebih banyak industri dan
profesi (Bagheri et al., 2018; Sharifi et al., 2013; Obaid et al., 2018a, 2018b; Al-
Hadeethi et al., 2020a).
Pekerja dan pasien mungkin berada dalam risiko besar jika terkena radiasi
dalam jumlah tinggi. Radiasi pengion, atau radiasi dengan energi yang cukup
untuk melepaskan elektron dari atom, sangat berbahaya jika bersentuhan dengan
jaringan manusia (Aygün et al., 2020). Paparan radiasi pengion dalam jangka
panjang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel kulit dan jaringan serta
dapat menyebabkan mual, kanker, bahkan kematian (Akleyev, 2016). Bahan yang
paling banyak digunakan dalam perisai radiasi adalah timbal karena kepadatannya
yang tinggi, kemampuan atenuasi yang baik, dan biaya rendah. Meskipun timbal
adalah bahan yang sangat efisien untuk perisai, toksisitasnya yang tinggi terhadap
manusia dan lingkungan telah mengarahkan para peneliti untuk meneliti alternatif
yang tidak beracun (Rashad et al., 2020; Al-Hadeethi et al., 2020b; Al-Hadeethi
dan Sayyed , 2020).
Beton merupakan material yang umum digunakan untuk menipiskan sinar-
x dan sinar gamma dengan sifat struktur yang baik dan biaya yang rendah. Beton
sering digunakan sebagai pelindung terhadap foton berenergi tinggi terutama
karena peningkatan densitasnya dengan perubahan jenis agregat cukup efisien
(Zalegowski dkk., 2020). Namun, beton punya kerugian karena tidak bisa
bergerak dan kedap cahaya (El Khayatt, 2010 ).
Sehingga dipilihlah kaca sebagai alternative berikutnya. Kaca adalah
bahan lain yang digunakan untuk perisai radiasi karena kemudahan fabrikasi,
transparansi terhadap cahaya, dan kemampuan doping yang memungkinkannya
menjadi bahan penyerap yang efektif. Pelindung kaca dapat digunakan di ruang
medis, fasilitas x-ray, pusat penelitian nuklir, dan fasilitas lain di mana radiasi
digunakan (Al-Hadeethi et al., 2019). Berbagai pembentuk kaca seperti silikon
dan boron telah diteliti untuk sifat optik dan perisai mereka. Penambahan oksida
logam berat (HMO) meningkatkan kinerja atenuasi matriks kaca dengan
meningkatkan densitas sampel (Sayyed dan Elhouichet, 2017). Untuk mengukur

13
secara kuantitatif kemampuan atenuasi sistem kaca, beberapa parameter perisai
radiasi dihitung. Parameter yang paling umum digunakan dalam hal ini adalah
koefisien atenuasi massa (μ/ρ) yang menjelaskan seberapa mudah media tertentu
dapat ditembus oleh radiasi dan dengan demikian menentukan kemampuan media
ini untuk menyerap dan melemahkan radiasi.
Parameter perisai radiasi untuk beberapa sistem kaca menggunakan metode
eksperimental dan kode simulasi Monte Carlo. Meskipun, pendekatan yang
disebutkan di atas dapat menentukan properti perisai radiasi untuk setiap media
secara akurat, namun, pendekatan tersebut memerlukan kondisi tertentu seperti
laboratorium lanjutan yang berisi beberapa radioisotop dan detektor, akses ke
kode Monte Carlo, dan pakar yang dapat melakukan simulasi Monte Carlo. Oleh
karena itu, lebih baik mencari pendekatan alternatif untuk metode eksperimental,
namun tetap dapat memberikan hasil yang serupa. Karenanya, dalam pekerjaan ini
kami menggunakan perangkat lunak Phy-X / PSD yang tersedia online dan dapat
menentukan parameter pelindung dengan mudah dengan hasil yang akurat. Dalam
pekerjaan ini, kami menggunakan perangkat lunak Phy-X / PSD untuk
melaporkan parameter pelindung yang berbeda untuk BaO – Li2O – B2O3 sistem
kaca.
Logam berat seperti Pb dan Bi memiliki μ/ρ yang nilai tinggi dan oleh
karena itu lebih disukai insinyur perisai radiasi untuk memanfaatkan material
dengan kepadatan tinggi untuk meningkatkan μ/ρ dan menemukan fitur pelindung
radiasi yang optimal untuk material tersebut.

