Anda di halaman 1dari 9

NAMA:Fatwa hardiyanti

NIM :1910211008

-Mengenai hubungan pancasila dan UUD 1945


Pengertian Pancasila dan UUD atau Konstitusi

1. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia, oleh karenanya
merupakan landasan idiil bagi sistem pemerintahan dan landasan etis-moral bagi
kehidupan berbangsa, bernegara serta bermasyarakat. Pancasila juga bukan hanya
merupakan pandangan hidup, melainkan juga alat pemersatu bangsa.

Proses Perumusan Pancasila diawali dalam sidang BPUPKI I yang diketuai oleh dr.
Radjiman Widyadiningrat dan terdapat  tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin,
Soepomo dan Soekarno. 

Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno memberi nama Pancasila yang artinya 5 dasar pada
pidatonya dan tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan. Pada tanggal
18 Agustus 1945 dimana termuat isi rumusan 5 prinsip dasar negara yang diberi nama
Pancasila, sejak itulah istilah Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan istilah umum. 

Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India pada kitab
Suci Tri Pitaka yang terdiri dari 3 macam buku besar : Suttha Pitaka, Abhidama Pitaka
dan Vinaya Pitaka.

Cita-cita luhur bangsa Indonesia tegas termuat dalam Pembukaan UUD 1945 karena
Pembukaan UUD 1945 merupakan perjuangan jiwa proklamasi, yaitu jiwa Pancasila.
Dengan demikian Pancasila merupakan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. 

1. Pengertian UUD atau Konstitusi

Konstitusi atau Undang Undang Dasar sebuah negara diartikan sebagai suatu bentuk
pengaturan tentang berbagai aspek yang mendasar dalam sebuah negara, baik aspek
hukum maupun aspek lainnya yang merupakan kesepakatan masyarakat untuk diatur.
Aspek lain dalam pengertian ini dapat berupa aspek sosial maupun aspek filosofis dalam
arti asas-asas yang didasarkan pada alasan-alasan tertentu. 

C.F. Strong mengatakan bahwa konstitusi memiliki kedudukan sebagai aturan main bagi
rakyat untuk konsolidasi posisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan bersama
dalam rangka mewujudkan tujuannya dalam bentuk negara. 
James Bryce mendefinisikan konstitusi sebagai suatu kerangka masyarakat politik
(negara) yang diorganisir dengan dan melalui hukum. Dengan kata lain, hukum
menetapkan adanya lembaga-lembaga permanen dengan fungsi yang telah diakui dan
hak-hak yang telah ditetapkan. 

Konstitusi dapat pula dikatakan sebagai kumpulan-kumpulan prinsip yang mengatur


kekuasaan pemerintah, hak pihak yang diperintah (rakyat) dan hubungan diantara
keduanya.

B.     Hubungan antara Pancasila dan UUD 1945

Sudah menjadi ketentuan ketatanegaraan sekaligus sebagai suatu kesepakatan serta


doktrin kenegaraan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup, ideologi bangsa
Indonesia serta sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Artinya, Pancasila adalah
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan, watak
rakyat dan negara yang bersangkutan serta menjadi tempat berbijak atau bersandar bagi
setiap persoalan hukum yang ada atau yang muncul di Indonesia, sebagai tempat
menguji keabsahan baik dari sisi filosofis maupun yuridis. [1] Menurut DR. M. J.
Langeveld yang dimaksud dengan jiwa bangsa adalah kehidupan batin bangsa Indonesia
yaitu segala apa yang dipikirkan, dirasakan, diingat, direka, diimpikan dan dialami untuk
menjadi perangsang dan mewujudkan cita-cita dan tujuan kemanusiaan bangsa.[2]

Fungsi Pancasila sebagai kaidah dasar negara (staatsfundamental norm) menurut Prof.
Mr. DR. Noto Nagoro, Pancasila merupakan bagian terpenting dari pembukaan UUD 1945.
Maka negara Indonesia adalah negara Pancasila yang secara konsisten mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan TAP MPR No
IV/MPR/1999 tentang garis-garis besar haluan negara 1999-2004.[3] 

1. Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945 secara Keseluruhan

Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan
dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuat dasar
falsafah negara pancasila dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD
1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok
pikiran terkandung dalam UUD 1945 yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan
Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang
adil dan beradab, yang tidak lain adalah sila dari Pancasila, sedangkan Pancasila itu
sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada
dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945. semangat dan yang
disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping Undang-Undang dasar, masih ada
hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupakan sumber hukum, yang menurut
penjelasan UUD 1945 merupakan ‘aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelengaraan negara, meskipun tidak tertulis’. Inilah yang dimaksudkan
dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai pelengkap atau pengisi
kekosongan yang timbul dari praktek kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat
dalam Undang-Undang Dasar.

