Anda di halaman 1dari 6

‫ي‬

ََّّ‫و‬ ، ِ َ‫ ورفَع قَ حدر أَص ِفيائِِه ِف حاََف‬،‫اق‬


‫اق‬ ِ َ‫حْلم ُد لِ ِله الَّ ِذي نَ َّور قُلُوب أَولِيائِِه بِأَنحوا ِر الح ِوف‬
َ َ ‫ََ َ َ ح َ ح‬ َ َ‫ح َ ح َ ح‬ ‫َح‬
‫اجتِ ِه‬ ‫ن‬ ‫م‬ ِ ‫ وس َقى أَرباب معام ََلتِِه ِمن لَ ِذي‬،‫اق‬
‫ذ‬ َ ‫ف‬
َ‫و‬ ِ
‫ن‬ ‫ِّي‬
‫الد‬ ‫ف‬ ِ ِِ‫اص ِدين بِ ِطي ِ ثَنَائ‬
‫ه‬ ِ ‫أَسرار الح َق‬
َ ُ َ ‫ح‬ ‫ح‬ َ َ ُ َ َ‫َ َ ح‬ َ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ ‫ح‬ َ َ‫ح‬
‫الص ََلةُ َوال َّس ََل ُم َعلَى‬َّ ‫ َو‬،‫اق‬ ََّ ‫اضحي ِه َعلَى أَقح َد ِام‬
ِ ‫السب‬ ِ ‫ فَأَقح ب لُوا لِطَلَ ِ مر‬،‫َشرابا ع حذب الحم َذ ِاق‬
ََ ‫َح‬ َ َ َ ًَ
‫ص ََل ًة َو َس ََل ًما اِ ََل يَ حوِم التَّ ََل ِق أَ حش َه ُد‬ ِ َّ ‫سيِّ ِدنَا ُُم َّم ٍد وعلَى أَلِِه وأَصحابِِه الحب ررِة‬
َ ،‫السبَاق‬ ََ َ َ ‫َ ح‬ ََ َ َ
‫َّجاََة ِم حن نَا ٍر‬ ِ ِ ِ
َ ‫ نَ حر ُج حو ِبَا الن‬،‫اق‬َ ‫ص َفا َم حوِرُد َها َوَر‬ َ ‫ َش َه َاد ًة‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫أَ حن ََلالَهَ اََّل اهلل َو حح َدهُ ََل َش ِريح‬
َّ ‫ َوأَ حش َه ُد أ‬،‫اق‬ ِ ‫السي‬ ِ ِ ِ ِ
ُ‫َن ُُمَ َّم ًدا َعحب ُدهُ َوَر ُس حولُه‬ َ ِّ ‫ب‬ ُ ‫ َوأَ حن يَ ُه حو َن ِبَا َعلَحي نَا ُكحر‬،‫َشديح َدة حاَلَ ححَراق‬
.‫اق‬ ِ ‫السبع الطِّب‬ ِ ِِ ‫ اَلَّ ِذي أُس ِر‬،‫اَلّح ََل ِق‬ ِ‫اْلَحل ِق َعلَى ح‬ َ ‫أَ حشَر‬
َ َ ‫ َح ََّّت َج َاوَز َّ ح‬،‫ي به َعلَى الحبَ َراق‬ َ ‫ح ح‬ ‫ف ح‬
‫اب‬ِ َ‫اجتِن‬ ‫و‬ ِ
‫ه‬‫ر‬ِ ِ ‫ بِامتِثَ ِال أَو‬،‫اهلل وَّاعتِ ِه‬
‫ام‬ ِ ‫اَلخوا ُن أُو ِصي ُكم واِياي بِتَ حقوى‬ ِ
‫َ َ ح‬ ‫ح‬ َ َ َ َ َ َ ‫ أَيُّ َها ح ح َ ح ح ح‬،‫أ ََّما بَ حع ُد‬
‫ين َآمنُوا اتَّ ُقوا اللَّهَ َولحتَ حنُُحر نَ حفٌ َما‬ ِ َّ‫ يا أَيُّها ال‬:‫ال اهلل تَع َاَل ِف كِتابِِه الح َك ِرحِْي‬
‫ذ‬ َ ‫ق‬
َ . ِ ‫نَوا ِهي‬
‫ه‬
َ َ َ َ ‫ُ َ ح‬ ‫َ ح‬
‫ت لِغَ ٍد َواتَّ ُقوا اللَّهَ إِ َّن اللَّهَ َخبِري ِِبَا تَ حع َملُو َن‬‫َّم ح‬
َ ‫قَد‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Menjadi prioritas utama bagi para khatib dalam mengawali khutbahnya untuk senantiasa
mengingatkan, mengajak, dan berwasiat kepada para jamaah untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah swt. Wujud peningkatan ketakwaan ini adalah dengan
penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya. Dengan melakukan hal ini, maka kita akan mampu berjalan pada jalur
yang telah ditentukan oleh Allah sehingga masa-masa hidup di dunia ini akan senantiasa
dalam pantauan dan lindungan-Nya. Ketakwaan yang berwujud kepatuhan kepada Allah
swt ini, bisa menjadi modal utama untuk menjadikan perjalanan hidup yang kita lalui
penuh dengan nilai-nilai positif yang menjadikan kualitas kehidupan akan semakin lebih
baik lagi. Bukan hanya pada saat ini saja, ketakwaan pada Allah akan meninggalkan
kenangan manis dan menyingkirkan kepedihan sekaligus membawa bekal optimisme
dalam menghadapi masa depan. Allah berfirman:
ۚ‫ََل َحَتَز حن اِ َّن ّٰاللهَ َم َعنَا‬
Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS At-
Taubah: 40)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Perjalanan hidup kita di dunia ini melewati tiga tahapan masa yakni masa lalu, masa
kini, dan masa depan. Masa lalu adalah pengalaman, masa kini adalah kenyataan, dan
masa depan adalah harapan. Semua itu memiliki dimensi berbeda dalam menyikapinya
namun memiliki keterkaitan yang erat dan menjadi rantai perjalanan hidup yang tak
terpisahkan.

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk bagaimana
menengok perjalanan hidup di masa lalu, menyikapi kondisi masa kini, dan bagaimana
mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Terlebih di awal tahun yang menjadi
momentum tepat untuk menata dan menguatkan kembali manajemen kehidupan ini.

Pertama, mari awali tahun ini dengan Alhamdulillah. Kalimat ini merupakan wujud
syukur atas karunia Allah yang telah menganugerahkan umur panjang kepada kita semua
yang sampai saat ini masih bisa menghirup udara kehidupan. Berbagai nikmat yang tak
bisa dihitung satu persatu sampai saat ini harus terus disyukuri dengan keyakinan dalam
hati, diucapkan dalam lisan, dan diwujudkan dalam tindakan. Dengan wujud syukur ini,
kita berharap nikmat yang kita terima akan terus ditambah oleh Allah swt. Jangan sampai
terjadi, karena kita kufur pada nikmat Allah, kita mendapatkan siksa yang pedih yang
menjadikan nikmat ini akan dicabut dan hilang dari diri kita. Hal ini sudah ditegaskan
dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:

‫َوإِ حذ تَأَذَّ َن َربُّ ُك حم لَئِ حن َش َك حرُحُت َََ ِز َيدنَّ ُك حم ۚ َولَئِ حن َك َف حرُحُت إِ َّن َع َذ ِاب لَ َش ِديد‬
Artinya: “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguhnya jika
kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Kedua, mari tengok tahun lalu dengan Astaghfirullah. Kalimat ini merupakan wujud
evaluasi dan introspeksi diri pada segala sesuatu yang telah kita lakukan di masa lalu.
Perjalanan masa lalu pasti mengalami fluktuasi. Terkadang kita pernah berada pada
posisi puncak yang tinggi namun pada satu masa kita pasti pernah berada pada posisi
terpuruk. Masa fluktuatif ini menjadi pengalaman berharga bagi kita untuk
mempertahankan kondisi positif dan menjadi modal bagi masa depan. Sementara di sisi
lain kita buang hal negatif dan berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi di masa yang
akan datang. Introspeksi atau muhasabah adalah perintah Allah yang termaktub dalam
Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18:

‫ت لِغَ ٍدۚ َواتَّ ُقوا ّٰاللهَ ۚاِ َّن‬ ‫َّم‬


‫َ ح‬ ‫د‬ ‫ق‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ٌ ‫ف‬
‫ح‬ ‫ن‬
َ ‫ر‬ُُ
‫ََ ح‬‫ن‬
‫ح‬ ‫ت‬
َ‫ح‬‫ل‬‫و‬ ‫ه‬ ّٰ ‫ي ّٰٰۚاَيُّها الَّ ِذين اّٰمنوا اتَّ ُقوا‬
‫الل‬ َُ َ ‫َ ح‬
‫ّٰاللهَ َخبِحي ر ِِۚبَا تَ حع َملُ حو َن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.”

