PEMBAHASAN
Kadarzi adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan gizi seimbang,
mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan
mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai
oleh anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah
berperilaku gizi yang baik secara terus menerus.
- Menimbang berat badan dapat dilakukan dimana saja. Berat badan yang
meningkat menunjukkan asupan yang berlebih atau menderita sakit. Sebaliknya, berat
badan yang menurun menunjukkan asupan yang kurang ataupun menderita sakit.
Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan secara teratur setiap bulan sekali.
- Tubuh manusia memerlukan zat gizi (energi, lemak, vitamin, protein dan mineral)
sesuai kebutuhan.
- Tidak ada satupun jenis bahan makanan yang lengkap kandungan gizinya.
Pada semua kelompok umur pengetahuan tentang manfaat makanan pokok terihat
lebih tinggi (40%–53%) dibandingkan dengan manfaat
lauk hewani, nabati sayur dan buah. Diatas 80% responden menyatakan setuju untuk
mengkonsumsi lauk, sayur dan buah. Namun demikian perilaku mengkonsumsi
makanan beragam setiap hari pada umumnya masih rendah yaitu di bawah 20%
berdasarkan kelompok usia responden maupun berdasarkan provinsi. Rendahnya
perilaku keluarga untuk mengkonsumsi makanan beragam dikarenakan rendahnya
daya beli dan kurangnya
https://media.neliti.com/media/publications/67944-ID-pengetahuan-sikap-dan-
perilaku-individu.pdf
2.5 Sumber Daya Yang Dimiliki Keluarga Sadar Gizi
Kosep Dasar Sumber Daya Keluarga
Sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya
untuk memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar memepelajari Sumber
Daya Keluarga yaitu:
1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat di
berbagai lingkungan sekitar keluarga.
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong
atau menghambat pencapaian tujuan keluarga.
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya
dalam sistem keluarga
Sumber Daya Manusia
• Mempunyai 2 ciri : Personal dan Interpersonal
• Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat
intelegensia, minat, sensitivitas
• Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar
personal dalam kaitannya dengan pengembangan
Aspek Kognitif
Penguasaan pengetahuan, tahapan;
1. mengetahui
2. memahami
3. menganalisis
4. mensintesis
5. mengevaluasi
6. Besar Keluarga
Pada keluarga yang sangat miskin, pemenuhan kebutuhan makanan akan lebih
mudah jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Anak-anak yang sedang
tumbuh dari suatu keluarga miskin adalah yang paling rawan terhadap gizi kurang
diantara semua anggota keluarga, anak yang paling kecil biasanya yang paling
terpengaruh oleh kekurangan pangan. Situasi semacam ini sering terjadi sebab
seandainya besar keluarga bertambah, maka pangan untuk setiap anak berkurang dan
banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sedang tumbuh
memerlukan pangan relatif lebih tinggi daripada golongan yang lebih tua. Tahuntahun
awal masa kanak-kanak yaitu pada umur 1-6 tahun berada dalam situasi yang rawan
(Suhardjo, 1989 dalam Gabriel, 2008).
7. Keaktifan Kader
Masih banyaknya kasus gizi kurang menunjukkan asuhan gizi ditingkat keluarga
belum memadai. Oleh sebab itu perlunya peran kader dalam upaya pemberdayaan
yaitu dengan melakukan pendampingan pada keluarga yang bermasalah dengan gizi
teruatama keluarga yang mempunyai balita dan ibu hamil. Pendampingan keluarga
KADARZI adalah proses mendorong, menyemangati, membimbing dan memberikan
kemudahan oleh kader pendamping kepada keluarga guna mengatasi masalah gizi
yang dialami (Depkes RI, 2007).
2.7 Solusi Keluarga Sadar Gizi
Solusi dalam menerapkan keluarga sadar gizi salah satunya melaksanakanan
pelatihan dari Dinas Kesehatan masing – masing Provensi di Indonesia. Bahwa
seseorang yang sadar gizi mempunyai 5 indikator sebagai berikut yaitu menimbang
berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir samapi usia 6
bulan, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium dan minum
suplementasi gizi.
