Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................... 5

2.1 Pengetian Parkinson ...................................................... 5


2.2 Etiologi .......................................................................... 5
2.3 Patofisiologi .................................................................. 6
2.4 Tanda dan Gejala ........................................................... 7
2.5 Komplikasi .................................................................... 7
2.6 Pemeriksaan Penunjang ................................................ 8
2.7 Penatalaksanaan Medis .................................................. 9
2.8 Konsep Dasar Keperawatan ........................................... 10

BAB III PENUTUP ....................................................................

3.1 Kesimpulan ...................................................................... 14

DARTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

1|Page
Piji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah dengan sebaik
mungkin.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari referensi dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya. Dan juga kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf apabila ada kekeliruan dan
penulisan yang kurang tepat.

Mojokerto, 19 maret 2020

BAB I

PENDAHULUAN

2|Page
1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat progresif dan


terutama ditandai oleh gejala motorik seperti tremor, bradikinesia, kekakuan, dan
ketidakstabilan postural. 1 Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif
kedua yang paling lazim setelah penyakit Alzheimer, dan mempunyai risiko enam kali
lipat untuk berkembang menjadi demensia.2 Penyakit parkinson paling banyak terjadi
pada usia lanjut dan jarang terjadi dibawah usia 30 tahun. Mulai muncul biasanya pada
usia 40-70 tahun dan mencapai puncak pada dekade keenam dan ketujuh. Penyakit
parkinson yang mulai sebelum umur 20 tahun disebut juga sebagai Juvenile Parkinsonism.
Penyakit parkinson lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan rasio
3:2. Penyakit parkinson meliputi lebih dari 80 % parkinson.

Penyakit parkinson menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala diantaranya


gangguan intelek dan tingka laku, dimensia, penurunan daya ingat, kelemahan otot,
katelepsi (gerakan jadi lambat dan kaku dan tremor (iskandar 2002). Katalepsi adalah
kekakuan otot yang ditandai jika lengan bawah ditekuk/ diluruskan oleh orang lain maka
akan terasa kaku. Dimensia adalah menurunnya fungsi otak yang disebabkan oleh kelainan
yang terjadi pada otak. Penderita parkinson juga akan mengalami tremor, yang terjadi
karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang.

Degenerasi dari sistem neurotransmiter berperan penting terhadap fungsi kognitif


penderita Parkinson. Terdapat empat ciri klinis yang khas ditemukan pada penyakit
Parkinson yaitu tremor pada saat istirahat, kekakuan, gangguan keseimbangan, dan
kelambatan pergerakan. Gejala motorik ini timbul sebagai konsekuensi dari hilangnya 50-
70% neuron dopaminergik (DAergic) yang terletak di substantia nigra, penurunan
kandungan neurotransmiter dopamin dalam striatum, inklusi sitoplasma dari agregat
protein tak larut yang dikenal dengan Badan Lewy, dan kadar besi yang meningkat. Selain
gejala motorik, penderita penyakit Parkinson mengalami penurunan fungsi kognitif,
seperti demensia, depresi, cemas, perubahan cara bicara, dan insomnia (Wilkinson dan
Lennox, 2005).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Parkinson?


2. Apa etiologi dari penyakit Parkinson?
3. Bagaimana patofisiolgi dari penyakit Parkinson?
4. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Parkinson?
5. Apa komplikasi dari penyakit Parkinson?

3|Page
6. Apa pemeriksanaan penunjang yang dipakai untuk penyakit Parkinso?
7. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien penderita Parkinson?
8. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menderita
penyakit Parkinson.

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit parkinson


2. Untuk mengetahui etiologi penyakit parkinson
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi parkinson
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala parkinson
5. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit parkinson
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom


Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada
ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia
nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).

4|Page
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneretif progresif yang berkaitan erat
dengan usia. Penyakit ini mepunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron
dopaminergik pas subtansi nigra pars kompakta, di tambah dengan adanya inklusi
intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies, Neurodegeneratif
pada parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei,
nukleus basalis Meynert, hipotahalamus, korteks cerebri, motor nukleus dari saraf kranial,
sistem saraf otonom.
Parkinson adalah suatu penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis
progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan
regulasi gerakan. Terjadi penipisan dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum
karena proses degenerasi. Kondisi inimegakibatkan gejala khas bradikinestesia
(melambatnya gerakan), tremor, danrigiditas (kekakuan otot).

2.2 ETIOLOGI

Penyebab yang pasti dari penyakit Parkinson (parkinson) tidak diketahui. Dalam
banyak kasus, penyebabnya adalah idiopathie. Bagaimanapun, gejala atau parkinsonism
sekunder berhubungan dengan berbagai gangguan pada sistem saraf seperti bahan beracun,
tumor otak didalam basal ganglia, trauma lerebral, infeksiperadangan, pengapuran
pembuluh darah lerebral, dan induksi obat.

