Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI

PENGEMBANGAN ILMU

Untuk memenuhi tugas matakuliah pancasila, dengan dosen pengampu :


ENDANG LIFCHATULLAILLAH,SE.,MM

Disusun oleh :

ANITA FATIMATUZZAHRO ( 19010012 )

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019-2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i akper maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Pancasila dengan judul “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Jember, 3 April 2020

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDHULUAN
1 .Latar belakang....................................................................................................... 1
2.Rumusan Masalah………………………………………………………………...1
3. Tujuan.................................................................................................................... 1
4. Manfaat.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.................................3
2. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu...............................................4
3. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi………………………………………..5
4. Penerapan nilai persatuan sebagai dasar pengembangan IPTEK…………………6
5. Pengaruh Kerakyatan Sebagai dasar pengembangan IPTEK……………………..7
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan..............................................................................................................9
2. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
tidakterlepas dari dasar Negara yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar filsafat negara
Republik Indonesia yang secara resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7
bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Bangsa Indonesia telah menemukan jati
dirinya, yang didalamya tersimpul cirri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan
bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang
sederhana namun mendalam.

Berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Atas dasar inilah maka sangat penting bagi para
generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji, memahami,
dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki
suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang
dimilikinya sendiri. Intelektual kampus yaitu mahasiswa yang selalu berupaya untuk
mendapat ilmu yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Tidak hanya mendapatkan ilmu, namun seorang mahasiswa juga harus berusaha untuk
dapat mengembangkan ilmu tersebut. Banyak sekali sudut pandang atau pedoman yang dapat
digunakan dalam mengembangkan ilmu, tetapi sebagai mahasiswa dan warga negara
Republik Indonesia diharapkan mampu mengembangkan ilmu serta memahami,
menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya
secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasarnya
sehingga sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Nilai pengembangan ilmu?
b. Mengapa pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
c. Apakah definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?
d. Bagaimana penerapan nilai persatuan sebagai dasar pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?

1
e. Apakah pengaruh dari nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca memahami seberapa pentingnya mengetahui
tentang Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Pancasila Sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.
2. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan Pancasila Sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

1.4 Manfaat
a. Memberikan pemahaman tentang Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Nilai pengembangan
ilmu
b. Memberikan pemahaman tentang Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
c. Memberikan pemahaman tentang IPTEK .
d. Memberikan pemahaman tentang penerapan nilai persatuan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
e. Memberikan pemahaman tentang pengaruh dari nilai kerakyatan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Melalui teori relativitas Einstein paradigma kebenaran ilmu sekarang sudah berubah
dari paradigma lama yang dibangun oleh fisika Newton yang ingin selalu membangun teori
absolut dalam kebenaran ilmiah. Paradigma sekarang ilmu bukan sesuatu entitas yang abadi,
bahkan ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu didasarkan pada kerangka objektif,
rasional, metodologis, sistematis, logis dan empiris. Dalam perkembangannya ilmu tidak
mungkin lepas dari mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Itulah sebabnya ilmuwan
dituntut mencari alternatif-alternatif pengembangannya melalui kajian, penelitian
eksperimen, baik mengenai aspek ontologis, epistemologis, maupun ontologis. Karena setiap
pengembangan ilmu paling tidak validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) dapat
dipertanggungjawabkan, baik berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan (context of justification)
maupun berdasarkan sistem nilai masyarakat di mana ilmu itu ditemukan/dikembangkan
(context of discovery).
Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar pilarnya, yaitu pilar ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Ketiga pilar tersebut dinamakan pilar-pilar filosofis keilmuan.
Berfungsi sebagai penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta prerequisite/saling
mempersyaratkan. Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan ontologi,
epistemologi dan aksiologi.
1. Pilar ontologi (ontology)
Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi).
a) Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural (monisme,
dualisme, pluralisme )
b) Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu
(mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme).
Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi, dasar-
dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan
multidisipliner. Membantu pemetaan masalah, kenyataan, batas-batas ilmu dan
kemungkinan kombinasi antar ilmu. Misal masalah krisis moneter, tidak dapat hanya
ditangani oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain

3
yang tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti
politik, sosiologi.
2. Pilar epistemologi (epistemology)
Selalu menyangkut problematika tentang sumber pengetahuan, sumber kebenaran,
cara memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-dasar
kebenaran, sistem, prosedur, strategi. Pengalaman epistemologis dapat memberikan
sumbangan bagi kita :
a) sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu
b) memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu
c) mengembangkan ketrampilan proses
d) mengembangkan daya kreatif dan inovatif.
3. Pilar aksiologi (axiology)
Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam
setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu. Pengalaman aksiologis dapat
memberikan dasar dan arah pengembangan ilmu, mengembangkan etos keilmuan
seorang profesional dan ilmuwan (Iriyanto Widisuseno, 2009). Landasan
pengembangan ilmu secara imperative mengacu ketiga pilar filosofis keilmuan
tersebut yang bersifat integratif dan prerequisite

2. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani
manusia.Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal
merupakan potensi rohani manusia dalam hubungan dengan intelektualitas, rasa dalam
bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika). Atas dasar kreativitas akalnya
manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah kekayaan alam yang sediakan
oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu tujuan essensial dari Iptek adalah demi
kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat
oleh nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi
pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan Iptek sebagai hasil
budaya manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan

4
beradab. Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah
menjadi sistem etika pengembangan Iptek.

Pancasila sebagai filsafat ilmu harus mengandung nilai ganda, yaitu:


1. Harus memberikan landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya.
2. Memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh nilai mental
kepribadian dan moral manusia. Nilai-nilai kualitatif dan normatif secara kategoris harus
terkandung dalam ajaran filsafat. Kualitas dan identitas nilai mental dan kepribadian manusia
senantiasa berhubungan dengan nilai filsafat dan atau agama.
Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan
pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus berorientasi praktis untu
kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut epistomologis Pancasila prinsip
kebenaran eksistensial dalam rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf
fisiokismis, biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma ontologis transedental.
Dengan pendekatan pencerdasan kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka
terhadap berbagai aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).

3. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Manusia sebagai makhluk jasmani rohani sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa
sekaligus individu dan makhluk sosial, pada hakikatnya sebagai makhluk homo sapiens
makhluk yang berakal di samping berasa dan berkehendak. Sebagai makhluk yang berakal,
manusia memiliki kemampuan intelektual yang mampu menghasilkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah unsur-unsur yang pokok dalam
kebudayaan manusia, dalam dunia ilmu pengetahuan terdapat dua pandangan yang berbeda
yaitu (1) pendapat yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai, artinya tidak
ada sangkut pautnya dengan moral, dengan etika, dengan kemanusiaan, dengan ketuhanan.
(2) pendapat kedua menyatakan bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya untuk
kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan adalah terikat nilai yaitu nilai
moral, nilai kemanusiaan, nilai religious. Bagi Pancasila ilmu pengetahuan itu berketuhanan
yang Maha Esa, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan beradilan.

5
Maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi moral,
etika serta nilai-nilai religious. Dengan perkataan lain ilmu pengetahuan harus dilandasi etika
ilmiah dan yang paling penting dalam etika ilmiah adalah menyangkut hidup mati orang
banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Hal-hal yang perlu ditekankan
adalah sebagai berikut:
1. Risiko percobaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Kemungkinan penyalahgunaannya
3. Kompatibilitas dengan moral yang berlaku
4. Terganggunya sumber daya dan pemerataannya
5. Hak individu untuk memilih sesuatu sesuai dengan dirinya

4. Penerapan Nilai Persatuan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Sila persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme


(kemanusiaan) dalam sila-sila lain. Pengembangan Iptek diarahkan demi kesejahteraan
umat manusia termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan
Iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme. Kebesaran bangsa serta
keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia.