Pelatihan ini bertujuan agar seluruh keluarga berprilaku sadar gizi serta
memberikan kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi dan
memberi kemudahan untuk memperoleh pelayanan gizi yang berkualitas. Dari hasil
pelatihan itu diharapkan kader bisa memberikan konseling pada masyarakat yang lain
sehingga masyarakat terpacu menjadi keluarga yang sadar gizi. Untuk sampai kepada
keluarga sadar gizi itu membutuhkan beberapa rantai penyalur informasi yaitu
Konseling Kadarzi diteruskan oleh konselor hingga sampai pada klien (masyarakat).
Beberapa pengertian mengenai Konseling Kadarzi yaitu proses komunikasi dua arah,
antara konselor dan klien untuk membantu klien memecahkan masalah perilaku gizi
yang belum dapat dilakukan oleh keluarga. Konselor adalah tenaga pelaksana gizi
atau petugas kesehatan di Puskesmas/Kader/Bagas (Pembantu petugas kesehatan
yang ada di desa siaga) yang telah mendapatkan pelatihan tentang KADARZI yang
akan membantu masalah memecahkan masalah gizi klien.
Tujuan utama dari konseling itu yaitu keluarga-keluarga yang belum menerapkan
indikator Kadarsi (5 indikator), terutama pada anggota keluarga yang sudah dewasa
bisa menerapkan 5 indikator itu. Selain itu konseling juga untuk memantapkan
kemauan dan kemampuan keluarga dalam melaksanakan perilaku Kadarzi dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki keluarga atau yang ada di lingkungan.
Dalam hal ini dijelaskan oleh Dinas Kesehatan setempat bahwa ada beberapa
yang harus dipahami oleh konselor. Konselor bisa menjelaskan pengertian,
perkebangan dan kegunaan pemantauan kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga
serta bisa menjelaskan. Misalkan cara memantau kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan bayi serta cara menegtahui kesehatan ibu hamil dan mencegah ibu
melahirkan BBLR dan terjadinya pendarahan pada saat melahirkan.
Dengan pelatihan Kadarzi ini diharapkan bisa menurunkan angka kesakitan dan
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
2.8 Catatan lain
Kadarzi Adalah Keluarga yang mampu mengenali masalah gizi setiap anggota
keluarganya dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi anggota
keluarganya, serta berperilaku makan yang beraneka ragam. Keluarga juga harus
mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggota
keluarganya.
Ciri-ciri perilaku gizi yang baik :
1. Menimbang berat badan secara teratur.
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan
à ASI eksklusif.
3. Makan beraneka ragam.
4. Menggunakan garam beryodium.
5. Minum suplementasi gizi (Tablet Tambah Darah (TTD), Kapsul Vitamin A dosis
tinggi).
1) Menimbang berat badan secara teratur
• Balita ditimbang berat badannya setiap bulan, dan hasilnya dicatat di KMS. Cara
mengukur : Lihat cacatan penimbangan balita pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
selama 6 bulan terakhir.
o Dengan kesimpulan :
- Baik jika 4 kali atau lebih.
- Belum baik, jika kurang dari 4 kali.
2) Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan.
• Bayi umur 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja, tidak diberi makanan dan minuman
lain.
Cara mengukur : Lihat cacatan status ASI eksklusif pada KMS atau pada catatan
kohort bayi. Jika tidak ada catatan, tanyakan kepada ibunya.
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, berarti eksklusif.
- Belum baik, berarti tidak eksklusif.
3) Makan beraneka ragam.
• Anak balita mengkonsumsi makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah setiap
hari.
Cara mengukur : Menanyakan kepada ibu tentang konsumsi lauk hewani dan buah
dalam menu makanan anak balita selama 3 hari terakhir.
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, jika setiap hari makan lauk hewani dan buah.
- Belum baik, jika tidak setiap hari makan lauk hewani & buah
• Keluarga mengkonsumsi makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah sesuai
kebutuhan.
Cara mengukur : Menanyakan kepada ibu tentang konsumsi lauk hewani dan buah
dalam menu keluarga selama 3 hari terakhir.
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, dalam satu hari keluarga makan lauk hewani dan buah.
- Belum baik, jika tidak setiap hari makan lauk hewani & buah.
4) Menggunakan garam beryodium
• Adalah jika keluarga menggunakan garam beryodium untuk memasak makanan
setiap hari.
Cara mengukur : Menguji contoh garam yang digunakan keluarga dengan tes yodina
atau tes amilum.
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, berarti beryodium (warna ungu atau biru).
