Anda di halaman 1dari 19

STOIKIOMETRI

MODUL
STOIKIOMETRI

NAMA :.............................................................

KELAS :.............................................................

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

STOIKIOMETRI
Seiring berkembangnya teknologi maka semakin banyak ditemukan dalam
kehidupan kita produk-produk pangan maupun kesehatan yang hasil olahan industri
secara kimiawi. Produk-produk tersebut sering kali membantu kita mecukupi
asupan vitamin maupun mineral yang memang dibutuhkan tubuh sehingga akan
meningkatkan kesehatan kita. Namun tak jarang produk-produk tersebut memiliki
kandungan senyawa kimia yang dalam jumlah sedikit aman bagi kesehatan manusia
namun apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang atau dalam jumlah
yang berlebihan akan menimbulkan gangguan. Oleh karena itu, ketika kita membeli
produk-produk tersebut maka harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh kita.
Cara termudah untuk mengetahui sesuai atau tidaknya suatu produk terhadap
tubuh kita bisa di lihat dari komposisi atau ingridients produk tersebut. Data
komposisi ini sangat penting untuk menyesuaikan produk dengan kondisi tubuh dari
konsumen misalnya produk-produk yang kaya glukosa tidak baik untuk dikonsumsi
bagi pederita diabetes atau susu dengan kandungan laktosa yang tinggi tidak baik
untuk penderita Lactosa intolerant. Berdasarkan uraian tersebut maka sangatlah
penting untuk memperhatikan komposisi dari produk yang akan di konsumsi.

Gambar.4. Produk Pangan dan Komposisinya

1. Komposisi Zat
Salah satu kegiatan penting dalam ilmu kimia adalah melakukan percobaan
untuk mengidentifikasi zat. Ada dua kegiatan dalam identifikasi zat, yakni analisis
18
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menentukan
jenis komponen penyusun zat. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

menentukan massa dari setiap komponen penyusun zat. Dengan mengetahui jenis
dan massa dari setiap komponen penyusun zat, kita dapat mengetahui komposisi
zat tersebut. Komposisi zat dinyatakan dalam persen massa (% massa). Perhitungan
persen massa untuk setiap komponen dapat menggunakan persamaan berikut.

CONTOH

Analisis sampel menunjukkan terdapat 40% kalsium, 12% karbon, dan 48%
oksigen. Jika diketahui massa sampel tersebut adalah 25 gram, tentukan massa
dari masing-masing unsur dalam sampel!

Jawab :

18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Gambar . 4. Cangkang hewan Molusca mengandung kalsium karbonat


(CaCO3) dengan kadar masing-masing unsur adalah 40% kalsium
(Ca), 12% karbon (C) dan 48% oksigen(O).

2. Komposisi Zat Secara Teoritis


Komposisi zat secara teoritis merupakan komposisi zat yang ditentukan dari
rumus kimianya. Untuk zat berupa senyawa, komposisinya secara teoritis dapat
dinyatakan dalam persen massa unsur dalam senyawa.

dengan: Ar = massa atom relatif (gram/mol)


Mr = massa molekul relatif (gram/mol)

CONTOH
18

Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C 6H12O6) (Ar C
=12, H = 1, dan O = 16)!

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Jawab:
Massa molekul relatif C6H12O6= 180

3. Peranan Penentuan Kadar Zat Dalam Kehidupan Masyarakat, Teknologi dan


Lingkungan

Pencemaran lingkungan sudah merupakan masalah yang umum terjadi namun


masalah pencemaran masih kurang mendapat perhatian. Dimana masyarakat masih
kurang peka dengan kondisi wilayahnya. Seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini, anak-anak masih bersuka ria bermain di sungai yang tercemar limbah
tektil. Air yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari harus berada
dalam kualitas yang layak konsumsi baik sebagai bahan pangan maupun sebagai
pemenuhan kebutuhan MCK. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah air sungai
yang ada di sekitar kita layak digunakan atau tidak maka perlu dilakukan
pengukuran kadar unsur seperti logam Na, Pb, Cd, Cr, Cu, dan Co serta unsur lain
seperti Fe dan Zn. Setiap logam tersebut memiliki ambang batas tertentu apabila melewati
ambang batas maka air sungai dapat dinyatakan tidak layak minum atau bahkan tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan MCK. Pembatasan penggunaan ini terkait bahaya yang dapat
diakibatkan logam-logam tersebut apabila terakumulasi di dalam tubuh manusia yang dapat
mengakibatkan gangguan serius terhadap organ tubuh manusia bahkan kematian.

