Anda di halaman 1dari 4

‫الصيَ ِام َوالْ ِقيَ ِام‬ ِ

ّ ‫اعات َوالْ َمَبَّرات َش ْهَر‬


ِ َّ‫ات والْبر َك ِة َشهر الط‬
َ َْ
ِ
َ َ َ ‫ضا َن َش ْهَر اخْلَْيَر‬
ِ ِِ
َ ‫اَحْلَ ْم ُد للّه الَذى َج َع َل َش ْهُر َر َم‬
‫ُّه ْو ِر َواالَيَّ ِام‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ض الش‬ َ ‫َّل َب ْع‬َ ‫ك لَهُ الْ ُمْن َفر ُد بالْ َو ْح َدانيّة َوالْ ُق ْد َرة الّذى فَض‬ َ ْ‫َوأ ْش َه ُد أ ْن ال الهَ االاهللُ َو ْح َدهُ ال َش ِري‬
َّ ‫ُّه ْو ِرالْعِظَ ِام َوأيَّ َامهُ ِم َن االيَّ ِام الْ ِكَر ِام َوأ ْش َه ُد‬
ُ‫أن َسيِّ َدنَا حُمَ ّم ًدا َعْب ُده‬
ِ
ُ ‫ضا َن م َن الش‬ َ ‫ض َو َج َع َل َش ْهَر َر َم‬ٍ ‫َعلَى َب ْع‬
‫ك َسيِّ ِدنَا حُمَ ّم ٍد َو َعلَى آلِِه‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫صلي ِو َسلِّ ْم َعلَى َعْبد َك َو َر ُس ْول‬ َ ‫َو َر ُس ْولُهُ الَّذى ْأر َسلَهُ اهللُ َرمْح َةً ل ْل َعالَمنْي َ اللّ ُه َّم‬
ِ ‫الد ْنيا فَاِ َّن م‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِِ ِ ‫و‬
‫صْيَر َها‬ َ َ ُّ ‫ َفيَا عبَ َاداهلل َّات ُق ْواهللَ َوال َتغَُّرنَّ ُك ُم احْلَيَا َة‬.‫ص ْحبِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم با ْح َسان اىَل َي ْوم ل َقاء َرهِّب ْم‬ َ َ
َّ ‫اِىَل‬
‫الز َو ِال‬

Sidang Jum'at yang dimuliakan Allah

Di antara anugerah Allah yang teragung bagi hambanya adalah hadirnya waktu-waktu
yang istimewa, yaitu waktu yang dipenuhi dengan kebaikan Allah ta’ala berupa Ampunan,
Rahmat, kasih sayang yang tiada terhingga yang sangat layak bagi kita untuk berlomba-
lomba demi untuk memperolehnya.

Di antara waktu yang istimewa tersebut adalah bulan Ramadhan, ia adalah bulan dilipat
gandakannya pahala kebaikan, ia adalah bulan penuh ampunan dan Rahmat, ia adalah
bulan pembebasan dari api Neraka. Bulan ini memiliki satu malam yang tiap detiknya
sangat berharga dan mulia, malam tersebut  sangat istimewa sehingga para malaikat
turun untuk menyaksikan keagungan malam itu, dia adalah malam Lailatul Qodar, malam
yang lebih baik daripada seribu bulan.

Maka pertemuan seorang hamba dengan bulan yang mulia ini merupakan kenikmatan
dari Allah yang patut untuk disyukuri, bahkan merupakan salah satu kenikmatan yang
teragung, Allah berfirman:

Artinya:”Katakanlah, dengan karunia Allah dan RahmatNya, dengannya hendaknya kalian


bergembira, sesungguhnya hal tersebut lebih baik daripada yang kalian kumpulkan”.[QS.
Yunus 58].

Ayat di atas memaparkan bahwa nikmat agama dan iman kepada seorang hamba yang
dapat merealisasikan kebahagiaan di dunia dan akhirat lebih mulia dan lebih agung
daripada kenikmatan duniawi berupa harta dan materi yang fana dan lenyap, olehnya
seorang hamba diperintahkan untuk bergembira dan bersyukur dengan kenikmatan ini.

Di antara bentuk kesyukuran seorang hamba terkait kenikmatan jenis ini adalah dengan
memaksimalkan upaya untuk mereguk sebanyak mungkin pahala di bulan yang mulia ini,
tentunya ini memerlukan taufiq dari Allah serta juhud dan upaya yang tidak kecil, dan
tentunya hal ini membutuhkan persiapan-persiapan demi terealisasinya tujuan yang
mulia ini.

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Di antara langkah-langkah yang hendaknya dipersiapkan oleh seorang hamba sejak


sekarang adalah:

1. Bertaubat kepada Allah.

Sejatinya Bertaubat kepada Allah adalah ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan
sepanjang waktu, namun bertaubat di bulan Sya’ban seyogyanya memiliki keutamaan
tersendiri disebabkan beberapa hal:

# Bulan Sya’ban adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, sebagaimana
sabda Rasulullah:

Artinya:”Bulan tersebut (Sya’ban) adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia,
bulan tersebut adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan”.[HR Ahmad, Abu Dawud,
dan Nasai, hadits shahih].

Dan beribadah di waktu-waktu yang dilalaikan oleh manusia sangat dianjurkan, dan
bertaubat merupakan salah satu di antara amalan kebaikan yang sangat di anjurkan, maka
memakmurkan bulan Sya’ban dengan bertaubat kepada Allah merupakan sebuah amalan
yang mulia.

# Di antara keutamaan bertaubat adalah diampuni dosa-dosa oleh Allah, maka bertaubat
di bulan Sya’ban diharapkan dapat memaksimalkan persiapan untuk memasuki bulan
Ramadhan, sehingga ketika bulan Ramadhan datang banyak dari dosa-dosa kita yang
telah diampuni oleh Allah, sehingga kita dimudahkan untuk melaksanakan amalan dan
ibadah di bulan Ramadhan, sebab salah satu penghalang seorang hamba untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah adalah tumpukan noda dosa seorang hamba yang
mengotori hatinya, sehingga berat baginya melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh
Allah.

2. Melatih diri dengan melaksanakan beberapa amalan sejak sekarang (di bulan
Sya’ban).

Seperti berpuasa sunnah di bulan Sya’ban, membaca Al-Qur’an, dan menambah shalat-
shalat sunnah. Semua ini kita lakukan untuk persiapan dan pemanasan sebelum
datangnya bulan Ramadhan, sehingga ketika bulan Ramadhan datang, kita sudah terbiasa
melaksanakan amalan-amalan tersebut.
Rasulullah adalah suri tauladan bagi kita dalam masalah ini, yang mana beliau banyak
berpuasa di bulan Sya’ban, bahkan puasa beliau di bulan tersebut lebih banyak
dibandingkan bulan-bulan yang lainnya kecuali bulan Ramadhan, hal ini sebagaimana
diceritakan oleh istri beliau Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari
bulan Syaban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Syaban
seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

3. Memperbanyak memanjatkan doa kepada Allah, agar diberikan kesehatan dan taufiq
untuk beribadah kepada Allah, dan memohon kepada Allah berkah umur dan waktu.

Doa merupakan sarana syar’i untuk menggapai tujuan dan cita-cita seorang hamba,
makanya banyak di dari kalangan para ulama salaf kita yang berdoa kepada Allah sejak
bulan Rajab dengan mengucapkan:

َ ‫ َو َبلِّ ْغنَا َر َم‬،‫ َو َش ْعبَا َن‬،‫اللَّ ُه َّم بَا ِر ْك لَنَا يِف َر َجب‬ 
‫ضا َن‬
Artinya:” Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan pertemukan kami
dengan bulan Ramadhan.

Jamaah shalat jum’at yang dirahmati oleh Allah..

Inilah beberapa persiapan menjelang datangnya bulan Ramadhan, dengan harapan


apabila langkah-langkah ini kita laksanakan dapat membantu kita untuk maksimal dalam
beribadah di bulan yang mulia ini.

Anda mungkin juga menyukai