6. Penga Ruh Radiasi Sinar X Terhadap Motilitas Sperma


Pada Tikus Mencit (Mus muculus)
Radiasi merupakan energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang elektromagnetik atau cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi yang
ditimbulkan dari tindakan medis yang berasal dari sumber buatan manusia,
misalnya radiasi dari sinar X.
Radiografi tau Roentgen sinar X termasuk ke dalam radiasi pengion yang
merupakan sarana penunjang diagnositik yang sudah berkembang pesat. Dalam

14
bidang medis penggunaan sinar X untuk pencitraan diagnostik telah digunakan
selama lebih dari satu abad.
Salah satu manfaat sinar X adalah dapat mendeteksi penyakit kelainan
organ dengan cepat melalui radiodiagnosa. Disamping memberikan manfaat bagi
manusia, radiasi juga mengandung potensi bahaya. Efek deterministik pada organ
reproduksi atau gonad dapat mengganggu proses pembentukan sel sperma yang
dihasilkan. Dosis radiasi 0.15Gy sudah dapat Mengakibatkan penurunan jumlah
sel sperma (oligosperma). Penurunan jumlah sperma dapat berpengaruh terhadap
fertilitas. Salah satu aktor yang dapat mempengaruhi fertilitas adalah paparan
radiasi terutama radiasi pengion, sinar X termasuk radiasi pengion. Oleh karena
itu, radiasi sinar X seringkali dianggap menakutkan karena dapat menyebabkan
terjadinya Kemandulan (infertilitas).
Mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium (khususnya
digunakan Dalam penelitian biologi), penggunaan mencit pada penelitian Ini
karena mencit memiliki keunggulan-keunggulan salah satunya, sifat produksi dan
karakteristik reproduksinya manusia. Kualitas sperma sangat penting bagi
individu untuk mempertahankan generasinya dengan proses perkawinan. Fertilitas
atau kesuburan dipengaruhi oleh kondisi atau kualitas sperma. Menurut Arsyad &
Hayati sebagaimana dikutip oleh Ashafahani et al (2010), kualitas sperma
meliputi beberapa aspek yaitu; jumlah sperma, normalitas atau morfologi,
motilitas atau daya gerak, dan viabilitas atau daya tahan.
Konsentrasi sperma merupakan densitas (jumlah) sperma tiap mlsemen.
Konsentrasi sperma memang merupakan salah satu faktor penting untuk
mendukung keberhasilan pembuahan. Sedangkan motilitas merupakan suatu
kemampuan spermatozoa untuk bergerak secara progresif. Motilitas spermatozoa
yang berasal dari gerakan mendorong spermatozoa pada bagian ekor yang
menyerupai cambuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi
sinar X terhadap motilitas atau pergerakan sperma pada tikus mencit (Mus
muculus). Dengan variasi dosis radiasi penyinaran sinar X dan pengujian motilitas
sperma dengan menggunakan mikroskop cahaya.

15
Sinar X merupakan radiasi pengion yang pada penggunaannya dapat
menyebabkan kemandulan (infertilitas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh radiasi sinar X terhadap motilitas sperma. Sebagai objek penelitian
digunakan mencit yang dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok K
(kontrol), A ,B , C, D dan E serta dosis radiasi masing-masing kelompok adalah
0;100;125;150;175;200 mGy dengan mengunakan mesin sinar X. Setelah ± 30
hari, dilakukan pengambilan sperma pada mencit dan kemudian dilakukan
pengamatan meliputi jumlah konsentrasi sperma dan daya gerak sperma
(motilitas) dengan menggunakan mikroskop cahaya. Hasil pengamatan,
menunjukkan bahwa pemberian dosis radiasi sinar X memberikan pengaruh
terhadap jumlah konsentrasi dan motilitas sperma. Semakin besar dosis radiasi
yang diberikan maka konsentrasi sperma dan motilitas motile motilitasnya
semakin menurun serta semakin bertambah motilitas immotile. Hal ini
membuktikan bahwa pemberian radiasi sinar X terhadap mencit dapat
menyebabkan infertilitas.