- Belum baik, berarti tidak beryodium (tidak berubah warna).
5) Memberikan suplemen gizi sesuai anjuran.
• Kapsul Vitamin A biru diberikan pada bayi (umur 6 – 11bln) pada Bulan Februari
dan Agustus.
Cara mengukur : Lihat catatan pada KMS atau catatan Posyandu/Buku KIA, jika
tidak ada data tanyakan kepada ibunya.
o Dengan Kesimpulan:
- Baik, mendapat Kapsul Vitamin biru pada Bulan Februari atau Agustus.
- Belum baik, jika tidak pernah mendapat kapsul vitamin A
• Vitamin A Merah diberikan pada anak balita (umur 12 – 59 bl) setiap Bulan
Februari dan Agustus.
Cara mengukur: Lihat catatan pada KMS atau catatan Posyandu/Buku KIA, jika tidak
ada data tanyakan kepada ibunya.
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, mendapat kapsul merah setiap bulan Februari dan Agustus
- Belum baik, jika tidak pernah mendapat kapsul vitamin A.
• Ibu hamil harus mendapatkan TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilannya.
Cara mengukur : Lihat catatan ibu hamil di Bidan Poskesdes atau jika tidak ada data
tanyakan kepada ibu hamil yang bersangkutan sambil melihat bungkus TTD.
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, TTD diminum sesuai anjuran dan sesuai umur kehamilan.
- Belum baik, jika TTD diminum tidak sesuai anjuran.
• Ibu nifas mendapat dua Kapsul Vitamin A merah, yaitu : 1 kapsul diminum segera
setalh melahirkan dan 1 kapsul lagi diminum pada hari berikutnya (paling lambat
pada hari ke – 28 ).
Cara mengukur : Lihat catatan ibu nifas, jika tidak ada data tanyakan kepada ibu nifas
yang bersangkutan .
o Dengan Kesimpulan :
- Baik, mendapat dua Kapsul Vitamin A merah sampai hari ke – 28.
- Belum baik, jika tidak pernah mendapat Kapsul Vitamin A
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal,
mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut
Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan
menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi
sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan
garam beryodium, minum suplemen gizi (kapsul vitamin A dosis tinggi)
Kadarzi merupakan keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan gizi
seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota
keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi
yang dijumpai oleh anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila
telah berperilaku gizi yang baik secara terus menerus.
Indikator keluarga sadar gizi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi
keluarga. Menurut Depkes (2007), ada 5 indikator kadarzi yang meliputi : penimbangan
berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6
bulan (ASI Eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium,
memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A pada balita) sesuai anjuran.
3.2 saran
Saran dari kami yaitu Perlu dilakukannya peningkatan pendampingan keluarga
yang belum melaksanakan praktek KADARZI, terutama pada keluarga yang memiliki
balita gizi kurang dan gizi buruk agar status gizinya dapat diperbaiki. Selain itu pihak
puskesmas perlu melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah kepala Camat untuk
mendukung program KADARZI yang benar-benar menjadi solusi untuk mengatasi
permasalahan gizi yang ada dimasyarakat.
Daftar pustaka
https://lamongankab.go.id/dinkes/keluarga-sadar-gizi-kadarzi/
http://www.indonesian-publichealth.com/download-permenkes-23-tahun-2014-tentang-upaya-
perbaikan-gizi/
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/kmk-747_2007-pedoman-operasional-kadarzi-
desa-siaga.pdf
https://id.scribd.com/doc/79421562/KELUARGA-SADAR-GIZI
http://sbhjenu.blogspot.com/2017/08/skk-keluarga-sadar-gizi-kadarzi-dalam.html?m=1
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47251/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22952/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://eprints.ums.ac.id/36893/5/BAB%20I.pdf
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/berita/sosialisasikan-lima-indikator-keluarga-sadar-gizi/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47251/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://www.researchgate.net/publication/265194235_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_KEL
UARGA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47251/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (Diakses pada: Jumat, 20 Maret 2020)
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/berita/sosialisasikan-lima-indikator-keluarga-sadar-gizi/ (Di
akses pada tanggal 19 Maret 2020, pada pukul 11.40)
https://www.yumpu.com/en/document/read/53497584/pedoman-strategi-kie-keluarga-sadar-gizi-
kadarzi ini blm d copy