1.Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945 dalam Pembukaan UUD 1945

Ada hubungan prinsipil antara pembukaan UUD 1945 dan proklamasi kemerdekaan
Indonesia, yaitu pertama, pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kedua, tindakan-
tindakan yang segera dilakukan terkait dengan kemerdekaan, cita-cita luhur yang
menjadi pendorong ditegakkannya kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan dan perwujudan
keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Pada alinea ke-4 UUD 1945 merupakan pernyataan peristiwa dan keadaan ataupun cita-cita
setelah bangsa Indonesia terwujud. Pancasila yang termaktub pada alinea ke-4 ini merupakan
unsur penentu ada dan berlakunya hukum Indonesia, pokok kaidah negara yang fundamental,
dasar negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan demikian Pancasila
merupakan inti dari pembukaan UUD 1945, dan memiliki kedudukan yang kuat dan tetap serta
tidak dapat diubah.

Posisi Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan
MPRS No XX/MPRS/1966. Artinya nilai-nilai Pancasila sebagai norma dasar paling
fundamental sehingga mampu menjadi pandangan hidup, visi bangsa, dasar pijakan hubungan
politik dan kehidupan kebangsaan yang lain.[4] Dan ini bersifat tetap yang tidak dapat berubah
karena Pancasila merupakan hasil dari kesepakatan kehidupan berbangsa di Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila secara yuridis formal merupakan dasar filsafat negara yang
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini berarti, dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini termasuk semua peraturan
perundangan, pemerintahan, penyelenggaraan kekuasaan, sistem demokrasi, dan aspek-aspek
penyelenggaraan negara lainnya. Pancasila dan UUD menjadi dasar negara.

Kedudukan Pancasila ini dapat dirinci sebagai berikut :

a)      Sebagai sumber hukum dasar nasional berdasarkan ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998.

b)      Meliputi suasana kebatinan UUD.

c)      Mewujudkan cita-cita hukum dasar baik tertulis maupun tidak tertulis.

d)     Mengandung norma-norma yang harus diwujudkan di dalam UUD.

e)      Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan Undang-undang Dasar 1945 diundangkan


dalam berita Republik Indonesia tahun II No.7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Inti dari pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya terdapat dalam alinea IV. Sebab segala aspek
penyelenggaraan pemerintahan negara yang berdasarkaan Pancasila terdapat dalam
pembukaan alinea IV.

Oleh karena itu justru dalam pembukaan itulah secara formal yuridis Pancasila ditetapkan
sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Maka hubungan antara pembukaan UUD
1945 adalah bersifat timbal balik sebagai berikut: 

a)      Hubungan secara formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam pembukaan UUD 1945, maka
Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar positif.

Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secara formal dapat di simpulkan sebagai
berikut: 

1)      Bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. 

2)      Bahwa pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah
negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia.

3)      Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila adalah tidak tergantung pada
Batang  Tubuh UUD 1945. 

4)      Bahwa Pancasila dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi
sebagai pokok  kaidah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar
kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945. 

5)      Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat, tetap
dan tidak dapat diubah dan melekat pada kelangsungan hidup negara Republik Indonesia.

Dengan demikian Pancasila sebagai substansi esensial dari pembukaan dan mendapatkan
kedudukan yuridis dalam pembukaan. Perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut
adalah sama halnya dengan mengubah secara tidak sah pembukaan UUD 1945. 

b)      Hubungan secara material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang bersifat formal juga
terdapat hubungan secara material sebagai berikut; Proses perumusan Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945, secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama
adalah dasar filsafat Pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah itu tersusunlah
piagam Jakarta yang disusun panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
sumber tertib hukum tertinggi yang bersumberkan pada Pancasila. Hal ini berarti secara
material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
yang meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai
Pokok Kaidah negara yang fundamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan
esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara Fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila
(Notonagoro,tanpa tahun : 40).

Jelas bahwa Pembukaan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa tidak hanya berisi Pancasila.
Dalam ilmu politik, Pembukaan UUD 1945 tersebut dapat disebut sebagai ideologi bangsa
Indonesia.

Jadi Pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan pokok-
pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam wujud pasal-pasal
batang tubuh UUD 1945.