7. Penerapan Dan Teknik Radiasi Pelengkap Sebagai Referensi Interaksi


Radiasi Dengan nano Struktur
Nanomaterial banyak dipelajari untuk digunakan dalam terapi radiasi
(RTx), relevansinya ditinjau secara rinci oleh Kuncic dan Lacombe, 2018)
(Kuncic dan Lacombe, 2018). Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik,
karena material yang berada dalam ukuran nano biasanya memiliki partikel
dengan sifat kimia atau fisika yang lebih unggul dari material yang berukuran
besar, Selain nanopartikel juga dikembangkan material nanostruktur, yaitu
material yang tersusun oleh beberapa material nanopartikel. Pengaplikasian nano
struktur sangat beragam salah satu contohnya dalam bidang industri dan sains,
Interaksi radiasi dengan nanomaterial banyak di pelajari.
Nanopartikel adalah partikel dalam ukuran nanometer yaitu sekitar 1-100
nm (Hosokawa et al. 2007). Nanopartikel merupakan ilmu dan rekayasa dalam
menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam skala
nanometer.Ditinjau dari jumlah dimensi yang terletak dalam rentang nanometer,
material nano diklasifikasikan menjadi beberapa kategori (Gambar 2.1.), yaitu:

16
material nano berdimensi nol (nanoparticle) seperti oksida logam,
semikonduktor ,dan fullerenes; material nano berdimensi satu (nanowire,
nanotubes, nanorods); material nano berdimensi dua (thin films); dan material
nano berdimensi tiga seperti Nanokomposit, nanograined, mikroporous,
mesoporous, interkalasi, organik-anorganik hybrids
 Interaksi nano struktur dengan radiasi

Gambar. Intensitas fluoresensi 0,0, 5,1, 15,2, dan 50,8 μM AuNP (20 nm) larutan
yang mengandung (kiri) APF dan (kanan) DHE, diiradiasi dengan
sinar-X (Diadaptasi dari Misawa dan Takahashi, 2011, bilah kesalahan
dihapus untuk kejelasan).

17
Gambar. Peningkatan relatif dari • hasil OH setelah iradiasi dengan sinar-X
sebagai fungsi konsentrasi untuk 3, 7, dan 30 nm AuNPs (Diadaptasi dari Cheng
et al., 2012).
Nanopartikel meningkat secara keseluruhan kerapatan elektron dari radikal
melalui pembentukan ikatan kovalen, yang menyakibatkan meningkatkan afinitas
logam permukaan untuk radikal berikutnya.

