PENDAHULUAN
1
Dalam bahasan ini, akan membahas “Perkembangan Agama Pada Anak Usia
Remaja”. Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena
pada masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun
psikis. Mereka bingung karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan
diri, memahami dan menyeleksi serta melaksanakan nilai-nilai yang ditemui di
masyarakat. Perasaan remaja kepada Tuhan bukan tetap dan stabil, akan tetapi
perasaan yang tergantung pada perubahan-perubahan emosi yang sangat cepat,
terutama pada masa remaja pertama. Kebutuhan terhadap Allah misalnya, kadang-
kadang tidak terasa jika jiwa mereka dalam keadaan aman, tentram dan tenang.
Sebaliknya, Allah sangat dibutuhkan apabila mereka dalam keadaan gelisah,
karena menghadapi musibah atau bahaya yang mengancam ketika ia takut gagal
atau merasa berdosa.
2
B. Pengertian Perkembangan Remaja
1.Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal
pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok
Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses
terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan
berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan
dalamindividu.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ).
1 https://www.kompasiana.com/nani_wahyuni/55003a00a333111e735100f8/definisi-
perkembangan
3
B.Pengertian Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan
masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara
usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda
(Soetjiningsih. 2004 : 45). 2 Masa
remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 :
206).3
4
b. Perkembangan perasaan
Perekembangan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis,
dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa
dalam lingkungannya.
Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah
hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat
pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan
seksual. Masa remaja merupan masa kematangan seksual. Didorong oleh perasaan
ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok kearah tindakan
seksual yang negatif.
c. Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan
sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan
moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena
kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja
lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.
d. Perkembangan moral
Perkembangna moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha
untuk mencapai proteksi. Tipe moral yanh juga terlihat pada para remaja juga
mencakupi:
1. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangna
pribadi.
2. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
3. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
4. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
5. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
e. Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan
sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan
agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya).
f. Ibadah
5
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Ross dan Oskar Kupky
menunjukkan bahwa hanya 17 % remaja mengatakan sembahyang bermanfaat
untuk berkomunikasi dengan tuhan, sedangkan 26% diantaranya menganggap
bahwa sembahyang hanyalah merupan media untuk bermeditasi
Masa Remaja Pertama (13 – 16 tahun)
Setelah si anak melalui usia 12 tahun, mereka memasuki masa goncang,
karena pertumbuhan cepat di segala bidang. Pertumbuhan jasmani yang pada usia
sekolah tampak serasi, seimbang dan tidak terlalu cepat, berubah menjadi
goncang.
Semua perubahan jasmani yang nampak pada usia ini menyebabkan
kecemasan pada remaja. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah tumbuh
mungkin juaga mengalami kegoncangan, karena ia kecewa terhadap dirinya.
Maka kepercayaan remaja terhdap tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi
kadang pula menjadi ragu dan berkurang. Hal ini nampak pada cara ibadahnya
yang kadang rajin dan kadang-kadang malas. Perasaannya kepada tergantung pada
perubahan emosi yang sedang dialaminya.
Dalam kondisi yang demikian hendaknya guru agama memahami keadaan
anak yang sedang mengalami kegoncangan perasaan akibat pertumbuhan yang
berjalan sangat cepat itu dan semua keinginan, dorongan dan ketidak stabilan
kepercayaan itu. Dengan pengertian itu, guru agama dapat memilihkan penyajian
agama yang tepat bagi mereka, kegoncangna perasaan dapat diatasi.
Masa Remaja Akhir (17 – 21 tahun)
Disamping perkembangan, pertumbuhan dan kecerdasan semakin
berkembang, berbagai ilmu pengetahuan yang bermacam-macam juga diterima
oleh anak usia remaja sesuai dengna keahlian dibidang masing-masing telah
memenuhi otak remaja. Di samping itu semua remaja sedang berusaha untuk
mencapai peningkatan dan kesempurnaan pribadinya, maka mereka juga imgim
mengembangkan agama, mengikuti perkembangan dan alun jiwanya yang sedang
tumbuh pesat saat itu. Cara menerima dan menanggapi pendidikan agama jauh
berbeda dengan masa sebelumnya, mereka ingin agar agama menyelesaikan
kegoncangan dan kepincangan-kepincangan yang terjadi di masyarakat.
6
Banyak faktor lain yang menyebabkan kegoncangan jiwa remaja, oleh
karenanya sebagai seorang pendidik kita harus dapat memahaminya, agara dapat
menyelami jiwa remaja tersebut, lalu membawa mereka kepada ajaran agama,
sehingga ajaran agama yang mereka dapat betul-betul dapat meredakan
kogoncangan jiwa mereka.5
D.Sikap Remaja Terhadap Agama
Setelah mengetahui faktor-faktor dan unsur-unsur yang memepengaruhi sikap
remaja terhadap agama, maka dapatlah kita bagi sikap remaja tersebut sebagai
berikut :
a.Percaya turut-turutan
b.Percaya dengan kesadaran
c. Percaya, tapi agak ragu-ragu (bimbang)
d.Tidak percaya sama sekali atau cenderung kepada atheis
a. Peracaya turut-turutan
Sesungguhnya kebanyakan remaja percaya kepada tuhan dan menjalankan
ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena
bapak ibunya orang beragama, teman dan masyarakat disekelilingnya rajin
beribadah, maka mereka ikut percaya dan melaksanakan ibadah dan ajaran-ajaran
agama, sekedar mengikuti suasana lingkungan di mana ia hidup. Percaya yang
seperti inilah yang dinamakan percaya turut-turutan. Mereka seolah olah apatis,
tidak ada perhatian untuk meningkatkan agama, dan tidak mau aktif dalam
kegiatan kegiatan agama.
Kenyataan seperti ini, dapat kita lihat lihat dimana-mana sehingga banyak
sekali remaja yang beragama hanya karena orang tuanya beragama. Cara
beragama seperti ini merupakan lanjutan dari cara beragama dimasa kanak-kanak
seolah tidak terjadi perubahan apa-apa dalam pikiran mereka terhadap agama.
Kepercayaan ini biasanya terjadi apabila orang tua memberikan didikan
agama
5 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama , 1996. (PT.Bulan Bintang: Jakarta)hal. 119
7
dengna cara menyenangkan jauh dari pengalaman pahit di waktu kecil, dan
setelah menjadi remaja tidak mengalami pula peristiwa atau hal-hal yang
menggoncangkan jiwanya, sehingga cara kekanak-kanakan dalam beragama terus
berjalan, tidak perlu ditinjaunya kembali. Akan tetapi apabila dalam usia remaja,
menghadi peristiwa yang mendorongnya untuk meneliti kembali peristiwa waktu
kecilnya maka ketika itu kesadarannya kaan timbul dan sehingga ia menjadi
bersemangat sekali, ragu-ragu atau anti agama.
Percaya turut-turutan seperti ini biasanya tidak lama, dan banyak terjadi
hanya pada masa-masa remaja pertama (13-16 tahun). Sesudah itu biasanya
berkembang kepada cara yang lebih kritis dan lebih sadar.
b. Percaya dengan kesadaran
Setelah kegoncangan remaja pertama agak reda, yaitu usia sekitar 16 tahun,
dimana pertumbuhan jasmani hampir selesai,kecerdasan juga sudah dapat berfikir
lebih matang dan pengetahuan bertambah. Kesadaran dan semangat agama pada
masa remaja itu mulai dengna cenderungnya remaja dari meninjau dan meneliti
kembali caranya beragama dimasa kecil dulu.
Biasanya semangat agama itu tidak terjadi sebelum usia 17 atau 18 tahun,
dan semangat agama ini memiliki dua bentuk, yaitu semngat positif dan khurafi.
c.Kebimbangan beragama
Kebimbangan remaja terhadap agama itu berbeda antara individu satu
dengan individu lainnya sesuai dengna kepribadian masing-masing. Ada yang
mengalami kebimbangan ringan yang dengan cepat dapat diatasi dan ada yang
sangat berat sampai pada berubah agama. Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Al-Malighy terbukti bahwa sebelum usia 17 tahun kebimbangan
beragama tidak terjadi. Puncak kebimbangan itu terjadi antara 17 – 20 tahun.
Sesungguhnya kebimbangan beragama itu bersangkut paut dengan
semangat agama. Kebimbangan beragama menimbulkan rasa dosa pada remaja.
Biasanya setelah keraguan itu selesai timbullah semangat agama yang berlebihan
baik dalam beribadah maupun dalam mempelajari bermacam-macam ilmu
pengetahuan yang dapat memperkuat keyakinannya.
d. Tidak percaya Tuhan (atheis)
8
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja
adalah mengingkari wujud tuhan dan mengantinya dengan keyakinan lain. Atau
mungkin pula hanya tidak mempercyai adanya Tuhan secara mutlak.
Ketidak percayaan yang sungguh-sungguh itu, tidak terjadi sebelum usia 20
tahun. Mungkin sekali seorang remaja mengalami bahwa ia tidak percaya kepada
Tuhan mengaku bahwa dirinya atheis. Namun jika dianalisis akan diketahui
bahwa dibalik keingkaran yang sungguh-sungguh itu tersembunyi kepercayaan
kepada tuhan.
E.Pembinaan Agama Pada Remaja
Semua perubahan jasmani yang begitu cepat pada remaja menimbulkan
kecemasan pada dirinya sehingga menyebabakan terjadinya kegoncangan emosi,
kecemasan dan kekhawatiran. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah
bertumbuh pada usia sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan, karena
ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada tuhan kadang-
kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang, yang
terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin kadang-kadang malas,
perasaan kepada tuhan tergantung pada perubahan emosi yang sedang dialaminya,
kadang-kadang ia merasa sangat membutuhkan tuhan, terutama ketika mereka
menghadapi bahaya, takut akan gagal atau merasa dosa. Tetapi ia kadang-kadang
tidak membutuhkan tuhan, ketika mereka mereka sedang senang, riang dan
gembira. 6
Peran seorang guru agama hendaknya memiliki metode yang cocok dalam
melaksanakan pendidikan agama. Pendidikan agama dapat dilaksanakan dengan
berhasil dan berguna apabila guru agama mengetahui perkembangan jiwa yang
dilalui oleh anak remaja, pertumbuhan anak dari lahir sampai pada masa remaja
akhir melalui berbagai tahap dan masing-masing mempunyai ciri dan
keistimewaan sendiri-sendiri. Setiap tahap merupakan lanjutan dari tahap
sebelumnya, dan akan dilanjutkan apada tahap berikutnya, yang akhirnya
mencapai kematangan. Pendidikan agama harus memperhatikan ciri dari masing-
9
masing tahap itu dan dapat mengisi serta mengembangkan kepribadian masing-
masing peserta didik.
F.Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa dimana manusia mengalami kematangan
kehidupan seksual, sosial, maupun dalam berfikir. Perkembangan tersebut tidak
lepas dari faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Diantara lain faktor lingkungan
10
yang merupakan faktor eksternal terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kemudian faktor internal terdiri dari dalam diri remaja itu sendiri.
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama para
remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Perkembangan agama pada para
remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya.
Perkembangan itu antara lain :
1. Pertumbuhan pikiran dan mental
2. Perkembangan perasaan
3. Pertimbangan sosial
4. Perkembangan moral
5. Sikap dan minat, dan
6. Ibadah.
Semua perubahan jasmani yang begitu cepat pada remaja menimbulkan
kecemasan pada dirinya sehingga menyebabakan terjadinya kegoncangan emosi,
kecemasan dan kekhawatiran. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah
bertumbuh pada usia sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan, karena
ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada tuhan kadang-
kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang.
Peran seorang guru agama hendaknya memiliki metode yang cocok dalam
melaksanakan pendidikan agama. Pendidikan agama dapat dilaksanakan dengan
berhasil dan berguna apabila guru agama mengetahui perkembangan jiwa yang
dilalui oleh anak remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, Psikologi Agama., 2011, (PT.Rajagrafindo Persada: Jakarta)
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama , 1996. (PT.Bulan Bintang: Jakarta)
11
Baharuddin & Mulyono. Psikologi Agama dalam Perspektid Islam. 2008, (UIN-
Malang Press: Malang).
https://www.kompasiana.com/nani_wahyuni/55003a00a333111e735100f8/definisi-
perkembangan
12