Sahabat Umar bin Khattab juga berpesan:

‫اب‬ ِ‫ا ُّف ح‬


ُ ‫اْل َس‬ ِ ‫اسبُ حوا َوتَ َزيَّنُ حوا لِحل َع حر‬
ُّ ‫ض اََ حك ََِب َوإََِّّنَا َِي‬ ِ
َ َ‫َحاسبُوا أَنح ُف َس ُك حم قَ حب َل أَ حن َُت‬
‫اس َ نَ حف َسهُ ِِف الدُّنحيَا‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ِ ‫ي وم الح ِقيام‬
‫ة‬
َ َ ‫َح َ َ َ َ َ ح‬
Artinya: “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah
kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada
hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat
hidup di dunia.”
Ketiga, mari hadapi tahun depan dengan Bismillah. Kalimat ini mengandung makna
mendalam yakni mengawali segala sesuatu dengan niat yang benar karena Allah swt.
Kalimat Bismillah mengandung optimisme tinggi untuk meraih harapan yang sudah
ditargetkan dalam kehidupan. Lurusnya niat dan optimisme tinggi, menjadi bekal untuk
terus menjalankan dua misi besar diciptakannya kita di dunia yakni untuk beribadah dan
menjadi khalifah di muka bumi. Dua misi utama ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat surat
Adz-Dzariyat ayat 56 yakni:

‫ٌ اََِّل لِيَ حعبُ ُد حو ِن‬‫ح‬‫ن‬ ِ‫اْلِ َّن و ح‬


َ َ ‫ت ح‬
‫اَل‬ ُ ‫َوَما َخلَ حق‬
Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.” Dan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30:

‫ض َخلِحي َفةً ۚ قَالُحوۚا اََحَت َع ُل فِحي َها َم حن‬ ِ ‫اِّن ج‬


ِ ‫اعل ِِف حاَلَحر‬ ِّ ِ ‫ك لِحلم ّٰلٰۤ ِٕى َك‬
ِ
‫ة‬ ‫ب‬
‫ر‬
ُّ ‫ال‬
َ َ‫ق‬ ‫ذ‬
‫ح‬ ِ‫وا‬
َ ‫ح‬ َ َ َ َ
ۚ‫ِّن‬ِّ‫ك ۚ قَ َال اِ ح‬ َ َ‫ُِّ ل‬ ‫د‬‫ق‬َ ‫ن‬
ُ‫و‬ ‫ك‬
َ ِ ‫يُّ حف ِسد فِي ها ويس ِفك الدِّماٰۤءۚ وََنن نُسبِّح ِِبم‬
‫د‬
ُ َ ‫ُ ح َ ََ ح ُ َ َ َ ح ُ َ ُ َ ح‬
‫اَ حعلَ ُم َما ََل تَ حعلَ ُم حو َن‬
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Alhamdulillah, Astaghfirullah, dan Bismillah menjadi paket awal dalam mengawali tahun
ini agar perjalanan masa lalu, masa kini, dan masa depan dapat meraih berkah dan
kualitas yang lebih baik. Kualitas kehidupan bukan hanya diukur dari capaian-capaian
kuantitas seperti materi saja namun lebih dari itu, capaian kualitas berupa ketenangan,
kenyamanan, dan keberkahan hidup juga harus menjadi prioritas utama dalam
kehidupan. Semoga kita memenuhi pesan Nabi dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh
Al Hakim:

‫ َوَم حن َكا َن يَ حوُمهُ ِمثح َل أ حَم ِس ِه فَ ُه َو‬.‫َم حن َكا َن يَ حوُمهُ َخحي ًرا ِم حن أ حَم ِس ِه فَ ُه َو َرابِح‬
‫ َوَم حن َكا َن يَ حوُمهُ َشًّرا ِم حن أ حَم ِس ِه فَ ُه َو َم حل ُع حون‬.‫َم حغبُ حون‬
‫‪Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang‬‬
‫)‪yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong‬‬
‫‪orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang‬‬
‫”‪yang dilaknat (celaka).‬‬

‫آن اح َلع ُِحي ِم َونَ َف َع ِِن َوإِيَّا ُك حم ِِبَا فِحي ِه ِم حن آيَِة َوِذ حك ِر ح‬
‫اْلَ ِكحي ِم‪.‬‬ ‫بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِف احل ُقر ِ‬
‫ح‬ ‫َ ح‬ ‫ََ‬
‫الرِححيم‬‫الع ُِحي َم إِنَّهُ ُه َو الغَ ُف حوُر َّ‬ ‫أَقُو ُل قَوِِل ه َذا فَ ِ‬
‫أستَ حغفُر اهللَ َ‬ ‫ح‬ ‫ح ح َ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫اْلمد لِّٰل ِه ُُثَّ ح ِّٰ‬ ‫ح ِّٰ‬


