Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH “PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS,BAYI DAN

BALITA”

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 9

HARYATY TILUKAY NH0418017

IVON TETIRAY NH0418022

LISDA ABDUL WAHID NH0418028

LUSIYANTI LOSEN NH0418030

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah NEONATUS dengan judul “ PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG
NEONATUS,BAYI DAN BALITA ” ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin,
walaupun mengalami berbagai kesulitan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari
kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen
kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku penulis
makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas kami
selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini
ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi semua pihak.

Makassar,18 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Indikator Pemantauan Tumbuh Kembang Neonatus, bayi dan Balita……………


B. Factor – factor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang ………………………..
C. Ciri – ciri Tumbuh Kembang …………………………………………………….
D. Tahap – tahap Tumbuh Kembang ………………………………………………...
E. Teori Perkembangan Anak.......................................................................................
F. perkembangan masa neonatus sampai remaja...........................................................
G. Perkembangan Motorik Anak..................................................................................
H. Denver Development Screening Test …………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia merupakan
dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria yang
harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah faktor
keturunan atau genetika. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi kualitas seorang anak.
Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang
merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan
adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor
lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial.
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu
dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden
age  merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak
secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu,
penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat
dicegah. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi,
dan sosial. Pemantauan tersebut harus

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan
oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan
posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
anak perlu dimiliki oleh orang tua dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Indicator pemantauan tumbuh kembang neonates, bayi dan balita


2. Pemantauan pertumbuhan ukuran normal antrometri sesuai usia neonates, bayi
dan balita
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui indicator pemantauan tumbuh kembang neonates, bayi dan
balita
2. Untuk mengetahui pemantauan pertumbuhan ukuran normal ontrometri sesuai
usia neonates,bayi dan balita
BAB II

PEMBAHASAN

A. INDIKATOR PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS,BAYI DAN


ANAK BALITA BERUPA PERTUMBUHAN.
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa


perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas
pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi
semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu

1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak dan merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi
ciri khasnya.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan dan disebut juga milleu merupakan tempat anak tersebut hidup dan berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya.

Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:


1) Faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan( faktor
pranatal).

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir antara lain:

a) Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil,
lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan,
hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah
terkena infeksi, dan abortus,

b) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan
bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis atau kronio
tabes.

c) Toksin/zat kimia

Zat-zat kimia dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti
kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.

d) Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah,


somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan
aktivitas mirip insulin apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi
maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan susunan paraf pusat
sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan pada anaknya.

e) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin , kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi
pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.

f) Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin infeksi intrauterin yang sering
menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga
dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan
lain-lain.

g) Stres

Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janin antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.

h) Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus hidrops fetalis, kern
ikterus atau lahir mati.

i) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan BBLR.

2) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak setelah lahir(faktor
postnatal).

Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:

a) Lingkungan biologis

Lingkungan biologis yang di maksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakitkronis, fungsi
metabolisme dan hormon.

b) Faktor fisik

Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu; cuaca, musim, keadaan
geografis suatu daerah, sanitasi keadaan rumah baik dan struktur bangunan, ventilasi,
cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.

c) Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat di timbulkan
penting sejak dini, dengan memberikan lingkingan yang kondusif untuk belajar,
ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi
yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari, dalam
proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga
sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak orang tua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.

d) Faktor keluarga dan adat-istiadat

Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu


pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak.

C. CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG


1. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
2. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
3. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
4. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
5. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai.

