Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1 MEMBRAN SEL

RAHMAWATI
A1J117046

A. Struktur Membran Sel

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,


plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat
dinding sel atau cell wall). Yang fungsinya untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.

 Struktur Membran Sel Menurut Gortel & Grendel (1925)

Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob(yang tidak dapat larut
dalam air tetapi dapat larut dalam minyak) gugus polar mengarah ke bagian luar
dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian
tengah dari lipid bilayer. Umumnya membran mempunyai ketebalan 7,5 nm –
10,0 nm. Senyawa utama penyusun membran adalah protein dan lipid. Protein
biasanya mencakup setengah sampai dua pertiga total berat kering membran
(Salisbury dan Ross, 1995). Struktur semua lipid ini memiliki karakteristik yang
khas yakni lipid tersebut memiliki gliserol dengan 3 atom karbon sebagai tulang
punggung pada 2 dari 3 dari atom tersebut akan teresterifikasi asam-asam lemak
dengan 16 atau 18 atom karbon ( Lakitan, 1993 )
Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan protein
(lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol umumnya
berupa kolesterol. Menurut Ardiyanto (2011:1) protein penyusun membran sel ter
utama terdiri dari glik oprotein.

B. Fungsi Membran Sel

Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai berikut:


a. Kompertemenisasi

Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang


membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel
menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membran yang membatasi
nukleus dan ruang -ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan sebagai ruang-ruang
yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi atau
tembok. Sehingga kegiatan di masing – masing di satu ruangan dengan ruang
yang lain. Di dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang- ruang
di dalam sel berisi cairan dan adanya percampuran ca iran dari ruang-ruang
tersebut merupakan malapetaka bagi sel tersebut.

b. Interaksi Antar Sel

Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap


interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri
dari macam sel y ang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan
fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal
kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang
apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.

c. Perubahan Energi

Perubahan satu bentuk ener gi menjadi bentuk ener gi lain merupakan hal
yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam
proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan
sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah ener gi cahaya matahari menjadi energi
kimia yang terkandung dalam karbohidrat.
Sel hewan maupun tumbuh -tumbuhan juga mampu untuk mengubah
energi kimia dari karbohidrat tersebut manjad i ATP atau senyawa lain berenergi
tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam mambran dari mit okondria
dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem
saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf
tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara pasti,
namun demikian membran sangat terlibat dalam proses ini.

d. Transfer Informasi

Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel


yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi
dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu
berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai
membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam -macan
reseptor akan berkombi nasi dengan bermacam-macam “ligand”. Ligand adalah
molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor
tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa
menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di membran sel dengan
ligand yang terdapat di luar sel dapat menimbulkan stimulus baru yang terlibat
dalam pengaturan bermacam -macam kejadian dalam sel.

e. Penyediaan Enzim

Banyak yang terdapat di d alam sel merupakan bagian dari membran.


Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase yang
berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel .
enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran
dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan
katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria.
Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel,
bertindak sebagai reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam
pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran
sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di
mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada
saling berdekatan.
f. Membran Sel Sebagai Perantara

Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut.


Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar
dari sel, tetapi membatas i pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas
selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu substansi tersebut.

C. Mekanisme Transpor Pada Sel

Ada banyak macam dari mekanisme transpor pada sel, yang terbagi dalam
dua kelompok besar yaitu :

1. Transpor Pasif

Merupakan mekanisme transpor yang tidak memerlukan energi dan terjadi


secara spontan. terjadi akibat perbedaan konsentrasi antara zat dengan pelarutnya.
Bergerak dari konsentrasi zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi zat
yang lebih rendah (Hipotonis). Transpor pasif meliputi Difusi dan Osmosis.Proses
difusi dan osmosis merupakan proses pasif, yang tidak memerulukan energi,
berbeda halnya dengan proses aktif yang memerlukan energi ( ATP 0 untuk
terjadinya proses itu ( Hartanto. 2007 ).