18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Gambar.4 Anak-anak yang sedang mandi di sungai yang mengandung limbah tekstil

Pengetahuan mengenai penentuan kadar zat sangat berperan penting dalam


penentuan kualitas air. Dimana pengetahuan ini semakin berkembang dengan
semakin ditemukannya berbagai metode yang pada tujuan akhirnya mengetahui
kadar suatu unsur maupun senyawa dalam suatu campuran. Marilah kita ambil
contoh mengenai penentuan kadar bahan pencemar misalnya Hg dalam air.
Pengetahuan mengenai penentuan kadar bahan pencemar khususnya air
mendorong semakin berkembangnya teknologi pengukuran kadar bahan pencemar
seperti spektroskopi.

18

Gambar.5. AAS

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Selain itu pengetahuan ini juga memberikan dampak kepada masyarakat


dimana masyarakat menjadi lebih kritis terhadap lingkungan sekitar, bila suatu
sumber air dinyatakan sudah tidak layak karena tingginya kadar bahan pencemar
Hg maka masyarakat serta merta menghentikan konsumsi sumber air tersebut
karena menyadari dampaknya bagi kesehatan mereka pada masa yang akan datang.
Sedangkan bagi lingkungan, pengetahuan mengenai penentuan kadar bahan
pencemar terutama Hg akan memberikan dampak bagi penghentian aktivitas atau
tindakan yang dapat memicu bagi munculnya bahan pencemar Hg yang lebih
banyak lagi sehingga lingkungan memungkinkan memperbaiki diri mengatasi akibat
tindakan manusia tersebut. Hal ini dapat terjadi bila pengetahuan mengenai
penentuan kadar tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat terutama pemegang
kekuasaan untuk mengambil kebijakan. Keterkaitan antara pengetahuan penentuan
kadar zat dalam campuran dan dampaknya bagi kehidupan manusia,
perkembangan teknologi serta lingkungan sesuai penjabaran di atas dapat
digambarkan melalui bagan SETS berikut ini.

18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Lingkungan
Lingkungan dapat diselamatkan
dari pencemaran yang lebih
buruk

Pengetahuan
Penentuan kadar zat dalam
campuran

Teknologi Masyarakat
Berkembangnya alat ukur Menghindari dampak
kadar bahan pencemar pencemaran

Hal tersebut merupakan sebagain kecil contoh penerapan pengetahuan kimia


bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Kalian akan menemukan banyak
manfaat dari penentuan kadar zat dalam campuran bagi kehidupan masyarakat,
perkembangan teknologi dan lingkungan. Jadi pada dasar pengetahuan yang anda
pelajari akan selalu dapat memberikan manfaat bagi kehidupan apabila diterapkan
untuk mencapai sesuatu benar dengan tanpa mengorbankan lingkungan.

4. Rumus Empiris dan Rumus Molekul


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-masing
unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat
ditunjukkan dengan angka indeks. Rumus kimia dibagi dua, yaitu rumus empiris
dan rumus molekul. Rumus empiris adalah rumus kimia yang menggambarkan
perbandingan mol terkecil dari atom-atom penyusun senyawa. 18
Rumus molekul, rumus yamg menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun satu molekul senyawa.

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Contoh : Anda perhatikan pada tabel berikut.

Tabel 1 Rumus molekul dan rumus empiris beberapa senyawa

dengan :
n = bilangan bulat

Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa, dapat
ditempuh dengan langkah berikut :
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa
2. Ubah ke satuan mol
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris
4. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
5. ( Rumus Empiris ) n = Mr → n dapat dihitung
6. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.