D. Tahap Tumbuh Kembang Anak


1. Masa Pranatal

       Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel
menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan
dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:


a. Masa zigot atau mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah
dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terbentuk sistem organ dalam tubuh
c. Masa janin atau fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu :
1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ii kehidupan
intrauterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, perkembangan jasad
manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
2) Masa fetus lanjutan yaitu trimester akhir kehamilan. Pada amasa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi. Terjadi transfer imunoglobin G (Ig
G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri omega 3
(Docosa Hexanic Acid) dan omega 6 (Arachi-donic Acid) pada otak dan retina. .
2. Masa Pascanatal

Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase berikut :

1) Masa Neonatus (0-28 hari)


Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu dimana
terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses adaptasi semua
sistem organ tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas dengan
frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung
antara 120-160 kali permenit, perubahan ukuran jantung menjadi lebih besar di
bandingkan dengan rongga dada, kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk
memenuhi kebutuhan gizi. Masa neonatal dibagi menjad
a) masa neonatal dini         : 0-7 hari
b) masa neonatal lanjut      : 8-28 hari

2) Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)


Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap
yaitu :
a) Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan
berat badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan
mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, tidak
mengalami kecepatan dalam pertumbuhan tinggi badan.
b) Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan
berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah 500-
600 g/bulan, apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan
pertumbuhan tinggi badan tidak mengalamikecepatan dan stabil
berdasarkan pertambahan umur.
c) Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai
tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-
450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-12 bulan, bila
memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi
badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan tinggi badan masih
stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.
d) Masa Anak (1-2 tahun)
e)  Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam
pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan
berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm.
Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan, kenaikan lingkar
kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah
gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga
seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan fisik
berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi badan sudah
mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun,
rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8
cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.

3) Masa Anak (1-2 tahun)


Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan
fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 –
2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan
mengalami perlambatan, kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan
gigi, terdapat tambahan 8 buah gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi
taring, sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun,
pertumbuhan fisik berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi
badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3
tahun, rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8
cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.
E. Teori Perkembangan Anak
1. Perkembangan Kognitif (Piaget)
a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan kativitas motorik.
Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu
dari apa yang dilihat, didengar, disentuh dll.
b. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan
dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris. Pada masa ini
pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama. Seperti semua pria
dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah. Selain itu ada pikiran
animisme, yaitu selalu memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan
terbentur batu, dia akan menyalahkan batu tersebut dan memukulnya.
c. Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang
sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena anak sudah
mengerti tentang keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal konsep tentang
waktu dan mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan
berkembang di akhir usia sekolah (masa remaja)
d. Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau
simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat
dugaan dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis dan filosofis.
Pola berfikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain
juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan masalah.

2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)


a. Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara
menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi
dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang
diperoleh pada tahap ini adalah menyapih dan makanan.
b. Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan menunjukkan
keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan
sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah pada saat ini
adalah obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan tidak rapi.
c. Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba,
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis.
Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan cenderung suka
pada ayahnya.
d. Tahap laten ( 5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan
berhadapan langsng pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.
e. Tahap Genital ( > 12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta
matang terhadap lawan jenis.
3. Perkembangan psikososial (Erikson)
a. Tahap percaya tidak percaya (0-1 tahun)
Bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun orang
yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Kegagalan pada
tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan
timbul rasa tidak percaya.
b. Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti
kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan
kebebasan anak akanmerasa malu.
c. Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)
Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif
dalam aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa
bersalah.
d. dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau prestasinya
sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila pada
tahap ini gagal anak akan rendah diri.
F. perkembangan masa neonatus sampai remaja
1. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
a. Kemampuan bicara dan bahasa
Dworetzky (1990) menguraikan perkembangan bahasa dapat dibagi
menjadi dua tahapan yaitu tahapan pralinguistik dan linguistick.
1) Pralinguistik (usia sejak lahir - 11 bulan) yaitu masa dimana anak belum
mengenal bahasa atau mampu berbahasa, tetapi bayi dapat membuat bahasanya
sendiri dan tidak dimengerti orang tuannya.
a) Lahir, perkembangan bahasa yaitu mulai dari menangis, dan
kebanyakan merupakan cara anak untuk berkomunikasi
b)  2 minggu, perkembangan bahasa yaitu menangisnya mulai berkurang
dan mulai memberikan gerak dan isyarat acak
c) 6 minggu, perkembangan bahasa yaitu (anak mulai membuat suara
seperti “uuhh”), menjerit, berdeguk dan coos
d) 3 bulan ampai 6 bulan, perkembangan bahasa yaitu membuat vocal
konsonan dan mulai mengoceh
e) 6 bulan sampai 9 bulan, perkembangan bahasa pada anak yaitu
membuat suara seperti “ as, ah, ba, ba” meniru suara asidental dan lebih
banyak mengulang kta silabel
f)  9 bulan sampai 11 bulan, perkembangan bahasa anak, menunjukan
tanda pasti dari pemahaman beberapa kata dan perintah sederhana,
meniru suara deliberasi.
2) Dan yang kedua adalah periode linguistik yaitu kata pertama kali diucapkan anak
sebagai titik akhir masa bayi. Kata pertama umumnya terjadi pada usia 10-17
bulan. Kata pertama yang diucapkan biasanya berhubungan langsung dengan
benda atau kegiatan tertentu sebagai bentuk dasar. Misalnya mama, papa, baba,
dan baru kemuadian mempelajari kata abstrak (Benedict, 1979 dalam Dworetzky,
1990). Tahapan perkembangan linguistik terbagi menjadi 4 tahapan yaitu,
a) Tahapan pertama yaitu ucapan satu kata dari usia 1-2 tahun (awal tahun 12
bulan sampai 18 bulan) dan ciri perkembangannya, anak menggunakan
holofrase, kosa kata terdiri dari 3 sampai 6 kata, intonasi kompleks
menggunakan kata benda yang luas, dan menggunakan kosakata yang
terdiri dari: 3-50 kata dan anak tidak menunjukan frustasi ketika tidak
memahami
b) Tahapan kedua yaitu membuat kata-kata dalam frase dari usia 2-3 tahun
(sekitar 2 tahun) dan ciri perkembanganya, anak menggunakan bahasa
telegraphic yang terdiri dari 2-3 kata, Kosakata yang digunakan terdiri dari
3-50 kata, peningkatan dalam berkomunikasi dan anak mulai
menggunakan percakapan, kadang mempertimbangkan periode paling
cepat dalam perkembangan bahasa, kosakata bertambah setiap hari yakni
200-300 kata, anak berusaha untuk berkomunikasi dan menunjukan
frustasi jika memahami kemampuan orang lain.
c) Tahapan ketiga yaitu menggunakan kalimat secara lengkap dari usia 4-6
tahun (sekitar 4-6 tahun) dan ciri perkembangan, penerapan pengucapan
dan tata bahasa, bahasa 1400-1600 kata, anak mencari cara yang tidak
dimengerti, mulai dengan menyesuaikan pengucapan untuk pendengar
informas, perselisihan dengan kawan sebaya dan kata ajakan untuk
bermain lebih sering, susunan kalimat tata bahasa yang benar.
d) Tahapan keempat yaitu menggunakan bahasa secara simbolik (membaca
dan menulis) dari usia 6-8 tahun, mrnggunakan bahasa yang lebih
kompleks jumlah kata-kata perkalimat 7 atau 6 kata, kosa kata untuk
bahasa lisab 3000 kata, dan lebih menggunakan kata kerja yang
dibendakan.
Anak usia 4 tahun
1)      Mampu menunjukkan dirinya dengan kata ganti saya.
2)      Kemampuan bahasa berkembang cepat
3) Menguasai fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan.
4)  Menunjukkan pemahaman tentang sesuatu yang dilihat atau didengarnya.
5)  Mampu mengungkapkan keinginannya dengan kalimat sederhana
6)  Mampu memahami gambar dan mengungkapkannya dengan kata.
Anak usia 5- 6 tahun
1) Dapat mengucapkan lebih dari 2500 kata
2) Lingkup kosa kata yang dikuasai cukup luas.
3)  Mampu menjadi pendengar yang baik.
4)  Dapat diajak berinteraksi atau bercakap –cakap. Anak sudah bisa menanggapi
pembicaraan.
5) Anak sudah bisa mengekspresikan dirinya, belajar menulis, membaca, dan
bercerita.