Dua hipotesis yang disebut juga sebagai mekanisme degenerasi neural pada penyakit
parkinson ialah hipotesis radikal bebas dan hipotesisneurotoksin.

1. Hipotesis radikal bebas diduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamin dapat
merusakneuron nigrostriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogen peroksid
danradikaloksi lainnya, walaupun ada mekanisme pelindung untuk
mencegahkerusakan dari stres oksidatif, namun pada usia lanjut mungkin
mekanismeini gagal.

2. Hipotesis neurotoksin diduga bahwa satu atau lebih macam zat neurotoksin berperan
dalamproses neurodegenerasi pada parkinson, sebagai contoh dikemukakan
kemampuan zat MPTP (1 methyl 4 phenyl 1,2,3,6tetrahydropyridine) atautoksin
sejenis MPTP yang secara selektif toksik terhadap substansi nigra dan lokus seruleus
dan mencetus sindrom yang serupa dengan parkinsonpada manusia.

2.3 PATOFISIOLOGI

Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang di sebut genglia  basalis. Jika otak
merintahkan suatu aktifitas (misalya mengakat lengan) maka sel-sel saraf didalam ganglia
basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap
tubuh. ganglia basalis mengelolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang
menyampaikan informasi yang telah di olah kembali ke korteks oatak besar.

5|Page
 Keseluruhan sinyal tersebut di antarkan oleh bahan kimia neurotrasmiter sebagi implus
listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotrasmiter yang utama pada
ganglia basalis adalah dopamin. Pada penyakit parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis
mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan
sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan
berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. penyakit ini cenderung diturunkan,
walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama. Kadang penyebabnya
diketahui. pada beberapa kasus, parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari
ensefalitas karena firus ( suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak).

PATHWAY

6|Page
2.4 TANDA DAN GEJALA
1. Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang dan / atau muka)
2. Kaku pada anggota badan (tangan, kaki dan / atau tubuh badan – Rigidity)
3. Pergerakan badan yang perlahan (Bradykinesia)
4. Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi badan yang dapat mengakibatkan
jatuh.
Penyakit parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada
banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar)
tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara
sengaja dan menghilang selama tidur.Stress emosional atau kelelahan bisa memperberat
tremor. Pada awalnya tremor  terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan
lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan
kelopak mata.
itan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot
kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya
mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.

7|Page
Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali
berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika
penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk
berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk
berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit
mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.

2.5 KOMPLIKASI

 Gangguan motorik
 Kelemahan gaya berjalan, keseimbangan dan sikap
 Dysfusi autonomic
 Dysphagia
 Dementia
 Depresion

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Neuropatologi
Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi.
Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali berat otaknya berkisar
1000 gr (850-1250gr).
2. Pemeriksaan neuropsikologik
Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan
neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif
umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis ini juga
bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang
berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan
pengertian berbahasa.
3. CT Scan dan MRI
Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kwantifikasi
perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer antemortem. Pemeriksaan ini
berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya selain
alzheimer seperti multiinfark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh
danpembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang sangat
spesifik pada penyakit ini. Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya
seperti multiinfark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk membedakan
dengan penyakit alzheimer.
4. PET (Positron Emission Tomography)
Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah, metabolisma
O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada regional parietal,
hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan
hasil observasi penelitian neuropatologi.
5. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

8|Page
Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua pemeriksaan
ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.

2.7 PENATALAKSA MEDIS

1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika


kekurangan dopamin.
2. Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor
dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki
otak.
3. Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.
4. Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.
5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda
serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.

2.8 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system
persarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic,
dan pengkajian psikososial.

1.    Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.

9|Page
2.    Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
3.    Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
4.    Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5.    Kaji tanda depresi.

PEMERIKSAAN FISIK

1.    Mengkaji skelet tubuh


Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor
tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran
anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
biasanya menandakan adanya patah tulang.
2.    Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang
belakang bagian dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
berlebihan)
3.    Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan, adanya kekakuan sendi
4.    Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing
otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
5.    Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas
lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan
caraberjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan
selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit
Parkinson).
6.    Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari
lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer,
warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
7.    Mengkaji fungsional klien
a.    KATZ Indeks Termasuk katagori yang mana:
 Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah,dan mandi.
 Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
 Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.