Contoh :
Seorang teknisi kimia membakar 4,5 gram sampel senyawa organik yang
mengandung C, H, dan O. Jika gas oksigen yang digunakan murni ternyata
menghasilkan 6,6 gram CO2 dan 2,7 gram H2O. Tentukan:
a. rumus empiris senyawa organik tersebut (A r C = 12, O= 16, dan H = 1);
b. rumus molekul senyawa organik tersebut jika diketahui M r -nya = 30! 18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Jawab :
a. Penentuan rumus empiris
JumlahC x Ar C
MassaC dalam CO2= x massa CO 2
Mr CO 2
1 x 12
¿ x 6,6
44
¿ 1,8 gram
massa C
mol C=
Ar C
1,8
¿
12
¿ 0,15 mol

Jumlah H x Ar H
Massa H dalam H 2 O= x massa H 2 O
Mr H 2 O
2x 1
¿ x 2,7 gram
18
¿ 0,3 gram
massa H
mol H =
Ar H
0,3
¿
1
¿ 0,3 mol

MassaO=massa sampel−massaC−massa H
¿ 4,5−1,8−0,3
¿ 2,4 gram
massa O
mol O=
Ar O
2,4
¿
16
¿ 0,15 mol
Perbandingan mol C : mol H :mol O=0,15 :0,3 :0,15=1 :2 :1
Jadi, rumus empiris senyawa karbon tersebut adalah CH 2 O
18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

b. Rumus empiris=¿
maka : Mr=¿
30=( 12+ ( 2 x 1 )+16 )n
30=30 n
n=1
Jadi, rumus molekul senyawa karbon tersebut adalah (CH 2O)1 = CH2O atau asam
formiat.

5. Peranan Penentuan Kadar Zat Dalam Kehidupan Masyarakat, Teknologi dan


Lingkungan

Ilmu kimia merupakan pengetahuan yang sangat erat berhubungan dengan


kehidupan manusia. Semakin berkembangnya zaman, maka manusia semakin
dituntut untuk dapat bertahan hidup dengan lebih baik. Dimana pergeseran
zaman, mengakibatkan pergeseran paradigma yang awalnya manusia hanya
memanfaatkan lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhannya namun sekarang
dengan semakin besarnya jumlah penduduk dunia, maka kita dituntut untuk lebih
kreatif agar kita dapat bertahan hidup lebih lama. Salah satu bentuk upaya ini
adalah dengan dilakukannya banyak penelitian untuk menghasilkan produk-produk
secara sintesis yang pada awalnya diperoleh langsung dari alam seperti obat.
Dimana yang di maksud dengan obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun
nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit berikut   gejala-gejalanya.

18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

Gambar 6. Obat Sintesis

Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal
dari tanaman. Dengan cara mencoba–coba, secara empiris orang purba
mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan
untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan
dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana
pengobatan tradisional jamu di Indonesia.
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di
kenal dengan  sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan
sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda
tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap kurang
memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat
aktif  yang terkandung dalam tanama- tanaman sehingga menghasilkan serangkaian
zat – zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris ,
atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium, digoksin
dari Digitalis lanata, reserpin dariRauwolfia serpentina, vinblastin dan Vinkristin
adalah obat kanker dari  Vinca Rosea.
Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat – obat sintesis, misalnya
asetosal,  di susul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati
18
baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik
sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia,  fisika dan

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi
penyelidikan yang  sistematis dari obat-obat baru.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap
tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru.
Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan di temukan sekitar 20 tahun yang lalu,
sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.
Dimana dalam upaya untuk menghasilkan obat sintesis sangat dibutuhkan
kemampuan ahli dalam menentukan rumus kimia dan struktur aktif dari senyawa
yang berperan sebagai obat tersebut. Pada dasarnya rumus kimia sangat berperan
penting dalam industri untuk menghasilkan produk-produk sintesis. Dimana bila
tidak diketahui rumus kimia dari senyawa yang berperan aktif dalam produk
tersebut maka tidak mungkin dapat dihasilkan produk sintesis yang memiliki peran
yang sama contohnya pupuk sintesis, deterjen dan karet sintesis. Dengan
perkembangan pengetahuan saat ini telah ditemukan berbagai teknologi yang
memudahkan para ahli untuk menentukan rumus kimia maupun struktur senyawa
menggunakan bantuan alat yang canggih yaitu spektroskopi.
Keterkaitan antara pengetahuan penentuan kadar zat dalam campuran dan
dampaknya bagi kehidupan manusia, perkembangan teknologi serta lingkungan sesuai
penjabaran di atas dapat digambarkan melalui bagan SETS berikut ini.

