MODUL
STOIKIOMETRI
NAMA :.............................................................
KELAS :.............................................................
STOIKIOMETRI
Seiring berkembangnya teknologi maka semakin banyak ditemukan dalam
kehidupan kita produk-produk pangan maupun kesehatan yang hasil olahan industri
secara kimiawi. Produk-produk tersebut sering kali membantu kita mecukupi
asupan vitamin maupun mineral yang memang dibutuhkan tubuh sehingga akan
meningkatkan kesehatan kita. Namun tak jarang produk-produk tersebut memiliki
kandungan senyawa kimia yang dalam jumlah sedikit aman bagi kesehatan manusia
namun apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang atau dalam jumlah
yang berlebihan akan menimbulkan gangguan. Oleh karena itu, ketika kita membeli
produk-produk tersebut maka harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh kita.
Cara termudah untuk mengetahui sesuai atau tidaknya suatu produk terhadap
tubuh kita bisa di lihat dari komposisi atau ingridients produk tersebut. Data
komposisi ini sangat penting untuk menyesuaikan produk dengan kondisi tubuh dari
konsumen misalnya produk-produk yang kaya glukosa tidak baik untuk dikonsumsi
bagi pederita diabetes atau susu dengan kandungan laktosa yang tinggi tidak baik
untuk penderita Lactosa intolerant. Berdasarkan uraian tersebut maka sangatlah
penting untuk memperhatikan komposisi dari produk yang akan di konsumsi.
1. Komposisi Zat
Salah satu kegiatan penting dalam ilmu kimia adalah melakukan percobaan
untuk mengidentifikasi zat. Ada dua kegiatan dalam identifikasi zat, yakni analisis
18
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menentukan
jenis komponen penyusun zat. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
menentukan massa dari setiap komponen penyusun zat. Dengan mengetahui jenis
dan massa dari setiap komponen penyusun zat, kita dapat mengetahui komposisi
zat tersebut. Komposisi zat dinyatakan dalam persen massa (% massa). Perhitungan
persen massa untuk setiap komponen dapat menggunakan persamaan berikut.
CONTOH
Analisis sampel menunjukkan terdapat 40% kalsium, 12% karbon, dan 48%
oksigen. Jika diketahui massa sampel tersebut adalah 25 gram, tentukan massa
dari masing-masing unsur dalam sampel!
Jawab :
18
CONTOH
18
Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C 6H12O6) (Ar C
=12, H = 1, dan O = 16)!
Jawab:
Massa molekul relatif C6H12O6= 180
18
Gambar.4 Anak-anak yang sedang mandi di sungai yang mengandung limbah tekstil
18
Gambar.5. AAS
18
Lingkungan
Lingkungan dapat diselamatkan
dari pencemaran yang lebih
buruk
Pengetahuan
Penentuan kadar zat dalam
campuran
Teknologi Masyarakat
Berkembangnya alat ukur Menghindari dampak
kadar bahan pencemar pencemaran
dengan :
n = bilangan bulat
Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa, dapat
ditempuh dengan langkah berikut :
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa
2. Ubah ke satuan mol
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris
4. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
5. ( Rumus Empiris ) n = Mr → n dapat dihitung
6. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.
Contoh :
Seorang teknisi kimia membakar 4,5 gram sampel senyawa organik yang
mengandung C, H, dan O. Jika gas oksigen yang digunakan murni ternyata
menghasilkan 6,6 gram CO2 dan 2,7 gram H2O. Tentukan:
a. rumus empiris senyawa organik tersebut (A r C = 12, O= 16, dan H = 1);
b. rumus molekul senyawa organik tersebut jika diketahui M r -nya = 30! 18
Jawab :
a. Penentuan rumus empiris
JumlahC x Ar C
MassaC dalam CO2= x massa CO 2
Mr CO 2
1 x 12
¿ x 6,6
44
¿ 1,8 gram
massa C
mol C=
Ar C
1,8
¿
12
¿ 0,15 mol
Jumlah H x Ar H
Massa H dalam H 2 O= x massa H 2 O
Mr H 2 O
2x 1
¿ x 2,7 gram
18
¿ 0,3 gram
massa H
mol H =
Ar H
0,3
¿
1
¿ 0,3 mol
MassaO=massa sampel−massaC−massa H
¿ 4,5−1,8−0,3
¿ 2,4 gram
massa O
mol O=
Ar O
2,4
¿
16
¿ 0,15 mol
Perbandingan mol C : mol H :mol O=0,15 :0,3 :0,15=1 :2 :1
Jadi, rumus empiris senyawa karbon tersebut adalah CH 2 O
18
b. Rumus empiris=¿
maka : Mr=¿
30=( 12+ ( 2 x 1 )+16 )n
30=30 n
n=1
Jadi, rumus molekul senyawa karbon tersebut adalah (CH 2O)1 = CH2O atau asam
formiat.
18
Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal
dari tanaman. Dengan cara mencoba–coba, secara empiris orang purba
mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan
untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan
dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana
pengobatan tradisional jamu di Indonesia.