Usia Pertumbuhan Perkembangan


Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
0–3 45–65 3–5 kg Menggerakkan Mulai mengenal
bulan cm beberapa bagian suara, bentuk benda
tubuh seperti tangan, dan warna.
kepala, dan mulai
belajar memiringkan
tubuh.
6–9 64- 70 7–9 kg Dapat menegakkan Mengoceh, sudah
bulan cm kepala, belajar mengenal wajah
tengkurap sampai seseorang, bisa
dengan duduk (pada membedakan
usia 8 – 9 bulan), suara, belajar makan
dan memainkan ibu dan mengunyah
jari kaki.
12–18 74–81 10–11 Belajar berjalan dan Mulai belajar
bulan cm kg berlari, berbicara,
 mulai bermain, dan mempunyai
koordinasi ketertarikan terhadap
mata semakin baik. jenis-jenis benda,
dan mulai muncul
rasa ingin tahu.
2–3 86–96 12–15 Sudah pandai berlari, Keterampilan tangan
tahun cm kg berolahraga, dan mulai membaik,
dapat meloncat pada usia 3 tahun
belajar menggunting
kertas, belajar
menyanyi, dan
membuat coretan
sederhana.
4–5 100– 16–22 Dapat berdiri pada Mulai belajar
tahun 120 cm kg satu kaki, dapat membaca, berhitung,
menari,  melakukan menggambar,
gerakan olah tubuh, mewarnai,
keseimbangan baik merangkai kalimat
dengan baik.

2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Anak-Anak


1)      Bicara dan bahasa
Usia 6 – 12 tahun
Mengenal benda yang serupa dan berbeda,bermain tebak-tebakan,berlatih mengingat-
ingat,mengamati/meneliti keadaan sekitar. 
2)      Ciri-ciri Psikologis
Usia 6 – 12 tahun
a)      Gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh.
b)      Pertumbuhan jiwanya relatif stabil.
c)      Daya ingat kuat, mematuhi segala perintah gurunya.
d)     Mudah menghafal tetapi juga mudah melupakan.
e)      Sifat keras kepala mulai berkurang dan lebih dapat menerima, pengertian karena kemampuan

Pertumbuhan dan perkem bangan masa anak-anak


Usia Pertumbuhan Perkembangan
Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
6–8 120– 21–27 Mampu meloncati tali Menggambar dengan
tahun 130 cm kg setinggi 25 cm, belajar bentuk proporsional,
naik sepeda. memakai dan
mengancingkan
baju, menulis, lancar
membaca, tangkas
dalam berhitung,
belajar bahasa asing,
belajar memainkan
alat musik.
9–10 131– 28–33 Melakukan olah raga Pandai menyanyi,
tahun 145 cm kg permainan seperti mampu membuat
bulutangkis, sepak sebuah karangan,
bola, tangkas Menyerap
bersepeda. pelajaran dengan
optimal, mulai
belajar berdiskusi
dan mengemukakan
pendapat.
11–12 145– 33–39 Melompat tali sampai Konsentrasi belajar
tahun 152 cm kg di atas 50 cm, meningkat, mulai
meloncat sejauh lebih belajar bertanggung
dari 1 meter, jawab, senang
 terampil dalam berpetualang dan
menggunakan mempunyai rasa
peralatan. ingin tahu yang
besar.

G.  Perkembangan Motorik Anak


Perkembangan motorik meliputi motorik  kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang mengguanakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik terbentuk sejak periode prenatal atau dalam
kandungan. Perkembangn fisik manusia meliputi berbagai aspek yang dipengaruhi sistem dan
fungsi organ tubuh. Sistem tulang dan otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan
dan kemampuan motorik. Perkembangan motorik sanat dipengaruhi organ dan fungsi system
susunan syaraf pusat atau otak.