Lingkungan
Tanah pertanian lebih subur

Pengetahuan
Penentuan rumus empiris dan
rumus molekul

18

Teknologi Masyarakat
Mudah mendapatkan
Dihasilkannya pupuk pupuk bagi lahan
NURUL HUDA ERVINA, S.Pd
pertaniannya
sintesis
STOIKIOMETRI

6. Persen (%)
Merupakan nilai bagian zat terhadap jumlah total campuran.
    

Persentase terbagi atas :         Persen massa ( % m/m)


                          Persen voluma (% v/v)
                          Persen massa terhadap volum (% m/v)

    a. Persen massa (%m/m)


Contoh, zat A dan zat B saling bercampur maka persen massa dirumuskan :

Contoh soal 1:  jika 30 g gula dilarutkan dalam 120 g air, tentukan prosentase
larutan gula !
Jawab :    mA  = massa gula = 30 g     mB = massa air = 120 g
      % A   =        mA               X   100%
                         mA + mB                                        
Persentase gula   =       30             X 100%   = 20% m/m  
                                       150 g
Contoh soal 2  :   Sirup mengandung kadar gula 40% massa. Tentukan massa gula
dalam 800 g sirup !
Jawab:     % gula = % A = 40%
   Massa larutan = mA + mB   = 800 g
       % A =    mA          X  100%
                     mA + mB
     40% =    mA       X 100%
                        800 g
     mA = massa gula =    40%                  x   800 g    =   320 g
                                          100%

Contoh soal 3  : Jika 60 g garam dilarutkan dalam air hingga diperoleh larutan
garam 15 % m/m, tentukan massa air yang digunakan !
Jawab :    massa garam = mA = 60%
          5 garam = % A = 15 %
 %A  =       mA               X 100%
                       mA + mB  18
        15%  =    60gr                 X  100%
                     60g + mB
          60g + mB     =     100%           X 60 g   =  40g
                                       15%

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

              mB = 400 g – 60 g  = 340 g

b.  Persen Volume


     berlaku untuk zat terlarut yang berwujud cair dengan zat pelarut yang juga
berwujud cair.

Contoh soal 1 :    


Jika 20 L cuka murni akan dibuat menjadi larutan cuka 5% untuk dijual di
pasaran, tentukan jumlah air yang diperlukan untuk pengenceran !
 Jawab :            Volume cuka = vA = 20 L
          % cuka  = % A = 5%
       %A  =     vA         X 100%
                   vA + vB
     5 %  =    20                X  100%
             20 + vB
    20L + Vb    =      100%         X 20L = 380 L   
                                5 %
          Jadi, untuk pengenceran diperlukan 380 L air

Contoh soal 2 :    


Kadar alcohol yang dijual di apotek tertulis 70% v/v. Tentukan alcohol murni
yang dilarutkan dalam 1 botol larutan alcohol yang berisi 120 mL !
Jawab  :   % alcohol = % A = 70%
          Volume larutan = vA + vB = 120 mL
          %A    =     vA                X 100%
                  vA + vB
        70% =      vA                 X  100%
                     120 mL
         vA   =      70%                X 120 mL   = 84 mL
                      100 %

c.  Persen massa terhadap volume (%m/v)


     Persentase ini berlaku untuk sejumlah massa zat terlarut yang berwujud
padat atau cair, dengan zat pelarut yang berwujud cair.