10 | P a g e
 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
 Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang
yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap
mampu.

b.    Indeks ADL BARTHEL (BAI)


NO FUNGSI SKOR KETERANGAN
1 Mengendalikan rangsang 0 TTak terkendali/tak teratur (perlu
pembuangan tinja pencahan).
1 KKadang-kadang tak terkendali (1x
seminggu).
2 TTerkendali teratur.
2 Mengendalikan rangsang 0 TTak terkendali atau pakai kateter
berkemih
1 KKadang-kadang tak terkendali (hanya
1x/24 jam)
2 Mandiri
3 Membersihkan diri (seka 0 BButuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat
gigi) 1 Mandiri
Penggunaan jamban, masuk 0 T Tergantung pertolongan orang lain
dan keluar (melepaskan, P Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan
memakai celana, 1 tetapi dapat mengerjakan sendiri
membersihkan, menyiram) beberapa kegiatan yang lain.
2 Mandiri

Makan 0 TTidak mampu


1 PPerlu ditolong memotong makanan
Mandiri
2

11 | P a g e
6 Berubah sikap dari berbaring 0 Tidak mampu
ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk biasa duduk

2 Bantuan minimal 1 orang.

3 Mandiri

TOTAL SKOR
Skor BAI :
20        : Mandiri
12-19   : Ketergantungan ringan
9-11     : Ketergantungan sedang
5-8       : Ketergantungan berat
0-4       : Ketergantungan total

2.DIAGNOSA KEPERAWATA

NO Diagnosa Keperawatan Data Subjektif Data Objektirf


Kerusakan mobilisasi fisik b.d Mengatakan Tremor, berkurangnya
1. tremor otot dan kekuatan otot, ketidakmampuan pergerakan
gangguan berjalan dan untuk melakukan bradikinensia,
bradikinensia aktifitas harian/ gangguan gaya
berpartisipasi dalam berjalan, rigiditas.
ADL, otot menjadi

12 | P a g e
spasme dan kaku.
Perubahan nutrisi kurang dari Kesukaran menelan Tersedak, rigiditas
2. kebutuhan tubuh b.d tremor dan dan mengunyah, pada oto wajah,
rigiditas oto pengunyah,dysphagia nuasea kehilanga BB,
dan efek samping obat dehidrasi, tidak ada
selera makan, vomiting
Tidak efektifnya koping individu Sulit koping dengan Cepat marah,
3. b.d depresi, disfungsi akibat penyakit insomnia, tidak
perkembangannya penyakit berminat terhadap
aktivitas sosial

3 INTERVENSI
1. Pasien akan menunjukkan mobilisasi maksimum
2. Pasien akan menunjukkan kecukupan /peningkatan nutrisi sesuai dengan umur dan
ukuran tubuhnya
3. Pasien dapat berkomunikasi dengan orang disekitarnya dan menunjukkan koping
yang efektif

4. IMPLEMENTASI
a. Diagnosa 1
 Program latihan harian progresif untuk meningkatkan kekuatan otot,
memperbaiki koordinasi dan ketrampilan, mengurangi kekuatan otot dan
mencegah kontraktur
 Latihan untuk mobilisasi sendi, misalnya bersepeda statis dan berjalan
 Ajarkan berjalan dengan posisi tegak, memandang kedepan, dan mengurangi
kuda-kuda berjalan yang lebar untuk mencegah jatuh
 Latihan postural melawan kecenderungan kepala dan leher tertarik kedepan
dan menunduk
 Mandi hangat dan massase untuk membantu merilekskan otot
b. Diagnosis 2
 Tetapakn rutinitas defikasi reguler
 Tingkatan masukan cairan, makanan yang cukup mengsndung serat
 Berikan dudukan toilet yang telah ditinggalkan untuk memudahkan aktivitas
toiliting

c. Diagnosa 3
 Ingatkan pasien untuk menghadap pada pendengar
 Pertegas pelafalan kata-kata
 Bicara dalam kaliamat pendek
 Tarik napas dalam beberapa kali sebelum berbicara

5. EVALUASI
 Evaluasi fisik maksimum

13 | P a g e
 Mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Status nutrisi normal
 Mekani

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan


suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak
adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency Belakang Masalah.                 
Tanda dan gejala yang timbul biasanya adalah tremor,kekakuan, melemahnya
gerakan,akinesia/bradikinesia,ketidakseimbangan.Penyeba penyakit ini adalah
usia,ras,genetic,toksin,cedera kranio serebral.Penatalaksanaan medis yaitu Antikolinergik
,Levodopa,Bromokiptin,Amantidi.

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12262939/ASKEP_PARKINSON

http://perawatcilik.blogspot.com/2014/02/asuhan-keperawatan-parkinson.html

https://www.scribd.com/doc/266519106/Askep-Parkinson

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai