Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
  Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang oleh
perubahan-perubahan yang ada. Baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan
perawat selalu ditemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat mempengaruhi
perubahan dunia, khusunya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan  penduduk
menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin banyak
terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya disuatu  Negara. Tuntutan
itulah yang memaksa perawat agar dapat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat
fleksibel dilingkungan yang tepat. Peran perawat sangat komperhensif dalam menangani
klien karena peran perawat adalah memenuhi kebutuhan  biologis, sosiologis, psikologis, dan
spiritual klien. Komunikasi transkultural penting dalam keperawatan , untuk itu perawat
harus mengerti tentang sistem kepercayaan, keyakinan hidup sehat dari klien . Tren
demografi  baru menunjukkan adanya peningkatan budaya dan keragaman etnik di suatu
tempat. Perawat memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan klien, oleh karena itu
harus menyadari pentingnya budaya yang berkaitan dengan komunikasi. Ketrampilan
transkultural keperawatan dan pengetahuan akan menjadi kebutuhan penting untuk
menyediakan kompetensi keperawatan untuk perubahan yang cepat dalam masyarakat yang
heterogen. Belajar untuk menilai budaya dan keragaman yang melibatkan apresiasi dari
keragaman budaya contohnya ketrampilan negoisasi untuk komunikasi efektif. Komunikasi
dengan individu- individu dari latar belakang berbeda merupakan hal yang kompleks seperti
bahasa daerah dalam berkomunikasi. Ketika berkomunikasi perawat harus memperhatikan
keyakinan budaya dan perilaku dalam komunikasi ( baik verbal maupun nonverbal).

1.2 Rumusan masalah
1. Apa Pengertian komuniaksi transcultural nursing ?
2. Apa tujuan dari komunikasi transcultural nursing ?
3. Apa saja paradigm dari komunikasi transcultural nursing ?
4. Bagaimana komunikasi dalam konteks sosial dan latar belakang budaya (cultural
diversity) serta keyakinan ?

1.3  Tujuan

1.3.1        Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca memahami seberapa pentingnya mengenai
komunnikasi transcultural nursing khususnya komunikasi dalam konteks sosial da
latar belakang budaya serta keyakinan.

1
1.3.2   Tujuan Khusus
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai komunikasi
transcultural nursing.
2. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan komunikasi
transcultural nursing.

1.4 Manfaat
a.      Memberikan pemahaman tentang arti Komunikasi Transkultural Nursing .
b.      Memberikan pemahaman tentang tujuan Kommunikasi transcultural nursing .
c. Memberikan pemahaman tentang Faktor yang mempengaruhi Transkultural Nursing .
d.      Memberikan pemahaman tentang komunikasi dalam konteks sosial dan latar belakang
budaya (cultural diversity) serta keyakinan .

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PengertianTranskultural Nursing
Transkultural (Transcultural Nursing) adalah suatu area/wilayah keilmuwan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia.

2. Tujuan Transkultural Nursing


Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk mengidentifikasi, menguji,
mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transkultural untuk meningkatkan
kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan.

3. Paradigma dalam Komunikasi Transkultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia,
sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).

1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas
sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga

3
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang
hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan
sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam
lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan
atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.

4. komunikasi dalam konteks sosial dan latar belakang budaya (cultural


diversity) serta keyakinan
Komunikasi Antar Budaya dan Sosialisasi • komunikasi antarbudaya itu dilakukan : •
Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang
membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan.
Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan
makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan. • Melalui pertukaran sistem simbol
yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah
keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama. • Sebagai
pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai
pengaruh terhadap perilaku kita. • Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat
membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.
KOMUNIKASI DALAM KONTESK BUDAYA Pesan baik verbal maupun
nonverbal sebenarnya terikat dengan budaya. Jika dua orang melakukan komunikasi berasal
dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecendenrungan pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk dikomunikasikan. • Dalam keperawatan budaya
mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan komunikasi satu sama lain dalam berbagai
situasi. Perawat belajar menegtahui makna budaya dalam komunikasi. Pengaruh budaya
menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi.
Fungsi Sosial Komunikasi Budaya Menyatakan identitas sosial: Dalam komunikasi,
budaya dapat menunjukkan beberapa perilaku komunikan yang digunakan untuk menyatakan

4
identitas diri maupun identitas sosial. Menyatakan integrasi sosial: Inti konsep integrasi sosial
adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi dan antarkelompok namun tetap
menghargai perbedaan perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Menambah pengetahuan:
Sering kali komunikasi antarbribadi maupun antarbudaya dapat menambah pengetahuan
bersama, dan adanya saling mempelajari kebudayaan masing-masing antara komunikator dan
komunikan. Melepaskan diri/jalan keluar: Hal yang sering kita lakukan dalam berkomunikasi
dengan orang lain adalah untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang
sedang kita hadapi.
KOMUNIKASI DALAM KEYAKINAN • Keyakinan agama dan keyakinan spiritual
merupakan bagian integral dari keyakinan budaya seseorang dan dapat mempengaruhi
keyakinan klien terhadap penyakitnya, praktek penyembuhan dan pilihan tabib atau
pemberian perawatan kesehatan. Keyakinan spiritual dan agama merupakan kekuatan dan
kenyamanan bagi klien. • Perawat profesioanal harus bisa memahami dan mengantisipasi dan
mengambil tindakan yang tepat untuk klien yang berbeda keyakinan terhadap perawat
tersebut.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya pada proses
belajar dan keperawatan yangh fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara udaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
keoercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khussnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Model konseptual
yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks
budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
B. Saran
Saran kami sadar bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata kempurna, untuk itu
kami meminta saran sehingga kami dapat menyusun makalah yang lebih bail lagi, demikian
yang data kimi samaikan apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mengucapkan
permintaan maaf.

Anda mungkin juga menyukai