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di
kenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan
sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda
tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap kurang
memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat
aktif yang terkandung dalam tanama- tanaman sehingga menghasilkan serangkaian
zat – zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris ,
atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium, digoksin
dari Digitalis lanata, reserpin dariRauwolfia serpentina, vinblastin dan Vinkristin
adalah obat kanker dari Vinca Rosea.
Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat – obat sintesis, misalnya
asetosal, di susul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati
18
baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik
sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan
kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi
penyelidikan yang sistematis dari obat-obat baru.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap
tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru.
Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan di temukan sekitar 20 tahun yang lalu,
sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.
Dimana dalam upaya untuk menghasilkan obat sintesis sangat dibutuhkan
kemampuan ahli dalam menentukan rumus kimia dan struktur aktif dari senyawa
yang berperan sebagai obat tersebut. Pada dasarnya rumus kimia sangat berperan
penting dalam industri untuk menghasilkan produk-produk sintesis. Dimana bila
tidak diketahui rumus kimia dari senyawa yang berperan aktif dalam produk
tersebut maka tidak mungkin dapat dihasilkan produk sintesis yang memiliki peran
yang sama contohnya pupuk sintesis, deterjen dan karet sintesis. Dengan
perkembangan pengetahuan saat ini telah ditemukan berbagai teknologi yang
memudahkan para ahli untuk menentukan rumus kimia maupun struktur senyawa
menggunakan bantuan alat yang canggih yaitu spektroskopi.
Keterkaitan antara pengetahuan penentuan kadar zat dalam campuran dan
dampaknya bagi kehidupan manusia, perkembangan teknologi serta lingkungan sesuai
penjabaran di atas dapat digambarkan melalui bagan SETS berikut ini.
Lingkungan
Tanah pertanian lebih subur
Pengetahuan
Penentuan rumus empiris dan
rumus molekul
18
Teknologi Masyarakat
Mudah mendapatkan
Dihasilkannya pupuk pupuk bagi lahan
NURUL HUDA ERVINA, S.Pd
pertaniannya
sintesis
STOIKIOMETRI
6. Persen (%)
Merupakan nilai bagian zat terhadap jumlah total campuran.
Contoh soal 1: jika 30 g gula dilarutkan dalam 120 g air, tentukan prosentase
larutan gula !
Jawab : mA = massa gula = 30 g mB = massa air = 120 g
% A = mA X 100%
mA + mB
Persentase gula = 30 X 100% = 20% m/m
150 g
Contoh soal 2 : Sirup mengandung kadar gula 40% massa. Tentukan massa gula
dalam 800 g sirup !
Jawab: % gula = % A = 40%
Massa larutan = mA + mB = 800 g
% A = mA X 100%
mA + mB
40% = mA X 100%
800 g
mA = massa gula = 40% x 800 g = 320 g
100%
Contoh soal 3 : Jika 60 g garam dilarutkan dalam air hingga diperoleh larutan
garam 15 % m/m, tentukan massa air yang digunakan !
Jawab : massa garam = mA = 60%
5 garam = % A = 15 %
%A = mA X 100%
mA + mB 18
15% = 60gr X 100%
60g + mB
60g + mB = 100% X 60 g = 40g
15%
Contoh soal 1 18
:
Jika 25 garam dapur dilarutkan dalam air sampai 200mL, tentukan kadar garam
dapur tersebut dalam % m/v
Jawab : Massa garam dapur = mA = 25 g
Volume larutan = 200mL
7. Bagian Perjuta
Bagian persejuta (bpj) atau part per million (ppm) menyatakan bagian zat
terhadap satu juta (106) bagian campuran. Salah satu penggunaan satuan bpj adalah
dalam menyatakan tingkat pencemaran (polutan)
Pengubahan persen ke bpj
Contoh soal 2 :
Jika air sumur mengandung 0,02% ion kalsium, tentukan kadarnya dalam bpj !
Jawab : %zat = bpj zat 0,02 = bpj zat
102 106 102 106
bpj = 0,02 X 106 = 200 bpj Jadi kadar kalsium air sumur 200 bpj
102
Contoh soal 3 : 18
Kadar gas CO di udara yang tercemar = 50 bpj. Tentukan kadarnya dalam persen
Jawab : % zat = 50 % zat = 102 X 50 = 5 X 10-3
102 106 106
Jadi kadar CO = 0,005%
8. Molaritas (M)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dalam ilmu kimia,
molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan
menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1 liter larutan mengandung
0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0,5 molar (0,5 M). Umumnya
konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan
menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena
konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang
sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam
pengukuran volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga
molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain
itu, pada larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan
fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear. Rumus
molaritas adalah :
Contoh :
Berapakah molaritas 0,4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 mL larutan ?
Jawab :
9. Molalitas (m)
Konsentrasi suatu larutan dapat kita nyatakan dengan beberapa besaran. Kita
mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan
molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m).
Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram
pelarut.
18
Contoh :
Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air?
Jawab :
18