Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUM’AT

UJIAN HIDUP
BAGI SEORANG MUSLIM

Oleh  M. Nur Shohib, S.Ag.

      

        

      

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk


menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.
( QS.Al-Jumu’ah [62] : 9 )
KHUTBAH PERTAMA

‫اْلَ ِكحي ُم ِ حِف‬‫ب ح‬ َّ ‫ فَ ُه َو‬،‫اْلِ حك َمة‬


ُّ ‫الر‬ ‫اق بِبَالِ ِغ ح‬ َ ‫ اَلَّ ِذي قَ َّس َم احأل حَرَز‬،‫الر حْحَة‬ َّ ‫ِن ِذي‬ ِِ
ِّ َِ‫اَ حْلَ حم ُد للَّه الحغ‬
.‫ اَ َّلرِححي ُم ِ حِف َعطَائِِه َوَمحنعِه‬،‫َخحل ِق ِه َوأ حَم ِره‬
.ُ‫ِب بَ حع َده‬ َّ َِ‫ َوأَ حش َه ُد أَ حن ُُمَ َّم ًدا َعحب ُدهُ َوَر ُس حولُهُ ََلن‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫أَ حش َه ُد أَ حن ََل إِٰلهَ إََِّل اهللُ َو حح َدهُ ََل َش ِريح‬
ِ َّ‫اه ِدين الط‬
‫ أ ََّما‬.‫اه ِريح َن‬ ِ ِ ِ ‫ٰالله َّم ص ِّل وسلِّم وبا ِرحك علَى سيِّ ِدنَا ُُم َّم ٍد وعلَى اٰلِِه و‬
َ ‫ص ححبه الح ُم َج ح‬ ََ ََ َ َ َ ََ ‫ُ َ َ َ ح‬
َ َ‫ فَ َق حد ق‬.‫اعتِ ِه لَ َعلَّ ُك حم تُ حفلِ ُح حو َن‬
‫ال‬ ِ
َ َ‫اي بِتَ حق َوى اهلل َوط‬ ِ ِ
َ َّ‫اْلَاضُرحو َن أ حُوصحي ُك حم َوإي‬
ِ ‫ فَيا أَيُّها ح‬،‫ب ع ُد‬
َ َ ‫َح‬
ِ َّ‫ يا أَيُّها ال‬.‫الرِجي ِم‬ ِ ِِ ِ ِ
‫ين آ َمنُوا اتَّ ُقوا‬ َ ‫ذ‬ َ َ ‫ِ اَعُ حوذُ باهلل م َن الشحَّيطَان َّ ح‬.‫اهللُ تَ َع َاَل ِِف احل ُقحرأَن احل َك ِرحي‬
.‫ٰاللهَ َح َّق تُ َقاتِِه َوََل ََتُوتُ َّن إََِّل َوأَنحتُ حم ُم حسلِ ُمو َن‬
Maasyirol Muslimin Jama’ah Jum’ah Rokhimakumulloh
Pada kesempatan yang sangat mulia ini, marilah kita selalu berusaha terus untuk
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah swt caranya dengan menjalankan
apa saja yang telah diperintahkan Allah dan meninggalkan apa saja yang telah dilarangNya.
Maasyirol Muslimin Jama’ah Jum’ah Rokhimakumulloh
Ujian yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang muslim bisa berupa dua hal yang
pertama adalah ujian yang berbentuk musibah dan yang kedua adalah ujian yang
berbentuk kenikmatan. Sering kali ujian yang berbentuk musibah itu kita sebut sebagai ujian
yang buruk dan ujian yang berbentuk kenikmatan itu kita sebut sebagai dengan ujian yang
baik. Namun pada hakikatnya keduanya merupakan ujian dari Allah swt, keduanya memiliki
potensi yang sama, jika lulus menghadapinya insyaallah kita akan mendapatkan pahala dari
Allah swt.
Bagi orang yang beriman, sebenarnya ada rumus umum tentang ujian itu. Bahwa seorang
yang lebih kokoh keimanannya akan mendapatkan ujian yang lebih berat. Kaidah itu berlaku
dalam ujian hidup bagi seorang mukmin, semakin besar keimanan seseorang maka akan
semakin berat ujiannya. Dengan ujian itu secara nyata Allah akan mendapatkan siapa
diantara hamba-hamba-Nya yang paling baik amalnya. Dalam surat Al-Mulk ayat 2 Allah swt
berfirman :
ِ ِ
َ ‫الَّذي َخلَ َق الح َم حو‬
‫ت َوا حْلَيَاةَ ليَحب لَُوُك حم أَيُّ ُك حم أ ح‬
‫َح َس ُن َع َم ًل‬
Artinya : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya (QS. Al-Mulk [67] : 2)
Rasulullah saw pernah menjawab pertanyaan Saad bin Abi Waqash mengenai tingkatan-
tingkatan dalam ujian itu :

َّ ‫ األَنحبِيَاءُ ُُثَّ األ حَمثَ ُل فَاأل حَمثَ ُل فَيُحبتَ لَى‬: ‫ال‬


‫الر ُج ُل‬ َ َ‫َش ُّد بَلَءً ق‬
َ ‫اس أ‬ ُّ ‫ول اللَّ ِه أ‬
ِ َّ‫َى الن‬ َ ‫ت يَا َر ُس‬ُ ‫قُ حل‬
‫صحلبًا ا حشتَ َّد بَلَُؤهُ َوإِ حن َكا َن ِِف ِدينِ ِه ِرقَّةٌ ابحتُلِ َى َعلَى‬ ُ ُ ‫ه‬ ‫ين‬
ُ
ِ ‫ب ِدينِ ِه فَِإ حن َكا َن‬
‫د‬ ِ ‫َعلَى َحس‬
َ
.‫ب ِدينِ ِه‬
ِ ‫َحس‬
َ
Artinya : Aku (Sa'ad bin Abi Waqash) bertanya: "Ya Rasulullah! siapakah yang paling berat
ujiannya?" Beliau menjawab, "para Nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya,
kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar agamanya.
Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah
maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya." (HR. Tirmidzi)
Maasyirol Muslimin Jama’ah Jum’ah Rokhimakumulloh
Sejarah telah menceritakan bahwa ujian yang paling berat adalah yang dialami oleh para
Nabi dan Rasul. Demikian pula ujian yang telah dihadapi oleh salafus shalih dan para
ulama'. Jika keimanan berbanding lurus dengan besarnya ujian, sesungguhnya besarnya
pahala juga berbanding lurus dengan besarnya ujian. Semakin berat ujian seseorang
semakin besar pula pahala yang diperolehnya manakala ia lulus dalam mengahadapinya
dan ujian itu juga merupakan tanda cinta Allah buat hamba-hambaNya yang dikasihi.
Rasulullah SAW bersabda :

ِّ ُ‫ب قَ حوًما ابحتَلَ ُه حم فَ َم حن َر ِض َى فَلَه‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫إ َّن ِعظَم ح‬


‫ضا‬
َ ‫الر‬ َ ‫اْلََزاء َم َع عظَ ِم الحبَلَء َوإ َّن اللَّهَ إ َذا أ‬
َّ ‫َح‬ َ
‫ط‬ َّ ُ‫َوَم حن َس ِخ َط فَلَه‬
ُ ‫الس َخ‬
Artinya : Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian.
sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya.
Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapatkan keridhaan-Nya.
Siapa yang membenci ujian itu, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya.
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maasyirol Muslimin Jama’ah Jum’ah Rokhimakumulloh
Bentuk ujian itu bukan hanya sakit, kemiskinan, kesusahan, keterbatasan, penderitaan,
kecelakaan dan lain-lainnya. Akan tetapi kekayaan, kesenangan, popularitas, jabatan,
kepemimpinan, kekuasaan itu juga merupakan ujian. Bahkan tipe ujian yang kedua inilah
yang lebih berat, dalam arti tidak banyak orang yang bisa menghadapinya. Abdurrahman
bin Auf pernah menggambarkan betapa beratnya ujian ini dan banyak orang yang tidak
lulus dalam menghadapinya :
ِ َّ ِ‫ بِالضََّّر ِاء فَصب رنَا ُُثَّ اب تلِينا ب‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬
ِ ‫اب تُلِينَا مع رس‬
ُ‫السَّراء بَ حع َده‬ َ ُ‫ح‬ ‫ََ ح‬ َُ ََ ‫ح‬
.‫صِ حب‬
‫فَلَ حم نَ ح‬
Artinya : Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasulullah saw dan
kami dapat bersabar, kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan
setelah beliau wafat, dan kami pun tidak dapat bersabar. ( HR. Thirmidzi )
Apa yang dikatakan Abdurrahman bin Auf memang benar, banyak orang yang lulus ketika
diuji dengan kemiskinan. Namun begitu kaya ia lupa dengan ibadah-ibadahnya, seperti
halnya yang dialami oleh Tsa’labah.
Pendek kata apapun yang menimpa kaum muslimin, baik itu suka maupun duka
sesungguhnya itu adalah ujian ada yang lulus dan ada yang tidak lulus dalam
menghadapinya, ujian kenikmatan seringkali menjadi ujian yang lebih berat dibandingkan
dengan ujian kesusahan.
Maasyirol Muslimin Jama’ah Jum’ah Rokhimakumulloh
Memang harta benda merupakan ujian yang pertama kemudian baru keluarga/anak-anak
kita. Dalam surat Al-Anfal ayat 28 Allah swt berfirman :

          

Artinya : Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS.Al-Anfal [8] : 28)
Dalam surat At-Taghoobun ayat 15 juga disebutkan :
         
Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi
Allah-lah pahala yang besar (QS.At-Taghoobun [64] : 15)
Maasyirol Muslimin Jama’ah Jum’ah Rokhimakumulloh
Ada dua hal yang harus dilakukan dalam menghadapi ujian-ujian itu, baik itu ujian
kesusahan maupun ujian kenikmatan, dua hal tersebut adalah kesabaran dan ketaqwaan.
Bentuk kesabaran saat menghadapi ujian kesusahan adalah dengan mengedepankan
sikap ridha kepada Allah atas taqdir-Nya, mengambil hikmah dari ujian itu, serta berikhtiar
terus suaya bisa keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Sementara bentuk kesabaran dalam menghadapai ujian kenikmatan adalah dengan
berhati-hati agar tidak terjerumus pada hal-hal yang berlebihan yang telah diharamkan, serta
menyadari sepenuhnya bahwa itu semua adalah datangnya dari Allah swt.
Mudah-mudahan Allah swt selalu memberikan hidayah dan perlindungan kepada kita
semua, sehingga kita lulus dalam menghadapi segala macam bentuk ujian, amin-amin ya
robbal aalamiin.
.‫الرِححي ِم‬ َّ ِ‫الرِجحي ِم بِ حس ِم اهلل‬
َّ ‫الر حْح ِن‬ ِ َ‫اَعوذُ بِاهللِ ِمن الشَّيط‬
َّ ‫ان‬ ‫َ ح‬ ‫ُح‬
         

‫ي‬ ِ ِ َّ ‫ب ا حغ ِفر وارحم وأَنحت خي ر‬


َ ‫الراْح ح‬ ُ ‫َوقُ حل َر ِّ ح َ ح َ ح َ َ َ ح‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫اْلَ ِّق لِيُظح ِهَرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَ حو َك ِرَه‬ ‫اْلَ حم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي أ حَر َس َل َر ُسولَهُ بِا حْلَُدى َوِدي ِن ح‬ ‫ح‬
‫عب ُده‬ ‫أن ُُمَ َّم ًدا ح‬ ‫يك لَهُ‪َ ،‬وأَ حش َه ُد َّ‬ ‫الح ُم حش ِرُكو َن‪ .‬أَ حش َه ُد أ حن َل إلَهَ إَل اهللُ َو حح َدهُ َل َش ِر َ‬
‫اهلل‬ ‫َّ‬
‫َن‬ ‫أ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫اع‬‫و‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫َ‬‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬‫َّ‬ ‫ع‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ان‬
‫ح‬ ‫و‬ ‫ر‬‫َم‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ي‬‫ورسولُه‪ .‬أ ََّما ب عد فَياَ اَيُّها النَّاس اِتَّ ُقوااهلل فِ‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫َ َ ُح‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ح َ ََ َ ُ ح‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َح ُ‬ ‫َُ‬
‫صلُّ حو َن‬ ‫ِ‬
‫ال تَعاَ ََل إِ َّن اهللَ َوَم آئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫أ ََمَرُك حم بِأ حَم ٍر بَ َدأَ فِحي ِه بِنَ حف ِس ِه َوثَ َن َِِ آ ئِ َكتِ ِه بِ ُق حد ِس ِه َوقَ َ‬
‫ص ِّل و َسلِّ حم َعلَى ُُمَ َّم ٍد‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ل‬‫َ‬‫ا‬ ‫‪.‬‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ي‬ ‫على النَِِّب يآ اَيُّها الَّ ِذين آمن وا صلُّوا علَي ِه وسلِّموا تَسلِ‬
‫َ ح َ َُ ح َ ح َ ح َ َ ُ ح ح ً ُ َ‬
‫ح‬ ‫َ َ‬
‫ان اِ ََل يَ حوِم الدِّيح ِن‪َ ،‬و َعنَّا‬ ‫وعلَى اَلِِه واَصحابِِه والتَّا بِعِي واتَّابِع التَّابِعِي ومن تَبِعهم بِِإ حس ٍ‬
‫حَ ََ ح َُ ح ح َ‬ ‫حَ َ ُ‬ ‫َ حَ َ‬ ‫ََ‬
‫اْح حي‪.‬‬‫الر ِ ِ‬
‫ك يَا أ حَر َح َم َّ‬ ‫َم َع ُه حم بَِر حْحَتِ َ‬
‫ات‪،‬‬ ‫ات‪ ،‬األَحي ِاء ِمحن هم واألَمو ِ‬ ‫ات‪ ،‬والحمسلِ ِمي والحمسلِم ِ‬ ‫اللَّه َّم ا حغ ِفر لِحلم حؤِمنِي والحم حؤِمنَ ِ‬
‫حَ ُ ح َ ح َ‬ ‫َ ُح َ َ ُح َ‬ ‫ح‬ ‫ح ُ حَ َ ُ‬ ‫ُ‬
‫ُّع ِاء‪.‬‬
‫ب الد َ‬
‫ك ََِسيع قَ ِري ِ‬
‫ب ُُمحي ُ‬ ‫إنَّ َ ح ٌ ح ٌ‬
‫ِ‬
‫اف َوالغِ َن‪.‬‬ ‫الع َف َ‬‫ك ا حْلَُدى َوالتُّ َقى َو َ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ حسأَلُ َ‬
‫اش ًعا ُمنِحيبًا‪َ ،‬و َع َملً‬ ‫ك أَ حن تَرز َق ُكلًّ ِمنَّا لِسانًا ص ِادقًا َذاكِرا‪ ،‬وقَ حلبا خ ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ حسأَلُ َ‬
‫ً َ ً َ‬ ‫َ َ‬ ‫حُ‬
‫صا‪َ ،‬وِرحزقًا‬ ‫ِ‬ ‫اْلا زاكِيا‪ ،‬و ِعحلما نَافِعا رافِعا‪ ،‬وإِحْيانًا ر ِاسخا ثَابِتا‪ ،‬وي ِقي نا ِ‬ ‫ِ‬
‫صادقًا َخال ً‬ ‫ص ً َ ً َ ً ً َ ً َ َ َ ً ً ََ حً َ‬ ‫َ‬
‫اْلَلَ ِل َوا ِإل حكَرِام‪.‬‬ ‫َحلََلًطَيِّبًا َو ِاس ًعا‪ ،‬يَا َذا ح‬
‫ِ‬
‫ك‬‫َعنَّا َعلَى ذ حك ِرَك َو ُش حك ِرَك َو ُح حس ِن ِعبَ َادتِ َ‬ ‫اَللَّه َّم أ ِ‬
‫ُ‬
‫اجتِنَابَهُ‪.‬‬ ‫ِ ِ‬
‫اعهُ َواَ ِرنَا الحبَاط َل بَاطلً َو حارُزقح نَا ح‬ ‫اَللَّ ُه َّم اَ ِرنَا ح‬
‫اْلَ َّق َح ًّقا َو حارُزقح نَا اتِّبَ َ‬
‫ك َع ٰلى ُك ِّل َش حي ٍء قَ ِديح ٌر‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َربَّنَاۤ اَ حَتِ حم لَنَا نُ حوَرنَا َوا حغفحر لَنَا ‪ ‬انَّ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫َربَّنَا آتنَا ِف الدُّنحيَا َح َسنَةً َوِف اآلخَرِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫ي‬ ‫اْلم ُد لِٰل ِه ر ِّ ِ‬
‫ب الح ٰعلَم ح َ‬ ‫َ‬ ‫َو حَ ح‬
‫ىب َويَحن َهى َع ِن‬ ‫ر‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ل‬‫ح‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫تآء ِ‬
‫ذ‬ ‫ان وإِي ِ‬ ‫اهلل‪ ! ......‬اِ َّن اهلل يأحمرنَا بِاحلع حد ِل واح َِلحس ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫َ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫احل َف ححشآء َواحملُحن َك ِر َواحلبَ حغي يَعظُ ُك حم لَ َعلَّ ُك حم تَ َذ َّكُرحو َن َواذح ُكُروااهللَ اح َلعظحي َم يَ حذ ُكحرُك حم َوا حش ُكُرحوهُ‬
‫على نِع ِم ِه ي ِزحد ُكم ولَ ِذ حكر ِ‬
‫اهلل اَ حكبَ حر‪.‬‬ ‫َ َ َ َ حَ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai