Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Metode Pembelajaran Kooperatif

Belajar kooperatif (Cooperative Learning) mengandung pengertian

sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan grup kecil dimana siswa bekerja

sama dalam belajar satu sama lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu

pengetahuan, saling berkomunikasi, saling membantu untuk memahami materi

pelajaran. Belajar kooperatif memiliki pengertian yang lebih luas dari hanya

sekedar bekerja kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota

kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan anggota kelompoknya dalam

mencapai tujuan pembelajaran (Chairani, 2003: 10)

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk tiga tujuan pembelajaran

penting, yaitu untuk hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, 2000: 7).

Slavin mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu teknik

pembelajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen, yang

beranggotakan 4-6 orang. Heterogenitas dalam kelompok dapat ditinjau dari jenis

kelamin, etnis, prestasi akademik maupun status sosial (Chairani,2003:3).

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif tersebut diatas,

terlihat adanya pergeseran peran guru yang sentral kepada peran guru yang

mengelola aktifitas belajar siswa melalui kerjasama kelompok di kelas. Untuk itu,

4
5

Ibrahim, dkk ( 2000: 6-7) mengemukakan ciri-ciri metode pembelajaran

kooperatif, antara lain:

1. siswa bekerja sama dalam kelompok secara kooperatifuntuk

menuntaskan materi belajarnya.

2. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah.

3. Diusahakan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis

kelamin yang berbeda.

4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Ciri-ciri tersebut menempatkan metode pembelajaran kooperatif ini unik,

karena selain membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran juga

melatih kemampuan siswa dalam kerjasama kelompok.

Pada praktinya metode pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak

metode atau teknik. Menurut Chairani (2003:3) “ada beberapa model dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu “

1. Team Games Tournament

2. Teams Assisted Individualization

3. Learning Together

4. Group Investigation

5. Jigsaw

6. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

7. Numbered Heads Together (NHT)


6

B. Pengertian Student Teams Achievements Divisions (STAD)

Dalam model pembelajaran kooperatif diberikan beberapa jenis

pendekatan yang salah satunya Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD)

merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran (Rachmadiarti,2001)

Pada model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)

siswadalam suatu kelas tertentu dibagimenjadi kelompok dengan anggota

sebanyak 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari dua

anggota laki-laki dan dua atau tiga anggota perempuan, dengan suku yang

berlainan, memiliki kemampuan akademik yang heterogen. kemudian anggota tim

menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk

menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain

untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, serta diskusi dalam

kelompok (Rachmadiarti, 2001).

Metode diskusi yang digunakan dalam model pembelajaran Student Teams

Achievement Divisions(STAD) ini dengan ceramah bervariasi, tanya jawab, dan

berpendapat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa

(Permana,2005).

Menurut Slavin, 1998 (Permana,2005) ada 5 langkah utama di dalam

pembelajaran yang menggunakan model Student Teams Achievement Divisions

(STAD), yaitu:
7

1. Penyajian Kelas

Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah

disusun. Setiap pembelajaran dengan menggunakan model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) selalu dimulai dengan penyajian kelas.

Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan

tujuan pembelajaran, memberikan motivasi agar pembelajaran berlangsung

secara kooperatif, dan sebagainya.

2. Tahapan kegiatan belajar kelompok

Dalam kegiatan belajar kelompok, materi yang digunakan adalah

ketentuan puasa.

3. Tahapan menguji kinerja individu

Untuk menguji kinerja individu pada umumnya digunakan tes atau kuis.

Setiap siswa wajib mengerjakan tes atau kuis. Setiap siswa berusaha untuk

bertanggung jawabsecara individual, melakukan yang terbaik sebagai

kontribusinya kepada kelompok.

4. Penskoran peningkatan individu

Tujuan memberikan skor peningkatan individu adalah memberikan

kesempatan bagi setiap siswa untuk menunjukkan gambaran kinerja

pencapaian tujuan dan hasil kerja maksimal yang telah dilakukan setiap

individu untuk kelompoknya.

