PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh
Fatwa hardiyanti (1910211008)
Dimensi pendidikan nilai dan moral adalah salah satu dimensi yang terdapat dalam
pembelajaran kewarganegaraan, dimana nilai tersebut memiliki arti realitas abstrak sebagai
perinsip–perinsip yang menjadi pedoman dalam hidup. Nilai juga berfungsi sebagai acuan
perilaku setiap individu. Moral adalah aturan yang bersumber dari hati nuurani untuk
membimbing perilaku dan cara berfikir.Melalui proses pendidikan, manusia diharapkan dapat
memperoleh nilai kemanusiaannya, sehingga dapat menyadari realitas sosial yang terjadi
disekitarnya dan menyadari perannya untuk berperilaku sebagaimana mestinya atas realitas
sosial tersebut.
Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang diserap dalam perundang-
undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia masyarakat dibagi menjadi beberapa bagian yang
mempunyai arti antarlain: Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia
yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan aturan ikatan-ikatan yang tentu. Bermasyrakat
adalah merupakan masyarakat yang bersekutu. Permasyarakatan adalah lembaga yang mengurus
orang hukuman.
Masyarakat dalam arti yang luas, berarti sekelompok manusia yang memiliki kebiasaan, ide
dan sikap yang sama, hidup di daerah tertentu, menganggap kelompoknya sebagai kelompok
sosial dan berinteraksi.(Lihat buku ISD karangan, Prof. Dr. Tajul Arifin. MA hal. 45). Dengan
melihat berbagai arti dari Kemasyarakatan itu sendiri maka Masyarakat memiliki berbagai syarat
agar dapat disebut demikian yang diantaranya :
UUD 1945
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006
Landasan hukum pendidikan kewarganegaraan di PT (Perguruan Tinggi)
a. UUD 1945
Pembukaan UUD 1945.
Alinea kedua tentang suatu cita-cita mengisi kemerdekaan
Alinea keempat khusus tentang tujuan dari negara, yaitu keamanan dan
kesejahteraan.
Batang tubuh UUD 45
1. Pasal 27 ayat 1, Tentang kesamaan kedudukan dari warga negara dalam hukum dan
pemerintahan
2. Pasal 27 ayat 3, Tentang hak dan kewajiban warga negara dalam upaya untuk bela
Negara
3. Pasal 30 ayat 1, Tentang hak dan kewajiban warga negara dalam usaha untuk pertahanan
dan keamanan negara.
4. Pasal 31 ayat 1, Tentang hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982
UU No. 20/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Pasal 18
Wujud Hak dan Kewajiban setiap warga negara adalah dengan ikut serta dalam usaha bela
negara yang diselenggarakan dengan PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara) merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional).
Pasal 19 ayat 2
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara harus diikuti oleh warga negara dan dilaksanakan
dengan bertahap, yaitu:
1. Tahap awal, terdapat pada pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan menengah dan
dalam gerakan Pramuka.
2. Tahap lanjutan, terdapat di dalam tingkat Pendidkan Tinggi atau Perguruan Tinggi dalam
bentuk Pendidikan Kewiraan.
Kepmendiknas (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional) No. 232/U tahun 2000 {mengenai
Pedoman Penyusunan Kurikulum PT (Pendidikan Tinggi) dan PHBM (Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa)}.
Kepmendiknas No. 45/U tahun 2002 (tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi)
Dari ketiga hal tersebut, telah ditetapkan bahwa Pendidikan Bahasa, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Pendidikan Agama merupakan kelompok dari mata kuliah
Pengembangan Kepribadian yang harus diberikan dalam kurikulum setiap rencana studi maupun
kelompok rencana studi.
d. Surat Keputusan Dirjen Dikti (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional) Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2006.