ِ ِ ِ
ُ َأمْح َ ُدهُ ُسْب َحانَهُ الْ َواح ُد الْ َع ِز ْيُز الْغَف،ـختَ ُار
َّار ْ َاحْلَ ْم ُد هلل الَّذ ْي ي
ْ َـخلُ ُق َما يَ َشاءُ َوي
ِ
َ َأن َسيِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ ِإ َم ُام الْ ُمتَّقنْي َ َْوَأ ْش َه ُد َأ ْن اَّل إلهَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري
َّ َوَأ ْش َه ُد،ُك لَه
اَأْلبَرا ِر
ْ َُوقُ ْد َوة
ِئ ِ وعلَى آلِِه و،اللهم ص ِّل وسلِّم علَى سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍد
َ ب اللَّْي ُل َوالن
.َّه ُار َ ،ص ْحبِه
َ َصاَل ًة َدا َمةً َّما َت َعاق َ َ ََ َ َ َ ْ ََ َ
ْ هللا َح َّق تُ َقا ِت ِه َو َال تَ ُم ْوتُ َّن ِإ الَّ َوَأنمُت ُ فَ َقا َل.ه ل َ َعلَّمُك ْ تُ ْف ِل ُح ْو َن.ِ هللا َو َطا َع ِت
َ اَي َأهُّي َا اذَّل ِ ْي َن َءا َمنُوا ات َّ ُقوا: هللا تَ َعاىَل ِ َون َ ْفيِس ْ ِب َت ْق َوى.ْ ُأ ْو ِص ْيمُك
ُّم ْس ِل ُم ْو َن
Sebentar lagi kita akan bertemu dengan Idul Adha 1443 H. Hari raya ini
sangat identik dengan penyembelihan hewan qurban. Qurban itu untuk takwa.
Dalam arti pertimbangan terbesar dalam qurban itu bukan yang penting banyak
daging, bukan yang penting banyak hasil, tapi yang penting mana yang lebih
sesuai sunnah.
Hari Raya Idul Adha adalah hari yang paling mulia bagi umat Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang diriwayatkan oleh imam
Abu Daud dalam kitabnya, Sunan Abi Daud, hadits nomor 1765,
ِ ِ
ْ َأعظَ َماَأْليَّ ِامعْن َداهلل َي ْو ُم الن
َّح ِر ْ ِإ َّن
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah adalah hari penyembelihan.”
Maka, mari kita muliakan hari yang telah Allah subhanahu wata’ala muliakan ini.
Mari persiapkan diri dengan baik sebelum menuju tempat shalat Idul Adha.
Bersihkan diri dari hadats dan najis. Pakai pakaian terbaik yang suci. Pakai
parfum terbaik yang dimiliki. Lalu berjalan menuju tempat shalat Idul Adha
dengan tenang sambil bertakbir dan bertahlil.
Ikhwani fillah…
Ingatlah bahwa makna “merayakan” bukan berarti kita harus hura-hura dan
berpesta pora.
Idul Qurban adalah momen terbaik kita, untuk menumbuhkan sikap empati
antar sesama. Pada tahun lalu Pandemi Covid-19 adalah ujian kemanusiaan.
Sebagai ujian kemanusiaan, pandemi tersebut seharusnya dapat membuka
pikiran dan mata hati kita, bukan hanya ketika pandemi saja namun hingga
searang bahkan hingga tahun-tahun yang akan datang, maka begitu pentingnya
sikap ta’awun; saling membantu, peduli, berbagi dan bekerjasama dalam
menghadapi musibah kemanusiaan ini.
Allah berfirman:
Dalam khutbah jum’at ini, khatib mengingatkan bahwa hakikat Idul Adha
bukan hanya wujud spirit dalam menyembelih hewan kurban semata. Namun
hakikat Idul Adha yang sesungguhnya adalah wujud spirit dalam menyembelih
sifat-sifat kebinatangan yang melekat pada diri kita.
Ketika hewan kurban disembelih, pada saat itu pula seharusnya sifat-sifat
kebinatangan kita juga ikut disembelih. Sehingga lenyaplah nafsu-nafsu
kebinatangan kita seperti sikap merasa paling hebat, merasa paling kuat, merasa
paling benar, merasa paling pintar, tidak peduli pada sesama, menindas,
serakah, rakus, acuh tak acuh dan lain-lainnya.
Hari ini, betapa banyak binatang dalam wujud manusia yang bertebaran di
muka bumi dan telah merusak tatanan alam dunia dengan keserakahan dan
kerakusannya. Manusia yang tidak menggunakan akal dan pikirannya hidupnya
semaunya; semua rambu-rambu diterjang, tidak patuh terhadap norma sosial
maupun norma agama, tidak peduli dengan keselamatan orang lain, bahkan
keselamatan nyawa diri dan keluarganya ia abaikan.
Cara terbaik agar kita bisa melalui ujian kamunasiaan ini adalah dengan
saling menguatkan satu sama lain. Nabi saw. telah berpesan bahwa orang
mukmin dengan orang mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan yang
fungsinya saling menguatkan satu sama lain (HR. Muslim). Nabi saw. juga
mengingatkan bahwa umat Islam antara yang satu dengan yang lainnya harus
saling mencintai, mengasihi, dan menyanyangi.
Seumpama tubuh, jika ada satu anggota tubuh kita ada yang sakit, maka
anggota tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit (HR. Muslim). Begitulah
hakikat persaudaraan dalam Islam. Mari, kita jadikan ibadah Idul Kurban sebagai
momentum terbaik untuk bangkit dan mempererat tali persaudaraan. Baik itu
persaudaraan seiman atau persaudaraan sebangsa dan sepenanggungan. Dengan
Idul Kurban kita perkuat dan rapatkan kembali solidaritas dan akhlak
kamanusiaan.
اج َوالْ ُم ْعتَ ِم ِريْ َن ،اَل ٰلّ ُه َّم َوَأ ْك ِم ْل هَلُ ْم نُ ُس َك ُه ْم ٰ ِ
اج َوالْ ُم ْعتَم ِريْ َن ،اَللّ ُه َّم َس لِّ ِم احْلُ َّج َ
ٰ
اَللّ ُه َّم ًس لِّ ِم احْلُ َّج َ
َأح َس ِن َح ٍال يَا ذَا اجْلَاَل ِل َواِإْل ْكَر ِام. َعلَى ْ
ِ ِ ِ ِ
اَأْلب َرا ِر ،يَ ا َربَّنَ ا آتنَ ا يِف ال ُّد ْنيَا َح َس نَةًَ ،ويِف اآْل خ َر ِة َح َس نَةًَ ،وقنَ ا َع َذ َ
اب النَّا ِرَ ،و َْأدخ ْلنَ ا اجْلَنَّةَ َم َع ْ
َع ِز ُيز يَا َغف ُ
َّار.
ان َوِإْيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْرىَب َ ،و َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْن َك ِر ِعباد ِ
اهللِ ،إ َّن اهلل يْأمر بِالْع ْد ِل واِإْل حس ِ
َ َ ُُ َ َ ْ َ ََ
والْب ْغ ِي ،يعِظُ ُكم لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن ،وَأُقو ُل َقويِل ه َذا وَأست ْغ ِفر اهلل الْع ِظي ِم يِل ولَ ُكم فَ ِ
اسَت ْغفُر ْوهُ ِإنَّهَُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ َْ ُ َ َ ْ َ ْ ْ
الر ِحْي ُم
ُه َو الْغَ ُف ْو ُر َّ