5. Tahapan mengukur kinerja kelompok

setelah kegiatan penskoran, peningkatan individu selesai. Langkah

selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok.


8

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan skor peningkatan kelompok

yang diperoleh.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif

bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah (Linda Lundgren, 1994: dalam

Ibrahim dkk, 2000: 18) antara lain:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

2. Rasa harga diri menjadi tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap mata pelajaran dan sekolah

4. Memperbaiki kehadiran

5. Angka putus sekolah menjadi lebih rendah

6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar

7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

8. Konflik antar pribadi berkurang

9. Sikap apatis berkurang

10. Pemahaman yang lebih mendalam

11. Motivasi yang lebih besar

12. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi pada diri siswa.

C. Tahap-Tahap Pembelajaran TipeStudent Teams Achievements Divisions

(STAD)

Menurut Rachmadiarti (2001) terdapat 6 langkah utama atau tahapan di

dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams


9

Achievement Divisions (STAD). Pembelajaran dimulai dengan guru

menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

Fase dan tingkah laku guru dalam penggunaan model pembelajaran STAD

Fase 1: Menyapaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2: Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan Demonstrasi atau

lewat bahan bacaan.

Fase 3: Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap anggota kelompok agar

berkontribusi di dalam kelompok.

Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka.

Fase 5: Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Fase 6: Pemberian penghargaan.

Guru mencari cara untuk menghargai upaya dan hasil belajar individu

maupun kelompok.
10

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Student Teams Achievements Divisions (STAD) adalah:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya sebanyak 4 orang secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

3. Guru memberitugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya

sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru member kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu

5. Memberievaluasi

6. Kesimpulan

D. Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran Student Teams

Achievements Divisions (STAD)

Suatu strategi pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan.

demikian pula pada metode pembelajaran Student Teams Achievements Divisions

(STAD). Menurut Slavin ( 1995: 17) beberapa keunggulan dari metode

pembelajaran Student Teams Achievements Divisions (STAD) adalah:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

bersama.
11

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatankemampuan mereka

dalam berpendapat.

Selain keunggulan-keunggulan tersebut diatas, model pembelajaran

Students Teams Achievement Divitions (STAD) juga memiliki beberapa

kelemahan. Menurut Dess (1991: 411) beberapa kelemahan pada model

pembelajaran Students Teams Achievement Divitions (STAD) yaitu:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit untuk

mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru, sehingga pada

umumnya guru tidak menggunakan metode pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga tidak semua guru tidak

mampu melaksanakan model pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat bekerja sama pada diri masing-masing siswa.

E. Elaborasi Ketentuan Puasa dengan Model Pembelajaran Student Teams

Achievements Divisions (STAD)

Dalam pelaksanaan pengajaran fiqih mengenai materi ketentuan puasa

guru hendaknya memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan dari

pembelajaran tersebut, serta memotivasi diri siswa agar siswa siap dalam

menerima pembelajaran. Model pembelajaran Students Teams Achievement

Divitions (STAD) berguna melatih keberanian siswa dalam mengemukakan


12

pendapatnya, pemikirannya, dan memotivasi diri sendiri atau pada teman anggota

kelompok. Secara teori, Students Teams Achievement Divitions (STAD)

dikerjakan dalam kelompok-kelompok kecil yang akan memberikan kesempatan

yang lebih baik pada siswa untuk mendengarkan dan aktif berbicara.

Dalam penyampaian pembelajaran materi ketentuan puasa, model

pembelajaran Students Teams Achievement Divitions (STAD) sangat sesuai untuk

dilaksanakan. Karena menuntut keaktifan siswa dan memberikan pengalaman

pada diri siswa yang bertindak sebagai tutor. Model pembelajaran Students Teams

Achievement Divitions (STAD) pelaksanannya menyenangkan sehingga mudah

untuk dipahami oleh siswa dan dapat menjadi metode yang sesuai untuk

diterapkan. Sehingga hasil yang diharapkan adalah pencapaian hasil belajar siswa

yang memuaskan serta memenuhi standar dari kriteria penilaian ketuntasan

minimal.

Anda mungkin juga menyukai