8. Pengaruh Radiasi Layar Komputer/Laptop Pada Manusia


Gelombang elektromagnetik dipancarkan oleh sumber buatan manusia dan
alam dan memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Gelombang
elektromagnetik (EM) terdiri dari listrik dan magnet bidang komponen yang
adalah saling menguntungkan tegak lurus dengan arah rambat gelombang.
Gelombang tersebut antara lain gelombang radio, radiasi infra merah, cahaya
tampak, radiasi ultraviolet, sinar-X dan sinar gamma. Gelombang EM ini ada
dimana-mana sehingga manusia selalu terpapar radiasi ini. Paparan radiasi yang
lama mungkin bertanggung jawab atas risiko penyakit kardiovaskular dan
masalah kesehatan lainnya.
1. Radiasi elektromagnetik secara tidak langsung berpengaruh pada otot dan
sel saraf tubuh. Banyak masalah yang berhubungan dengan kesehatan
seperti sakit kepala, penyakit jantung, sensasi terbakar, kemerahan,
kelelahan diamati karena paparan radiasi dalam waktu lama. Radiasi yang
dipancarkan oleh laptop, komputer dan komponen komputer memancarkan
radiasi EM berfrekuensi sangat rendah (ELF). Jenis radiasi yang sama
dipancarkan dari pesawat televisi, saluran listrik, dan peralatan elektronik
lainnya. Intensitas radiasi yang berasal dari komputer dan laptop lebih
sedikit tetapi semakin dekat pengguna akan menimbulkan masalah
kesehatan. Radiasi dimana pengguna terpapar radiasi ini adalah gelombang
radio, sinar ultraviolet dan sinar tampak serta frekuensi yang sangat
rendah.
2. Unit Tampilan Visual Komputer (VDU) dikategorikan menjadi dua jenis
yaitu tabung sinar katoda (CRT) dan layar kristal cair (LCD). CRT adalah
tabung berbasis vakum dimana berkas elektron diproyeksikan pada layar

18
berpendar untuk melihat gambar. CRT digunakan untuk membentuk
gambar seperti pada layar komputer dan osiloskop dll.

Dalam kehidupan sehari-hari, peralatan yang kita gunakan menghasilkan


radiasi elektromagnetik secara terus menerus dan kita hidup di bawah selimut medan
elektromagnetik. Sebagian besar dampak negatif terutama pada spektrum pita
frekuensi radio (RF) yang digunakan dalam komunikasi nirkabel. Bersamaan dengan
penggunaan material mekanis secara keseluruhan dalam kehidupan sehari-hari,
dampak alami dari gelombang elektromagnetik telah mulai diteliti secara lebih luas.
Keuntungan gelombang EM tidak terhitung, tetapi seperti yang kita ketahui, segala
sesuatu memiliki keuntungan dan kerugian. Banyak peneliti mengamati tentang efek
berbahaya dari medan elektromagnetik yang dihasilkan dari berbagai sumber. Ini
dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dan gangguan pada organ dalam manusia
seperti otak, ginjal, paru-paru.

 Pengaruh Radiasi Layar Komputer/Laptop Terhadap Manusia

Waktu rata-rata yang diberikan sebagian besar orang dari medan Statis,
saat muatan terakumulasi atau ada di permukaan material menghasilkan medan
listriknya tetapi bila ada pergerakan fisik muatan itu juga menghasilkan medan
magnet. Medan elektromagnetik eksternal dapat memaksa muatan untuk bergerak
dan ketika muatan ini bergerak, ia menciptakan beberapa perbedaan potensial.
Dan perbedaan potensial itu sangat kecil (<2000 volt) sehingga tubuh manusia
tidak dapat merasakannya. Umumnya frekunsi jenis medan ini hampir 0 HZ
SUMBER- Elektrolisis industri, tampilan video, MRI dan instrumentasi ilmiah
lainnya, perangkat las, dll. 3.3 Frekuensi Sangat Rendah (ELF) Frekuensi sangat
rendah menggambarkan frekuensi kurang dari 300 HZ.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Jika ada interaksi radiasi aerosol dalam simulasi, radiasi gelombang
pendek ke bawah di permukaan menurun, yang menyebabkan penurunan
suhu. Akibatnya, perkembangan PBLH terhambat dan peningkatan
relative kelembaban. Pengurangan emisi menyebabkan dampak interaksi
radiasi aerosol terhadap variabel meteorologi.
2. Dengan memvariasikan kondisi redoksdari larutan prekursor dalam
sintesis yang diinduksi radiasi- c dapat menyesuaikan morfologi,
komposisi dan kinerja elektrokimia kekuatan katalis oksida mangan.
3. Faktor transmisi (TF) menunjukkan tren penurunan dengan meningkatnya
energi, yang menunjukkan bahwa lebih banyak foton gamma dapat
menembus kaca mata BaLiB1 dan BaLiB9 pada energi foton yang lebih
tinggi. TVL dan HVL meningkat dengan meningkatnya energi, mencapai
nilai maksimum pada 2506 keV BaLiB 9 memiliki HVL dan TVL paling
sedikit, dan karenanya, sampel ini memiliki sifat atenuasi terbaik di antara
kacamata yang ada.
4. Konduktivitas termal komposit (EP + SiC), (EP + Gr) dan Hyb (Gr + SiC)
meningkat ketika dosis radiasi meningkat. Konduktivitas termal komposit
(EP + SiC) dan (EP + Gr) dan Hyb (SiC + Gr) meningkat dengan
meningkatkan rasio perkuatan, hasil dari yang lain pada fraktur berat (2%,
4%, 6%). Komposit (EP + Gr) memberikan hasil terbaik pada fraktur
bobot (2%, 4%, 6%).
5. Pemberian radiasi pada mencit dapat berpengaruh terhadap motilitas
sperma mencit. Semakin besar pemberian dosis radiasi sinar X dapat
menurunkan konsentrasi sperma. Sedangkan dalam segi motilitas bergerak
maju atau zig-zag (motile) mengalami penurunan dan motilitas bergerak
ditempat atau diam (immotile) mengalami kenaikan.