Sila persatuan Indonesia mengingatkan kita untuk mengembangkan IPTEK untuk


seluruh tanah air dan bangsa secara merata. Selain itu memberikan kesadaran bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan
dan kesatuan bangsa dapat berwujud, persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat
terjalin. (T. Jacob, 2000;155)

Contoh persoalan atau kebijakan dari nilai persatuan sebagai dasar pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu adanya media sosial seperti facebook
atau twitter yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia untuk membantu warga negara
Indonesia yang membutuhkan bantuan seperti adanya Laskar Sedekah yang menyalurkan
sedekah masyarakat kepada yang berhak untuk menerima. Selain itu, orang-orang yang
sudah bersedekah dapat mengetahui bentuk kegiatan Laskar Sedekah melalui akun media
sosial yang mengunggah foto-foto penerima sedekah. Manfaat lainnya dari penerapan

6
nilai persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
yakni dapat membuat masyarakat Indonesia lebih tanggap, contohnya jika terjadi bencana
alam di suatu daerah seperti kabut asap maka informasi-informasi lebih cepat meluas dan
menyebar. Sehingga fungsi dari nilai persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah memperrmudah mempersatukan masyarakat
Indonesia dalam segala urusan.

5. Pengaruh Nilai Kerakyatan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan mendasari pengembangan Iptek secara demokratis. Artinya
setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek. Selain itu,
dalam pengembangan Iptek setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai
kebebasan oang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang
maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan


perwakilan, meminta kita membuka kesempatan yang sama bagi semua warga untuk
dapat mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan
keperluan masing-masing, sehingga tidak adanya monopoli IPTEK. (T. Jacob, 2000;155)

Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (Iptek) adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk
menghasilkan suatu karya cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara
Indonesia. Seorang penemu muda Ricky Elson contohnya. Beliau dan rekan-rekannya
berhasil menciptakan mobil listrik Indonesia pertama yaitu Tuxuci kemudian dikaji ulang
hingga pada tahun 2013 telah muncul mobil bertenaga listrik Selo. Pada saat ini Ricky
Elson pemuda Indonesia berusia 33 tahun tengah mengembangkan becak listrik dan
pembangkit listrik tenaga angin di daerah sumba yang menjadi pembangkit listrik tenaga
angin terbaik di dunia.

7
Dengan selalu berupaya demi kebangkitan Indonesia dan nilai Kerakyatan sebagai
dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), tangan-tangan ahli anak
Indonesia menciptakan ide-ide kreatif yang menghasilkan intelektual properti.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terumuskan dari proses
akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Sebagai dasar negara, Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam
kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna
hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam proses
berfikir dan berpengetahuan.

Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila yang berasal dari pemikiran hasil
akulturasi budaya nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan
dan saling melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan utama
dari kempat sila lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai sistem yang saling terkait tak
terpisahkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa terlepas dari dunia luar. Ilmu
pengetahuan di Indonesia pada dasarnya telah berlangsung sebelum era bangsa eropa masuk
ke nusantara hingga pada masa pasca kemerdekaan. Perkembangan iptek adalah lewat
kelembagaan pendidikan, hal ini didasarkan pada semangat ‘mencerdaskan kehidupan
bangsa’ yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Para ilmuwan dan cendikiawan harus
memiliki semangat mengembangkan dan menciptakan iptek yang ditujukan bagi
kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia.

B. Saran
Saran kami sadar bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata kempurna, untuk itu
kami meminta saran sehingga kami dapat menyusun makalah yang lebih bail lagi, demikian
yang dapat kami sampaikan apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mengucapkan
permintaan maaf.

9
DAFTAR PUSAKA

1. https://annisawityasiwi.blogspot.com/2015/12/makalah-pancasila-sebagai-dasar-nilai.html

2. https://ubaidillahalhakami.blogspot.com/2016/02/makalah-pancasilasebagai-dasar-nilai.html

iv

Anda mungkin juga menyukai