‫يك لَهُ‪َ ،‬وأَ حش َه ُد‬ ‫اْلَ حم ُد لل ِه‪ .‬أَ حش َه ُد أَ حن ََل إ ّٰلهَ إََِّل اهللُ َو حح َدهُ ََل َش ِر َ‬ ‫اْلَ حم ُد لل ِه َو حَ ح ُ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ حم َعلَى نَبِيِّ نَا ُُمَ َّم ٍد‬ ‫ِب بَ حع َدهُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ِ‬
‫أن َسيِّ َدنَا ُُمَ َّم ًدا َعحب ُدهُ َوَر ُس حولُهُ الَّذ حي ََل نَِ َّ‬ ‫َّ‬
‫َّاُ‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫َي‬
‫ُّ‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫َم‬
‫َّ‬ ‫أ‬ ‫‪.‬‬ ‫القيام ِ‬
‫ة‬ ‫ان إِ ََل ي وِم ِ‬ ‫وعلَى أَلِِه وأَصحابِِه ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫ُ‬ ‫َح َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َح َ َ‬ ‫َ ح َ ََ ح َُ ح ح َ‬ ‫ََ‬
‫صلُّ حو َن‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ال اهلل تَع َاَل‪ :‬إِ َّن اهلل وم ََلئِ‬ ‫َ‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ت‬
‫َّ‬ ‫م‬‫ح‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫از‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫د‬‫ح‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫أُو ِصي ُكم ونَ حف ِسي بِتَ حقوى ِ‬
‫اهلل‬
‫َُُ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ َ‬ ‫ُ ح‬ ‫َ‬ ‫ح ح حَ ح َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُُمَ َّم ٍد‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬ ‫علَى النَِِّب‪ ،‬يّٰأَ يُّها الَّ ِذين اّٰمن وا صلُّوا علَي ِه وسلِّموا تَسلِيما اَ ّٰ‬
‫لل‬
‫ح َ َُ ح َ ح َ ح َ َ ُ ح ح ح ً ُ َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬
‫ات‪ ،‬اَحََح ِ‬
‫ياء‬ ‫ات واحملسلِ ِمْي واحملسلِم ِ‬ ‫وعلَى أ َِل سيِّ ِدنَا ُُم َّم ٍد ‪.‬اَ ّٰلله َّم ا حغ ِفر لِحلم حؤِمنِْي واحمل حؤِمنَ ِ‬
‫ح‬ ‫َ‬
‫ح‬ ‫َ ُح َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُح‬ ‫ح ُ حَ َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫َت َواحملِ َح َن َما‬ ‫الزََل ِزَل و ُسوء احل ِف َ ِ‬ ‫ِ ّٰ‬
‫محن ُه حم َواحَلَ حم َوات‪ .‬اَلل ُه َّم حادفَ حع َعنَّا احلبَ ََلءَ َواح َلوبَاءَ وال ُقُرحو َن َو َّ َ َح‬
‫ِ‬
‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ظَ َهَر ِمحن َها َوَما بَطَ َن َع حن بَلَ ِدنَا إِنح ُدونِحي ِسيَّا َّ‬
‫ب‬‫عامةً يَا َر َّ‬ ‫ْي َّ‬ ‫خآصةً َو َسائ ِر بُحل َدان احملُ حسلم ح َ‬
‫اجتِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا آتِناَ‬ ‫ِ ِ‬
‫اعهُ َوأَ ِرنَا الحبَاّ َل بَاّ ًَل َوا حرُزقح نَا ح‬ ‫ْي‪ .‬اَ ّٰلل ُه َّم أَ ِرنَا ح‬
‫اْلَ َّق َح ًّقا َو حارُزقح نَا اتِّبَ َ‬
‫ِ‬
‫اح َلعالَم ح َ‬
‫ب الح ّٰعلَ ِمْي ٍعباد ِ‬
‫اهلل‪،‬‬ ‫حَ َ َ‬ ‫اب النَّا ِر‪َ .‬واَ حْلَ حم ُد لِّٰل ِه َر ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِِف الدُّنحيَا َح َسنَةً َوِِف احآلخَرِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫شاء َواحملحن َك ِر َواحلبَ حغ ِي‬ ‫تاء ِذي احل ُقرىب وي حن هى ع ِن احل َفح ِ‬ ‫ان وإِي ِ‬ ‫إِ َّن اهلل يأحمر بِاحلع حد ِل واح ِإلحس ِ‬
‫ُ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُُ َ َ ح َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَِزحد ُك حم‪َ ،‬ولَ ِذ حكُر‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫ُ‬ ‫ش‬‫ح‬ ‫ا‬‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ر‬
‫َ ح َ ح ُح َ ُ َ َ ح َ َ ح ح َ ُح ُ َ‬ ‫ك‬‫ُ‬ ‫ذ‬
‫ح‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫يعُُِ ُكم لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن‪ ،‬واذح ُكروا اهلل احلع ِ‬
‫ُ‬
‫أَ حكبَ ُر‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬

Anda mungkin juga menyukai