20
6. Untuk menghasilkan material nanostruktur maka partikel-partikel
penyusunnya harus diproteksi sehingga apabila partikel-partikel tersebut
digabung menjadi material yang berukuran besar maka sifat individualnya.
7. Jika bekerja di layar komputer menjadi lebih, radiasi layar dapat menembus
ke dalam tubuh dan dapat mempengaruhi fungsi alami jaringan dan sel. Ini
adalah proses alami ketika sel-sel mati, sel-sel baru dihasilkan. Tetapi karena
paparan radiasi layar, sel-sel baru dihasilkan tanpa mati sel lama. Ini mungkin
bertanggung jawab untuk pembentukan tumor di tubuh. Jenis aktivitas
abnormal serupa mungkin terjadi di dalam tubuh karena paparan lama radiasi
layar komputer / laptop.

3.2 Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
ilmu pengetahuan kepada Pelajar dan Mahasiswa baik sebagai sumber referensi
ataupun planalar luar lainnya.

21
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadeethi, Y. dan Sayyed M.I., 2020, BaO-Li2O-B2O3 glass systems: Potensial
Utilization in gamma radiation protection, Progress in Nuclear Energy,
doi.org/10.1016/j.pnucene.2020.103511
Bar-Ziv, R., Zidki, T., Zilbermann, I., Yardeni, G., Meyerstein, D., 2016. Effect of
hydrogen pretreatment of platinum nanoparticles on their catalytic
properties: reactions with alkyl radicals – a mechanistic study.
ChemCatChem 8, 2761–2764. https://doi.org/ 10.1002/cctc.201600553.
Bar-Ziv, R., Zilbermann, I., Oster-Golberg, O., Zidki, T., Yardeni, G., Cohen, H.,
Meyerstein, D., 2012a. On the lifetime of the transients (NP)-(CH3) n
(NP=Ag0 , Au0 , TiO2 nanoparticles) formed in the reactions between
methyl radicals and nanoparticles suspended in aqueous solutions. Chem.
Eur J. 18, 4699–4705. https://doi. org/10.1002/chem.201102671.
Bar-Ziv, R., Zilbermann, I., Zidki, T., Yardeni, G., Shevchenko, V., Meyerstein,
D., 2012b. Coating Pt 0 nanoparticles with methyl groups: the reaction
between methyl radicals and Pt0 -NPs suspended in aqueous solutions.
Chem. Eur J. 18, 6733–6736. https:// doi.org/10.1002/chem.201200593.
Boucher, O., Randall, D., Artaxo, P., Bretherton, C., Feingold, G., Forster,
P.2013. The Physical Science Basis. Con- tribution of Working Group I
to the Fifth Assessment Report of the Intergovern- mental Panel On
Climate Change. Cambridge University Press, Cambridge, UK and New
York, NY, USA .
Briggs, R. (1991). “Efek keselamatan dan kesehatan dari terminal tampilan
visual”. Sebuah bab dalam GD Clayton dan FE Clayton (eds), Higiene
industri dan toksikologi Patty, edisi keempat, vol. 1,
Brun, E., Sicard-Roselli, C., 2016. Actual questions raised by nanoparticle radio-
sensitization. Radiat. Phys. Chem. 128, 134–142.
Cao, J.J., Xu, H.M., Xu, Q. Chen, B.H. , Kan, H.D., 2012. Fine particulate matter
con- stituents and cardiopulmonary mortality in a heavily polluted
Chinese city. En- viron. Health Perspect. 120, 373–378 .
Chang, J., Taylor, R.D., Davidson, R.A., Sharmah, A., Guo, T., 2016. Electron
paramagnetic resonance spectroscopy investigation of radical production

