Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN PEMBELAJARAN FISIKA

KARAKTERISTIK SISWA SMP DAN SMA

Dosen pengampu :

Prof. Dr. Indrawati, M. Pd.

Drs. Subiki, M. Kes.

Disusun oleh :

Anita Puji Pratiwi 170210102060

PENDIDIKAN FISIKA – PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

KARAKTERISTIK SISWA SMP DAN SMA


A. Pengertian Karakteristik

Karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri khas dari sesorang atau
sesuatu. Menurut Daryanto (2015:15) karakteristik merupakan suatu gaya hidup
seseorang maupun nilai yang berkembang secara teratur setiap hari yang mengacu
kepada tingkah laku yang mengarah pada kepribadian yang lebih konsisten dan
mudah dipahami. Dimana karakteristik dapat diartikan sebagai ciri yang lebih
ditonjolkan dalam berbagai aspek tingkah laku. Dengan adanya karakteristik ini
kita dapat membedakan antara orang yang satu dengan yang lainnya, atau suatu
barang dengan barang yang lain. Kaitan karateristik dengan siswa mengandung
arti bahwa setaip siswa memilki sifat atau ciri khas yang berbeda dalam hal
penguasaan pembelajaran, interaksi dalam proses pembelajaran, serta dalam
pemahaman materi pembelajaran. Karakteristik siwa akan berbeda sesuai dengan
tingkatan siswa tersebut.

Kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik merupakan tonggak


untuk memilih strategi pembelajaran yang cocok. Kemampuan peserta didik yang
dijadikan sebagai kemampuan awal atau tonggak ini berperan untuk
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menyebabkan perubahan besar
yang membantu memudahkan proses internal yang terjadi pada peserta didik pada
saat meraka melakukan kegiatan belajar.

Karakteristik masa usia Sekolah Menengah bertepatan dengan masa remaja.


Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat
khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam
masyarakat orang dewasa. Menurut Syamsu Yusuf (2004: 26–27) masa ini dapat
diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut:

a) Masa Praremaja (Remaja Awal)


Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga seringkali
masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang
suka bekerja, pemisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif
tersebut dapat diringkas, yaitu negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani
maupun prestasi mental dan negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk
menarik diri dalam masyarakat (negatif pasif) maupun dalam bentuk agresif
terhadap masyarakat (negatif aktif).

b) Masa Remaja (Remaja Madya)

Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman
yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa
mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan
dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan),
yaitu sebagai gejala remaja. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan
hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandanga sebagai penemuan nilai-nilai
kehidupan. Sehingga nilai-nilai inilah yang nantinya akan menjadi bekal
remaja tersebut untuk menjalani kehidupan bermasyarakat.

c) Masa Remaja Akhir

Setelah dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah


tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas
perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah
individu ke dalam masa dewasa. Siswa sekolah menengah pertama memiliki
usia yang merupakan masa peralihan dari usia anak–anak ke usia yang remaja.
Perilaku yang disebabkan oleh masa peralihan ini menimbulkan berbagai
keadaan dimana siswa labil dalam pengendalian emosi. Keingintahuan pada
hal–hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya mengakibatkan muncul
perilaku–perilaku yang mulai memunculkan karakter diri.

B. Gambaran Umum Tentang Karakteristik


 Perkembangan aspek fisik

                 Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis


meliputi perubahan – perubahan dalam tubuh dan perubahan – perubahan dalam
cara – cara individu dalam menggunakan tubuhnya serta perubahan dalam
kemapuan fisik.

 Perkembangan aspek kongnitif

                 Perkembangan kongnitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta


didik yang  berkaitan dengan pengertian, yaitu semua proses psikologi yang
berkaitan dengan bagaimna individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan kongnitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan
pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses
psikologi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya.

 Perkembangan aspek psikososial

Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan peserta didik


untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses
perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti
mampu menggambarkan ciri – cirinya, mengenali apa yang dipikirkan, dirasakan
dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain,
tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan
orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.
C. Karakteristik Siswa SMP

Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak
usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan
pubertas (10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik
siswa usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain:

 Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan.


 Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
 Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul, serta keinginan utuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orang tua.
 Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma
dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
 Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan.
 Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.Mulai mengembangkan standard
dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
 Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

D. Karakteristik Siswa SMA

Karakteristik siswa SMA terjadi pada masa remaja (12 – 21 tahun). Masa ini
merupakan masa peralihan anata masa kehidupan anak – anak dan masa
kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati
diri. Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu :

 Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya. Dapat menerima


dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.
 Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif.
 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
 Memilih dan mempersiapakn karier di masa depan sesuai dengan minat
dan kemampuan.
 Mengembangkan sikap positif terhapdap pernikahan, hidup berkeluarga
dan memiliki anak.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang
diperlukan sebagai warga negara.
 Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
 Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam
bertingkah laku.
 Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut


adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini
dapat dilakukan guru, di antaranya :

 Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi,


bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika.
 Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh
atau kondisi dirinya.
 Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan
keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatknya, seperti saran
olahraga, kesenian dan sebagainya.
 Melatih siswa untuk mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan
dalam kondisi sulit dan penuh godaan.
 Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berfikir
kritis, refleksi, dan positif.
 Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah dan mengambil keputusan.
 Membantu siswa mnegmbangkan etos kerja yang tinggi dan sikap
wiraswasta.
 Memupuk semanga keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama
terbuka dan lebih toleran.
 Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia
mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.

Berdasarkan penjelasan karakteristik siswa SMA di atas, dapat disimpulkan


bahwa dari karakteristik tersebut akan memnentukan persiapan karir
(mempersiapkan karir ekonomi) atau melanjutkan pendidikan tinggi dan mencapai
kematangan dalam pilihan karir (jabatan).  Masa usia SMA ialah masa di mana
pengambilan keputusan meningkat. Siswa SMA harus mengambil keputusan-
keputusan tentang masa depan, teman-teman mana yang akan dipilih, dimana
akan kuliah, program studi apa yang akan dipilih, dan seterusnya. Dibandingkan
dengan anak-anak, remaja yang lebih muda cenderung menghasilkan pilihan-
pilihan, menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat dari
keputusan-keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber. Akan
tetapi remaja yang lebih muda kurang kompeten dalam keterampilan pengambilan
keputusan dibanding remaja yang lebih tua.

Dapat disimpulkan bahwa siswa SMA yang lebih tua lebih kompeten dalam
mengambil keputusan daripada siswa SMA yang lebih muda. Besarnya minat
remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan
hal ini berarti minat siswa SMA terhadap pendidikan akan dipengaruhi oleh minat
terhadap pekerjaan. Kalau siswa SMA mengharapkan pekerjaan yang menuntut
pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan.
Biasanya siswa SMA lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya
akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
Daftar Pustaka

Daryanto & Rachmawati, Tutik. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan.Bandung. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai