Pasal 1 (1) X Tidak sesuai dengan POJK no 69, karena dalam ketentuan akad hal
pertama yang harus dijelaskan adalah isi polis asuransi syariah dan
perjanjian reasuransi syariah wajib mengandung Akad Tabarru’ dan
Akad Tijarah. (pasal 54)
(2) X Ayat 2 tidak sesuai dengan POJK no 69, karena berdasarkan fungsinya
akad mudhrabah dan mudharabah musytarakah hanya digunakan untuk
pengelolaan investasi dana tabbaru peserta. (pasal 58, 59)
Ayat 3 sudah sesuai dengan dengan POJK no 69, yang telah dijelaskan
(3) V didalam pasal 58.
Ayat 5 tidak sesuai dengan POJK no 72, karena dalam ayat ini perlu
(5) X ada penegassan bahwa jika dana tabbaru tidak mencukupi dalam
pembayaran klaim, maka perusahaan wajib menyetorkan qardh secara
tunai dan khas menggunakan surplus underwriting dan atau dana
tabbaru (pasal 8).
Note: Untuk penggunaan dana tabbaru wajib dimuat pasal tersendiri
dan pasal surplus underwriting didalam polis.
(8) Ayat 8, sudah sesuai dengan POJK no 72 pasal 6 ayat (7). Namun ada
V sedikit penambahan bahwa perusahaan wajib mendistribusikan Surplus
Underwriting dengan pilihan.
(9) V Ayat 9,sudah sesuai dengan inti yang dimaksud dalam POJK no 72
pasal 7.
Pasal 2 (1) V Ayat 1, sudah sesuai dengan POJK no 72 pasal 8 ayat (1)
Pasal 3 (1) V Ayat 1 & 2, sudah sesuai dengan POJK no 69 pasal 35 dengan catatan
(2) V perusahaan mampu mengcover segala resiko yang ditanggungkan yang
tercantum didalam polis.
Pasal 4 (1) X Ayat 1, tidak sesuai dengan POJK no 69 pasal 38 ayat (3)yang
seharusnya syarat persrtujuan diserahkan kepada penerima manfaat.
(2) X Ayat 2, tidak sesuai dengan POJK no 69 pasal 40. Karena dalam asal
tersebut tidak ditentukan besar persentasi biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan, melainkan Perusahaan atau Unit Syariah diwajibkan
membayar klaim berdasarkan putusan lembaga alternatif penyelesaian
sengketa terkait, Perusahaan atau Unit Syariah pada Perusahaan wajib
membayar klaim tersebut paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
putusan ditetapkan atau ditetapkan lain dalam putusan lembaga
alternatif penyelesaian sengketa terkait.