22
by gold nanoparticles in aqueous solutions under X-ray irradiation. J.
Phys. Chem. 120, 2815–2823. https://doi.org/10.1021/acs.jpca.6b01755.
Charlson, R.J., Schwartz, S.E., Hales, J.M., Cess, R.D., Coakley, J.A. , Hansen,
J.E. 1992. Modelling the effect of aerosol feedbacks on the regional
meteorology factors over China. Aerosol Air Qual. Res. 15: 1559–1579.
Chelnokov, E., Cuba, V., Simeone, D., Guigner, J.M., Schmidhammer, U.,
Mostafavi, M., Le Caër, S., 2014. Electron transfer at oxide/water
interfaces induced by ionizing radiation. J. Phys. Chem. C 118, 7865–
7873. https://doi.org/10.1021/jp501396a. Cheng, N., Starkewolf, Z.,
Davidson, A.R., Sharmah, A., Lee, C., Lien, J., Guo, T., 2012.
Chemical enhancement by nanomaterials under X-ray irradiation. J. Am. Chem.
Soc. 134, 1950–1953. https://doi.org/10.1021/ja210239k.
Fauziyah A., dan Dwijananti P. 2013. Pengaruh radiasi sinar x terhadap motilitas
sperma pada tikus mencit (Mus muculus). Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia. 9 (93-98).
John Wiley & Sons, Inc. FRN (2006). Laporan Sensus Penduduk Nasional,
Republik Federal Nigeria. web.archieve.org. Diakses tanggal 15 Oktober
2017. Anisimov VN, Arutiunian AV, Burmistrov SO, Zabezhinskiĭ MA,
Muratov EI, Oparina TI, Popovich IG, Prokopenko VM, Frolova EV.
(1997). Efek radiasi dari terminal tampilan video komputer pribadi pada
proses radikal bebas pada tikus. Berbagai Eksp Biull Med .; 124: 192–4.
Vijay Kumar, RP Vats dan PP Pathak, Efek berbahaya dari radiasi 41 dan 202
MHz pada beberapa bagian tubuh dan jaringan, Indian J. of Biochemistry
and Biophysics, 45 (4), 269-274, 2008
Vijay Kumar, RP Vats, S. Kumar dan PP Pathak, Interaksi EMW dengan tubuh
manusia, Ind. J.Radio & Space Physics, 37, 131-134, 2008.
Wen W. Chunwei G. Xin M. Xiujuan Z. Lei L. Dan C. dan Jing Xu. 2020. Impact
of Emission Reduction On Aerosol-Radiation Interaction During Heavy
Pollution Periods Over Beijing-Tianjin-Hebei Region In China. Journal
of Environmental Sciences. 9(55).
Zhuofeng Li, Yi Yang, Axel,R., Xiangyang K., Gerard, M,S., Björn,W.,
Yohannes, K., and Inna, L,S., 2021. Tuning morphology, composition
and oxygen reduction reaction (ORR) catalytic performance of

23
manganese oxide particles fabricated byc-radiation induced synthesis.
Journal of Colloid and Interface Science. 10.1016/j.jcis.2020.09.011

24

Anda mungkin juga menyukai