  Usia 1-2 tahun


Motrik kasar Motorik halus
1.      Merangkak 1.      Mengambil benda kecil dengan telunjuk atau ibu
2.      Berdiri dan berjalan beberpa langkah jari
3.      Berjalan cepat 2.      Membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
4.      Cepat-cepat duduk agar tidak jatuh 3.      Menyusun menara dari balok
5.      Merangkak di tangga 4.      Memindahkan air dari gelas kegelas lain
6.      Berdiri dikursi tanpa pegangan 5.      Belajar memakai kauskaki sendiri
7.      Menarik dan mendorong benda-benda berat 6.      Menyalakn tv dan bermain remote
8.      Melempar bola 7.      Belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun


Motrik kasar Motorik halus
1.      Melompat-lompat 1.      Mencoret-coret dengan satu tanggan
2.      Belajar mundur dan jinjit 2.      Menggambar garis tak beraturan
3.      Menendang bola 3.      Memegang pensil
4.      Memanjat meja atau tempat tidur 4.      Bellajar menggunting
5.      Naik tangga dan melompat di anak tangga 5.      Mengancingkan baju
terakhir 6.      Memakai baju sendiri
6.      Berdiri dengan 1 kaki

Usia 3-4 tahun


Motrik kasar Motorik halus
1.      Melompat dengan satu kaki 1.      Menggambar manusia
2.      Belajar menyusuru papan 2.      Mencuci tanggan sendiri
3.      Menagkap bola besar 3.      Membentuk benda dengan plasitsin
4.      Mengendarai sepeda 4.      Membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
5.      Berdiri dengan 1 kaki

H. Denver Development Screening Test (DDST)

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelahiran perkembangan anak, tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang di perlukan untuk
metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15- 20 menit), dapat di andalkan dan
menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan teryata
DDST secara efektif dapat mengidentifikasihkan antara 85 – 100% bayi dan anak-anak
prasekola yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya
ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahuan
kemudian.

DDST di rencanakan oleh William K. Frankenburg dan Josiah B. Dodds telah di


publikasihkan di kota Denver jerman sejak tahun 1967. DDST telah di adaptasikan dan
distandarisasikan di 12 negara dan digunakan untuk disrining lebih dari 50 juta anak di
seluruh dunia. Telah direvisi dan tiadakan penyempurnaan sehingga dikenal dengan istilah
DDST II atau Denver II.

Keuntungan dari pemeriksaan DDST II ini adalah, DDST II mampu menilai perkembangan
anak sesuai usia, mampu memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun, mampu memonitor
anak dengan risiko perkembangan, mampu menjaring adanya kelainan perkembangan pada
anak dan mampu memastikan apakah anak yang di duga ada kelainan perkembangan benar-
benar mengalami kelainan. Prinsip pemeriksaan DDST II adalah bertahap dan berkelanjutan,
di mulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak,alat bantu stimulasi yang
sederhana, suasana nyaman dan bervariasi, memperhatikan gerakan spontan anak, dilakukan
dengan wajar tanpa paksaan dan tidak menghukum, ada pujian untuk anak yang dapat
melakukan, alat yang di perlukan disiapkan dan saat tes hanya menggunakan satu alat saja.

Alat yang perluh digunakan untuk pemeriksaan DDS II ini antara lain: lembar formulir DDST
II, benang sulaman merah, kismis atau manik-manik, kerincing dengan peganggan, kubus
kayu berwarna ukuran dimensi 1 inci 10 buah, lonceng kecil, bolah tenis, boneka plastik kecil
dengan dot, cangkir plastic dengan peganggan, pensil merah, kertas kosong, botol kacah
bening yang dapat dibuka. Peralatan lain yang juga diperlukan antara lain: meja dan kursi
untuk pemeriksa, ibu atau pengasuh dan anak, ruangan cukup luas untuk mengujiitem motoric
kasar tempat tidur lengkap dendan perlak dan sprei