-menguraikan UU tertulis dan tidak tertulis dan kebudayaan


Hukum Dasar Tertulis di Indonesia

Hukum dasar tertulis adalah UUD. Selama Indonesia merdeka sudah 4 macam UUD
yang digunakan. Contoh hukum dasar tertulis yang pernah digunakan di Indonesia,
yaitu:

1. UUD 1945

UUD 1945 resmi menjadi konstitusi Indonesia sejak 18 Agustus 1945, sehari setelah
Proklamasi Kemerdekaan.  Dalam perjalanannya, UUD 1945 pernah beberapa kali
digunakan. Padahal di dalamnya terkandung nilai-nilai bangsa. Pokok pikiran dalam
pembukaan UUD 1945 berisi tujuan pembangunan nasional, hubungan Indonesia
dengan luar negeri, pernyataan kemerdekaan, dan ideologi Pancasila. Sementara isi
atau batang tubuhnya berisi lengkap mengenai bentuk negara, lembaga negara,
sampai kepada jaminan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.  Beberapa
periodisasi konstitusi di Indonesia, adalah:

 UUD 1945 Setelah Kemerdekaan, UUD 1945 ini berlaku sampai 27 Desember


1949, karena setelah itu Indonesia menjadi negara RIs berdasarkan hasil
Konfrensi Meja Bundar di Belanda.
 UUD 1945 Setelah Dekrit Presiden 1959, Setelah Indonesia kembali ke bentuk
negara kesatuan, UUD 1945 tidak otomatis kembali digunakan.  Presiden saat
itu mempunyai wacana untuk membentuk konstitusi baru dengan dibentuknya
Dewan Konstitsuante.  Namun, karena akhirnya gagal, maka UUD 1945 kembali
diberlakukan setelah Dekrit Presiden, 5 Juli 1959.
 UUD 1945 Masa Pemerintahan Orde Lama, UUD 1945 secara resmi kembali
digunakan.  Namun pada pelaksanannya banyak terjadi penyimpangan terhadap
konstitusi dan mencapai puncaknya dengan pemberontakan yang dikenal
dengan Gerakan 30 September 1965.
 UUD 1945 Masa Pemerintahan Orde Baru, Masa pemerintahan orde baru
dimulai sekitar tahun 1966.  Masa ini pemerintahannya bertekad melaksanakan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.  Namun penyimpangan semakin
banyak terjadi.  Khususnya korupsi, kolusi, dan nepotisme.  Tahun 1998
pemerintahan berakhir setelah kerusuhan massal, 12 Mei  dan demonstrasi
besar-besaran mahasiswa.  Era setelahnya disebut sebagai masa reformasi.

2. UUD RIS

Sesuai dengan namanya UUD RIS berlaku ketika Indonesia berbentuk negara serikat. 
Konstitusi ini tidak berlangsung lama.  Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia
memutuskan kembali menjadi negara kesatuan.

3. UUD Sementara

Undang-Undang dasar Sementara, dikenal dengan nama UUDS 1950.  Konstitusi ini
berlaku menggantikan UUD RIS. Alasan perubahan konstitusi RIS ke UUDS terutama
karena tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Namun karena kondisi
semakin tidak menentu, UUDS hanya berlaku hingga 5 Juli 1959.

4. UUD 1945 Hasil Amandemen

Ketika masa reformasi, beberapa perubahan dilakukan dengan tidak mengubah


pembukaan UUD 1945.  Perubahan dilakukan sebanyak empat kali sampai tahun
2004.  Di antara pasal-psaal yang diubah berisi struktur lembaga negara sebelum dan
sesudah amandemen.  Konstitusi hasil amandemen dibuat dengan lebih terperinci.

Hukum dasar tidak tertulis indonesia

Contoh hukum dasar tidak tertulis lebih luas.  Karena hukum ini mencakup semua
hukum yang ada dalam negara dan masyarakatnya, tanpa ada pembentukan secara
resmi. Hukum dasar tidak tertulis ini biasanya disebut konvensi.   Contohnya, yaitu :

1. Musyawarah Untuk Mufakat

Musyawarah menjadi ciri khas Indonesia dan sesuai dengan pandangan hidup Bangsa
Indonesia, Pancasila,  Secara resmi akta ini tidak ada dalam UUD 1945 sebagai
konstitusi tertulis, tetapi digunakan pada berbagai pertemuan dalam menyelesaikan
berbagai masalah.  Bangsa Indonesia lebih menyukai cara ini dibandingkan voting.

2. Pidato Kenegaraan Presiden


Dimulai sejak zaman pemerintahan orde baru, Presiden menyampaikan pidato
kenegaraan sehari sebelum peringatan kemerdekaan Indonesia.  Berarti pidato
disampaikan secara luas melalui berbagai media, 16 Agusutus 1945.  Tidak ada aturan
mengenai hal ini, tetapi sebagai kebiasaan baik yang terus dilaksanakan.  Pidato
bisanya berisi tentang kondisi Indonesia.

3. Pidato Presiden Awal Tahun

Selain pidato kenegaraan sebelum memperingati hari kemerdekaan, pidato kenegaran


juga disampaikan Presiden di hadapan anggota DPR.  dalam pidato ini Presiden
menyampaikan RAPBN untuk tahun ini, karena pidato di sampaikan awal tahun, bulan
Januari.