a. Difusi

Difusi adalah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan


bergerak dari kosentrasi tinggi ke arah larutan berkosentrasi rendah. Tekanan
hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-
pori tersebut ( Anthara dan suartha. 2011 ).Mekanisme transpor ini meliputi
berbagai zat (padat, cair, gas). Difusi bertujuan untuk mencapai keseimbangan
konsentrasi antara zat dengan pelarutnya. Selain itu, difusi juga berperan dalam
peristiwa pertukaran materi dari suatu sel dengan lingkungannya. Kecepatan
difusi bergantung pada beberapa aspek, diantaranya adalah:

1. Wujud Materi: Semakin besar ikatan antar molekul, makin lama difusi
terjadi (padat lebih sulit melakukan difusi)
2. Suhu: Semakin tinggi suhu, maka ikatan antar molekul akan cepat
terputus. Hal itu menyebabkan difusi menjadi cepat.
3. Ukuran Molekul: Molekul yang berukuran kecil akan lebih mudah
untuk melintasi suatu membran dari pada molekul yang besar pada
suhu yang sama.
4. Konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi antara zat dan
pelarutnya, atau perbedaan konsentrasi zat pada dua tempat yang
berbeda, menyebabkan semakin besar rata-rata difusinya.

b. Difusi terfasilitasi

Merupakan mekanisme transpor yang dibantu oleh protein-protein tertentu


dalam membran plasma. Protein-protein tersebut membentuk struktur menyerupai
saluran-saluran, sehingga molekul bisa melintasi membran plasma. Beberapa
protein ada yang berikatan dengan suatu molekul dan melintasi membran plasma.
Bentuk protein yang demikian disebut sebagai protein pembawa (Carrier Protein).
Protein pembawa/ transpor juga merentangkan membran sel sehingga
menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi terfasilitasi
melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan
protein transpor. Difusi terfasilitasi juga merupakan transpor pasif karena hanya
mempercepat proses difusi dan tidak merubah arah gradien konsentrasi.

c. Osmosis

Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semi permiabel


(selektif permiabel ) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi
hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permiabel terhadap air,
sehingga tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh bagian tubuh sama. Membran
semi permeabel adalah membran yang dapat dilalui air, namun tidak dapat dilalui
oleh zat terlaryt seperti protein ( Hartanto. 2007 ). Tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan proses osmosis disebut tekanan osmosis ( Guyton dan Hall, 2006 ).
2. Transpor Aktif

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan
gradien konsentrasi (Hipotonis->Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan
untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi
untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama
dengan difusi terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein)
saat transpor aktif, yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan
transportasi melawan konsentrasi.

Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu :

A. Transpor Aktif Primer

Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP
secara langsung untuk membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat
adanya transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi membran.
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke
dalam sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada
di luar sel. Sebaliknya terjadi pada ion Na yang dijaga konsentrasi didalam sel
lebih rendah dari pada diluar sel. Mekanisme transpor ini juga sering disebut
sebagai Sodium-Potassium pump