1. Aspek perkembangan yang dinilai dalam pemeriksaan DDST II atau Denver II


Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:
a. Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive (gerakan otorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
d. Gross motor (gerakan motoric kasar )
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2. Alat yang digunakan :
a. Alat peraga
1. Benang wol merah
2. Icik-icik dengan pegangan kecil
3. Boneka kecil dengan botol susu
4. Cangkir kecil dengan peganggan
5. Kertas putih berukuran folio
6. Delapan buah kubus ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm, warnah merah, hijau,
biru, kuning, masing-masing 2 buah.
7. Botol kecil warna bening dengan tutup berdiameter + 2cm
8. Manik-manik
9. Lonceng kecil
10. Bolah tenis
11. Pensil merah
b. Alat yang lain:
1. Meja dan kursi untuk examiner, ibu dan anak
2. Ruangan yang cukup luas untuk menguji item motorik kasar (gross motor)
3. Tempat tidur lengkap dengan perlak dan laken.
4. Lembar formulir DDST
5. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
3. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
Tahap 1 : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
a. 3-6 bulan
b. 9-12 bulan
c. 18-24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun

Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicuriga adanya hambatan perkembangan pada
tahap I. kemudian dilanjutkan pada evaluasi diagnostic yang lengkap.

4. Lembar formulir tes:


a. Pada garis paling atas dan dasar terdapat skala yang menggambarkan umur dalam
bulan dan tahun mulai lahir sampai dengan 6 tahun. Tiap jarak antara 2 tanda
(garis kecil tegak) menunjukan 1 bulan sampai dengan 24 bulan, lalu tiap jarak
menunjukan 3 bulan.
b. Di bagian depan ada 125 item yang digambarkan dalam bentuk kotak atau
batangan yang ditempatkan dalam neraca umur dimana 25%, 50%, 75%, 90%, dari
sampel standar anak normal dapat melaksanakan tugas tersebut.
c. Pada beberapa kotak tes terdapat foot note /catatan kecil bilangan yang
menunjukan bahwa cara melaksanakan / menginterpretasi item dapat dilihat
dibalik lembar formulir dengan bilangan yang sama.
d. Huruf L pada tepi kiri kotak item menunjukan bahwa item tersebut boleh
lulus/lewat melalui ibu untuk anak hanya item tes dengan huruf L dalam kotak
yang boleh di “lewat”kan melalui laporan.
5. Cara pengukuran perkembangan anak dengan DDST II adalah sebagai berikut:
a. Tentukan umur anak pada saatpemeriksaan. Umur anak di hitung menggunakan
tanggal lahir dari tanggal tes. Penyusuaian umur pada anak prematuritas, yaitu
pada anak yang lahirnya maju lebih dari 2 minggu sebelum hari perkiraan lahir
(HPL)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah


sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang mengguanakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya  kemampuan duduk menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya
kemampuan untuk memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya.

Tahap Tumbuh Kembang Anak

1. Masa Pranatal

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:


a. Masa zigot atau mudigah
b. Masa embrio
c. Masa janin atau fetus
2. Masa Pascanatal
a. Masa Neonatus (0-28 hari)
b. Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)

Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :

1) Usia 1-4 bulan,


2) Usia 4-8 bulan,
3) Usia 8-12 bulan
c. Masa Anak (1-2 tahun

Teori Perkembangan Anak

1. Perkembangan Kognitif (Piaget)


a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
b. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
c. Tahap kongret (7-11 tahun)
d. Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
 

2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)


a. Tahap oral (0-1 tahun)
b. Tahap anal (1-3 tahun)
c. Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
d. Tahap laten ( 5-12 tahun)
e. Tahap Genital ( > 12 tahun)
3. Perkembangan psikososial (Erikson)
a. Tahap percaya tidak percaya (0-1 th)
b. Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)

B. Saran
Demikian makalah ini kami selesaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dikemudian hari kami
dapat meningkatkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans


            Info Media.
Dwi Maryanti (2016) buku ajar neonates, bayi dan balita.yogyakarta pustaka belajar

Lia Yulianti (2016) Asuhan Neonatus, bayi dan balita. Jakarta trans info media

Anda mungkin juga menyukai