4. Adat Istiadat

Dalam masyarakat Indonesia berlaku adat istiadat dan norma baik yang selalu ditaati. 
Misalnya, upacara menghormati orang yang sudah meninggal dunia, berjalan
membungkuk di depan orang tua, dan sebagainya.  Adat dan norma termasuk ke dalam
konstitusi tidak tertulis.

Demikian penjelasan mengenai contoh hukum dasar tertulis dan tidak tertulis di
Indonesia.  Penjelasan yang cukup panjang karena dimulai dari pengertian dan
perbedaan hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.  Semoga bermanfaat dan terima
kasih.

-Sifat UUD 1945

Sifat Undang Undang Dasar (UUD) 1945 ~ Sifat Undang Undang Dasar 1945
termasuk konstitusi yang Rigid (kaku) karena UUD 1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu secara
khusus dan istimewa tidak seperti mengubah peraturan perundangan biasa. Hal ini dijelaskan dalam BAB
XVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR Pasal 37 ayat 1” Untuk mengubah UUD sekurang-
kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir” dan Pasal 2 “Putusan Diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadir”. 

Sifat UUD
1945
Sifatnya masih sementara : karena belum dibuat oleh badan yang sesuai dengan fungsinya
sebagai wakil rakyat, disamping karena dalam pembuatannya dari perencanaan sampai dengan
penetapannya dilakukan dengan tergesa-gesa.

Undang-undang dasar hanya memuat 37 Pasal. Pasal-pasal lain hanya memuat peralihan dan
tambahan. Maka rencana ini sangat singkat jika dibandingkan dengan undang-undang dasar
Pilipina. Jadi belum dapat dilakasanakan sebagai mana mestinya, karena dianggap sebagai
masa peralihan.

Maka telah cukup jika Undang Undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya
memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara
negara lainnya untuk menyelenggarakan kehidupan bernegara. Hukum dasar yang tertulis
hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan
pokok itu diserahkan kepeda undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, merubah
dan mencabut.

Perlu senantiasa diingat dinamika kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Masyarakat
dan negara Indonesia tumbuh, jaman berubah, oleh karena itu dinamika kehidupan masyarakat
dan negara tidak bisa dihentikan. Berhubungan dengan hal ini, tidak bijak jika tergesa-gesa
memberi kristalisasi, meberi bentuk (Gestaltung) kepada pikiran-pikiran yang mudah berubah.

Sifat aturan yang tertulis itu mengikat. Oleh karena itu maakin supel (elastis) sifat aturan
tersebut akan semakin baik. Jadi kita harus menjaga supaya system Undang-Undang Dasar
tidak ketinggalan jaman. Jangan sampai kita membuat Undang-undang yang mudah tidak
sesuai dengan keadaan (verouderd).
Sifat-sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut:

1. Oleh karena sifatnya tertulis, maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga
negara.
2. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa UUD 1945
bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok yang
setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman,serta memuat hak-
hak asasi manusia.
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan, serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
4. Undang-Undang Dasar 1945,dalam tertib hukum Indonesia,merupakan peraturan hukum
positif yang tertinggi. Disamping itu, juga sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum
positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

A. Sifat UUD REPUBLIK INDONESIA SERIKAT TAHUN 1949 


Sifat UUD REPUBLIK INDONESIA SERIKAT TAHUN 1949 merupakan konstitusi rigid karena
mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya. Tertuang dalam
BAB VI Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan penutup bagian
satu perubahan, Pasal 190 ayat (1), (2), Pasal 191 Ayat (1), (2), (3), bagian dua ketentuan-
ketentuan peralihan Pasal 192 Ayat (1), (2), Pasal 193 Ayat (1),(2).
 Bersifat sementara karena menurut ketentuan Pasal 186, kontituante bersama sama
dengan pemerintah akan selekasnya menetapkan konstitusi RIS yang akan
menggantikan konstitusi sementara ini.
 Berisi mukadimah yang berisi 4 alinea, batang tubuh yang terdiri dari 6 bab dan 197
Pasal, serta sebuah lampiran.

B. Sifat UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA TAHUN 1950 

Sifat UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA TAHUN 1950 konstitusi rigid karena dalam
perubahannya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga tidak semudah seperti merubah
peraturan perundang-undangan biasa. Diatur dalam Pasal 140 UUDS 1950 ayat 1-4.

Terdiri dari mukadimah dan batang tubuh, yang meliputi 6 bab dan 146 Pasal.

-Kesimpulan
Udang-udang dasar adalah peraturan perundan-undang

Anda mungkin juga menyukai