B. Transpor Aktif Sekunder

Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan


energi secara berkala. Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk
gradien konsentrasi ion. Pada transpor aktif sekunder, terjadinya bergantung
kepada potensi membran yang ada dan bergantung pada adanya transpor aktif
sekunder.
Contoh dari transpor aktif adalh transpor asam amino dan glukosa
melewati membran plasma dengan suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut
sebagai GLUT-4 (Glucose Transporter 4). Pengangkutan tersebut berbarengan
dengan difusinya molekul ion Na+ yang menggunakan transpor aktif primer yang
memungkinkan adanya potensi membran untuk mendukung adanya transpor aktif
sekunder. Ada beberapa sub mekanisme transpor aktif sekunder, diantaranya
adalah :
I. Transpor aktif sekunder co-Transport ; yang disebut sebagai co-transpor
pada proses transpor aktif sekunder adalah ketika pendistribusian masuk
sel molekul asam amino dan glukos menggunakan protein khusus dan
berbarengan dengan masuknya ion nartium kedalam sel. Hal tersebut
menyediakan potensial membran, mengingat transppor natrium merupakan
transpor aktif primer. Hal tersebut terus terjadi meskipun konsentrasi
glukosa dan asam amino dalam sel lebih tinggi. Karena molekul glukosa
dan asam amino tersebut masuk karena menggunakan sebagian energi
datri transpor natrium.
II. Transpor aktif sekunder counter Transport. (Exchange) ; Dalam counter
transpor berlangsung pertukaran partikel, yaitu ketika molekul ion natrium
masuk kedalam sel, ada molekul yang akan seketika itu juga keluar dari
sel. Semisal adalah Na-Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion Ca
ditranspor keluar sel, maka akan ada 3 molekul Na yang akan masuk ke
dalam sel. Selain Na-Ca, ada pula NA-H, yang akan mentranspor 1 ion
Natrium ketika beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel. Dalam kasus
ini, transpor aktif sekunder counter transpor telah berjasa mengatur kadar
PH dalam sel.

C. Endositosis

Merupakan proses masuknya partikel atau sel kecil ke dalam suatu sel.
Membran pada awalnya membentuk lekukan karena desakan dari pertikel yang
akan masuk tersebut.
Setelah lekukan terlepas, maka akan membentuk vesikel yang kalau it
berbentuk nutrisi akan langsung masuk ke sistem didalam sel, namun jika benda
asing akan langsung dicerna lisosom dengan menggunakan enzim pencernaan
lain. Ada beberapa macam endositosis, diantaranya adalah:
1. Phagocytosis
Disebut sebagai proses penelanan yang kerap kali dijumpai pada amoeba
dan leukosit. Membran memiliki peran untuk sangat peka terhadap benda, nutrisi
atau benda asing yang akan masuk sel. Sehingga seketika itu juga akan
membentuk lekukan yang akan menelan partikel tersebut.. Partikel yang
terselubung oleh membran itu kemudian membentuk vesikel yang akan
melepaskan diri dan menuju kedalam sel.

2. Pinocytosis

Reseptor membran plasma akan menempel sehingga terjadi lekukan.


Lekukan lama-kelamaan semakin dalam dan membentuk kantung. Kantung yang
terlepas akan berada dalam sitoplasma. Kantung ini disebut gelembung
pinositosis. Gelembung pinositosis akan mengerut dan pecah menjadi gelembung
kecil-kecil kemudian bergabung menjadi gelembung yang lebih besar. Pinositosis
biasanya disebut sebagai peminuman zat yang bentuknya cair.

3. Pinocytosis Terfasilitasi

Proses yang hampir sama dengan pinositosis, hanya saja pada saat
gelembung pinositosis kecil meninggalkan permukaan membran, vesikel akan
langsung bergabung dan berikatan dengan protein pembawa yang terbentuk
bersama vesikel.

D. Eksositosis

Merupakan proses keluarnya partikel atau zat dari suatu sel

Contoh :

Pengeluaran bahan-bahan untuk membentuk kitin, yang digunakan sebagai


bahan dasar pembuatan dinding sel jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE. 2006. Teextbook of medical Physiologi. Ed 8 th Elseiver
saunders. Philadelphia.
Hartanto, WW. 2007. Terapi Cairan dan ElektrolitPerioperatif. Bagian
Farmakologi Klinik dan terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran. Bandung
I Made Suma Anthara dan I Nyoman Suartha.2011.Homeostatis cairan Tubuh
Pada Anjing dan Kucing. Buletin Veteriner Udayana. Vol.3 No.1:23-37.
ISSN : 2085-2495
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Hal.7-17.
Salisbury, Frank B. Dan Ross, Celeon W. 1995 Fisiologi Tumbuhan. Jilid I.
Terjemahan. ITB. Bandung. Hal 3-16 dan 156-160.

Anda mungkin juga menyukai