Contoh soal 1 18
:    
Jika 25 garam dapur dilarutkan dalam air sampai 200mL, tentukan kadar garam
dapur tersebut dalam % m/v
Jawab :    Massa garam dapur = mA = 25 g
          Volume larutan   = 200mL

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

         %A   =     mA       X 100 %


                          v
       % garam dapur  =    25      X  100%  = 12,5%
                                    200mL
              Jadi kadar garam dapur = 12,5%

7. Bagian Perjuta
Bagian persejuta (bpj) atau part per million (ppm) menyatakan bagian zat
terhadap satu juta (106) bagian campuran. Salah satu penggunaan satuan bpj adalah
dalam menyatakan tingkat pencemaran (polutan)

 
Pengubahan persen ke bpj

 Contoh soal 1 :        


Kadar air raksa dalam air tidak boleh melebihi 5 bpj. Tentukan batas massa air raksa
dalam 1 L air, jika bobot jenis air = 1 g/mL !
Jawab :         Massa ir = massa larutan = massa pelarut = m 1 kg = 1000 g
          Kadar air raksa = A bpj = 5 bpj
       A bpj   =    mA      X 106 bpj
                     M
    5 bpj   =    mA        X   106 bpj
                   1000
    mA      =     5 bpj         X 1000 g   =   5 X 10-3 g  =  5 mg      
                       106
Jadi massa air raksa = 5 g   

 Contoh soal 2 : 
Jika air sumur mengandung 0,02% ion kalsium, tentukan kadarnya dalam bpj !
Jawab  :  %zat  =     bpj zat              0,02     =   bpj zat
     102          106                    102                  106        
          bpj    =   0,02       X 106    =   200 bpj       Jadi kadar kalsium air sumur 200 bpj
                        102
             
Contoh soal 3 :   18
Kadar gas CO di udara yang tercemar  = 50 bpj. Tentukan kadarnya dalam persen
Jawab   :  % zat     =    50               % zat =  102  X   50    =  5  X   10-3
                 102              106                         106         
                  Jadi kadar CO = 0,005%

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

8. Molaritas (M)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dalam ilmu kimia,
molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan
menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1 liter larutan mengandung
0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0,5 molar (0,5 M). Umumnya
konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan
menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena
konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang
sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam
pengukuran volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga
molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain
itu, pada larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan
fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear. Rumus
molaritas adalah :

Contoh :
Berapakah molaritas 0,4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 mL larutan ?
Jawab :

9. Molalitas (m)
Konsentrasi suatu larutan dapat kita nyatakan dengan beberapa besaran. Kita
mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan
molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m).
Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram
pelarut.

Rumus Molalitas adalah :

18
Contoh :
Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air?
Jawab :

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

10. Fraksi Mol (X)


Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan
jumlah total seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu
satu. Konsentrasi dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan
perbandingan.
Contoh :
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5 mol zat C. Hitung
fraksi mol masing-masing zat !
Jawab :
XA = 2 / (2+3+5) = 0.2
XB = 3 / (2+3+5) = 0.3
XC = 5 / (2+3+5) = 0.5
XA + XB + XC = 1

11. Pengenceran Larutan


Pengenceran larutan adalah penambahan zat pelarut kedalam suatu
larutan. Oleh karena itu, pada pengenceran larutan harga molaritas larutan
akan menjadi lebih kecil daripada sebelumnya sebab pada peristiwa tersebut
jumlah zat terlarutnya tetap (n terlarut tetap) tetapi volume larutan menjadi
lebih besar. Maka
n (sebelum pengenceran) = n (sesudah pengenceran)
Berdasarkan rumus molaritas
M=n/V
Maka
n=VxM
Jika jumlah mol sebelum pengenceran dianggao n1 dan sesudah
pengenceran dianggap n2 maka
18
n1 = n2
Sehingga berlaku
V1 x M1 = V2 x M2

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd


STOIKIOMETRI

12. Pencampuran Larutan


Jika dua larutan yang berbeda konsentrasinya dicampurkan maka
konsentrasi larutan yang terjadi akan berubah. Pada larutan yang baru, jumlah
mol terlarut merupakan jumlah total dari mol zat dalam kedua larutan
tersebut. Demikian pula untuk volumenya, sehingga berlaku persamaan :
n1 + n2 = n campuran
dengan menggunakan persamaan n = M x V, maka diperoleh :
(M1 x V1) + (M2 x V2) = (M x V) campuran

18

NURUL HUDA ERVINA, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai